Kita butuh karena kilang kita kapasitasnya sekitar 1 juta barrel, saat ini produksi nasional terus turun, mungkin as per this month sudah 550-an ya, jadi cukup challenging Bapak dan Ibu. Jadi itu utilize, jadi CO2-nya diapakan, pertama kita utilize, terus yang kedua kita ingin ini CO2-nya bisa di store, store-nya di mana? Di underground, di perut bumi. Ini sudah... Kami banyak projek-projek untuk mempelajari di mana kita bisa menyimpan.
Saat ini masih kita develop Bapak dan Ibu, karena memang ujung-ujungnya ini adalah di affordability nanti. Jadi kita bisa meng-capture Bapak dan Ibu, misalnya CO2 dari pabrik pembangkit listrik batubara, bisa kita capture. Tapi nanti akan ada penalty energy, cost yang...
Kita belum tahu siapa yang akan membayarnya gitu ya. Apakah dipas ke customer? Bapak Ibu bersedia?
Harga listriknya naik? Jangan. Jangan. Paling kenceng nih Ibu, jangan gitu ya. Iya, jadi itu Bu, itu juga dipahami oleh kita.
Jadi ini kita masih mendevelop sebetulnya CCS dan Ccs ini seperti apa gitu ya. Yang tentunya tidak memberatkan negara dan juga tidak memberatkan customer dalam hal ini masyarakat gitu ya. Ini bagaimana kita handling emisi dari current industry.
Next slide please. Ini dari Pertamina Group kita menyiapkan seluruh value change-nya, mulai dari sub-volume upstream dan juga kilang yang mengeluarkan CO2, kita berusaha capture, kemudian kita siap untuk mentransportnya, dan juga kemudian untuk akhirnya di-inject ke perut bumi, dan seterusnya. Petanya juga cukup kompleks, kita ada cukup banyak pekerjaan Bapak dan Ibu, ini di tempat kami ada sekitar 18 proyek, mostly itu ya, lapangan-lapangan itu yang kita teliti lebih detail. Ini storage.
Next slide please. Nah, molekul kedua, ini sangat menarik Bapak dan Ibu, CH4. CH4 ini sebetulnya dirilis oleh banyak pihak di Indonesia.
Sebagai contoh, Di desa ya, kalau misalnya kita lihat ada kotoran ternak, nah kotoran ternak itu sebenarnya dia emitting CH4, tapi tentunya peternakan tidak bisa kita stop ya Bapak dan Ibu ya, walaupun dia mengeluarkan gas rumah kaca, tapi itu kebutuhan juga, kita sesekali masih butuh makan daging dan seterusnya. Nah yang kami berusaha capture gas Miten ini adalah yang pertama dari our own operation, jadi dari Pertamina Group kita berusaha... Jangan ada gas leaking dari pipa dan juga dari storage, bahkan yang menguap-menguap dari storage namanya boil off, itu juga kita berusaha capture Bapak dan Ibu. Dan yang menarik adalah Pertamina berusaha untuk engage dengan masyarakat.
Di Indonesia ini salah satu komunitas yang disukai masyarakat adalah perkebunan kelapa sawit, ada banyak jutaan orang hidup dari situ. Setelah kita menghasilkan CPO Bapak dan Ibu itu ada limbah. Limbahnya itu namanya POME, Palm Oil Mill Effluence. Nah limbahnya ini yang kita olah, kita capture CH4-nya, dan dari situ nanti teman-teman PPnre bisa menghitung berapa pengurangan emisinya, kemudian kami juga berhubungan dengan Subholding Gas. Subholding Gas, ada kita satu proyek dengan Jepang, kita suntik Bapak dan Ibu, CH4-nya kita suntik ke Jawa.
Di Jawa di off-take sama perusahaan Jepang, dan seterusnya. Kami juga lagi mempelajari. Gimana kalau CH4 dari POME ini kita jual ke Singapura, karena harganya bagus. Di Singapura harganya 26 dolar per MMBTU, dan seterusnya.
Ini cukup banyak dan kompleks. Jadi molekul yang kedua apa? Miten, CH4.
Next. Ini masih, ini contoh proyek kami, Bapak dan Ibu. Alhamdulillah sudah turun, kita inisiasi, dan sekarang sudah di Sape Subholding Gas.
Ini sudah teman-teman Sape Subholding Gas. Pln yang mengerjakannya dan sekarang kita mengerjakan proyek lainnya untuk potensi pasar jual ke Singapura. Jadi dari limbah cair kita olah menjadi ini.
Selanjutnya itu adalah bagaimana kita meng-couple industri agrikultur dengan industri energi. Kita tahu saat ini kita menghasilkan minyak nabati dari apa? Mostly dari tumbuhan sawit. Sawit kita itu menghasilkan sekitar 50 juta ton.
Hai ah pertahunnya Nah dari situ kita berusaha menggunakan itu untuk menghasilkan specialty chemicals Bapak dan ibu yang gak pernah nawar itu apa selain baju ya mungkin di kosmetik jadi kita berhasil membuat polyphenol Bapak dan ibu jadi kalau saya punya anak perempuan ya itu bisa kosmetik itu dia polyphenol tuh bahannya dan itu kita sudah berhasil coba explore Nah dari ini minyak-minyak nabati lainnya yang juga berpotensi untuk pada saat dia plantation, meng-capture CO2 dan dia menghasilkan minyak-minyak yang kita butuhkan untuk green refinery. Next slide please. Ini beberapa BBM lagi yang kita sedang develop, Bapak dan Ibu. Bio-etanol, nanti akan ada slide sedikit, kemudian green diesel, dan SAF, sustainable efficient fuel. Mudah-mudahan tahun ini...
Pertamina akan menghasilkan minyak aftur, jika Bapak dan Ibu yang suka travel ke Bali, nanti akan ada produk Pertamina insya Allah yang dihasilkan dari minyak goreng bekas. Jadi Bapak dan Ibu kalau misalnya minyak goreng bekas, jangan dibuang ke sink, jangan dibuang ke got, dibawa nanti dikumpulkan, nanti itu kita bikin bio aftur. sustainable efficient fuel, Insyaallah akhir tahun ini kita targetkan mudah-mudahan bisa dipakai oleh pelita air jadi Bapak dan Ibu kembali nanti bisa pakai itu BBM itu. Next slide please. Nah ini yang bioetanol saat ini salah satu yang menyebabkan defisit, current account defisit Indonesia adalah impor migas ini Bapak dan Ibu.
KBM kita itu sekitar 20 juta kiloliter saat ini impor. Nah itu yang... menjadi concern kita berusaha menghasilkan, mengurangi impor energi itu dengan memproduksi bioetanol.
