Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahi Rabbil Alamin Nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nasta'wafiruh Wa na'udhu billahi min sururi anqusina wa min sa'i'ati amalina May yahdihi lahu wa la mudillalah wa may yudhilahu wa la hadialah Ashadu an la ilaha illallah wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu amma ba'duh Alhamdulillahi Rabbil Alamin Segala puji dan puja hanya bagi Allah SWT yang sampai pada saat ini masih mempertemukan kita dalam kondisi sehat meskipun kita melalui online, melalui daring. Salat salam kita hadirkan kepada jujurkan Nabi Muhammad SAW. Baiklah, pada pertemuan kali ini saya akan menjelaskan beberapa hal terkait dengan sejarah psikologi Islam, ruang lingkup psikologi Islam, dan...
Kira-kira konsep dasar psikologi Islam itu seperti apa? Nah, karena itu, simak slide berikutnya. Di sana tampak bahwa ada beberapa hal terkait dengan tentang pengantar psikologi Islam dari semua sejarah, pengertian, dan ruang lingkup.
Insya Allah akan saya jelaskan beberapa menit ke depan terkait dengan hal ini. Berkenaan dengan sejarah, kita tahu bahwa sejarah kita awali dari sejarah psikologi kontemporer munculnya seperti apa. Sebenarnya sejarah psikologi kontemporer itu Bisa kawan-kawan lihat di sini bahwa psikologi kontemporer itu memang berawal dari periode spekulatif, kemudian dilanjutkan dengan periode pemisahan dari filsafat, dan yang terakhir adalah periode empiris dan eksperimental. Nah, periode empiris dan eksperimental inilah yang dijadikan panduan, patokan.
oleh ilmuwan saat ini bahwa psikologi itu memang benar-benar ilmiah. Ini yang penting untuk kita pahami bahwa ternyata memang pada awalnya psikologi itu bersifat tidak ilmiah. Artinya psikologi itu bersifat lebih ke arah filsafat.
Kemudian Wilhelm Gunn menggunakan metode instruksi yang menunjukkan bahwa akan memisahkan konsep konsep yang berkenaan dengan jiwa, sehingga bisa diaju atau dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan, sehingga kajiannya adalah berkenaan dengan pikiran, perhatian, persepsi, dan seterusnya. Namun pada perode selanjutnya, itu yakni perode empiris dan eksperimental yang diawali oleh John Watson, kemudian Simone Freud, Pavlo, Ivan Pavlo, dan seterusnya menggunakan metode eksperimen. Dan ini murni bahwa psikologi itu masuk ke dalam rangka ilmu pengetahuan.
Yang bisa dibuktikan secara ilmiah dengan metode ilmiah yang eksperimental. Nah, berkenaan dengan itu semua bahwa selagi munculnya psikologi kontemporer, ternyata di pertengahan setelah periode empiris eksperimental ini ternyata muncul istilah psikologi Islam. Namun sebenarnya apakah benar psikologi Islam itu memang... muncul setelah adanya perode empiris dan eksperimental.
Coba kita lihat sejarahnya juga. Nah, ini sejarah psikologi Islam. Sejarah psikologi Islam itu juga terbagi menjadi beberapa bagian.
Yang pertama adalah perode klasik dan yang kedua adalah perode modern. Saya akan jelaskan terlebih dahulu apa itu perode klasik. Apa itu perode klasik.
Nah, perode klasik sendiri Kalau kita berbicara tentang periode klasik begitu ya, perkenaan dengan sejarah munculnya psikologi Islam begitu, sebenarnya itu dimulai sejak Islam ada. Jadi ketika Islam ada itu sebenarnya sudah membahas mengenai anafas. Membahas mengenai apa? Mengenai anafas begitu.
Nah ini, mengenai anafas. Di sini ada dua kelompok utama saat itu. Kelompok pertama itu adalah perode ini berlangsung dari zaman kenabian hingga daulah Umayyah.
