Transcript for:
Pangeran Diponegoro dan Perjuangannya

Intro Inilah Yogyakarta, kota kelahiran seorang panglima besar. Sesungguh ini mempemurgikan ke... keuangan negara Belanda hingga ratusan ribu gulden. Strategi perang militernya bahkan dipelajari dan digunakan pasukan tentara bangsa Eropa hingga kini. 825 hingga 1830, ialah tahun yang tak pernah terlupakan di Tanah Jawa. Perang yang dipimpin oleh seorang pangeran mampu mengubah nasib negeri ini hingga 350 tahun kemudian. 14 November 1785, lahir seorang anak laki-laki bernama Bendoro Raden Mas Mustahar. Putra pertama dari Sultan Hamengkubwono IiiI dan Raden Ayu Mangkorowati. Dan cara pendidikan adalah seperti otodidak, ya, diponogoro pergi ke beberapa pesantren, cari satu guru, dan pengaruh dan... sangat penting sekali di dalam kepribadian di Ponegoro sebab tidak ada sosok dari seorang bapak. Jadi dia dibentuk dan diasah di bawah bimbingan dari perempuan dan salah satu sebab adalah bahwa intuisi Naluri sangat tajam dan dia bisa membaca karakter dari ilmu firasat. Usianya yang ke-27 tahun, Raden Mas Mustahar menerima gelar kepangeranannya Bendoro Pangeran Aryo Diponegoro. Diponegoro bukanlah sebuah nama, melainkan sebuah gelar yang diberikan kepada keturunan raja. Dipa atau Dipo bermakna pemimpin, dan Negoro atau negara. Peter Carey, penulis dan peneliti dari Oxford University Inggris, telah menerjemahkan babat atau buku harian Pangeran Diponegoro selama dua tahun. Babat Diponegoro ditulis menggunakan aksara pegon dengan jumlah 1151 halaman. Naskah ini ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro selama 9 bulan saat pengasingannya di Manado tahun 1832. Pada 2013 lalu, UNESCO mencari penyelidikan yang berbeda. UNESCO mengukuhkan babat Diponegoro sebagai Memory of the World atau daftar warisan ingatan dunia. Dipa adalah semacam anak yang sudah di-destiny as child. Jadi dia sudah lahir, lahir di Kraton, tapi dia seorang anak bukan mujizat, tapi anak yang sudah diramalkan. Memang seperti Mangkorowati Bumi bilang, akan ada trah yang akan madak. Ikraman atau pemberontak, tapi wakasan walau walam. Sang Ayu, Sultan Hamengkubwono IiiI, menghendaki putranya tersebut untuk menjadi raja. Sayang, tawaran tersebut ditolak, karena menyadari dirinya bukanlah anak dari seorang permaisuri, tetapi selir raja. Dan tidak mungkin dia mengincar menjadi Sultan. Jadi di dalam babat seringkali ada kekeliruan dari pihak Inggris bahwa dia anak sulung harus diakui sebagai putrama kota, etc. Itu bukan sesuatu yang dia menghendaki atau hincar. Dan kedua dia memberantak sebab tugas panggilan adalah sebagai seorang juruselamat, ratu adil, dan ada unsur kesejahteraan rakyat, ada unsur dari sosioekonomi yang sangat buruk sekali sebelum dasar-dasar sebelum perang, ada isu dari kemuliaan agama, ada isu dari moral code. ada semacam moral order. Ya Sementara itu Inggris yang sudah menguasai Kraton sejak 1812 harus menyerahkan Jawa ke tangan Belanda akibat kekalahan perang Napoleon di tahun 1816 Hal ini menyebabkan banyak pejabat Kraton bersekutu dengan pemerintah kolonial untuk meraup keuntungan pribadi Konflik sewa tanah yang berkepanjangan akibat keegoisan pemerintah kolonial untuk mengambil hasil bumi para petani menyebabkan masyarakat sengsara. Konflik tersebut membuat pangeran Diponegoro geram. Kegeraman ini bertambah saat kediamannya di Tegal Rojo dibakar habis pada 20 Juli 1825 atas perintah Raden Yogyakarta Hendrik Smisert, dibantu oleh Patih Danurojo IV. Pejabat keraton yang bersekutu dengan Belanda. Pangeran dan