[Musik] Dipa Nusantara Aidit atau mungkin lebih familiar dengan nama Den Aidit sosok yang namanya begitu lekat dalam sejarah Indonesia dan kerap menjadi bibit dari perdebatan panjang lantaran perannya dalam Partai Komunis Indonesia alias PKI idit adalah salah satu tokoh kontroversial yang membesarkan PKI bahkan menjadikannya sebagai salah satu partai politik terbesar di Asia Tenggara saat itu sayangnya Ambisi idit untuk merebut kekuasaan melalui jalan revolusi berakhir dengan tragis setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau lebih dikenal dalam buku-buku sejarah Indonesia sebagai peristiwa pemberontakan g3s PKI yang konon didalanii oleh Aidit sebetulnya Apakah benar Aidit merupakan dalang di balik peristiwa berdarah tersebut atau idit hanya korban dari permainan politik yang lebih besar kali ini kita akan menelusuri perjalanan hidup Aidit dalam gerakan politik Ideologi dan kehidupan [Musik] pribadinya da idit sebetulnya lahir dengan nama Ahmad Aidit dan akrab dipanggil Amad oleh orang-orang terdekatnya beberapa sumber menyebut bahwa Aidit lahir pada tanggal 30 Juli 1923 di Tanjung Pandan Belitung tapi sumber lainnya ada pula yang menyebut kalau idit merupakan orang keturunan Belitung yang lahir di Medan Dia anak pertama dari Abdullah Aidit dan mailan ayahnya Abdullah Aidit merupakan anak dari Haji Ismail seorang nelayan yang cukup terpandang di daerahnya Abdullah bekerja sebagai mteri Kehutanan dan tercatat pernah memimpin gerakan pemuda di Belitung untuk melawan kekuasaan Kolonial Belanda tapi begitu Indonesia merdeka ayah dan aedit ini sempat menjadi anggota dprs mewakili rakyat Belitung tidak hanya itu diketahui Ayah Aidit pun pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan yang diberi nama Nurul Islam di mana perkumpulan ini berorientasi kepada Muhammadiyah sementara ibunya mailan diketahui berasal dari keluarga ningrat Belitung mailan adalah putri dari Ki Agus Haji Abdurrahman dan nyanyu Aminah kakek Aidit dari pihak ibunya yaitu Ki Agus dikenal sebagai peneroka atau penjelajah yang membuka wilayah-wilayah baru Ki Agus diketahui merupakan pembuka Kampung Batu hitam yang sekaligus menjadikannya Tuan atas tanah yang dibukanya tersebut asal usul Aminah nenek aedit sendiri belum jelas tetapi beberapa sumber menyebut kalau leluhur Aidit datang dari Nagari manijau Sumatera Barat informasi-informasi seputar kehidupan pribadi Aidit terutama mengenai keluarganya terbilang sedikit sekali dan bahkan ada beberapa yang berbeda versi Misalnya saja tentang ayah dan ibunya serta adik-adiknya jika merujuk pada buku matinya idit mersekal Lubang Buaya karya Rosa Mona yang terbit pada tahun 1967 disebut kalau Ayahnya meninggal dunia saat Aidit masih kecil sehingga dia dibesarkan oleh ayah tirinya dan konon Aidit hanya memiliki empat adik yang Dua di antaranya adalah adik tirinya yang berbeda ibu tapi jika merujuk pada buku-buku biografi karya adik-adik Aidit diketahui Aidit memiliki tiga adik kandung yaitu Basri Aidit Ibrahim Aidit dan Murad [Musik] Aidit dikatakan bahwa ayah Aidit kemudian menikah lagi dengan perempuan bernama Marisah yang dikaruniai dua anak bernama sabron Aidit dan Asahan Aidit menurut keterangan Murad si bungsu dari pernikahan Abdullah dan mailan perpisahan kedua orang tuanya adalah karena mereka sama-sama memiliki watak yang keras watak yang diwariskan kepada si sulung Aidit sebagai anak tertua di keluarganya Aidit menjadi sosok pelindung jika adik-adiknya diganggu dan mendapat ancaman dia tumbuh menjadi anak yang sangat berani pandai bergaul dan diketahui memiliki banyak teman Hal inilah yang menyebabkan idit jarang terlihat di rumahnya sendiri hampir sebagian besar waktunya edit