Mereka adalah generasi ulama awal yang membahas jiwa atau nafas semata-mata bersumpah dari Al-Quran dan hadis. Dan kemudian berkembang ilmu kalam dan tasawuf. Salah seorang tokohnya yakni Imam Al-Ghazali. Kemudian pada periode kedua atau kelompok kedua itu muncul pada periode kekuasaan Daulah Abasyah.
Mereka ini melakukan gerakan penerjemahan, mengomentari, memperkaya filsafat Yunani. Jadi selain Al-Quran sebagai perdomannya, ternyata mereka juga menggunakan filsafat Yunani untuk merevitalisasi landasan terkait dengan konsep jiwa. Jadi jiwa itu tidak dibahas menggunakan Al-Quran dan hadis sajad, tapi juga dibahas dengan konsep-konsep filsafat.
Nah, salah seorang tokohnya itu adalah Ibn Rushdie. Nah, kemudian selanjutnya... Perkembanglah yang disebut dengan filsafat Islam Nah, memang pada awalnya Sebagaimana periode zaman sebelumnya Zaman sebelum muncul psikologi Islam Maka memang sebenarnya Islam itu sudah memberikan Sudah kaya akan konsep-konsep berkenaan dengan jiwa terutama dengan jiwa karena jiwa ini memang ada di dalam Al-Quran sebenarnya maka ketika memang jiwa itu ada di dalam Al-Quran, maka sebenarnya Islam itu sudah membahas dari dulu terkait dengan jiwa, anafas anafas atau jiwa, dan bahasan psikologi mengenai hal itu, kalau kita ngomong dari sudut pandang konsep dari filsafat Yunani kuno maka ternyata memang yang dibahas itu berkenaan dengan anafas juga, jiwa Tetapi sifatnya spekulatif, pikiran saja, pendapat saja. Namun kalau di Islam tidak. Di Islam lebih berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah mengenai konsep jiwa.
Sehingga memang benar landas, karena landasanannya adalah Al-Quran dan Al-Hadis, dan itu semua merasal dari Allah SWT sebagai pencipta manusia, maka sebenarnya pemahaman mengenai jiwa itu sudah dibahas sedemikian. luas begitu ya sedemikian dalam di dalam Alquran dan hadits-hadits Rasulullah Muhammad SAW. Pada masa kejayaan Islam dulu ada ada berbagai macam ada banyak tokoh Islam sebelum masa modern menjelaskan Islam itu sudah banyak tokoh-tokoh Islam yang membicarakan terkait dengan psikologi. Salah satunya adalah Abi Yusuf Yaakobin Iska Asabah Al-Kindi Sebut Al-Kindi ya Pemikirannya Al-Kindi ini membagi jiwa menjadi tiga Ya, menjadi tiga Ya, ini daya pernafsu, daya pemarah, dan daya berpikir Artinya, sebenarnya Kalau kita ngomong masalah konsep jiwa Konsep jiwa tentang manusia Maka Al-Kindi pada tahun tersebut Beliau sudah menunjukkan Sudah melakukan Apa namanya pemikiran, sudah menuangkan sebuah pemikiran bahwa daya jiwa manusia terbagi menjadi tiga, repetitif, irasible, kemudian kognitif atau rasional. Ini pemikiran dari Al-Kindi.
Nah, selanjutnya ada lagi pemikiran dari selain Al-Kindi, siapa? Ada juga pemikiran dari siapa ini? Abu Hamid Al-Ghazali. Beliau adalah seorang filsuf dan teolog muslim yang berasal dari Persia dan terkenal dengan Ihya Ul-Muddin.
Pemikiran Al-Ghazali ini menunjukkan, beliau menggambarkan bahwa manusia itu memiliki empat sifat. Memiliki empat sifat. Yang pertama adalah sifat hewan buhas atau asofya yang termanifestasi dalam perilaku, permusuhan, kebencian, penyerangan, seterusnya.
