💧

Krisis Air Bersih di Indonesia

Nov 7, 2024

Krisis Air Bersih di Indonesia

Pendahuluan

  • Krisis air bersih di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
  • Walaupun Indonesia kaya akan sumber air, air bersih terancam.
  • Studi oleh World Resource Institute: Indonesia berisiko tinggi mengalami krisis air pada tahun 2040.

Data dan Statistik

  • Tahun 2020:
    • Daerah di Jawa dan Bali masuk kategori langka hingga kritis.
    • 7 dari 10 rumah tangga mengonsumsi air minum tercemar bakteri E. coli.

Indikator Air Bersih

  1. Indikator Fisik
    • Jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau.
  2. Indikator Biologi
    • Tidak mengandung bakteri berbahaya (misalnya: E. coli, Salmonella).
  3. Indikator Kimia
    • pH netral, nilai BOD dan COD rendah, kandungan bahan kimia aman.

Ketersediaan Air di Bumi

  • 97% air di bumi adalah air laut (asin).
  • Hanya 3% yang adalah air tawar, dan hanya sebagian kecil yang memenuhi kriteria air bersih.

Penyebab Krisis Air Bersih

  • Kenaikan Kebutuhan:
    • Pertumbuhan populasi meningkatkan kebutuhan air bersih untuk minum, mandi, memasak, dan industri.
  • Faktor Pengurangan Persediaan:
    • Perubahan iklim: Mengubah pola curah hujan dan ketersediaan air.
    • Kerusakan Hutan: Pembukaan lahan yang merusak fungsi hutan sebagai penyimpan dan penyaring air.
    • Pencemaran Air: 82% dari 550 sungai tercemar dan kritis.
    • Pertambahan Bangunan: Menutupi area resapan air, mengurangi penyerapan air hujan.

Dampak Krisis Air Bersih

  • Mengganggu kegiatan sehari-hari (minum, mandi, mencuci).
  • Potensi penyakit akibat air tercemar (kolera, tifus, disentri).
  • Biaya dan waktu untuk mendapatkan air bersih.
  • Dampak lebih luas: gagal panen, kekurangan pasokan bahan makanan, kelaparan.

Upaya Mengatasi Krisis Air

  • Menghemat penggunaan air dan tidak membuang sampah sembarangan.
  • Membuat sistem panen air hujan dan biopori.
  • Reboisasi, pembuatan bendungan, dan pengolahan air limbah.
  • Pengembangan teknologi untuk sumber air bersih baru (misalnya, desalinasi).

Kerjasama dan Kontribusi

  • Diperlukan kerjasama antara masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah.
  • Siswa dapat berkontribusi dengan menghemat air dan ikut serta dalam program lingkungan.

Penutup

  • Ajak untuk berdiskusi dan berbagi solusi.
  • Promosi platform belajar (kejarcita.id dan aplikasi Kejar Cita).