habiskan beraktivitas di luar airnya tidak melarang sebab memang memberikan kebebasan anak-anaknya untuk bermain asal tidak meninggalkan tugas dan pelajaran dari sekolah sebagai seorang anak Aidit mendapatkan pendidikan yang cukup baik dari orang tuanya dia disekolahkan di hollands inlandy school atau his yang ada di Tanjung Pandan lalu didukung menekuni hobinya di bidang olahraga seperti badminton sepak bola tinju bahkan angkat besi meskipun menjalani pendidikan di sekolah Belanda dan mendapatkan kebebasan dari ayahnya tapi karena ID tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat melayu yang sangat religius Edi tetap menjadi anak yang sangat agamis apalagi ayahnya pun memang tokoh pendidikan Islam dan merupakan pendiri madrasah Nurul Islam di kampungnya maka begitulah kesaran Aidit Selama masih kecil ia tidak pernah lepas dari kewajibannya sebagai seorang muslim dan tetap menjalani pendidikan di sekolah Belanda dengan pergaulan yang sangat beragam setiap magrib idit akan terlihat bersama adik-adiknya pergi ke musala untuk bersembahyang dan Selepas itu mereka mengikuti pengajian sampai tiba waktu Isya edit juga sering sekali diminta untuk mengumandangkan azan karena suaranya dan pelafalannya sangat jelas dari segi pergaulan idit sejak kecil sudah terlihat menonjol dia mampu bergaul dengan dengan semua lapisan sosial dan etnis di Belitung adik-adiknya mengatakan bahwa idit ini tidak pandang bulu dalam berteman dari anak Tangsi di lingkungan militer sampai anak-anak golongan Tionghoa adalah temannya bahkan orang-orang tua pun menyenangi Aidit pergaulan Aidit yang sangat luas inilah yang membuat Aidit memiliki kepekaan sosial yang jauh lebih dalam jika dibanding anak-anak seusianya dalam buku harian idit yang ditemukan idit menulis bahwa dia sering diajak pergi memancing ikan pada malam hari oleh ayah temannya yang memang berprofesi sebagai nelayan pengalam ini ditulisnya dengan sangat rinci bahkan idit mencatat tentang Berapa jumlah hasil tangkapan nelayan dan ongkos yang dikeluarkan setiap perjalanan melaut idit menulis kalau hasil jeripayan nelayan-nelayan ini ternyata tidak sebanding dengan upah yang didapat dalam menjual hasil tangkapannya di pasar tidak hanya sampai di situ saja pergaulan dan pengamatan sosial Aidit kecil diketahui kalau Aidit pun suka berkumpul dan bergaul dengan burutimah di GMP pergaulan ini berawal dari seorang teman seusia Aidit yang menjadi burutima Aidit yang mengamati kehidupan temannya dan para buru bur timah tersebut mulai menaruh Simpati atas eksploitasi yang terjadi pada para buruh setiap hari edit akan melihat buru-buru itu berlumpur lumpur bermandi keringat dan hidup susah karena upah rendah sementara para menir Belanda dan tuan-tuan dari Inggris memperlihatkan kehidupan mereka yang hura-hura bergelimang harta semakin lama idit menyelami kehidupan mereka para buruh pun mulai mengenal idit sebagai teman bercerita dan pendengar yang baik idit sering sekali menemani mereka saat sedang bekerja untuk membersihkan kebun pekarangan pada beberapa kesempatan Aidit pun ikut membantu menyapu memacul hingga membuat lubang untuk pohon pisang selepas bekerja Aidit akan diajak makan oleh para buruh terkadang dia diberi singkong goreng ataupun buah-buahan idit tidak pernah masalah duduk bersama mereka mendengar para buru menceritakan pengalaman bekerja mereka di perusahaan Tima dan situasi berat yang mereka alami idit yang selalu ingin tahu bagaimana kehidupan dan kondisi masyarakat di mana pun dia berada serta kedekatannya dengan kaum-kaum tertindas inilah yang mempengaruhi arah politik Aidit kelak Setelah dia memasuki usia dewasa muda dia tumbuh dengan cara kepribadian dan jalan pikiran