Tantangannya adalah saat ini pabrik yang bioetanol yang ada itu dari Molasse namanya, by-product di pabrik sugarcane. Dan sugarcane, tebu di Indonesia itu saat ini declining. Dulu tahun 1930 Indonesia itu memproduksi gula 2,9 juta ton, saat ini sekitar 2,3. Dan kita impor gula itu sekitar 6 juta ton.
Jadi industri gula itu sangat bergantung pada impor. Nah kami berusaha untuk mencari bahan baku lain, Alhamdulillah ketemu namanya Sorghum, dan ini mudah-mudahan bisa kita komersilkan juga. Kami sudah mendapatkan arahan pemerintah untuk menaikkan porsi minyak nabati. Salah satu strateginya itu adalah nanti minyak nabatinya itu, oksigennya sudah kita buang dengan hydrogenation.
Ini beberapa minyak yang nabati, asalnya nabati, tapi sudah bisa dipakai di alat-alat berat, tanpa worry about plugging dan seterusnya. Next slide please. Ini beberapa rute untuk SAF.
Indonesia berpotensi untuk menghasilkan bioavtor ini terbesar di dunia, Mbak Patraja Adibu. Jadi saat ini kebutuhan nasional kita itu 6 juta kiloliter. Ini bisa kita produksi semuanya, karena kita...
punya bahan baku macam-macam. Terakhir, kami saat ini sedang mengkaji dari batok lapa. Di suatu saat nanti, Bapak dan Ibu batok lapanya jangan dibuang, nanti dikasih ke Pertamina, nanti sama Pertamina dibikin after. Next slide please. Dua slide terakhir ini mungkin nanti akan di cover oleh Pak Chandra Jadi Indonesia itu potensinya panas bumi luar biasa, saat ini terutilize hanya less than 10%.
Tantangannya apa? Tantangannya adalah saat ini Pertamina belum menghasilkan keekonomin yang optimum dari geotermal itu. Karena harus masuk grid yang saat ini dimiliki oleh PLN dan kita membutuhkan power wheeling dan seterusnya.
Jadi ini tentang geotermal dan seterusnya. Next slide please. Ini slide ini saya simpan untuk... Kolega kami dari subholding PPnre yang akan membahas tentang variable renewable energy dari solar PV. Solar PV di daerah-daerah yang tentunya berpotensial seperti NTT dan seterusnya.
Mungkin demikian Bapak dan Ibu. Oh masih ada waktu 2 menit ya? Beneran?
Beneran, benar, benar. Kalau masih ada 2 menit, mungkin saya summarize lagi Bapak dan Ibu. Variable Renewable Energy, nanti teman-teman Sape Olimp Pnre yang akan melanjutkan ceritanya. Saat ini Indonesia punya potensi solar yang sangat besar. Tantangannya apa?
Tantangannya adalah di regulatory framework-nya dan seterusnya. Belum ada kapasitas produksi solar PV nationally di Indonesia dan seterusnya. Makanya dari kami, yang kami berusaha lakukan adalah berusaha mengejar yang pertama CCS dan Ccs, kita siapkan tempat-tempat menyimpan untuk CO2, kemudian kita juga berusaha untuk melakukan efisiensi energi. Ada cukup banyak pekerjaan saat ini yang kita berusaha melakukan efisiensi energi di Pertamina Group, kemudian yang kami lakukan yang selanjutnya adalah Tadi sudah disinggung juga oleh Pak Ripno adalah berusaha untuk mengurangi emisi dari Skop 3. Skop 3 itu apa? Produk yang kita hasilkan, BBM.
Dari BBM itu kita berusaha untuk memproduksi bioetanol, sustainable efficient fuels, green diesel, dan seterusnya. Mungkin demikian, karena sudah ada tulisan time out di sana, Bilahi Taufiq Walidah, Assalamualaikum Wr. Wb. Waalaikumsalam Wr. Wb.
Terima kasih Bapak Oke Muraza sudah menyampaikan pemaparannya, dan langsung saja. Kita akan mendengarkan pemaparan yang ketiga, akan disampaikan oleh Bapak Chandra Asmara, Manager New Energy Pertamina New Renewable Energy. Terima kasih. Silahkan Pak Chandra Terima kasih Pak Alfian. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang Bapak dan Ibu. Terima kasih atas waktunya untuk bisa menyaksikan atau mengikuti diskusi kita hari ini. Sebenarnya terima kasih Pak Oke, Pak Suripno sudah memberikan paparan. Dan ini sebenarnya alain ya. Kalau dari kami nanti mungkin kita akan coba Perkenalkan, saya mewakili dari Pertamina Pnre, yaitu adalah salah satu subholding dari Pertamina Persero yang tugasnya untuk bisa melakukan atau menggawangi yang namanya transisi energi dari jenis bisnis-bisnis baru, energi terbarukan, power, dan juga new energy yang bisa mendorong sustainability dari bisnis Pertamina itu sendiri.
Seperti yang disampaikan tadi, mungkin banyak slide yang agak sama, jadi mungkin ada beberapa yang akan saya skip. Tapi mungkin nanti tidak mengurangi untuk apa informasi yang akan disampaikan. Mungkin bisa next, terima kasih. Oke, ini mungkin bisa next saja.
Ini next. Ini mungkin sama. Nah, ini Bapak Ibu, kami di tengah ini Pak adalah Pertamina Pnre. Ini tugasnya adalah mendukung program Pertamina, program pemerintah juga untuk ditransisi energi.
Jadi di sini kita adalah unit untuk eksekusinya. Jadi kalau tadi Pak.. Ribno, Pak Oke itu adalah dari posisi policy, kita adalah yang melakukannya.
Jadi ini menarik Bapak Ibu, jadi kita tahu bahwa kita punya target, target yang dimandatkan dari pemerintah untuk net zero emission di tahun 2060. Tapi dari mana sih target tersebut ya, itu berasal dari satu, itu adalah dari global policy, global trend. Jadi mungkin saya refresh sekali lagi, ini menarik karena yang namanya policy, yang namanya itu asalnya dari trend. Trend itu apa?
Sifatnya dia meng-influence. Jadi sifat dari influence itu bisa memengaruhi baik dari secara individu, company, atau mungkin juga dari suatu global ecosystem. Jadi sifatnya influence itu pasti akan memberikan any effort untuk bisa memengaruhi agar bisa mengikuti yang dimau dari trend tersebut.
Misalnya mendorong dari sisi policy, dari sisi kemudahan, dari sisi fasilitas, insiden dan sebagainya. Dan juga termasuk... Nanti juga bisa kalau misalnya kita ngomonginnya stick and carrot ya, tadi kita sebutkan carrotnya, juga ada sticknya. Sticknya seperti apa? Apakah nanti ada mungkin ada denda atau ada yang namanya beban-beban yang mungkin apabila kita tidak mengganti polisi tersebut akan dibebankan kepada entity business.
