Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Adik-adik, mahasiswa, mata kuliah, pendidikan keluarga negara yang kami banggakan. Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang integrasi nasional.
Jadi tadi ada materi identitas nasional. Nah, identitas nasional itu diharapkan bisa melahirkan integrasi nasional. Jangan akhirnya kemudian identitas nasional kita yang beragam, yang bineka itu justru melahirkan disintegrasi.
Karena itulah realita yang kita bisa lihat di negara-negara yang gagal karena ada perbedaan-perbedaan yang tidak bisa menyatu. Justru melahirkan konflik yang berujung pada disintegrasi dan kegagalan eksistensi negara bangsa tersebut. Baik, adik-adik sekalian, jadi kalau kita bicara integrasi nasional, tentu kita bicara tentang bagaimana... kemudian bisa menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Jadi kita bicara tentang adanya kesadaran identitas bersama di antara warga negara.
Jadi saya katakan di pertemuan sebelumnya bahwa identitas nasional itu kan sekunder sifatnya. Dibentuk, dibuat, dibahas, disepakati. Ada identitas-identitas primer sebelumnya sudah terbentuk, identitas kesuku bangsaan.
identitas agama dan kepercayaan, dan itulah yang kalau kemudian ada egoisme di dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan perbedaan itu, itulah yang kemudian bisa melahirkan disintegrasi. Nah integrasi itu bisa terwujud kalau adanya kesadaran, kesadaran akan identitas bersama di antara warga negara. Jadi walaupun berbeda agama, berbeda suku, berbeda kasta, misalnya daerah, bicara dengan bahasa Indonesia. berbeda, nah itu kemudian komunitas itu harus mengaku dirinya sebagai satu kesatuan. Bagaimana membangun bangsa yang menjadi kuat, menjadi sejahtera, menjadi makmur, itu mesti ada integrasi ini.
Karena kalau tidak tentu selalu harus diadakan konsolidasi, karena adanya konflik dan seterusnya. Jadi boleh dikatakan bahwa identitas nasional itu adalah sebuah proses mempersatukan bagian-bagian atau unsur-unsur atau elemen yang terpisah. dari masyarakat menjadi kesatuan yang lebih bulat, lebih utuh, sehingga menjadi sebuah bangsa. Kemudian kalau kita bicara jenis-jenis integrasi nasional, Pak Prof. Ramban Syurbakti sebenarnya melihat bahwa lebih cocok menggunakan istilah integrasi politik daripada integrasi nasional, karena dia melihat bahwa integrasi politik itu adalah penyatuan masyarakat dalam sebuah sistem politik. Nah, ada lima hal di situ.
Ada integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit massa, dan integrasi tingkah laku. Bahwa kemudian kalau kita bicara integrasi bangsa, ini kan kita tahu Indonesia ini kan suku-suku bangsanya banyak. Begitu banyak suku bangsa beserta budayanya masing-masing. Bagaimana melakukan integrasi bangsa ini?
Nah, salah satunya tentu adanya bahasa. Bahasa bisa menyatukan bahasa-bahasa daerah yang berbeda itu. Kemudian integrasi wilayah.
Kita tahu NKRI ini kan kurang lebih 18 ribu pulau. Kita ini negara dengan wilayah lautnya 80 persen. Kita ini negara kepulauan. Nah, dari ujung barat ke timur, dari utara ke selatan itu kan sangat jauh.
Sehingga ada masalah aksesibilitas. Tapi kan sekarang ada ide tentang poros maritim dunia. Bagaimana aksesibilitas antar pulau itu bisa diselesaikan masalahnya. Kemudian ada integrasi elit massa.
Jadi biasa ada eksklusifitas. Makanya kan perlu ada inklusifitas. Nanti kemudian kita bahas di saat diskusi materi ini. Bagaimana elit dengan massa itu.