Yang kedua adalah sifat hewan liar. al-bahiniyah, di mana ini termanifestasi dalam perilaku kejahatan, ketamakan, dan seksualitas kemudian ada sifat asyatuniyah, ini termanifestasi dalam perilaku kejahatan dalam bentuk kebaikan yang melihatkan kejahatan tersebut dalam bentuk kebaikan, kemudian yang ketiga adalah, ini yang paling bagus dalam jiwa manusia, itu adalah ketuhanan atau arrobania ini termanifestasi dari cinta kebesaran, sukah kaisah, dan seterusnya, itu dibahas oleh... atau sebutin Al-Ghazali, ini adalah bagian dari sifat ketuhanan atau arrobania.
Begitu pun Atobari, seorang psikolog yang menguasai bidang kedokteran, beliau juga mengungkapkan terkait dengan ilmu jiwa. Atobari menjelaskan bahwa pasien gangguan jiwa sering mengalami halusinasi dan keyakinan yang salah. Tahun itu Atobari sudah menyebutkan gangguan delusi sebenarnya. Menurut Atobari, pengobatan dapat berubah konselil bijak, yaitu caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasien. Jadi kepercayaan depresi ini ditimbulkan kembali supaya delusinya, supaya halusinasinya itu bisa hilang dari dirinya.
Teknik ini terbukti relevan di zaman modern ini karena pandangan ini sama dengan pandangan tokoh psikologi humanistik mengenai konsep psikoterapi. Atau Bahri pada zaman itu sudah memikirkan hal itu. Kemudian Ibn Husinah.
Kita tahu bahwa Ibn Zina ini adalah seorang tokoh muslim, terutama di bidang kedokteran. Beliau juga berbicara tentang psikologi ternyata, dalam pandangan pikirannya, mempengaruhi yang luar biasa terhadap fisik. Jadi pikiran itu ternyata, pikiran manusia itu ternyata memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap fisik seseorang.
Nah, ini biasa disebut dengan konsep kognitif dalam konsep psikologi kontemporer. Kemudian ada pengaruh pikiran terhadap kejala fisik, sakit fisik, yang ini psikosomatis. Ibn Husina itu sudah menggambarkan konsep ini pada tahun-tahun tersebut. Kemudian ternyata pada konsep modern, tadi kita ngomong masalah sejarah klasik, kemudian kita ngomong masalah konsep modern, ternyata Islamisasi sains, yang berawal abad ke-15 Hijriya yang menguatkan semangat umat Islam untuk kembali pada ajaran Islam yang diawali oleh Al-Farouki bahwa setiap manusia itu harus menyadarkan pemikirannya dan tenaganya kepada ajaran Islam. Nah, inilah yang menjadikan munculnya Islam saya-saya yang dulu pernah berjaya Islam itu pernah berjaya pada masa kejayaannya sehingga memunculkan konsep-konsep psikologi namun tidak banyak dibahas oleh tidak pernah diadopsi atau jarang diadopsi bahkan itu akan diadopsi oleh orang-orang di luar Islam untuk membentuk psikologi kontemporer namun pada perkembangan selanjutnya ketika psikologi itu sudah membentuk sebuah ilmu pengetahuan dan pada abad 15 muncul Islamisah Sain Islamisah Sain muncul itu karena para ilmuwan melihat hal-hal yang merugikan akibat terpisahnya antara sain, teknologi, dan agama yang disebut dengan sekulerisme sekulerisme itu memisahkan antara sayang dengan agama tapi selangga selang ternyata Islam itu menggabungkan antara agama dengan ilmu pengetahuan sehingga antara moral dengan ilmu pengetahuan itu jadi satu tidak terpisahkan begitu nah kemudian memandang sayang sebagai upaya manusia untuk membuka rahasia sunnah atau hukum-hukum alam yang memang itu adalah ayat-ayat shalmiyah yang di Turunkan kepada manusia supaya manusia itu melihat, memperhatikan sekelilingnya, supaya apa?
