Transcript for:
Perjuangan dan Pemulihan Ginan Kusmayadi

Semua struggle itu tidak bisa dibandingkan. Punya struggle-nya masing-masing. Orang miskin dengan keterbatasan ekonominya, orang dengan HIV, dengan virusnya. Bagaimana kita mampu mengisi hidup kita, bagaimana kita mampu menjalani hidup kita beriringan, bersama-sama, sehingga membuat dunia dan peradaban yang lebih baik lagi. Saya Ginan Kusmayadi, saya HIV positif. Ya jadi awalnya sih Yasen waktu itu SMP, kebetulan saya mulai menggunakan narkoba karena waktu itu jujur kurang percaya diri dan juga karena ingin tahu juga, selain itu juga karena... Saya tidak menonjol di masalah akademis, sehingga mungkin untuk mengaktualisasikan diri, saya mencoba narkoba. Nah setelah menggunakan narkoba... hampir kurang lebih 7 tahun kehidupan semakin parah dan waktu itu saya menggunakan alkoba dengan jarum suntik akhirnya sebelum masuk ke rehab saya dites HIV dan saya dinyatakan HIV positif pada tahun 2000 Ya jujur kalau waktu itu menyangkal, jadi saya nggak nyangka terinfeksi HIV. Karena informasi yang sangat minim, HIV itu hanya menular melalui hubungan seks. Jadi saya nggak tahu, jadi saya paling ini alat tesnya yang salah. Waktu itu saya, kecanduan saya sudah parah, saya butuh uang, jadi saya karena waktu itu saya masih sekolah. Saya nggak tahu dapat uang dari mana untuk membeli narkoba, jadi akhirnya saya banyak mencuri barang di rumah pada awalnya. Sehingga berkali-kali, sehingga orang tua saya jenuh mengurus saya dan saya tidak diperbolehkan untuk pulang ke rumah waktu itu. Saya akhirnya melakukan kriminal di jalan, mencuri helm, mencuri spion, mencuri buku-buku di perpustakaan. Buat dijualin untuk membeli narkoba waktu itu. Ya itulah mungkin salah satu alasan kenapa saya ingin berhenti juga. Karena merasa saya tidak mempunyai kuasa terhadap diri saya. Orang tua sudah tidak peduli, saya sudah diusir. Terus teman-teman juga tidak mau berteman dengan saya. Dan akhirnya saya merasa tidak bermanfaat saja untuk hidup. Ya kalau saya pengen pulih sih sebenarnya waktu itu tahun 2000 ya, saya jalan di daerah dekat gedung setek itu, mikir, wah hidup saya kok dikuasai banget sama narkoba gitu, maksudnya adalah punya tubuh, saya punya jiwa, saya punya pikiran, tetapi saya tidak bisa mengontrol itu, jadi kuasa saya terhadap diri saya sama sekali tidak ada, dan di situ saya berpikir. Kalau hidup saja saya dikuasai oleh sesuatu hal di luar diri saya, saya rasa itu bukan hidup yang saya cita-citakan. Tuhan, sepuluh mahal masing-masing, Tuhan Berikanlah kami kedamaian Beranian untuk mengubah Apa yang dapat kami ubah Dan kebijaksanaan Untuk mengetahui perbedaannya Terima kasih Waktu itu saya pernah bekerja di tempat rehabilitasi bersama 4 pendiri rumah cemara yang lainnya. Waktu itu kami berpikir, kami ingin punya sebuah komunitas yang terbuka, yang aman-aman bagi pengguna. narkoba dan orang dengan HIV untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. waktu untuk itu lagi mungkin berikutnya kita bisa ngebahas fokus masalahnya pada satu titik di sini kita menginisasikan rumah cemara tanggal 1 Januari tahun 2003 kami percaya bahwa semakin kita menstigmatisasi diri sendiri semakin kita tertutup semakin kita eksklusif justru permasalahan stigma ini nggak akan pernah beres gitu hai hai Kami juga menyediakan community-based treatment untuk pengguna narkoba. Jadi itu rehab untuk pengguna narkoba ya. Bagaimana pengguna narkoba mampu meningkatkan kualitas hidupnya di sana, memahami bagaimana cara mengubah dirinya, terus faham bagaimana caranya untuk melangkah lebih lanjut terhadap kehidupannya. Kalau ngelakuin abis sih nggak boleh. Tapi kan senyum itu berubah. Iya, tapi kalau