para pengikutnya lolos dari segapan tentara Belanda dengan menghancurkan dinding belakang rumah. Kekas kediaman Pangeran di Tegal Rejo masih bisa dikunjungi. Berlokasi sekitar 4 km dari kota Jogja, kini berubah nama menjadi Museum Sastrawan Wiratama. Alat-alat perang dan benda-benda kuno masih tersimpan. Disinilah tempat Pangeran belajar mendalami agama Islam bersama para ulama hingga menjadi seorang santri yang taat. Dari kejadian tragis itu, Sang Pangeran akhirnya bertekad melawan Belanda sampai ke akar-akarnya tanpa ampun. Selama ini cukup rasanya kita diperlakukan dengan semua sebab paksa. Dari penarikan pajak yang bermacam-macam itu dimintanya secara paksa, kerja paksa. Dan akhirnya kita dipaksa untuk berperang. Pembakaran kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrojo, Yogyakarta oleh pasukan Belanda dan tentara sekutunya dari Kraton menjadi awal Perang Jawa atau Dejava Orlok. Atas saran Raja Mangkubumi, Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya mendirikan markas di Goa Selarong selama dua bulan. Beberapa daerah berhasil ditaklukan selama satu tahun. Sementara itu, penyerbuan kilat Adik Ipar Diponegoro Raden Tumenggung berhasil menguasai sejumlah daerah dalam kurun waktu 1827 hingga 1828. Di akhir babak perang, Pangeran mengalami kekalahan perang di Siluk dan bernegosiasi dengan Jenderal de Kock di Magelang pada Februari 1830 yang berujung dengan penangkapan. Dan ini sebab Belanda tidak mau ada negosiasi yang berarti dengan Diponegoro sebab Menteri Penjajahan, Elout, pernah bilang, seumpamanya kita mengakui Diponegoro, fondasi atau... Jadi sendi-sendi dari kekuasaan kami orang Belanda di Pulau Jawa akan hancur sebab sendi-sendi kami adalah agama Kristen. Dan kalau kita mengakui Diponegoro sebagai seorang Sultan Giri atau Sultan Agung dari abad 19, kita tidak punya secara logika, kita tidak punya ruang lagi di Hindia Belanda. Sebelum pecahnya Perang Jawa, pemerintah Belanda di Batavia meminjam uang senilai 6 juta rupiah atau setara dengan 350 juta dolar kepada Bank Palmer & Company di Calcutta, India untuk membeli senjata perang. Tak hanya itu, mereka menggadaikan Pulau Jawa sebagai jaminan jika mereka kalah perang. Diponegoro punya satu jiwa yang mistis, tapi jiwa yang sangat praktis. Jadi dia seorang administrator yang sangat ulung, dia sudah tahu seluk-beluk dari ekonomi. Desaan, dia sudah terbiasa dengan mendatangkan produk ke luar Pulau Jawa. Dan pada ujung dari perang, dia pernah bilang kepada Belanda, pertama henggang kaki sama sekali dan pulang ke negeri yang dingin di Eropa. Akibat perang ini, Belanda mengalami kerugian hingga 25 juta gulden atau setara dengan 300 juta USD. Korban tewas akibat perang hampir mencapai 200 ribu jiwa dan menewaskan 15 ribu pasukan serdadu, serta merusak seperempat dari seluruh areal pertanian. Sebagai ganti dari kerugian perang selama 5 tahun, masyarakat Jawa Tengah bagian selatan harus membayar dengan tanam paksa selama 40 tahun lamanya. Roni Masodewo atau Akrab Bisa Pak merupakan keturunan ketujuh terah Diponegoro. Sejak 2007, ia menyatukan keturunan Diponegoro lainnya di seluruh Jawa yang tercerai berai akibat stigma negatif bahwa Pangeran sebagai pemerontak raton yang merugikan. Ini adalah cerita turun-temurun sejak dari bapak saya, dari mbah saya. Walaupun pada saat itu di Tanah Jawa pada khususnya, itu hal yang tabu membuka diri sebagai keturunan Diponegoro di depan umum. Tapi kemudian tahun 2004 ketika saya bertugas di luar Jawa, saya diminta pulang oleh orang tua saya. Dan