Halo semua, kami dari kelompok 6 akan membawakan materi tentang agresi militer Belanda 1 dan 2. Sebelum masuk ke materi, alangkah baiknya kami memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Anindita Novelia. Saya Deski Samudra Sumedi.
Saya Fathiatul Faizah. Saya Elmiakim Utama. Saya Muhammad K. Delvi. Saya Ziu Zefanya. Agresi Militer 1. Agresi Militer Belanda I merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Belanda di Jawa dan Sumatera.
Agresi Militer Belanda I berlangsung sejak 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 yang dipimpin oleh Lieutenant Gubernur General Johannes van Moog. Alasan van Moog melancarkan Agresi Militer Belanda I adalah untuk memulihkan perekonomian Belanda pasca Perang Dunia II dengan menguasai kekayaan alam di Indonesia. Penyebab agresi militer Belanda I adalah kekalahan Belanda dalam peperangan. Hal tersebut membuat ekonomi Belanda lesuh.
Belanda ingin membangkinkan ekonomi negaranya dengan kembali menguasai kekayaan alam Indonesia. Kronologinya sebagai berikut. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan, Indonesia tidak langsung lepas begitu saja dari penjajah.
Belanda masih terus berusaha merebut kemerdekaan dengan melakukan sejumlah serangan. Salah satunya, agresi militer Belanda I. Tujuan Belanda melakukan agresi militer Belanda I adalah untuk membangkitkan perekonomian negara dengan menguasai kekayaan alam Indonesia. Oleh sebab itu, Belanda menyerang Sumatera dan Jawa untuk menguasai sumber daya alam di sana. Di Pulau Jawa, Belanda menyerang Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada 21 Juli 1947, Jawa Barat diserang oleh Divisi B dipimpin S.
Dewal dan Divisi C dipimpin Majen H.J.J.W. Dertbrit. Dalam serangan ini, Belanda berhasil menerobos pertahanan TNI di sektor Bandung Timur setelah dilakukan pergantian pertahanan oleh Divisi 2 atau Sunan Gunung Jati. Dalam empat hari pertama, Belanda telah berhasil Di kota Cirebon, serangan Belanda yang berhasil menerobos pertahanan TNI ini membuat TNI tersadar bahwa dengan strategi pertahanan dengan kondisi pasukan dan persenjataan yang kurang memadai hanya akan membuang-buang tenaga. Akhir Agustus 1947, pasukan Siliwangi kembali menyusun kekuatan dengan memanfaatkan kondisi alam atau medan pertempuran di mana pasukan TNI lebih menguasai medan tersebut dibanding Belanda.
Selain itu, PNI juga menyusun kekuatan pertahanan gerilya. Serangan gerilya ini ditunjukkan pada sektor-sektor penting, seperti jalan-jalan penghubung, jalur logistik, dan pos Belanda. Pada prakteknya, serangan gerilya yang dilakukan pasukan Siliwangi di Jawa Barat mampu melumpuhkan usaha perkebunan yang merupakan sektor ekonomi yang penting bagi Belanda. Kondisi ini kemudian membawa Indonesia dan Belanda bertemu dalam perundingan di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara, atau yang disebut juga dengan KTN, yang dibentuk PBB tanggal 27 Agustus 1947. Perundingan dilakukan di atas kapal perang Amerika-US Renfield, yang kemudian menghasilkan perjanjian Renfield 17 Januari 1947. Agresi Militer II Agresi militer Belanda II adalah serangan yang dilancarkan Belanda pada 19-20 Desember 1948. Operasi gagak ini berawal dari serangan di Yogyakarta yang saat itu merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia.
Serangan pun meluas ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera. Tujuan agresi militer Belanda II adalah untuk melumpuhkan pusat pemerintahan Indonesia sehingga Belanda bisa menguasai Indonesia kembali. Belanda ingin merebut kekayaan alam yang ada di Indonesia untuk menembuhkan perekonomian negaranya yang hancur setelah kalah dalam Perang Dunia II. Kronologi Belanda mulai menyerang Yogyakarta secara mendadak pada minggu pagi 19...
Desember 1945 Belanda menyerang Yogyakarta melalui jalur darat dan udara Angkatan Udara dan pasukan terjun payung dikerahkan oleh Belanda untuk membombardir lapangan terbang Maguwo dan kawasan timur kota Yogyakarta tentara Indonesia sangat terkejut dengan serangan cepat yang dilakukan oleh Belanda dan tidak mampu berbuat banyak pada sore hari 19 Desember 1945 Yogyakarta Jakarta berhasil dikuasai oleh Belanda dan Istana Pemerintah Indonesia dapat ditaklukkan. Selanjutnya, Belanda melakukan penangkapan terhadap pemimpin tertinggi negara seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Agus Salim, dan jajaran kabinet yang berada di istana. Dalam Buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, karya M.C. Rikels.
Para pemimpin Indonesia membiarkan dirinya ditangkap agar serangan fisik Belanda dapat diredakan dan menggiring opini dunia mengenai keberutalan sikap Belanda. Sebelum ditangkap, para pemimpin Indonesia telah memberikan mandat kepada Syafruddin Rawi Negara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Dampak agresi militer Belanda II mengakibatkan dampak dari kedua pihak, baik Indonesia maupun Belanda. Bagi Indonesia 1. Bandara lapangan terbang Maguwo berhasil dikuasai pasukan Belanda melalui serangan udara menggunakan 14 pesawat yang terdiri atas Mustang dan Kitty Hawk 2. Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 saat terjadi serangan di bandara Maguwo 3. Pembentukan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, PDRI, di Bukit Tinggi 4. Beberapa pemimpin Republik Indonesia diasingkan, meliputi Presiden IR Soekarno, Wakil Presiden Muhammad Hatta, Menlu Haji Agus Salim, Sultan Syahrir, Mr. Asad, dan Mr. AG Pringgo Dikdo. 5. Pengasingan menggunakan pesawat bomber B-25 dengan tujuan tidak jelas.
Ada yang diasingkan ke Parapat, Beras, dan Perak. Berastagi, dan Pangkal Pinal. 6. Kota Yogyakarta yang notabene merupakan ibu kota RI berhasil dikuasai oleh Belanda.
Beberapa bangunan penting di kota DIY hancur akibat serangan pasukan Belanda. Dampak bagi Belanda 1. Berhasilnya Belanda menguasai ibu kota Republik Indonesia ternyata tidak membuat semangat juang para pejuang tanah air untuk begitu saja. Masih ada perlawanan yang dilakukan oleh TNI.
Mereka Mereka melakukan serangan secara mendadak terhadap pasukan Belanda. 3. Perlawanan dari pihak bangsa Indonesia dilakukan pada 1 Maret 1949, yang kemudian dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta. 4. Perlawanan tersebut membuat pasukan Belanda kewalahan dan berhasil dilumpuhkan.