Mungkin bisa next. Nah tadi saya sudah bilang bahwa targetnya sudah ada, policynya sudah juga di develop, sekarang gimana implementasinya? Dari sisi... Pnre sendiri kita melihat kalau di sisi investasinya, kita mostly akan berinvestasi di energi terbarukan, energi ramah lingkungan yang sederhana dan sustainable.
Jadi kita melihat bahwa di sini ada dibentuk sisi CAPEX sendiri, sudah jelas bahwa energi terbarukan mendapat porsi yang cukup besar, diikuti dari new business dan low carbon solution dan juga bisnis-bisnis baru lainnya. Di sini mungkin kita lihat ada biotainol, ada hydrogen, ada carbon business, itu juga menjadi salah satu target. dari PPnre untuk bisa men-sustain bisnisnya dari Pertamina. Dan dari segi kapasitas, kita akan naik mungkin lebih dari 2 kali di segi kapasitas dari 2020 menjadi 2029. Dan ini target cukup besar, cukup challenging, tapi bukan tidak mungkin.
Karena tadi policy dan environment itu sangat mendukung. Jadi kalau kita melihat mungkin ada agak susah, ada perlambatan dan segala macam, tapi tidak sekarang. Sekarang ini... Masanya untuk berakselerasi. Kenapa?
Policy. Ekosistem itu sudah mungkung, dan seperti tadi kita bilang ada teknologi, teknologi dikembangkan. Dulu mungkin kalau kita melihat teknologi panel surya cukup mahal, tapi sekarang itu makin berlomba-lomba untuk menjadi yang paling murah.
Jadi itu tiap tahun ada aja rekor yang paling murah untuk PLTS. Dan itu juga mungkin akan berkembang di teknologi-teknologi yang lainnya. Kenapa?
Yang dulu mungkin tidak banyak orang yang melakukan research, sekarang bisa melakukan research. Kenapa? Karena tadi ada policy, ada insentif, dan ada... program yang akan diimplementasikan.
Ini bisa next. Nah ini adalah salah satu aplikasi kenapa sih kita akan effort ya kita melakukan ESG rating ya. Ini PPnre kebetulan di peringkat ketiga dunia dari segi kategori apa IPP dan Utility.
Nah kenapa sih kita masuk ke situ dulunya kan mungkin kita jarang dengar ya kenapa sih kita penting itu ESG. Salah satunya adalah why we need this certification karena itu adalah yang mampu mendorong Kita ya untuk memberikan yang namanya dorongan. Jadi kalau misalnya sekarang trendnya kalau misalnya gak jelas ESG-nya atau mungkin tidak jelek ESG-nya itu mungkin akan sulit mendapatkan dukungan terutama dari sisi financing.
Kenapa? Karena investor itu sendiri pun juga akan memilih-milih ketika memberikan yang namanya pendanaan. Dia melihat ketika saya mendanai suatu proyek, apa manfaat dari proyek tersebut? Apakah bermanfaat buat lingkungan, buat orang-orang dan lain sebagainya.
That's why ada rating ini. Oke mungkin bisa next. Nah ini mungkin yang sudah kita lakukan dan mungkin rencana yang akan kita tambahkan lagi bahwa Pnre sendiri memiliki banyak energi yang terbarukan yang sudah dioperasikan.
Yang paling besar ada dari sisi geotermal, dari geotermal kita ada sekitar 673 MW yang sudah beroperasi dan ada beberapa GW lagi yang akan dikembangkan dalam waktu dekat. Lalu kami juga punya solar PV, ada biomass biogas. Dan juga untuk transisi ada gas to power, kita mengoperasikan jawa satu power yaitu membangkit gas energi bersih yang terbesar di ASEAN. Lalu kalau kita melihat Indonesia itu kan mungkin unik ya, dia negara kepulauan, dia ada di daerah tropis, jadi ada banyak potensi-potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan.
Dan not to mention untuk geothermal karena kita kan sudah ada di daerah ring of fire. Tentu saja potensi geotermal juga melimpah, kita juga kayakan biomas yang bisa dimanfaatkan, nanti mungkin saya akan lebih dalam terkait bagaimana cara kita melakukan optimasi dari sumber daya biomas itu sendiri. Dan kita juga punya solar PV karena kita dapat iradiasi yang cukup stabil selama sepanjang tahun, karena kita di teropis dan itu bisa dipasang dimanapun.
Di lain sisi juga kita punya ada beberapa proyek yang mungkin sedang kita pelajari dan kita kembangkan, juga berkoordinasi dengan timnya Pak Oke juga, seperti energi tidal, energi angin, dan lain sebagainya. Ini adalah peta untuk yang geotermal, jadi ini bisa dilihat bahwa ini kebanyakan ada di daerah Gunung Berapi, Bapak Ibu. Memang tadi tantangannya adalah kita adalah site spesifik. Jadi kita bisa ngembangin geotermal itu cuma memang kalau ada sumbernya. Sumbernya di mana?
Itu pasti dekat dengan pegunungan atau gunung berapi. Nah pertanyaannya adalah, kalau daerah situ kira-kira ada yang bisa nyerap nggak? Ada industri nggak daerah situ? Kan mungkin jarang ya Bapak Ibu ya ada industri di daerah pegunungan. Jadi itu adalah salah satu yang mungkin kita lihat bahwa tantangan dari sisi lokasi yang mungkin kita harus bisa alainkan.
Tapi kita juga mencoba untuk lebih kreatif Pak Gimana caranya kita memanfaatkan. dari tadi keterbatasan dari sisi lokasi untuk menjadi new business yang ada gitu ya tanpa melihat bahwa kita harus melakukan transfer menggunakan kabel dan lain sebagainya atau transmisi, gimana kalau kita coba menciptakan suatu tambahan produk, produk baru nah kita ada di daerah kita, di dekat area kita di Lampung ya itu kita lagi mengembangkan namanya green hydrogen dari geothermal yang ekses ya jadi harapannya ekses dari energi yang dihasilkan di apa? Pembangkit geotermal tersebut, kita bisa memberikan suatu produk yang memiliki value added yang lebih tinggi, misalnya dari green hydrogen. Green hydrogen ini bisa dimanfaatkan oleh banyak hal, terutamanya untuk yang dibutuhkan di petrochemical, dibutuhkan untuk operasi dan juga industri-industri yang lainnya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita membuat ini lebih komersial.
Itu nanti kita akan menjawab dengan ada beberapa potensi. Ada geotermal, ada PLTS, dan ada juga angin yang bisa kita manfaatkan untuk memproduksi yang namanya green hydrogen. Oke, next. Hai nah eh kita kebanyakan disini memang cukup banyak ya kita ada ratusan unit yang sudah kita operasikan pembangkit peltest nya jadi kita prinsipnya adalah kita mengmanfaatkan dari our own backyard ya dari unit operasi kita dulu kita mengintrodus energy mix ya yang tadinya kita pakai diesel kita aja pakai gas aja kita introdus ada porsi energi terbarukan yang bisa dikombin dengan unit operasi tersebut jadi kita taruh sebagian sekian persen untuk hai hai Kita pasang PLTS, itu proses kami. Tapi kita juga consider bahwa kita bisa melakukan ekspansi.
Jadi kalau misalnya ada kendala di sisi penyerapan, kita juga bisa create another product, seperti tadi hidrogen, kita mau berencana membuat yang namanya big scale solar cell, dengan harapan bahwa lebih ekonomis, karena big scale, dan energi tadi kita manfaatkan untuk membentuk produk lain, seperti hidrogen. Hidrogen itu bisa kita manfaatkan buat apa? Kita bisa manfaatkan buat kepentingan mungkin green ammonia, atau mungkin dibutuhkan oleh negara-negara lain.
Jadi sekarang ini lagi berkembang. Jadi teknologinya sedang diupayakan untuk bisa lebih turun, dan juga marketnya juga sedang dikembangkan untuk bagaimana bisa menyerap. Tadi peran penting dari policy dan juga insentif-insentif dari...
environment global yang bisa membantu untuk membuat ini, berakhirnya fly. Dan tadi sempat disampaikan, kita juga akan mengembangkan salah satunya adalah ekosistem dari solar PV tersebut. Kita terus melakukan pengembangan, termasuk nanti dari sisi hulunya. Jadi kita harapkan kita juga bisa masuk dari sisi manufacturing-nya untuk pengembangan PLTS nantinya. Bisa next?
Nah ini contoh-contohnya, ini mungkin kelihatan kayak kecil-kecil, tapi memang ada beberapa yang cukup besar di operasi kami di Rokan, sekitar 25 MW sudah beroperasi, dan mungkin akan terus bertambah untuk bisa mendapatkan proporsi energi terbarukan yang cukup ideal, yang bisa dilakukan untuk pengoperasian di daerah WK Rokan tersebut. Tapi pada dasarnya kita melakukan pengembangan, tidak cuma untuk di Indonesia juga, tapi kita juga. mencoba untuk bisa melakukan pengembangan PLTS untuk di luar Indonesia.
Ini mungkin sedikit tambahan tadi yang saya menyambung ceritanya Pak Roky, terkait dengan how we manage, kita memanfaatkan yang namanya waste energy. Di sini kita kaya banget, Indonesia itu banyak plantations, plantations itu ada limbah, ada limbah padat, ada limbah cair. Kebetulan ini adalah limbah cair bisa kita manfaatkan untuk bisa menjadi energi. Jadi ini sebagai gambaran ya Bapak Ibu, ini limbahnya seperti ini Bu, kayak kolam lele gini ya, cuman agak lebih keruh.
Nah ini dia emit metan. Metan ini cukup sangat ya, sangat mencemari yang namanya berpolusi untuk udara. Jadi kita melakukan effort untuk kita meng-capture. Kita bikin sungkup kayak gini, dan metannya itu yang sudah diproduksi dari limbar tersebut kita manfaatkan untuk menjadi energi.
Bisa energi listrik, bisa gas bakar. Kita sudah mengoperasikan tiga unit, ini semuanya dari sawit. Dari Limbah Cahir atau kita sebut Pome, kita ada di Sumatera Utara, kita mensuplai yang namanya kawasan ekonomi khusus, jadi kawasan ekonomi khusus itu juga kita combine dengan PLTS, jadi pada saat itu bisa memberikan sekitar 50% dari energi terbarukan atau bawaan energi untuk kawasan tersebut, jadi mereka bisa declare bahwa ini adalah Green Economic Zone.
Lalu kita ada dua site lagi yang kita operasikan, yaitu Kuala Sawit dan Bagara Merbau, dan segeda sampai saat ini masih beroperasi dengan baik. Oke next, tadi menambahkan cerita itu kan dibuat dari sisi power tapi kita juga bisa membuat untuk jadi gas yang lebih kita purifikasi kita murnikan yang namanya biometan bisa digunakan sebagai apa gas bakar ya pengganti yang namanya gas-gas alam ya tapi memang itu harus ditransportasikan baik melalui pipa ataupun melalui virtual pipeline seperti trak CNG jadi melakukan kita harus melakukan yang namanya treatment kita purifikasi, kemudian kita compress, dan kita deliver ke customer-customer. Jadi secara komersial, it's much better than we are using the diesel, karena memang lebih bersih dan mungkin secara ekonominya juga lebih baik.
Oke, next. Nah, tadi ini adalah yang telah disampaikan bahwa kita telah melakukan penjualan karbon. Di tahun sebelumnya, tahun 2003, bahwa we are the first to sell in the IDX. Nah ini apa?
Artinya ini adalah salah satu upaya kita untuk bisa melakukan apresiasi terhadap yang kita lakukan untuk melakukan pengurangan emisi. Jadi tujuannya kalau apresiasi kan membuat lebih semangat, lebih bergairah, punya keinginan untuk mengembangkan lebih. Jadi ini kita valuasi, kita apresiasi, kita jadikan. bisa dimanfaatkan untuk kita untuk mengembangkan lebih banyak lagi.
Jadi harapannya dengan adanya ini, kita bisa meng-encourage pengembang-kembang yang lain untuk bisa melakukan emission reduction dan valuasi untuk penurunan karbon. Mungkin cukup sekian dari saya, terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih Pak Chandra sudah menyampaikan pemaparannya. Dan tadi sudah kita dengarkan pemaparan dari tiga narasumber. Yang sangat insightful sekali, luar biasa terkait dengan langkah-langkah Pertamina, yang terkait dengan energi baru. Kemudian strategi berkelanjutannya serta teknologi-teknologi apa saja yang sudah dilakukan. Serta bagaimana menghasilkan sebuah new energy yang nantinya bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk energi hijau yang ada di Indonesia.
Bapak, nanti kita juga akan membuka sesi tanya-jawab untuk hadirin yang hadir pada kesempatan hari ini. Tapi sebelumnya saya ingin bertanya terlebih dahulu, saya tadi tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Pak Oke. Terkait dengan minyak jelantah yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan oleh pelita air untuk digunakan untuk aftur. Nah sejauh ini apakah memang produksinya sudah banyak atau bagaimana caranya kita mengumpul, Pertamina ini mengumpulkan minyak-minyak jelantah dari masyarakat ini, sehingga pada akhirnya bisa... Kan kalau penerbangan itu kan butuhnya tidak cuma 1 liter, 2 liter saja kan Pak Dia butuh begitu banyak.
Terus kita butuh minyak jelantan yang luar biasa banyak jumlahnya. Nah bagaimana menggerakkan masyarakat agar mau menarik atau menyerahkan minyak-minyak ini, minyak-minyak bekas ini kepada pertamian itu kemudian diolah kembali menjadi aftur gitu Pak Oke. Terima kasih Pak Alfian. Ini menarik sekali.
Saat ini di Pertamina ada beberapa usaha untuk mengumpulkan itu dan juga kami karena memang perusahaan energi saat ini belum ada bisnis F&B ya, food and beverage. Tapi rencananya jangan-jangan ada nanti? Bagus juga sih.
Jadi misalnya kalau ayam geprek perwira ya, dicilacap karena pegawainya ada dua ribuan gitu ya. Jadi saat ini kita bekerja sama Pak dengan asosiasi-asosiasi dan alhamdulillah cukup semangat ya. Jadi kami di holding juga banyak bekerja sama dengan asosiasi.
Tim kolega kami juga di subholding dari baru tadi pagi rapatnya dengan di Kita. Kita menjelaskan subholding refining and petrochemicals. Mereka juga aktif, engaged dengan potential asosiasi, pemasok dan seterusnya. ada misalnya, pokoknya Fnb-Fnb-Fnb-Fnb Pak, jadi misalnya produsen kacang dan seterusnya itu sudah ada mulai.
Kemudian teman-teman commercial and trading juga sudah engage dengan asosiasi. Kuncinya adalah bagaimana kita mengedukasi masyarakat bahwa toh juga kalau dipakai terus itu tidak sehat. Nah bagaimana caranya kita mengumpulkannya Pak Alfian.
Kalau misalnya ada banyak senario Pak, tapi saat ini yang in the future mungkin akan bisa, mungkin ada seperti voucher gitu yang bisa ditukarkan ke SPBU, tapi ini masih kajian. Tapi yang paling mudah adalah saat ini kami bekerjasama dengan beberapa pemain Fnb-Fnb yang memiliki high quality. Hai high quality use cooking oil, high quality minyak goreng bekas.
Belum yang rumah-rumah, karena rumah-rumah kan ada ibu yang habis goreng jaykong, ikan asin, jadi di kami nanti ada step pre-treatment. Jadi pre-treatment semuanya kita filter dan setelah itu nanti masuk ke kilang. Karena kilang kita tentunya didesain sangat bersih ya.
Jadi kalau Bapak ke kilang-kilang itu... Desainnya sangat bersih. Jadi kita harus memikirkan caranya feedstock itu sudah bersih sampai ke sana.
Tapi kita berusaha melakukan advokasi ke pemerintah juga regulatif framework apa saja yang dibutuhkan. Karena sebagai contoh, saat ini minyak goreng Bu itu favorit, bahan baku favorit. Karena di IKO, di Asosiasi Aviation International sudah di ini.
sudah menjadi bahan baku yang di-approve, kemudian di korsianya juga yang menghitung berapa sih penurunan emisi ketika kita terbang dengan bahan bakar nabati yang dari minyak goreng bekas. Jadi banyak diperbutkan. Jadi kita nanti akan advokasi ke pemerintah, tolong pemerintah diutamakan untuk dalam negeri dulu karena kita paksa yang besar, negara kepulauan, penerbangan kita banyak.
Jadi kalau misalnya nanti bertahap, Pak, mulai dari 1% dan seterusnya. Singapura sendiri, seingat saya, per Januari 2026 sudah 1% dan kemudian naik-naik terus dan kita berpotensi sebagai negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia jadi CPO kita itu terbesar di dunia, 50 juta ton itu baru itunya saja setelah itu kami ternyata mempelajari banyak lagi minyak-minyak yang lain tapi itu kan butuh waktu untuk mendapatkan itu dengan harga yang terjangkau, karena kuncinya Hai affordability jadi kita berusaha memberikan advokasi ke masyarakat apa ke pemerintah dan juga edukasi ke masyarakat dengan pengumpulan kemulia itu metode pengumpulannya masih banyak kita kerjakan bareng-bareng sama NGO dan seterusnya intinya tentunya masyarakat ingin mendapatkan sesuatu disitu jadi entah itu dalam bentuk voucher dan seterusnya pengumpulannya sendiri sudah berjalan Sangat baik, karena harga pasarnya bagus Pak Jadi sebagai bayangan mengumpulkan masyarakat itu di kemudian diekspor ke negara tetangga, yang saat ini menjadi hub ASEAN, itu sudah di belasan ribu, dan kemudian dari sana dijual ke Eropa dengan harga sekitar 36.000 per liter. Jadi kita ingin juga Pertamina punya bisnis itu, dan kita siap. menjadi pemain punya hub untuk lokal, maksudnya untuk level ASEAN dan juga kita pengen menjadi pemain global karena potensinya besar Indonesia punya bahan baku yang macam-macam termasuk minyak goreng bekas tadi tapi harapannya nanti kita bisa edukasi masyarakat untuk pengumpulannya baik, terima kasih Pak dan selanjutnya saya akan ke Pak Chandra Pak Chandra, tadi kan kalau kita lihat bahwa menurut penjelasan dari Pak Chandra tadi kan bahwa Indonesia ini kan berada di titik api, di ring of fire, sehingga potensi geothermal ini cukup besar sekali.
Tapi apakah memang pemanfaatan geothermal yang di Indonesia ini? Bisa sepenuhnya dilakukan full oleh Pertamina sendiri atau Pertamina juga melakukan join dengan joint venture atau membuka kerjasama dengan negara-negara lain misalnya untuk mengembangkan potensi geotermal yang ada di Indonesia ini? Pak Chandra Oke, makasih Pak Fian ya. Jadi, dari...
Kami melihatnya ya, jadi memang kalau yang kita lakukan secara kompetensi segala macam itu Pertamina itu memang sudah cukup kuat ya, advance ya. Karena memang ini adalah core-nya, salah satu core-nya untuk geothermal ya, ada drilling dan lain sebagainya yang sudah menjadikan bagian dari bisnisnya Pertamina sendiri ya. Jadi memang kalau bisa dibilang, karena di Indonesia sendiri juga adalah salah satu negara yang cukup tinggi ya, pemanfaatan geothermalnya.
Karena tadi masalah. geografisnya kita dapat bless bahwa kita ada di Ring of Fire, kita banyak potensi dan kita sudah melakukan pemanfaatannya. Tapi sekali lagi, kalau kita melihat bahwa hal yang dilakukan mungkin secara bersama-sama, bisa kita melakukan combine antara expertise, tidak cuma expertise saja, tapi kita juga melihat dari sisi financing atau dari sisi hal-hal yang bisa kita kolaborasikan bersama, itu sangat membantu.
Jadi kan kita, masing-masing perusahaan punya unique capacity, unique... kekuatan, unique strength gitu ya, tapi memang kita juga bisa membuat itu lebih kuat lagi dengan namanya berkolaborasi. Jadi tentu saja kalau saya jawab, kalau misalnya kita bekerjasama dengan pihak-pihak lain itu sangat memungkinkan, dan itu juga kita melihat konteksnya itu juga bisa membantu untuk mengakselerasi dan membuat pengembangan itu menjadi lebih cepat dan lebih masif lagi. Oke baik, terima kasih Pak Chandra Saya ke Pak Suripno, Pak Suripno mungkin bisa dijelaskan kepada kita semua sebenarnya bagaimana sebenarnya Pertamina ini mengukur keberhasilan strategi keberlanjutannya Pak? Karena kan kalau kita melihat bahwa tadi kan Bapak sudah menjelaskan terkait dengan sustainability strategi Pertamina sudah dijelaskan.
Jelaskan sedemikian rupa. Bagaimana mengukur keberhasilan ini sampai pada nanti bahwa kita berhasil? Jadi ada dua hal yang bisa menjadi fokus untuk mengukur keberhasilan keberlanjutan ini.
ini yang pertama dari sisi pencapaian yang berkait dengan isu yang very material terhadap bisnis Pertamina salah satunya adalah terkait dengan pencapaian net zero tadi dan yang kedua adalah bagaimana kita mengukur isu terkait ini mitigasinya akan berpengaruh positif, berdampak positif terhadap bisnis Pertamina ke depan. Jadi itu pengukuran yang kita lakukan. Jadi bagaimana kita time by time kita mengukur reduksi emisinya itu sampai seberapa, sehingga objektif untuk mencapai net zero emission sesuai dengan NDC yang dicanangkan oleh pemerintah, kita bisa achieve. Berikutnya adalah yang terkait dengan bisnis, sebagai transition risk itu bagaimana kita semakin lama bauran energi semakin meningkat, terutama dari segi revenue stream. Jadi revenue stream ini adalah, revenue streamnya nanti semakin lama Pertamina itu untuk yang green energy low carbon business itu akan semakin tinggi selain itu kami mengukur juga dari sisi rating dari eksternal tadi kami ukur dengan ISG rating tadi yang Pertamina sampai saat ini mendapatkan rating yang sangat bagus juga kami matchkan mengukur juga Bagaimana kontribusi Pertamina dalam program sustainability-nya itu terhadap SDGS 17 yang nanti harus dicapai di 2030. Bapak, terima kasih Pak Ribno.
Selanjutnya saya akan memberikan kesempatan buat para hadirin atau yang ingin melakukan pertanyaan. Pertama ke Bapak terlebih dahulu, nanti kemudian ke Bapak, ini kemudian nanti ada mohon maaf Bapak atau Ibu. ibu yang ada di belakang.
Oke, silakan Bapak. Sebentar. Ini kayaknya bakal banyak yang nanya nih Pak Jadi harus siap-siap nih kita Pak Terima kasih. Saya salah satu pegiat lingkungan juga Pak Saya mendukung apa yang sudah dilakukan.
Pertama untuk... green energy ini Pak Salah satunya untuk Pertamina Green untuk yang 95. Itu kita sangat dukung sekali, tapi sayangnya masih terbatas gitu Pak kita bisa ngisi-ngisi untuk Pertamina Green itu tadi. Itu yang pertama, Pak Yang kedua untuk harganya itu sendiri, Pak Harga untuk Pertamina Green itu tadi. Kalau kita bandingkan dengan Pertamina biasa, per 2 Agustus ini selisihnya sangat jauh. Jadi kalau Pertamina biasa itu sekitar 12.900, Pertamina Green itu sudah 15.000.
Sedangkan dibandingkan dengan Pertamina Turbo itu cuma beda nomor 50. Jadi 15.650. Jadi, insentif Persentifnya itu saya pikir belum ada untuk supaya masyarakat beralih ke green dulu tadi Pak Mungkin solusinya itu bagaimana ke depannya. Terima kasih.
Oke baik, terima kasih. Mungkin ada yang bisa menjawab Pak terkait dengan bagaimana caranya agar depo-depo penyedia pertama gris ini bisa semakin diperluas lagi. Karena lokasinya masih terbatas. Kemudian terkait dengan harga tadi yang belum begitu kompetitif sehingga orang juga masih agak enggan gitu beralih ke pertama green.
Mungkin Pak Mungkin saya coba memulai Pak ya. Jadi saat ini tantangan terbesarnya Pak adalah di jumlah volume bioetanol fuel grade yang ada di Indonesia. Saat ini Indonesia punya 30.000 plus 40.000 kiloliter per tahun Pak Dan itu sangat kecil sekali yang sudah kita miliki.
Nah dari yang sudah miliki itu Pertamina berusaha semangat. semaksimal mungkin Pak untuk menggunakan itu semuanya untuk kemudian di blend dengan gasolin. Jadi kita memulainya dengan beberapa SPBU di Surabaya dan kemudian sekarang di Jakarta.
Jadi baru dua kota yang ter-cover. Harga dari bioetanol saat ini itu ditentukan oleh bahan bakunya. Bahan bakunya adalah molase.
Molase itu adalah by-product dari... Fabrik Gula Molase itu. Jadi sekitar 5% itu akhirnya akan keluar sebagai molase. Saat ini saya kebetulan dikirim oleh Direksi Pertamina waktu itu untuk rapat-rapat harmonisasi dengan departemen-departemen terkait, Pak Ketika ada, saat ini pemerintah kita sudah punya Pnri Persero 40 tahun 2023 untuk ekspansi di Papua, untuk bikin sugarcane, tebu di Papua, itu akan ada tambahan lahan 700 ribu hektare, Pak, dari tebu. dan harapannya nanti 2028 kita suasembah ada gula dan ada sekitar 1,2 juta kiloliter bioetanol yang tersedia.
Kembali lagi, saat ini harga ditentukan oleh molase, molasenya terbatas dan itu bukan sampah Pak Molase itu barang bagus yang negara-negara lain juga mau. Termasuk di Indonesia mungkin Bapak Ibu banyak yang suka bakso, jadi bakso itu ingrediennya adalah monosedium glutamat. Esg itu saat ini diproduksi dari molase.
Jadi kalau saingan sama ibu-ibu yang suka bakso cukup challenging Pak Jadi karena itu dari kami berusaha memperbesar bahan bakunya. Jadi kami coba batang sorghum, alhamdulillah kemarin sukses. Kemudian ada banyak lagi nih Pak yang kami sedang coba.
Kenapa kita perlu mendiversifikasi bahan bakunya supaya nanti... seperti konsen Bapak itu, sebagai harga turun. Karena sebetulnya ceruk terbesarnya itu bukan di yang non-subsidi, Pak Yang saat ini yang terbesarnya itu yang di Pertamina. Tapi tentu kita harus memperbesar dulu volume nasionalnya.