yang berbeda dengan adik-adiknya serta anak-anak seusianya yang mungkin melihat situasi yang terjadi merupakan hal yang biasa dan normal terjadi di tengah masyarakat antara tahun 1936 hingga 1938 atas permintaan idit sendiri kepada ayahnya setelah menamatkan pendidikannya di hisis akhirnya edit pergi meninggalkan kampung halamannya jauh Menuju Pulau Jawa ada beragam versi untuk ke mana sebenarnya edit menuju jika bersumber pada buku berjudul matinya idit marseka Lubang Buaya karya rosamona dikatakan bahwa edit dititipkan oleh sang Ibu pada orang Maninjau kenalan sekampung ibunya yang telah lama merantau dan menetap di Bandung yakni Isa ansyari selama hampir 4 tahun Idi tinggal bersama keluarga Isa sehingga mereka sudah seperti adik kakak bahkan hubungan pribadi mereka tetap terjaga sampai mereka menjadi lawan politik namun jika merujuk pada buku biografi berjudul idit sang legenda yang ditulis Murad Aidit adiknya serta buku karya Zak likre yang berjudul mencari kiri kaum revolusioner Indonesia dan revolusi mereka disebutkan bahwa idit di antara pamannya ke Jakarta dan tinggal cukup lama di daerah Cempaka Putih rumah milik teman ayahnya yang seorang Mantri polisi bernama Marto awalnya a idit ingin menyekolahkannya di sekolah pemerintah tapi segera Kandas karena Setibanya idit di Jakarta ternyata waktu pendaftaran Mulo telah ditutup edit pada akhirnya dibebaskan oleh ayahnya untuk memilih sekolah yang dia Minati maka karena memang rasa cintanya pada kegiatan berdagang edit menjatuhkan pilihan untuk bersekolah di midden standand handed school atau mhs sebuah sekolah menengah dagang dalam masa-masa awal berada di Jakarta ternyata idit mampu dengan sangat cepat beradaptasi di tengah lingkungan tanpa melupakan identitas kedaerahannya Aidit memanfaatkan akses untuk bergaul dengan sesama anak muda yang berasal dari Sumatera di tahun 1939 ketika usia Aidit menginjak 16 tahun Aidit mulai masuk ke Kanca aktivis pergerakan dia merangkak dari anggota hingga kemudian menjadi ketua dewan komisaris pimpinan pusat persatuan Timur muda atau pertimu di Jakarta Organisasi yang menjadi wadah untuk mempertemukan idit dengan barisan Gerakan Rakyat Indonesia atau gerindo yang saat itu menjadi cabang pemuda di bawah organisasi nasionalis pra kemerdekaan dan salah satu pemimpinnya yang bernama Amir Syarifuddin berasal dari sayap kiri semakin lama pergerakan idit pun meluas dan dia memiliki banyak AKS untuk berkomunikasi dengan tokoh-tokoh aktivis pergerakan terutama yang berasal dari sayap kiri terhubungnya idit dengan gerindo serta aktivis sayap kiri Sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan edit sudah memperlihatkan ketertarikannya dengan pandangan kaum kiri sejak kecil di mana sejalan dengan pola pikir serta keresahan Aidit selama dia berada di kampungnya Aidit paham betul kalau marxis memiliki pengaruh yang besar pada organisasi-organisasi tingkat dunia tapi sebenarnya sampai Jepang merebut kekuasaan Belanda di Indonesia edit tidak pernah benar-benar bersentuhan langsung dengan gagasan marksisme dia hanya mengetahuinya samar-samar belakangan selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan munculnya propaganda Jepang untuk mewujudkan sebuah Asia Raya ketika banyak Pemuda Indonesia saat itu berbondong-bondong memperlihatkan minat mereka pada propaganda justru Aidit memilih jalan yang lain idit memilih untuk mulai mengenal lebih dalam ide-ide sayap kiri minatnya terhadap ide-ide marksisme pun berkembang cepat di bawah gemblengan langsung m Yusuf pemimpin PKI setelah perang kemerdekaan dari m Yusuf kemudian idit meminjam buku salinan Das Capital berbahasa Belanda lalu kemudian di tahun 1943 edit mulai terlibat