Supaya imannya itu bertambah. Nah, sehingga ketika muncul seperti ini, akhirnya muncul juga yang disebut dengan Islamisasi Psikologi pada hakikatnya, merupakan pemikiran untuk menjadikan wawasan Islam, Al-Quran dan Nasunah, mengenai manusia sebagai landasannya. Nah, ini... Perkenaan dengan corak psikologi Islam Atau citra atau wawasan atau konsep tentang psikologi Islam Lanjut lagi Pada zaman modern juga ternyata Perode modern itu sejak di awal Psikologi Islam itu muncul pada tahun 1950 Di Amerika Serikat muncul gerakan psikologi Islam Di Amerika Serikat tahun 1950 Gerakan ini muncul karena dorongan adanya tuntutan nyata Untuk mengatasi krisis yang dihadapi umat manusia Garakan ini terus berlanjut dan psikologi Islam terus mendapatkan perhatian hingga pada tahun 1978 diadakan simposium on psychology and Islam di Riyad Arab Saudi pertama kali ini muncul gerakan ini. Kenapa?
Karena ada krisis. Selanjutnya ternyata bahkan International Institute of Islamic Studies, IIIT, yang merupakan sebuah lembaga kajian berpusat di Washington Amerika yang memusuhkan diri dalam Islamisasi ilmu. Dalam konfresinya di Pakistan tahun 1985, Seragus merekomendasikan untuk menggali gagasan-gagasan psikologi yang terkenal dalam Quran dan hadis.
Di Indonesia itu, psikologi Islam juga dapat ditandai dengan terbitnya Jurnal Pemikiran Psikologi Islam, yakni Jurnal Kalam dari Universitas Kejamada. Kemudian Simposium Nasional Psikologi Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dan inilah perkembangan dari adanya psikologi Islam yang sudah ada sebenarnya dalam khasana keilmuan klasik oleh ulama-ulama terdahulu.
sebenarnya kalau kita ngomong masalah psikologi selama internasional memang sudah ada ya sejak tahun 50 tadi di Riyad kemudian pada selanjutnya setahun setelah sudah adanya kegiatan di Riyad gitu ya kemudian di Inggris terbit sebuah buku kecil yang fenomenal banget begitu, judulnya The Dilemma of Museum Psychology yang diterbitkan yang disusun oleh Malik Badri Malik Badri ini pernah ke Um Sida memberikan seminar internasional begitu ya, dan beliau memang pencetus, salah satu pencetus tentang psikologi Islam. Beliau melihat bahwa kondisi saat itu memang tidak bisa ditinggalkan antara konsep-konsep timur yang notabene kebanyakan adalah konsep agama yang digunakan, itu tidak bisa terlepas dari konsep psikologinya. Jadi psikologi atau perilaku manusia atau jiwa manusia itu juga dipengaruhi oleh keyakinan mengenai agamanya.
Begitu pula kesehatan mental, konsep jiwa yang lainnya, normalitas dan sebagainya, itu juga tidak terlepas dari agama, budaya di mana orang itu tinggal. Banyak sekali ketika saat itu, the dilemma of Muslim psychology ini, ketika Malik Badri mengatakan bahwa ternyata memang banyak sekali, banyak sekali ketika orang-orang bar, ketika sadarannya Muslim dari bar kemudian masuk ke wilayah Asia, wilayahnya sendiri begitu, kemudian menerapkan konsep-konsep bar, kenapa banyak yang gagal, banyak yang mengalami hambatan, kenapa? Karena nilainya berbeda tentang pandangan mengenai jiwa manusia.
kemudian tahun 1982 The First International Conference of Islamic Thought and Islamization of Knowledge Islamabad Ismail Arazi Al-Farouqi Ziauddin Sardar Zaid Hussein Nasr ini membahas tentang agama dan ilmu dan seterusnya nah ini sejarah di Indonesia, kalau sejarah di Indonesia kita ngomong-ngomong ya ini munculnya pada tahun 1990 setelah diterjemahkan oleh Osman Najat maka muncullah, berkembanglah psikologi Islam di Indonesia. Mulai berkembang, mulai muncul. Mulai sadar bahwa agama, terutama agama Islam, saat itu memang mayoritas Indonesia, ini menjadi pegangan utama yang mempengaruhi gejala psikologi yang terjadi pada diri orang Indonesia sendiri.