disitulah saya dibukakan catatan secara resmi oleh bapak saya. Saya dikasih tahu secara resmi bahwa kamu adalah... keturunan Diponegoro. Salah satu makam anggota keluarga yang masih terdeteksi adalah Pangeran Alip di areal makam Sideman, Wates, Kabupaten Kulonprogo. Ia lahir sekitar tahun 1810, merupakan anak kelima Diponegoro dari istri keempat, Raden Ayu Citrowati. Namun, nasib naas menimpa Raden Mas atau Bagus Singlon. Ia diburu oleh pasukan Belanda karena memberontak dan dihukum mati. Makam kepala dan badannya terpisah. Jadi beliau ini... Ini dibunuh oleh Belanda dengan cara dipenggal kepalanya. Kemudian kepalanya dipajang selama berpuluh-puluh tahun di atas sebuah bukit. Dan badannya itu dimakamkan di kota Wates. Kemudian pada tahun sekitar 1866 barulah makam dan kepala itu dijadikan satu di sini. Kabupaten Kulonprogo yang diapit oleh perbukitan, membawa kami menyusuri makam Pangeran Ngabehi Joyokusumo dan kedua anaknya yang dibunuh oleh pasukan Belanda di desa Kalirejo. Makamnya berada di atas bukit setinggi 100 meter di Dusun Koka. Pangeran Ngabehijoyokusumo adalah anak dari Sultan Hamengkubwono Iii. Secara silsilah, maka ia adalah Paman Diponegoro. Selama Perang Jawa, beliau adalah ahli strategi militer. Jadi banyak strategi perang yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro di bawah pimpinan Ngabe Jogja Kusumo, baik itu strategi perangnya maupun strategi komunikasi antara para jurid. Salah satunya adalah penyampaian. Sampaian informasi dengan cara tembang. Hingga akhir hayatnya, Pangeran Joyokusumo dimakamkan bersama kedua anaknya, Raden Mas Joyokusumo dan Raden Atmo Joyokusumo. disergap oleh pasukan Bupati Purworejo Tumenggung Cokronogoro yang bersekutu dengan Belanda. Beliau bertiga tewas di dalam perang di tangan pasukan Belanda yang berasal dari Ternate. Pangeran Diponegoro menceritakan kesedihannya yang sangat mendalam. Ketika mendengar pamannya tewas di dalam perang. Itu adalah pukulan yang sangat berat sekali bagi pameran di Porongoro karena ketika yang lain sudah tertangkap, sudah menyerah. Ngabe Kusumo adalah satu-satunya sesepuh yang masih ada di samping beliau. Apakah memang keluarga Diponegoro ini setelah di akhir hayatnya memang tragis? Iya, anak-anak laki-laki. Laki Diponegoro bisa dikatakan semua berakhir dengan tragis. Kemudian empat anak laki-laki pangeran Diponegoro yang sudah ada pada saat itu dibuang ke Ambon. Anak-anak perempuan Diponegoro dinikahkan dengan pejabat-pejabat yang percaya. ...dengan Belanda untuk memutus garis silsilah di Pernogoro. Musik Selama dua abad lamanya, polemik antara keluarga Diponegoro dan Keraton masih terus diperdebatkan. Namun, konsolidasi atas masa lalu terus dilakukan. Ialah Gusti Bendoro Hadi Pangeran Haryo Yudoningrat, pemerhati seni dan budaya Jawa Keraton yang ikut memperakarsai pembuatan wayang Diponegoro. Putra dari Sultan Hamengkubwono IX ini juga ikut dalam paguyuban keluarga terah Pangeran Diponegoro sebagai Dewan Penasehat agar terjalin komunikasi yang baik antara kedua terah tersebut. Pangeran Diponegoro itu mempunyai keturunan yang banyak. Di luar Jawa, di luar Jogja, karena tiga dari istri Pangeran Timur Negoro itu dari Madiun dan Magetan. Kemudian Melado juga mempunyai istri lagi. dan banyak menurunkan keturunannya. Kita ajak berhubung untuk paling tidak juga ikut memikirkan Lestari Nyakratung dan Yogyakarta dunia keratonnya. Supaya mereka juga tidak kehilangan jalur silsilahnya, terahnya. Di akhir masa perang, Diponegoro dan 800 pasukannya memasuki kawasan