bersama kelompok PKI ilegal menjadi aktivis pergerakan antifasis selalu memiliki banyak risiko tidak hanya untuk diri Aidit sendiri tetapi juga untuk keluarganya maka kemudian demi melindungi keluarganya edit terus mengobrol dengan ayahnya melalui surat untuk melakukan pergantian nama rencana edit akan mengganti namanya menjadi diponusantara atau Dipa Nusantara yang disikat DN dengan tetap mencantumkan nama Aidit di belakangnya dua adnya Murat dan sobron menceritakan bahwa ayah mereka tidak keberatan Dan mengizinkan anak sulungnya itu menggunakan nama yang dipilihnya sobron sempat melihat surat ainnya mengizinkan Aidit mengubah namanya walaupun bagi keluarga Aidit nama adalah hal yang penting tapi Abdullah tampaknya memahami kekhawatiran Aidit atas keselamatan keluarganya jadi dia memberi izin diahun 1940 Aidit mendirikan perpustakaan bernama antara di daerah Tanah Tinggi Senen Jakarta Pusat setelah itu Aidit dan teman seindikosnya yang bernama mokhtar membuat sebuah usaha jahit yang juga diberi nama antara lokasinya yang sangat strategis sehingga menjadikannya tempat mangkal aktivis hingga seniman Senin di masa itu seperti ad Malik dan Khairul Saleh sebagian besar terdiri atas para pendatang dari Minangkabau yang banyak berjualan dan membuka restoran dalam beberapa sumber disebutkan kalau aktivitas politik idit yang yang semakin dalam membuat dia mulai berkenalan pula dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia menurut beberapa temannya Muhammad Hatta mulainya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya dan Aidit menjadi anak didik kesaangan Hatta tapi Seiring berjalannya waktu mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politik idit punya keunikan dalam pandangannya meskipun dirinya memang seorang marxis dan anggota komunis internasional alias komintern tapi Aidi tetap menunjukkan dukungannya terhadap paham marhainisme yang dicetuskan Soekarno dan membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan di awal Tahun 1948 terjadi proses kristalisasi dalam tubuh sayap kiri dengan dilakukannya perubahan menjadi satu partai pada saat itulah Muso Daud hir saudara seperjuangan alimin pulang dari pengasingannya dia telah melancarkan gagasan untuk mewujudkan partai kesatuan sayap kiri berdasarkan azas-azas Partai Komunis dengan program yang disebut jalan baru untuk Republik Indonesia musuh yang muncul kembali bagaikan juru selamat bagi Partai Komunis Ia diterima dengan Sangat terbuka apalagi saat itu organisasi dan Partai Sayap kiri Tengah mengalami frustrasi dan keputusasaan mereka mencari pemimpin baru musuh adalah orang yang dianggap tepat mengisi posisi tersebut tokoh-tokoh sayap kiri lain seperti Amir Syarifuddin setiajid suribno dan Maruto Darusman pun mengikutinya dengan penuh Makanya kemudian usaha Muso untuk mengadakan reorganisasi PKI relatif mudah faktor senioritas ke pribadian yang keras dan suasana PKI yang saat itu memang sedang berada di kebuntuan sangat mempengaruhi mulusnya Jalan Muso naik ke kursi kepemimpinan PKI kemudian di tanggal 27 dan 28 Agustus diadakan konferensi PKI dan baru di tanggal 1 September diumumkan struktur kepengurusan yang baru di PKI dengan susunan sekretaris jenderal dipimpin oleh Muso Maruto Darusman tanglinji dan Ngadiman sementara saat itu Aidit secara penuh menjadi bagian dari CS PKI dengan posisi sebagai sekretariat buruh idit merupakan salah satu kader yang sangat setuju adanya koreksi Muso dan bersedia menjalankannya untuk masa yang akan datang sebab idit menilai bahwa ide-ide musuh sangat sesuai dengan sikap perjuangan para pemuda saat itu yang tidak mau berkompromi dengan pihak Belanda kelompok bintang merah yang dibawahi PKI sangat