Kemudian tahun 1992-1996, atau tahun... terbitlah Jurnal Kalam, kemudian tahun 1994, Simposium Nasional Islam yang pertama kali, kemudian Simposium I, selanjutnya ada Simposium-Simposium selanjutnya, dan adanya Kongres Asosiasi Psikologi Islam pertama kali tahun 2003 di UMS. Nah, inilah munculnya psikologi Islam di Indonesia, dan diumsida pada tahun 2013 berkenaan dengan tema pendidikan karakter berbasis psikologi Islam. untuk melaksanakan sebuah nasional.
Dan kemarin tahun 2020, pas pandemi juga, di akhir pandemi juga, mengadakan seminar psikologi Islam, gabungan dari beberapa universitas menjadi satu untuk membahas tentang psikologi Islam. Baik, selanjutnya, lembaga-lembaga penggerak psikologi Islam itu banyak sekali, mulai dari APA, Psikologi Islam, kemudian... Imam Mufsi itu ikatan maizwa psikologi muslim kemudian Jurnal Kalam kemudian seterusnya, kalau api ini di bawah naungan Himsyri yang berkecimpung pada psikologi Islam sehingga kalau kita berbicara mengenai sejarah, maka memang kita harus berbicara tentang konsep dasarnya apa konsep dari psikologi Islam itu konsep dasar psikologi Islam itu sebenarnya menurut Prof. Zakiha Terrojat ini dia Bahwa psikologi Islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia.
Tetap ya, berbentuk manusia. Terutama keperibadian manusia yang bersifat filsafat, teori, metodologi, dan pendekatan meroblon dengan didasari sumber-sumber formal Islam. Apa sumber formal Islam itu? Al-Quran dan As-Sunnah.
Selain itu juga dilandasi dengan akal, indera, dan intuisi. Itulah psikologi Islam. Jadi psikologi Islam itu konsep dasarnya adalah berkenaan dengan keperibadian manusia yang itu didasari dari konsep filsafat, teori, metodologi.
Semua, tetapi semuanya, ingat, semuanya bersumber dari sumber formal Islam, jadi Al-Quran dan hadis, serta ditunjang oleh akal indera dan intuisi sebagai syarat untuk menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Kemudian psikologi Islam merupakan konsep psikologi modern yang telah memalami filterisasi dan di dalamnya terdapat wawasan Islam. Jadi seperti ini.
tentang psikologi modern, psikologi kontemporer yang sudah terfilterisasi, sudah disaring dan di dalamnya terdapat wawasan Islam. Ini ada coraknya, ada corak keislaman di sana. Psikologi Islam ini adalah perspektif Islam terhadap psikologi modern dengan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dan bertenaga dengan Islam.
Kalau itu bertenaga dengan Islam, maka itu dibuang dalam psikologi Islam. Katakanlah konsep White mengenai bahwa... Apa namanya bahwa orang beragama itu karena memang landasannya adalah takut bapak atau takut orang tua laki-laki.
Karena dimanifestasikan adalah Tuhan sebagai Tuhan, bahwa bapak itu sebagai Tuhan dan seterusnya. Dan ini ditentang oleh psikologi Islam. Kenapa?
Karena Allah itu Isa, pencipta manusia. Pencipta manusia. Maka hal-hal yang bertentangan dengan Islam itu ditentang oleh psikologi Islam.
Kemudian psikologi Islam adalah ilmu tentang manusia, tetap tentang manusia ya. Karena konsepnya benar-benar dibangun dengan semangat Islam. Dan berdasarkan sumber formal, yakni Al-Quran dan Hasis.
