Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat terutama kaum urban untuk dapat bertani sekaligus berinvestasi. Mereka pun tak perlu memiliki lahan dan terjun langsung ke lapangan. Inilah yang ditawarkan Andreas Njaya dan kawan-kawan lewat platform bernama iGrow.
Melalui fitur yang dikembangkan, pengguna dapat langsung memilih bibit tanaman yang disediakan sesuai dengan nilai investasi. Kemudian, para investor dapat menerima profit saat panen tiba. iGrow pun tak muncul secara tiba-tiba. Potensi agribisnis tanah air yang tak tergali optimalah yang menjadi alasan para penggagas untuk mengerikan perusahaan ini.
Tanah kita luas, kita banyak impor. Pertanian kita banyak, tapi mereka berada di bawah garis kemiskinan. Nah, itu yang sebenarnya ingin kita tuju. Bagaimana kita bisa mempersatukan berbagai macam resource yang terpisah itu untuk mengarah ke sana. Pengguna yang telah memiliki akun dapat langsung membeli bibit tanaman.
Kemudian bibit akan ditanam oleh petani. Perkembangan pertumbuhan lahan dapat dilihat melalui fitur monitoring tanaman iGrow. Hasil panen lalu dijual kepada standby buyers.
Profit yang didapat pun kemudian dibagi dengan kisaran 40-50% untuk sponsor, 30-40% untuk petani, serta 10% untuk agro. Jelim lihat permintaan pasar pun menjadi strategi dalam menentukan jenis bibit tanaman. Investasi ala agro pun menjadi alternatif baru, karena bisnis pertanian atau perkebunan sesungguhnya dekat dengan kehidupan kita.
Meskipun begitu, pengguna juga perlu kembali teliti Serta memahami potensi dan resiko dari informasi yang diberikan investasi seperti ini? Masyarakat Indonesia kebanyakan sudah teredukasi dengan pola menabung, dimana kalau mereka meletakkan uang investasi di bank misalnya, kemudian mereka mendapatkan keuntungan yang pasti nah ketika bicara mengenai investasi yang sesungguhnya, sebenarnya ada peluang keuntungan dan juga ada risiko sehingga kalau kita bicara mengenai risiko investasi seperti ini, adalah ini bukan investasi di instrumen keuangan ini adalah investasi di bisnis real sebenarnya, jadi kalau kita berinvestasi di perkebunan, ya kita bayangkan saja kalau misalnya kita sedang berkebun ada berbagai parameter yang menunjang apakah panen kita akan berhasil atau tidak Sejak awal kemunculannya di tahun 2014, iGrow berhasil menarik hampir seribu investor. Usaha ini juga memiliki lahan seluas 1.197 hektare yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia dan berhasil memberdayakan sebanyak 2.200 petani lokal.
Alhamdulillah saya jadi punya pekerjaan tetap di sini, jadi dekat sama keluarga. Sebelumnya saya kerja bangunan, kadang ada, kadang enggak. Jadi setelah di sini, alhamdulillah kerja tetap dan bisa mencukupi keluarga. Usaha semacam ini bisa menjadi angin segar dan pilihan di dunia investasi.
Selain itu juga dapat membantu menguatkan ketahanan pangan, serta meningkatkan kualitas hidup para petani lokal.