giat mempropagandakan Ide ini dan untuk lebih memantaukan ide musuh tersebut akhirnya PKI pun Berencana untuk menggelar kongres dengan meresmikan jalan baru untuk Republik Indonesia sebagai garis politik PKI masalahnya belum lama musuh berada di puncak kepemimpinan partai meletuslah konflik di madion ini menjadi serangkaian konflik yang sangat serius antara unit-unit bersenjata yang berorientasi kepada PKI melawan unit-unit Angkatan Bersenjata republik dan sekutu-sekutu lokalnya yang tidak begitu permanen saat itu pemerintah pusat menilai konflik tersebut sebagai pemberontakan kaum komunis sehingga Pemimpin tertinggi PKI yang tidak lain adalah Muso harus turun tangan memimpin anggota Partai di Madiun untuk menyelesaikan konflik sayangnya upaya musuh gagal dan dalam beberapa Minggu saja PKI dipukul mundur setelah peristiwa Madiun 1948 kondisi PKI menjadi hancur lebur tapi segera diselamatkan oleh Aidit yang segera memegang kendali partai kecil yang tidak terorganisir dengan baik tersebut dan bahkan para anggotanya masih menyimpan luka-luka atas kegagalan pemberontakan Madiun idit berhasil menjadi Sekjen PKI bahkan kemudian menjadi ketuanya di mana saat itu Aidit sempat bicara dengan sobron untuk mempertimbangkan percantuman nama idit di belakang namanya sebab nama edit mungkin akan terus-menerus dikaitkan dengan PKI tapi nama belakang keluarganya tidak ada yang diganti idit pun terus maju di Kanca perpolitikan sebenarnya membangun PKI bukanlah hal yang mudah setelah pemberontakan bagian-bagian masyarakat Indonesia yang lebih sadar politik tampaknya menentang partai untuk mencari dukungan idit secara tidak langsung dipaksa mencari dukungan di antara masa Kaum Buruh petani dan kaum miskin yang umumnya masih berada di luar kesadaran terhadap proses politik untuk memenangkan dukungan dari masyarakat edit sadar kalau sangat penting untuk menampilkan PKI sebagai gambaran yang menarik bagi masyarakat yang lebih miskin dan pada umumnya bersifat Acu tidak Acu pada politik Selain itu ID juga harus membuat PKI dapat diterima oleh kelompok-kelompok berkuasa nonkomunis yang mengontrol cara-cara represi untuk menghindari PKI mendapat halangan dari mereka Maka kemudian terbentuklah Citra PKI sebagai partai dengan sikap patriotisme yang lincah simpatik terhadap agama damai dalam mengejar tujuannya memikirkan masalah-masalah kecil yang dirasakan serta dikeluhkan pendukung potensialnya berlaku moderat dan uniknya PKI ini tidak menunjolkan diri dengan bersikap Rama terhadap kekuatan politik Indonesia lainnya dibawah kepemimpinan idit PKI kemudian menjadi Partai Komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok partai ini tidak hanya menjadi alat politik tapi menjadi alat bagi idit untuk membantu masyarakat khususnya kaum-kaum tertindas dia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat seperti misalnya Pemuda rakyat Gerwani barisan Tani Indonesia atau BTI lekra dan lain-lain cara Aidit dalam pemimpin PKI ini membuahkan hasil yang sangat manis dalam kampanye Pemilu di tanggal 29 September 1955 Aidit dan PKI pun berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan Karena program-programnya untuk rakyat kecil di Indonesia tercatat bahwa hasil suara parlemen menunjukkan kalau secara keseluruhan PKI menepati posisi keempat suara terbesar setelah PNI masumi dan NU di Jawa Tengah PKI memperoleh suara terbesar kedua setelah PNI sementara di Jawa Timur memperoleh suara terbesar kedua setelah NU perolehan suara ini terbilang merupakan pencapaian yang sangat luar biasa apalagi jika mengingat peristiwa Madiun 1948 langkah edit untuk menarik dukungan dari masyarakat miskin dinilai berhasil sebab jika dilihat lagi basis pemilih