Dibangun dengan memenuhi syarat-syarat ilmiah. Dengan apa tadi? Akal, indera, bisa jadi intuisinya. Sehingga psikologi Islam ini coranya adalah citra manusia menurut ajalan Islam.
Maka... Maka yang penting di sini adalah bahwa ajaran Islam atau Al-Quran dan hadis mengatakan bahwa manusia itu seperti apa. Itu yang menjadi poin utama yang menjirikan tentang konsep psikologi.
Sehingga ini menjadi unik. Kemudian menurut Mujib dan Muzakir, Psikologi Islam itu adalah kajian Islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Kalau ini malah kajian Islam, bukan kajian jiwa, tetapi kajian Islam yang membahas tentang kejiwaan manusia, perilaku manusia.
Agar secara sadat dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga Islam itu menekankan adanya kebahagiaan dunia dan akhirat. Sehingga perilaku manusia.
Menurut konsep Islam itu harus mengarah ke sana, ke bagian dunia dan akhirat. Sehingga ada tiga hal utama di dalam konsep menurut Mujib Rambut Zaki. Pertama adalah bahwa sepuluh Islam merupakan salah satu dari kajian masalah-masalah keislaman yang memiliki kedudukan yang sama dengan disiplin ilmu yang lainnya seperti komunik ilmu Islam dan seterusnya.
Yang intinya adalah corak keislamannya itu tampak, cara pandang, cara berpikir, paradigma, dan aliran itu juga percirikan Islam. Yang kedua adalah bahwa psikologi Islam membicarakan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, tidak hanya mengkaji perilaku kejiwaan, psikologi Islam juga membicarakan apa kejiwa sesungguhnya, menurut Al-Quran, psikologi itu apa sebenarnya menurut Al-Quran. Kemudian bahwa Islam itu bukti.
Psikologi Islam bukanlah ilmu yang netral etik Sebagaimana ilmu kontemporer itu adalah Psikologi itu netral etik Tapi psikologi Islam tidak Kenapa? Karena psikologi Islam itu tidak terlebih dari etik Ya ini syarat dengan etik Ya ini apa etiknya? Ya ini berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah Ada etik di sana Ada etika yang dibangun di sana Sehingga tujuan hakiki psikologi Islam adalah Merangsang kesadaran diri Agar mampu membentuk kualitas diri yang lebih sempurna untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirnya begitu. Sehingga yang meledakkan ruang lingkup psikologi Islam itu dengan cukup kontemporer, kalau kita ngomong adalah kalau kontemporer itu berbicara tentang dimensi fisik biologi, dimensi kejiwaan, dimensi fisik kultural.
Namun di Islam, selain dimensi fisik, dimensi biologi, dimensi kejiwaan, dimensi sosial-kultural, tetapi di Islam juga membahas tentang dimensi spiritual. Dan inilah yang membedakan dengan psikologi kontemporer pada umumnya. Pandangan bagi psikologi kontemporer karena berbeda dengan landasan yang dipakai.
Sehingga landasan ini yang menjadikan tetap ada etik yang di dalamnya. Kenapa? Karena berdasarkan spiritualitas yang itu diturunkan dari Al-Quran dan As-Sunnah. Nah. Itulah yang membedakan ruang lingkaran di antara psikologi kontemporer dengan psikologi Islam.
Sehingga ini akan mempengaruhi bagaimana cara pandang jiwa manusia, bagaimana akal manusia menurut Al-Quran dan As-Sunnah, bagaimana kepribadian manusia menurut Al-Quran dan As-Sunnah, bagaimana abnormalitas menurut Al-Quran dan As-Sunnah, bagaimana kesehatan mental, bagaimana psikoterapi, dan lain sebagainya. Itu dikonsepkan berdasarkan empat hal ini. dan terpenting adalah spiritualitas di sini sebagai pandangan utamanya landasan utamanya adalah Al-Quran dan Al-Sunnah demikian apa yang bisa saya sampaikan, terima kasih mohon maaf jika ada salah kata Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh