Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
🏰
Sejarah Kesultanan Ternate dan Jalur Sutra
Aug 15, 2024
Kesultanan Ternate dan Jalur Sutra Nusantara
Sejarah Awal
Abad ke-12
: Ternate menjadi bandar perdagangan internasional.
Komoditas utama: Rempah-rempah dan cengkeh.
Pedagang dari Cina, Jawa, India, dan Arab sudah berlabuh di Ternate.
Nama Jazeera Al Mulk (Negeri Para Raja) oleh pedagang Arab menjadi asal nama Maluku.
Pembentukan Kerajaan
Tahun 1257
: Pembentukan Kerajaan Moloku dengan ibukota di Ternate.
Raja pertama: Momolo Chiko (gelar Bakmi Syur Malam O).
Ternate berkembang pesat karena letaknya strategis dalam perdagangan.
Masa kepemimpinan Bakmi Syur Malam O
: Fokus pada pertanian dan perdagangan.
Raja kedua: Jamin Kodrat (1272-1284).
Persaingan dan Aliansi
Terjadi persaingan dagang antara Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Raja ketujuh
: Sida Arif Malam O (1322-1331) menginisiasi pertemuan pemimpin empat wilayah.
Dibentuk persekutuan:
Moloku Kie Raha
(Persekutuan 4 Gunung).
Melahirkan empat kerajaan: Ternate, Tidore, Jailolo, Bacan.
Komoditas dan Perdagangan
Selain rempah-rempah, Ternate juga memiliki:
Kain tenunan lokal.
Besi olahan (pisau, pedang, kapak).
Unggas (kakaktua) dari Morotai dan Seram.
Perdagangan semakin meningkat, terutama dengan pedagang Arab.
Penyebaran Islam
Abad ke-14: Perjumpaan dengan Islam semakin meluas melalui pedagang.
Tahun 1492
: Zainal Abidin, putra Kolano Marhum, berlayar ke Kediri untuk mendalami Islam.
Kolano Marhum
: Raja pertama Ternate (1465-1486) yang memeluk Islam di Giri (Gresik).
Zainal Abidin naik tahta (1486) dan dijuluki Sultan Cengkeh.
Transformasi Menjadi Kesultanan
Zainal Abidin membawa guru agama dari Jawa untuk penyebaran Islam.
Mendirikan pesantren dan lembaga bobato untuk mendukung penyebaran Islam.
Ternate menjadi Kesultanan pertama di Jazirah Al Mulk.
Pengaruh politik Ternate semakin kuat di Maluku dan sekitarnya.
Akhir Pemerintahan Zainal Abidin
Tahun 1500
: Zainal Abidin meninggal.
Selama pemerintahannya, Ternate menjadi pusat pengaruh politik dan penyebaran Islam di Maluku.
📄
Full transcript