PKI memang berada di daerah-daerah yang dilanda kemiskinan ekstrem dengan pertanian yang amat mundur serta tekanan penduduk beberapa pengamat politik mengatakan bahwa kemenangan PKI ini pun didukung berkat tradisi yang semakin luntur ditani dengan hak milik tanah bersama yang makin hilang sehingga jumlah petani yang tidak punya tanah semakin meningkat dan kesenyangan yang makin besar dalam kehidupan ekonomi Desa kegemilangan PKI yang dipimpin aedit membawa sebuah kedekatan dengan Presiden Soekarno pada akhir tahun 1960 hingga awal 1962 Presiden Soekarno berusaha memasukkan PKI ke dalam kabinet Tapi kali ini dengan semboyan nasakom persatuan dari nasionalis agama komunis memang sepertinya Presiden Soekarno punya kepentingan khusus untuk memberikan jabatan Menteri Keuangan kepada orang komunis sebab saat itu bidang ekonomi di Indonesia semakin merosot dan mungkin saja dengan perhitungannya kaum Komunis bisa ikut serta memikul beban kesalahan tapi tidak semudah itu upaya Soekarno terwujud sebab pihak Angkatan Darat terus menentang keinginannya sampai akhirnya di bulan Maret tahun 1962 aedit yang masih berstatus sebagai ketua PKI dan wakilnya yaitu MH Lukman memperoleh status sebagai Menteri Kabinet mereka diikut sertakan dalam Badan Musyawarah pimpinan negara yang baru saja dibentuk untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di negara bersama Presiden para menteri wakil menteri pemimpin dan wakilpemimpin empat lembaga tinggi negara [Musik] sampai pada tahun 1965 anggota PK sudah mencapai sekitar 3,5 juta orang ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya PKI juga mengontrol pergerakan Serikat buru yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani yang terhimpun dalam BTI dengan jumlah anggota mencapai 9 juta orang belum lagi dari Gerwani lekra dan kelompok akademisinya kalau ditotalkan kan mungkin anggota PKI memiliki lebih dari 20 juta anggota dan pendukung itu menjadi masa kemasan bagi partai yang sedang dipimpin idit ini Sayang sekali masa kemasan PKI ini tidak berlangsung lama pada malam 30 September 1965 semua cita-cita PKI mengenai dunia yang tanpa penindasan menjadi sirna seketika malam itu sekitar jam 3.00 dini hari ter tanggal 1 Oktober di Jakarta pasukan Cakra Birawa yang dipimpin leted callol untung Syamsuri melakukan penculikan terhadap enam Jenderal dan seorang perwira TNI ad aksi ini dilakukan dengan tujuan melakukan kudeta mereka yang diculik dari rumah masing-masing dibawa ke sebuah sumur tua di wilayah Lubang Buaya Legend Ahmad Yani meen MT Haryono dan brien DI Panjaitan tewas di rumah sendiri Sementara meen Suprapto meen esparman dan Brigjen Sutoyo yang masih hidup ketika ditangkap kemudian disiksa lalu dibunuh namun sasaran utama mereka yaitu menteri koordinator pertahanan dan keamanan serta kepala staf TNI Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan dengan melompati tembok menuju Taman kudetan Irak justru ajudan pribadinya yaitu Letnan 1 Pier Tandean ditangkap dan dikira sebagai Nasution selil Letnan 1u Pier Tandean tetangga Nasution yang seorang Polisi tertembak hingga tewas dan bahkan Putri Nasution yaitu ada Irma suryaninaastion yang baru berusia 5 tahun malam itu pun tertembak oleh kelompok penyerang dan meninggal pada tanggal 6 Oktober setelah sempat dirawat di rumah sakit para penculik itu kemudian membuang jenazah para Jenderal termasuk Letnan satupier Tandean ke dalam sumur bekas di dekat pangkalan Halim saat itu pasukan Cakra Birawa yang terkenal sangat loyal dengan PKI menjadikan PKI sebagai tertuduh dalam kasus kematian 6 Jenderal ini dan Aidit sendiri dituduh sebagai dalang peristiwa mengerikan [Musik] ini dalam analisis sejarwan Joh Rosa