Bagaimana misalnya partai politik itu dengan para pemilihnya dulu waktu pemilu. bisa terhubung, jangan setelah menjadi wakil rakyat, justru menjadi wakil partai politik dan golongan, bukan wakil rakyat lagi setelah dia duduk di parlemen. Itu maksudnya bagaimana pemimpin itu dicintai rakyatnya.
Jadi ada personal power, bukan hanya sekedar struktural power. Kemudian ada integrasi nilai, bagaimana nilai-nilai dalam masyarakat itu bisa melihara tertentu sosial. Jadi kan ada banyak nilai-nilai kearifan lokal masyarakat kita.
Sementara tentu generasi ini terus berubah. Ada generasi tua, generasi muda, generasi baby boomer sudah mulai mau habis, generasi alfa, beta, XYZ masih ada. Dan itu pemahamannya terhadap nilai-nilai berbeda-beda.
Terhadap nilai-nilai budaya, sosial budaya berbeda-beda. Dan kalau kemudian mereka tidak memahami itu, tidak punya persepsi yang sama, itu bisa melahirkan. masalah ya, karena ada penilaian tentu disitu, ada penilaian, karena bagaimana menilai tindakan itu benar atau salah tentu menggunakan standar-standar nilai tadi sehingga perlu ada integrasi nilai kemudian integrasi tingkat laku, bagaimana mengarahkan perilaku itu, perilaku integratif tentu yang mengarahkan ini norma norma, ya, norma itulah yang mengarahkan standar operasional prosedur, kalau misalnya di sebuah laboratorium atau dimana, di masyarakat itu norma itu yang mengarahkan perilaku Perluan integrasi karena kalau norma tidak ditaati, akhirnya perilaku berbeda-beda bisa melahirkan masalah dalam hidup besar. Kemudian dalam realita nasional, integrasi nasional itu dapat dilihat dari tiga aspek.
Ada aspek ekonominya, kemudian ada aspek politiknya, ada aspek sosial budayanya. Nah tentu kalau kita bicara aspek politik, ini kan kita bisa lihat dari dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Kalau vertikalnya itu tentu elik massa seperti tadi yang kita lihat. dimana rakyat dengan pemimpinnya bisa bahu-membahu, ada trust, ada kepercayaan, ada tanggung jawab dari pemimpin itu untuk kontabilitasnya, transparansinya ada di dalam menjalankan fungsi-fungsi dan kewenangannya. Kemudian ada dimensi horizontal tentu antara rakyat dengan rakyat, antara suku bangsa, antara umat peragama, antara golongan masyarakat.
Ini kan perlu dijaga karena kalau terjadi konflik antara masyarakat, yang satu dengan masyarakat lain, suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lain, itu bahaya karena bisa melakukan disintegrasi. Sama juga bahaya sebenarnya kalau rakyat meninggalkan pemimpinnya, tidak mendukung pemimpinnya, maka program-program pembangunan pemerintahan tetap sejalan. Kemudian selanjutnya adalah integrasi ekonomi. Bagaimana kemudian?
Ekonomi ini kan pasal 33. Jadi tidak boleh kemudian hanya wilayah tertentu saja yang dibangun. Hanya kelompok tersentuh saja yang sejahtera, karena kan ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa seluruh wilayah Indonesia ini harus dibangun dengan prinsip equal, persamaan. Walaupun tentu di situ ada prioritas dan seterusnya.
Norma-norma, aturan, prosedur itu dibuat bersama dan ada keterpaduan di dalamnya. Ada keterpaduan sehingga bisa mewujudkan demokrasi ekonomi. Di mana tentu negara yang menguasai hajat hidup orang.
banyak, bukan korporasi atau individu, baik dalam maupun luar negeri. Kemudian selanjutnya adalah integrasi sosial budaya. Kalau kita bicara integrasi sosial budaya, bagaimana kemudian menintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat kita, suku yang berbeda, agama yang berbeda, ras yang berbeda. Ini yang paling rawan, karena di saat kemudian ada benturan agama, ada benturan suku, itu kan bisa bisa sangat dalam akibatnya.