senyum itu berubah. Gila, Bang. Itu kan dar, gila. Jadi mereka akan diajarkan secara bagaimana gaya hidup yang sehat, meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Lalu organik tuh Ini satu titik udah Udah sampe Gimana, udah sampe nyerah gitu Udah kehilangan terlalu banyak, udah harus kehilangan Udah kehilangan orang tua Dua-duanya udah kehilangan Keluarga yang entah berantah ada di mana gitu. Sekarang lebih udah sempat homeless. Tidur di pinggiran sekel juga. Sampai gue pikir ya, gue manusia bukan binatang. Kenapa gue tahu hal yang baik? Kenapa gue lebih pilih hal-hal yang buruk gitu? Nyeselin aja akhirnya ya coba. Gue mesti survive gitu. Yaudah datang ke tempat ini. Akhirnya nyadarin lagi bahwa gue ini manusia gitu. Bukannya binatang yang harus membunuh diri gue sendiri. Itu aja. Bisa gak lo langsung semangat? Ya mungkin juga bang kita semangat Bisa kalau depan umum Tapi buat obat juga gak? Awalnya memang gak bisa Kayak lo buat berhenti Awalnya gak bisa Tapi kalau lo ada kemauan, bisa? Bisa, Om. Di sana ada sesi-sesi, mereka akan berbagi pengalaman, kekuatan, harapan, serta informasi di antara sesama mereka agar bagaimana si pengguna narkoba ini mampu meningkatkan kualitas hidupnya ke depannya. Dan pada satu titik mereka ibaratnya galau di luar atau tidak tahu entah kemana saya akan pergi, ya dia bisa balik lagi ke tempat ini. Jadi kami berusaha untuk memberikan sens atau impresi kepada mereka tentang family mindiu konsep, bagaimana umat semara itu sebagai keluarga, lu bisa diterima apa adanya di sini. pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang Hai saya Alhamdulillah lulus dari kampus ini Universitas Panjajaran Fisip ya sebenarnya kampus ini juga cukup bersejarah dan buat hidup saya saya datang ke kampus ini ya suka ingat masa-masa kelam lah hai hai ke licik pake narkoba disini dulu disini ya tempat pake yang nyuri-nyuri apa kek ada helm, ada spion ada apapun yang bisa menghasilkan uang untuk mabok Ya sebenarnya kalau hambatan terbesar dari rumah cemara sendiri bukan resource, bukan financial, bukan apa-apa tapi bagaimana kita menjaga spirit kita untuk tetap konsisten terhadap value-value yang kita tetapkan dari awal. Karena sekalinya kita disoledat atau disirele atau jatuh keluar dari value-value yang sudah ditetapkan dari awal Ini akan menjadi masalah bagi kita Dan untuk menjaga spirit itu jauh lebih sulit daripada mencari uang Sekarang Ya gak kebayang aja sekarang malah diundang ke talkshow gitu. Dulu mah mungkin sampah lah. Tapi sekarang Alhamdulillah bisa diundang untuk berbagi dan bersikup turahmi dengan yang lainnya. Berbagi pengalaman. Alhamdulillah. Intro Kami mendapatkan informasi tentang Yudi ini di Medan Intro Yudi ini adalah seorang sosok pemain bola yang sangat berbakat, sempat menjadi pemain profesional di klub-klub profesional di Indonesia seperti PSMS, PSDS, versi Kota, Semen Padang. Namun ada di satu titik hidupnya dia sempat terkena narkoba, tapi dia tidak menyerah begitu saja. Dia mengizinkan dirinya untuk bangkit dan melihat komitmen Yudi untuk pulih dan mengembalikan hidupnya ke titik yang semula. Itu sangat besar. Jadi Homeless World Cup itu adalah sebuah ajang bagi kaum yang termarjinalkan untuk mewakili negaranya satu kali dalam seumur hidupnya dalam bentuk olahraga street soccer. Dan diharapkan setelah mengikuti Homeless World Cup itu mereka akan mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang, mampu mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik. 1, 2, 3 Saya lama berkecimpung di sepak bola nasional, di profesional, dan baru ini saya ikut di homeless ini dan saya sangat merasa senang, merasa nyaman, dan merasa luar biasa di homeless ini. Sangat-sangat berbeda lah. Di sini bukan materi, bukan apa, tapi suatu hal untuk membuat hidup kita bisa lebih bangkit lagi lah. Banyak pengalaman yang saya dapat di sini. Best player! Lihatin dong, best player, man! Best player! Alhamdulillah rumah cemara selalu 10 besar dari 48 negara yang mengikuti Homeless World Cup. Tahun 2011 Indonesia peringkat 6, tahun 2012 peringkat 4, tahun 2013 peringkat 8, dan terakhir di Cili ini peringkat ke 10. Ya saya rasa itu juga hasil kerja keras mereka untuk bisa tetap di peringkat 10 besar. Di situ saya rasakan di Omnus World Cup dan ya saya main sebaik-baiknya saja, main fair play, berusaha untuk gembira dalam segala pertandingan. Saya sangat mencintai sepak bola. Ada momen di mana ketika saya mau melakukan hal yang saya cintai, saya dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Di situ sangat menyentuh dan sangat emosional sekali. Hai desa awalnya waktu itu pernah kami jangkau di rumah sakit Hasan Sadikin dia sedang ngedrop waktu itu kebetulan dia kena infeksi oportunis si efek infeksi oportunistik sangat kurus ring kerontang lah ibaratnya tinggal tulang sama kentut dan nunggu matilah ibaratnya hai hai Alhamdulillah karena kemampuan dia yang keras, niat dia yang kuat untuk merubah hidupnya, Alhamdulillah dia sekarang bisa sehat kembali, bisa sempat ikut ke Paris mewakili Indonesia di Homeless World Cup 2011. Selain itu juga TESA salah satu penjangkau program Anak Muda di Rumah Cemarat. Program Anak Muda di Rumah Cemarat adalah bagaimana memberikan informasi tentang HIV dan narkoba kepada mereka yang tanpa penghakiman. Jadi memberikan informasi dan bagaimana mereka pada akhirnya mampu bijaksana untuk memilih gaya hidup mana yang mereka pilih. Kalau melihat dari pola perilaku saya dulu, umuran 14-24 itu adalah umuran-umuran yang sangat beresiko tinggi untuk tertulis. keluar HIV apa ya pengen mencoba semua dan yang ditemen-temen youth yang kita jangkau pun bercerita hampir sama dia mereka cerita kalau pernah melakukan hubungan seks mereka menggunakan menggunakan narkoba dengan jarum suntik miris memang cuman apa yang kita lakukan ya Hai hal yang paling dasar dulu lah Jadi, ada sebarang apa? Sekarang dia juga sebagai petugas di Lapas Banci. Dia membantu teman-teman yang di dalam Lapas Banci, warga binan, untuk membuat komunitas mereka di dalam, sharing di dalam. Ini pasti dilanggar lagi semua. Gitu deh. Hai kita kita green keluar dari kamu ngasihkan orang tua ras gitu istirahatnya kira-kira sedang tidak ada ini tahu ini tak banyak kayaknya abcd abstinen hanya untuk abstinen abstinen tidak melakukan hubungan seks sama sekali sebelum menikah puasa jadinya perjatah we bisa-bisa tak bisa tetap bisa tetap tak nah kalau nggak bisa satu lagi di faithful Hai sing setia dan melanggar kasih informasi-informasi terkait dengan ke narkoba dan penyakit yang bisa disebabkan oleh Nah, obat itu sendiri, pokoknya HIV, ya pokoknya memberikan perihal hidup yang diwarasin. Saya juga belajar di sini, saya belajar di sini contohnya PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di luar sana mungkin itu perilaku hidup bersih dan sehat itu masih dangkal ya. Garis besarnya, para warna ini kan warga binaan istilahnya itu, mereka harus dibekali sebelum mereka nanti... kembali ke lapangan lebar senantib. Jadi pembinaan yang ditekankan, yang dulu pernah diberikan selama di lapangan ini, direduksi lagi di akhir mau pulang. Jadi dia masih ada waktu sekitar satu pertiwa lagi untuk pulang, dan mereka dibina kembali dengan pre-realist treatment ini, sebelum nanti dilanjutkan oleh balai pemasarakatan atau BAPAS. Dan ginian Kusmayadi ini adalah manusia biasa yang mencintai