yang kemudian dibukukan dengan judul Dali pembunuhan massal Gerakan 30 September dan kudeta Soeharto tertulis kalau ada kemungkinan perebutan kekuasaan di Angkatan Darat menjelang 30 September 196 masih dengan analis John Rosa dinyatakan olehnya bahwa para pejabat tinggi as dan perwira-perwira Indonesia yang menjadi sekutu mereka sudah menyiapkan sebuah skenario yang berisi pokok-pokok alur kejadian mulai dari menuding pakai melakukan percobaan kudeta melancarkan represi besar-besaran terhadap PKI di seluruh negeri tetap menggunakan Soekarno sebagai presiden boneka sambil merongrong kekuasaannya dan membangun satu pemerintah baru yang dikuasai Angkatan Darat sebelumnya sudah banyak sekali isu yang beredar terkadang secara tidak langsung mengaitkan PKI di dalamnya seperti isu sakitnya Soekarno yang sejak tahun 1964 hingga menjelang peristiwa G30 SPKI disokan sakit parah Hal ini menimbulkan banyak sekali perdebatan dan isu perebutan kekuasaan apabila socarno meninggal dunia namun menurut subanrio justru Aidi Tahu betul kalau Soekarno hanya sakit ringan saja dan tidak mungkin idit menjadikannya alasan untuk mendorong PKI melakukan gerakan pemberontakan atau kudeta Selain itu ada isu mengenai masalah tanah dan bagai hasil pada tahun 1960-an Indonesia sempat mengeluarkan undang-undang baru tentang tanah atau uupa yang bertujuan untuk mengatur kepemilikan dan penggunaan tanah secara lebih adil undang-undang ini dibuat setelah melakukan diskusi panjang antara pemerintah dan berbagai kelompok tani namun saat diterapkan di daerah undang-undang ini sering kali bermasalah banyak petani yang merasa dirugikan oleh pemilik tanah terutama mereka yang memiliki tanah dalam jumlah besar konflik ini semakin memanas karena para petani merasa tidak mendapatkan keadilan yang dijanjikan di dalam uupa akibatnya terjadilah berbagai kerususan dan bentrokan antara petani dan pemilik tanah bahkan melibatkan aparat keamanan beberapa peristiwa besar terjadi di berbagai daerah seperti di Sumatera Utara dan Klaten permasalahan Tanah ini juga memperuncing perselisihan antara kelompok-kelompok politik di seluruh Indonesia terutama antara PKI dan kelompok-kelompok Islam seperti NU persis dan Muhammadiyah posisi PKI saat itu memang seolah berada di pusaran masalah yang memberatkan namanya sehingga tidak mengherankan jika kemudian PKI dengan cepat dinyatakan sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya gerakan 30 September pada tanggal 17 Oktober Kolonel Sarwo Edi menggerakkan pasukan komandonya ke Jawa Tengah untuk melakukan pembersihan PKI gerakan Ini bukan saja menguatkan protes terhadap PKI tetapi juga melakukan pembunuhan terhadap orang-orang komunis maupun orang yang baru terduka komunis terutama di Jawa Tengah Jawa Timur dan Bali sementara Aidit ada beberapa versi mengenai kisah kematiannya konon Aidit tertangkap di Jawa Tengah saat Kolonel Sarwo Edi melakukan pembersihan lalu dibawa oleh sebuah Batalyon kosrat kebyolali atas perintah umum yang dikeluarkan soarto saat itu dia dieksekusi pada tanggal 22 November tanpa dikirim ke depan pengadilan dalam versi ini diceritakan kalau Aidit sempat dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di dekatnya idit hanya diberikan waktu setengah jam sebelum dieksekusi waktu setengah jam itu digunakan oleh idit untuk membuat pidato yang berapi-api yang membuat semua tentara di situ yang mendengarnya pun menjadi marah sehingga tidak bisa lagi mengendalikan emosi lalu menembak mati idit sementara versi yang lain dikatakan bahwa idit diledakkan di dalam rumah tempatnya ditahan hingga saat ini keberadaan makamnya memang masih simpang siur dan dipertanyakan lokasi [Musik] jenazahnya sesudah