Kita sudah belajar juga dari India, misalnya, Pak India itu dalam 8 tahun pemerintahan mudi berhasil menaikkan porsi bioetanolnya dari 2 ke 20 persen dengan membangun ratusan pabrik. Nah ini dengan Dengan apa yang kita pelajari dari Bapak, Bapak melaporkan adanya pengurangan industri di Indonesia seringking. Indonesia mengalami deindustrialization, jadi berkurang pabrik-pabrik itu dari kontribusi manufacturing turun dari 28% ke 18%.
Akibatnya Green Z, BPS melaporkan Green Z kita setidaknya 10 juta orang itu nganggur. Jadi harapannya nanti dengan kita memperbanyak volume bahan baku, pabrik bio... bioetanol banyak nanti akan menyerap tenaga kerja dari gen Z. Jadi, jadi panjang Pak ya.
Jadi intinya adalah kita perlu memperbanyak bahan baku, sedemikian supaya harganya nanti turun Pak Terima kasih Pak Oke, baik. Terima kasih. Selanjutnya, Bapak silakan mungkin pertanyaan ditujukan kepada siapa? Untuk, oke mic.
Bapak, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Dwi Chandra Kami sehari-hari di komunitas Indonesia Hijau. Ada dua pertanyaan.
Yang pertama saya tujukan kepada Pak Oke. Dan pertanyaan kedua saya tujukan kepada Pak Chandra Saya secara garis besar sudah bisa melihat bahwa roadmap untuk low carbon bisnis Pertamina sudah semakin baik dan juga memberikan suatu gambaran pada saya untuk bisa melihat bagaimana Indonesia ke depan. yang ingin saya tanyakan pada Pak Oke, tadi disebutkan di dalam paparannya itu terdapat berbagai macam bahan baku yang untuk bisa memproduksi energi yang rendah karbon.
Dari kami ingin mempertanyakan apakah tidak ada tambahan seperti bahan-bahan lain, seperti limbah cair dari kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan untuk energi yang murah dan juga untuk mencari bahan bakannya tidak sesulit yang lain, kumpulkan cairan minyak jelantah dari berbagai industri dan dari kegiatan limbah rumah tangga. Terus yang kedua kepada Pak Chandra yang ingin saya tanyakan, tadi digambarkan mengenai berbagai macam sumber panas bumi atau geotermal dari berbagai daerah di Indonesia, Wayang Windu, ada juga dari Garut, Kamojang, dari Sulawesi Utara, dari Kota Maubagu. Apakah Pertamina tidak berusaha untuk mengeksplorasi? sumber-sumber panas bumi yang lain mengingat kebutuhan energi kita kedepannya akan semakin besar dan juga seperti contoh di IKN itu terlalu dioptimalkan menggunakan tenaga surya untuk saat ini, kenapa tidak diusahakan yang terdekat di sekitar Kalimantan Timur untuk eksplorasi panas bumi, terima kasih baik, terima kasih Pak, mungkin Pak Oke terlebih dahulu bisa menjawab pertanyaannya Pak Terima kasih Pak Wicahya dari Indonesia Hijau. Jadi betul Pak, jadi limbah cair itu banyak sekali Pak Dari industri sawit saja kita mencatat ada sekitar seribu PKS, pabrik lapas sawit Pak Jadi kami baru memulainya dengan tiga dan mudah-mudahan nanti akan ada proyek yang lainnya.
Tidak hanya di Sapelinggas tapi juga di tempatnya Pak Chandra ya, Sapeling PPnre. Saat ini Sapeling PPnre... mengerjakannya biogas to electricity ya mas ya, yang cukup challenging karena bergantung dengan harga listrik dari PLN. Nah, jadi saat ini kita melihatnya memang again, concern affordability keterjangkauan. Kita sudah bikin gas itu, kemudian kita bawa ke, menuntikkan ke Jawa, dan di Jawa di off-take.
Dan ternyata harganya itu masih cukup tinggi. Nah saat ini misalnya kita gas itu kan sekitar dengan bantuan dari Menteri SDM itu kita bisa mendapatkan sekitar 6 dolar Pak, per MMBTU. Nah, biogas ini harganya masih di atas 10 Pak Jadi tentunya kami terus agar proyek-proyek dari limbah cair ini menjadi lebih banyak.
Mudah-mudahan nanti ada economic of scale Pak Jadi nanti mudah-mudahan harganya bisa turun. Jadi itu. yang sedang kami kerjakan sambil kita juga bekerjasama dengan kampus, banyak kampus untuk teknologinya untuk teknologinya mulai dari memisahkan CH4 dan CO2 dan seterusnya mudah-mudahan nanti harganya turun tapi ini sudah menjadi program besar di Eropa misalnya di Jerman dan seterusnya mereka sudah banyak mendapatkan gas alam yang dari limbah cair Mungkin demikian Pak Oke selanjutnya Pak Chandra terkait dengan pertanyaan yang disampaikan tadi Pak Ya oke mungkin saya akan coba jelaskan jadi terkait yang kenapa kita geotermal memang banyak potensinya tapi memang ada beberapa yang mungkin masih belum dan sebagainya. Jadi mungkin saya tambahkan bahwa memang tadi kalau renewable energy itu ada yang site spesifik ya karena tadi geotermal adalah salah satunya.
Jadi dia itu ada di daerah-daerah pegunungan. Jadi memang kita terus berlakukan koordinasi mungkin dengan pemerintah, dengan rekan-rekan dari PLN, segala macam, untuk kita bisa memetakan kira-kira kalau misalnya kita ada potensi pengembangkitan, ada potensi penyerapan atau tidak. Jadi karena satu hal yang menjadi salah satu faktor untuk bisa menentukan seberapa efisien dari pembangkit itu adalah bagaimana dari...
generation sama demandnya itu bisa quite aline, efisien nggak. Kalau kita punya generasi tapi demandnya cukup jauh, berarti memang ada beberapa tambahan, effort terkait dengan transmisi, terkait dengan loss, loss, segala macam. Jadi idealnya adalah kalau kita bangkitkan di satu tempat, demandnya itu juga di sekitar tersebut.
Nah pertanyaannya kalau kita melihat secara sistem, secara gimana kita bisa melihat. Energi ini efektif ya, kita pasti tahu kalau kita mau punya demand di suatu daerah, kira-kira yang bisa mensupply dengan keekonomian yang paling baik itu apa saja. Jadi kalau kita melihat ikan ada solar, ada hydro, segala macam, ada mungkin ada sumber-sumber lain, itu pasti dari pemerintah juga melihat bahwa ini mana sih yang paling optimal. Karena kalau kita melihat kalau tidak optimal ya tadi affordability-nya tidak masuk. Nah itu juga kita analogikan kalau dari pengembangan geothermal itu juga hand to hand.
Adanya demand, adanya potensi itu juga harus dipertimbangkan dengan baik. Karena kita tidak bisa kita bangkitkan tapi kita belum tahu kita mau salurkan kemana. Karena kalau salurkan itu juga butuh effort. We need to build transmission, we need to build everything, infrastructure dan lain sebagainya. Jadi seperti itu Pak, mungkin mau jawab atau tidak mau jawab.