Matese, Magelang pada 8 Maret 1830. Diyakini di pinggir Kaliprogo inilah, pangeran dan seluruh pasukannya bermalam selama 20 hari menjalankan ibadah puasa sebelum dikhianati oleh pihak Belanda. Atas bujukan Kolonel Clarence, Pangeran akhirnya bertemu Jenderal de Kock, Panglima Tertinggi Tentara Belanda, dalam rangka silaturahmi di hari pertama Idul Fitri dikaresidenan Keduh pada 28 Maret 1830. Bukannya disambut sebagai seorang sahabat, Diponegoro dipaksa menyerah dan ditangkap secara manu militari atau dijatuhkan secara militer. Peristiwa dan bangunan karisidenan yang masih ada ini, dilukis oleh pelukis legendaris Raden Saleh. Jadi ini salah satu keharusan, dan di Pernogoro ditangkap sejarah manu militari. Semua 700-800 rakyat yang bertombak dilucuti oleh Mikuls di Pekeman di Matese di tengah-tengah Kaliprogo, dan semua 80 orang yang ikut di Pernogoro juga dilucuti. sagyo maestro wayang Yogyakarta yang sudah menggelar pentas di berbagai negara Eropa dan Australia ini telah membuat wayang sejak tahun 1974 untuk proses membuat satu yang diponegoro ini berapa lama kalau yang ukuran ini kira-kira Sabtu itu 10 hari 10 hari hari ini kulit-kulit apa Pak untuk wayang seperti ini kulit Kulit kerbau itu yang paling bagus untuk wayang kulit. Jadi ini kulitnya kulit kerbau yang istimewa, yang paling bagus. Kulit kerbau selanjutnya dibentuk sesuai sketsa dan dicat. Tinggi wayang ini sekitar 79 cm dengan lebar 40 cm. Khusus untuk warna kuning menggunakan gunakan cat emas asli. Sketsa dari para tokoh wayang dibuat secara detail dan harus seizin dari keturunan keluarga Diponegoro dan Keraton Jogja yang diwakili oleh Bendoro Gusti Yudoningrat. Proses pembuatan seluruh tokoh wayang sebanyak 56 dari 90 ini dikerjakan dalam waktu 1,5 bulan dibantu 6 karyawan. Bapak tiga orang anak ini juga menceritakan kisah unik pada salah satu tokoh wayangnya, Kanjeng Rakyat. atau kidul Di Ponogoro itu ada wayang tokoh kanjeng Ratu Kidul. Ratu Kidul itu memang harus pakai ritual dan sesaji kumset seperti itu yang membawa sesajinya juga ke Yudoningrat Ratu. Saya enggak tahu kan sesajinya banyak sekali. Tak hanya kehidupan pangeran saja yang kontroversial, perawakan tokoh di Ponogoro juga banyak diperdebatkan. Pak sebagai keturunan ketujuh mencoba untuk untuk menguraikan penampilan nenek boyangnya ini dari berbagai referensi. Diceritakan bahwa Diponegoro itu besar enggak, kecil enggak. Tetapi sorot matanya mampu merontokkan mental musuh-musuhnya. Pangeran Diponegoro dibilang ganteng enggak, jelek juga enggak. Tetapi sorot matanya mampu merontokkan hati warga. wanita. Itulah yang diceritakan oleh bambah kami tentang Diponegoro. Sisa hidup Pangeran dihabiskan di dalam pengasingannya di Benteng Fort Rotterdam, Makassar dari tahun 1833 hingga 1855. Janji Van de Bos kepada Pangeran untuk berhaji melalui Sulawesi tidak pernah ditepati hingga akhir hayatnya. Bahkan keinginan Pangeran bertemu keluarganya yang ikut diasingkan tidak pernah dipenuhi. di Pengasingan, dimana dia menjadi seorang sastrawan. Sastrawan yang menulis otobografi, yang kedua di dalam sastra modern. Yang pertama Raden Mas dengan babat Pak Kepung, dia menulis kedua babat Diponegoro. untuk anak yang lahir di Makassar dan Manado. Jadi dia seperti sudah mengerti bahwa ini takdir hidup begini, ada yang alat, ada yang ekspansif, dan ini saat di mana dia harus menerima kodrat hidup. Layaknya panggung sandiwara, manusia memiliki lakonnya masing-masing. Begitu juga dengan sang pangeran yang telah melalui babak kehidupan menghadapi takdir.