Beda kalau tadi, pemimpin dengan rakyat, elit, infrastruktur, dengan suprastruktur politik, dan seterusnya. Kemudian, integrasi versus disintegrasi. Kalau kita bicara integrasi kan ada persatuan, keterpaduan, ada kesatuan, ada kesepakatan, ada konsensus, dan seterusnya.
Tapi kalau kita bicara disintegrasi, di situ ada isyarat perpecahan, ada konflik, dan itu sangat penting. dan seterusnya, dan itu itulah yang bisa membawa bangsa itu menjadi negara gagal, gagal mengetahkan eksistensinya, sama juga dengan rumah tangga, ada perceraian itu disintegrasi sebenarnya jadi seperti itu pemanahannya, ya senjata ekonomi itu bisa menyebabkan disintegrasi kalau misalnya ada kebijakan yang ditimpang, yang tidak adil ketidakadilan itu menjadi awal dari lahirnya sebuah disintegrasi ya Jadi perlu diwujudkan ini. Jadi memang pendekatan keamanan dan kesejahteraan itu mesti berjalan bersama dalam sebuah negara. Kemudian model-model integrasi. Ada banyak model integrasi ini.
Ada model integrasi perumahnya pahit, ada model kolonial, dan model integrasi nasional. Masyarakat mengatakan bahwa, kalau kita mengibaratkan, kopi susu itu juga sebuah model integrasi. Terintegrasi itu air, gula.
Kopi dengan susunya Sama juga dengan sapu lidi, itu juga model integrasi. Mengikat lidi-lidi itu menjadi sapu lidi itu juga model integrasi. Grup band misalnya juga model integrasi, alat-alat musiknya berbeda-beda, tapi dia mengiringi vokalis menyanyi itu model integrasi.
Atau mungkin anatomi tubuh ini, sistem anatomi tubuh itu model integrasi. Kalau kita bicara imperium majapahit, saya pikir di situ ada apa? Di situ ada sumpah palapa.
Gajah Mada mempersatukan Nusantara, Laksamana Nala berlayar sebagai Panglima Laut. Ada penaklukan, menjadikannya sebagai wilayah, itu kan model integrasi. Kolonial juga begitu, ada tekanan-tekanan, ada hukuman-hukuman bagi yang melanggar, menjadikan elit-elit daerah sebagai ting-teng dari pemerintah kolonial, itu kan akhirnya menirikan ketakutan dari masyarakat. Nah yang diharapkan sebenarnya integrasional kita itu adalah bagaimana lahir kesadaran untuk bersama. Jadi bersama bukan karena takut, bersama bukan karena dikalahkan, tapi bersama karena adanya keinginan untuk membangun sebuah hal yang lebih baik, berada pada wadah yang sama.
Sehingga tentu ada konsekuensi hak dan kewajiban di situ. Itu sebenarnya yang penting kalau kita bicara integrasi nasional. Jadi tidak boleh daerah-daerah itu merasa terjajah.
Kenapa lahir itu gerakan-gerakan seperti gerakan Aceh Merdeka atau gerakan-gerakan separatis? Karena dia melihat ada ketidakadilan di situ. Bahwa mereka seperti terjajah di negerinya sendiri. Nah itu yang harus dihindari. Sehingga kita kan bersama dalam sebuah wadah, kalau kemudian kepentingan kita terwadahi di situ.
Bahwa wadah itu betul-betul bisa mengakomodir, mengagregasi kepentingan-kepentingan berbeda. Sehingga lahirlah kesejahteraan. Lahirlah keamanan dan ketertiban dan seterusnya.
Jadi kira-kira itu. Model integrasi kita harus begini. Makanya otor midair sebenarnya sebuah model yang di satu sisi orang menganggapnya berbahaya bagi persatuan, tapi itu bagian dari untuk mewujudkan kesejahteraan yang berujung pada integrasi yang kuat.