malam tragedi G30 SPKI istri Aidit yaitu Sutanti yang belum lama pulang dari Pyongyang Korea Utara untuk mendalami studi akupuntur berusaha menyamar untuk mencari suaminya yang hilang seperti Ditelan Bumi Sutanti adalah dokter ahli akupuntur pertama di Indonesia yang datang dari keluarga ningrat mangkugaraan dia merupakan putri dari mudigdo dan Siti Aminah ibunya merupakan keturunan ningrat Minang dari pihak Ayah Sutanti memiliki kakek bernama kusumoikdo yang tidak lain adalah Bupati Tuban pertama Sutanti menikah dengan idit pada awal Tahun 1948 di rumah k. H Raden Dasuki sesepuh PKI Solo yang bertindak sebagai penghulu dari penikahan tersebut mereka dikarunai lima orang anak terdiri dari tiga anak laki-laki dan dua perempuan Sutanti bercerita kalau di malam tragedi 30S yang menjadi malam terakhirnya bertemu Aidit mereka sempat berdebat ketika Aidit dijemput oleh orang-orang berseragam militer warna biru di kediaman mereka Sutanti melarang suaminya untuk tidak berangkat tetapi Edi tetap pergi setelah mencium kening istrinya itu dan berpesan agar mengunci pagar tentang ke mana idit pergi malam itu dan apa yang dia lakukan tidak pernah ada yang tahu pasti 3 hari setelah peristiwa G30S kemudian Sutanti ikut menghilang dari rumah meninggalkan tiga anak laki-lakinya yang masih kecil setelah di telusuri ternyata Sutanti dekat mencari suaminya hingga ke Boyolali dan bertemu dengan Bupati Boyolali yang juga tokoh PKI sayangnya pencarian yang dilakukan Sutanti tidak membuahkan hasil idit tidak bisa dia temukan jejaknya benar-benar menghilang maka dengan rasa putus asa dan harap-harap cemas Sutanti kembali ke Jakarta saat itu situasinya sudah sangat tidak aman bagi mereka yang terkait dengan PKI apalagi untuk istri dan keluarga dari orang nomor satu di PKI Sutanti menyadari hal ini jadi dia kembali ke Jakarta dengan menyamar dan meminta tolong kepada Bupati Boyolali supaya berpura-pura sebagai suaminya agar aksi penyamaran lebih meyakinkan mereka mengambil dua anak dan mengontrak di kawasan Cirende Jakarta sayangnya aksi penyamaran yang sudah berjalan selama berbulan-bulan lamanya itu berakhir setelah tetangga mereka curiga dan akhirnya mengungkap identitas Sutanti yang sesungguhnya perempuan itu pun ditangkap sejak itu hidup Sutanti hanya tentang perpindahan dari penjara yang satu ke penjara yang lain Sutanti bahkan pernah ditahan di Kodim 66 dan penjara Bukit Duri lalu baru dilepaskan pada tahun tahun 1980 setelah 14 tahun mendekam di penjara selama itu pula Sutanti tidak pernah bertemu dengan anak-anaknya pasalnya keluarga ini dititipkan untuk merawat anak-anak Sutanti tidak berani membawa anak-anaknya ke penjara karena khawatir dengan keselamatan mereka setelah bebas dari tahanan antara pertengahan 1970-an sampai 1980-an Sutanti sempat kembali berpraktik sebagai dokter akupuntur dalam berbagai catatan disebut-sebut kalau Sutanti dan ibunya Siti Aminah menjadi dua perempuan yang paling ditakuti oleh pemerintah Soeharto yang gaungkan sebuah propaganda bahaya laten komunisme ketika mereka menempati rumah di Pondok Pinang rumah itu rutin diawasi militer dan polisi setiap bulan september akan ada satu Jib berisi prajurit bersenjata yang menjaga jalan masuk ke rumah tinggal mereka bahkan ketika ibu Sutanti meninggal dunia pada tahun 1984 ada helikopter yang berpatroli di langit sekitar Pondok Pinang bagian yang mungkin cukup mengejutkan dan benar-benar terjadi adalah ketika Sutanti terserang stroke dan harus dirawat di ICU orang-orang yang menangani perawatannya di datang oleh aparat dari Kodam 5 jaya untuk diinterogasi satu persatu lantaran kecurigaan ada pihak asing yang membiayai perawatan Ibu lansia tidak berdaya itu [Musik]