Oke, baik. Terima kasih Pak Chandra Selanjutnya kepada penanyaan terakhir, Ibu bertopi merah. Terima kasih, saya Valentina Condrod. Saya komunitas saya perempuan peduli limbah.
Saya mau bertanya kepada Pak Chandra dan Pak Oke. Untuk yang Pak Oke, kami ibu-ibu ini sudah ngumpulkan minyak jelantah tadi. Mendengar bahwa Bapak akan mencoba SPBU untuk menerimanya, kami sangat berharap sekali Pak Karena kan selama ini kami nggak tahu lagi, udah dikumpulin berjerigen-jerigen, bergalon-galon tuh mau ditaruh di mana. Tapi memang... Kami peduli banget terhadap limbah minyak jelanta yang memang tiap hari kita pakai.
Untuk Pak Oke, saya punya anggota di... Jogja, bahwa dia meneliti kresek, kresek plastik kresek. Selama ini kan yang bisa didahululang adalah plastik botol yang ada tebal.
Ini plastik kresek di luar warna hitam. Itu benar gak? Itu bisa dijadikan energi?
Itu aja. Terima kasih. Oke baik, terima kasih Ibu.
Pak Canda mungkin? Eh Pak Oke terutama. Dua pertanyaan ya Bu ya.
Satu SPBU, satu plastik ya. Satu minyak goreng bekas, betul Bu. Kami masih terus mendiskusi dengan Sapeling Upstream beberapa tantangan memang Pak, karena memang kalau ke SPBU itu menurut teman-teman kami di Commercial and Trading, PT.
Patrajaraja Asmara, itu memang masih perlu dipikirkan Pak, dimananya begitu ya, karena desain SPBU kita ini juga masih mirip-mirip dengan kilang ya, sangat bersih gitu Pak Jadi mungkin kita perlu diskusikan lagi bagaimana agar bisa dikumpulkan begitu Pak Dimananya itu masih menjadi diskusi di Pertamina Group dan tentu kita membuka ide-ide dari masyarakat ya, seperti apa pengumpulannya gitu. Tapi kami fully support ya kalau ada kajian-kajian seperti ini nanti mudah-mudahan kita bisa follow up Bu. Kemudian yang plastik, nah ini saya kebetulan ada beberapa pengalaman juga.
Jadi kami sudah bekerja sama dengan salah satu NGO di Bali, namanya Gen Plastics. Kemudian kami siapkan, mereka anak-anak muda yang sangat peduli lingkungan, mereka ke daerah, terus membuka plastik, terus dipecah. Namanya prosesnya itu pirolisis, mirip-mirip dengan cracking yang kita miliki di kilang. Pirolisis itu kemudian kita mendapatkan minyaknya, dan kemudian karena... Kami punya fasilitas yang cukup lengkap, karena kalau BBM itu kan mesti ada baku mutu dan seterusnya.
Jadi ada cukup banyak parameter yang kami screen dan memang belum memenuhi syarat. Kemudian karena waktu itu kita bekerja sama dengan Bu Opie Andarista dan juga Gen Plastics untuk kemungkinan dipakai oleh pejabat negara. Jadi kami pastikan waktu itu kami coba bantu di lab Pulau Gadung agar speknya itu masuk, spek BBM. Jadi memang apakah bisa mendapatkan hidrokarbon lagi?
Bisa. Tapi BBMnya itu harus kita improve lagi Pak Jadi harus kita olah lagi sedemikian rupa sehingga parameter-parameter yang sudah kita pakai, apalagi mau dipakai oleh... Hai pejabat tertentu ya pejabat negara itu memang kami perhatikan sekali ya harus harus lolos dulu cukup banyak alat-alat di Lab kami yang mesti kita cek tapi bisa memang tapi memang bisa apa tantangannya ini karena banyak apa climate entusias dan aktivis lingkungan tantangan itu adalah di pengumpulannya itu jadi partner kami itu get last week memang mereka voluntary Bapak Ibu ini kalau di ujungnya itu ada biaya pengumpulan, itu nanti agak susah, tidak akan ekonomis.
Tapi ketika dia voluntary, tapi memang kita sekilin juga ya Bapak Ibu, jadi plastik tergantung plastiknya apa, jadi kalau plastiknya mengandung klorin, kita tidak bisa. Karena nanti kasihan yang pada saat itu pirolisis, nanti akan ada uap yang berbahaya untuk kesehatan. Tapi itu mungkin dilakukan dan kami terus bekerja sama dengan NGO tersebut, mudah-mudahan kita punya nanti teknologi yang bisa di deploy. untuk mengolah plastik.
Sedikit bocoran, saya sudah melihat di Amerika yang berhasil masuk ke skala pabrik. Jadi itu mungkin memang, tapi memang butuh cukup banyak insentif dari pemerintah. Karena kalau itu dikonsider untuk menjadi bahan baku kilang, sebagaimana kita ketahui bisnis midstream, kilang itu marginnya sangat tipis. Jadi kita perlu pikiran sama-sama bagaimana caranya nanti memang benar plastik itu bisa kita recycle, kemudian bisa kita olah menjadi sesuatu, entah itu jadi bahan baku atau menjadi BBM, tapi tentu ada nanti proses-proses yang harus dilewati supaya itu comply dengan regulation. Jadi Pertamina tentunya sebagai pemain energi harus menyediakan BBM yang Yang prima Pak ya, yang sesuai dengan standar-standar baku.
Terima kasih. Oke baik, terima kasih Pak Oke sudah menjawab pertanyaannya. Dan sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin pada kesempatan siang hari ini hingga sore hari ini. Kita sudah berada di penghujung acara talk show kita.
Jadi sekali lagi saya juga mengucapkan terima kasih ke peneran sumber. Ada Bapak Suripno, kemudian Pak Oke Muraza, dan juga Bapak Chandra Terima kasih dan sekali lagi kita berikan tepuk tangan meriah untuk membicara kita pada kesempatan ini. Dan diskusi ini memang benar-benar sangat menarik. Dan diskusi ini sudah...
Jangan khawatir karena nanti kita akan masih ada sejumlah diskusi lainnya lagi di talkshow festival like itu karena sebagai informasi bagi para hadirin sekalian yang ingin tahu sebanyak apa jejak karbon yang nanti akan dihasilkan dari aktivitas sehari-hari bisa scan barcode yang ada di sini. di LED belakang ini ada barcode-nya, nanti bisa di-scan barcode di sini, dan juga nanti ada di spot-spot yang ada di Festival Like 2 ini. Saya kiranya saya Alfian Raharjo, pamit undur diri terima kasih atas kebersamaan Anda dan sampai bertemu kembali. Kembali. Terima kasih.