Apa urgensi integrasi? Tentu integrasi bangsa diperlukan untuk membangkitkan kesadaran akan identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa. Jadi, berbeda-beda.
Ada orang Ambon, ada orang Papua, ada orang Bugis, ada orang Manado, dan seterusnya. Nah ini, karena ada pecah kemarin juga ini. Dua bangsa, lalu kemudian menjadi dua negara.
Kemudian, apa dinamikaran tantangannya? Ini tentu kita bisa melihat ya, mulai dari masa agresi militer, ada... ada masa Orde Lama, kemudian di Orde Baru juga ada beberapa kecolak, masa Reformasi juga demikian, itu semua dinamika. Bahwa kemudian ada dinamika di lima jenis integrasi tadi yang kita bilang, ada hal terkait misalnya dengan integrasi politik, kan ada itu. Tumbangnya Resim Orde Lama, tumbangnya Resim Orde Baru, pergantian presiden dari Gus Durga Ndawati, itu kan ada riak-riak di situ.
Ada gerakan Aceh Merdeka yang akhirnya melahirkan kesepakatan Helsinki, yang akhirnya kemudian melahirlah keistimewaan Nangroa Aceh Darussalam. Ada otoran khusus di sana. Integrasi wilayah misalnya. Wilayah kita kan dulu, itu sebelum deklarasi Juanda, negara kita itu negara yang menganut aturan Hindia Belanda hanya tiga mil laut.
sehingga laut antar pulau itu laut bebas setelah deklarasi Juanda lahirlah itu pandangan tentang Nusantara integrasi nilai misalnya bagaimana Pancasila itu di masa Orde Baru ada namanya Penantaran Pempat sekarang ini ada namanya sosialisasi empat pilar, walaupun itu kan sudah di judicial review ya bahwa Pancasila Undang-Undang Dasar, BINECA Tunggal Ika NKRI itu hal yang urgent dalam bernegara, tapi posisi Pancasila tentu tidak sama sebagai pilar, tapi dia dasar dari pilar-pilar tersebut. Kemudian, apa tantangannya kalau kita bicara tantangan dan integrasi ini tentu bagaimana melahirkan hubungan harmonis diantara perbedaan-perbedaan secara horizontal, begitu pun dengan dalam konteks vertikal, pemimpin dengan rakyatnya. pembalahan horizontal ya kaitannya dengan suku dan agama kalau vertikal kan elit massa berarti ada kaitannya dengan apa namanya kaitannya dengan pemimpin dan rakyat ada beberapa ini di era globalisasi itu tantangannya besar tentu Karena ada dua hal di situ, ada tarikan dari luar, ada juga tarikan dari dalam. Jadi bagaimana globalisasi itu bisa memberi dampak positif, dan bagaimana kemudian menguatkan ikatan-ikatan etnisitas, kesukubangsaan, dan kederahan. Sehingga tidak muncul menjadi sebuah benih-benih perpercahan.
Oke, saya pikir itu intinya bahwa integrasi nasional itu harus diujudkan. dalam konteks BINNK Tunggal Ika. Berbeda-beda, tetapi tetap satu.
Dalam konteks negara kesatuan Indonesia, bahwa kemudian ada namanya daerah istimewa, daerah khusus ibu kota, daerah yang melaksanakan autonomi khusus, tapi dia ada dalam sebuah sistem namanya NKRI. Itu namanya integrasi wilayah, kesatuan wilayah. Baik darat laut dan udara di atasnya.
Ada persatuan bangsa. Bahwa walaupun beragama berbeda, suku bangsa berbeda, itu menjadi satu kesatuan karena berada pada posisi yang sama. Jadi ada kesederhajatannya, keberagaman dalam kesederhajatan. Oke baik adik-adik, terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.