endorfin, runtah pasar, ahli mencuri helm, spion. Ini benar? Betul, betul. Ini BCW disuruh ditulis sama seseorang karena biar lebih terkenal jadinya dibikin kayak gini. Tapi benar, dulu apa masih sekarang? Iya memang dulu memang saya ahli mencuri helm, spion, serta buku-buku di perpustakaan itu memang realitasnya seperti itu. Oke, itu dulu kalau hasil dari... Operasinya biasanya diapain sih? Ya itu dulu uangnya biasanya saya belikan untuk membeli narkoba, Kang. Oh gitu? Iya. Jadi gilanya adalah mantan Jano ya? Iya, saya mantan pengguna narkoba. Ngobrol seru bareng sama Gideon Najibaria disini tentang bukunya Melampaui Mimpi. Ya buku saya judulnya Melampaui Mimpi adalah karena saya memang tidak pernah memimpikan punya hidup yang seperti ini, punya pencapaian-pencapaian yang seperti ini. punya masa lalu yang seperti ini juga. Jadi semuanya melampaui mimpi-mimpi saya gitu. Karena buat saya waktu itu kan hidup itu adalah sesuatu yang ideal. Sekolah, terus bekerja, berprestasi dalam akademi seperti itu. Tapi di satu titik saya, di banyak momen dalam hidup saya, justru saya diberikan sebuah pelajaran hidup yang jauh-jauh lebih berharga. Dan saya... Sangat bersyukur mempunyai hidup seperti ini karena saya mampu mengenal banyak orang, mampu memahami diri saya sendiri, karena saya banyak berinteraksi dengan teman-teman yang ibaratnya sudah melalui life and death experience. Tapi mereka bisa bangkit kembali dan saya rasa tidak ada pengalaman yang mampu dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman tentang life and death. Experience itu sendiri, melihat orang berkembang, melihat orang menjadi sehat kembali, melihat orang menjadi pulih kembali, berkegiatan, bahkan sampai berprestasi. Itu yang menurut saya melampaui. Adalah waktunya bagi kami setelah 10 tahun kami berdiri untuk menginklusifkan diri dalam artian berkontribusi dengan masyarakat, bekerjasama dengan masyarakat, berganding tangan dengan masyarakat untuk berbuat sesuatu untuk lingkungan kita agar bagaimana lingkungan kita lebih baik dan juga intinya adalah bagaimana kita saling mengenal satu sama lain bukan mengenal di dalam ruang seminar, bukan mengenal di dalam Public advertising atau iklan layanan masyarakat tentang mengurangkan stigma dan diskriminasi bagi pengguna narkoba dan HIV. Bukan melalui kampanye-kampanye seperti itu lagi, tapi sudah waktunya dalam berkegiatan bareng, bekerjasama dengan masyarakat, siapapun, datar belakang apapun, untuk membuat Indonesia lebih baik lagi. Selain itu juga boxing agak selaras dengan... Teman-teman yang menggunakan narkoba karena boxing membutuhkan level fitness yang tinggi dan level fitness yang tinggi itu menghasilkan endorfin. Nah orang yang menggunakan narkoba juga ketika mereka menggunakan narkoba adalah endorfin yang dicari. Nah itu menjadi selaras hingga pilihan bagi pengguna napsa gaya hidup mana yang akan dipilih. Dan ya kita berusaha untuk mengakobodir kebutuhan endorfin tersebut melalui olahraga. Kita tidak harus disibukan mengubah persepsi masyarakat, karena kita selalu yakin bahwa terlalu banyak orang yang berpikir bagaimana caranya mengubah dunia. Tapi sedikit sekali orang yang berpikir bagaimana caranya mengubah dirinya sendiri. Seperti kata Tolstoy, itu kan seperti itu. Masalah persepsi dan pandangan atau ibaratnya penilaian, ya itu kami serahkan ke masyarakat, itu kembali lah. Jadi khususnya kepada orang dengan HIV dan penggunaan alkohol tidak harus merenungi nasib, kita mampu untuk bertumbuh kembang, kembali sehat, kembali pulih, dan kembali sehat. produktif selain itu justru kita harus berkontribusi kepada masyarakat untuk bagaimana kita mampu berkolaborasi membuat Indonesia yang lebih baik