Assalamualaikum, halo semua Kali ini kita akan membahas mengenai Hipotesis penelitian pada penelitian kuantitatif Apa sih hipotesis itu? Hipotesis atau bahasa Indonesia hipotesis pada penelitian menurut Kerlinger entakmen adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih Hipotesis itu berasal dari kata hypo yang artinya lemah dan sesis yang artinya teori atau pendapat. Jadi, pendapat dari hipotesis ini masih lemah, karena perlu diuji lagi kebenarannya.
Hipotesis pada penelitian adalah dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap perumusan masalah. Jadi, ketika peneliti, kita sebagai peneliti merumuskan masalah pada penelitian, maka terdapat berbagai dugaan-dugaan yang muncul yang kemungkinan nanti akan menjawab hasil penelitian namun semua itu bersifat sementara dugaan-dugaan tadi karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris misalkan secara teori A itu benar, kasus A itu benar tapi ketika kita masuk ke lapangan secara A Realnya, di lapangan itu kok ternyata B yang benar, bukan A. Nah, itu kan masih menduga. Kita yakin kalau A itu benar secara teori, tapi fakta di lapangan ternyata tidak demikian. Terdapat dua macam hipotesis penelitian, yaitu hipotesis 0 atau yang dilambangkan dengan H0, kemudian hipotesis alternatif atau dilambangkan dengan HA.
H0 merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable X dan variable Y. 0 itu kan tidak ada ya, so tidak ada hubungan atau korelasi antara variable. Kemudian hipotesis alternatif. Atau HA berarti hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y Atau adanya perbedaan antara dua kelompok tadi Nah kedua jenis hipotesis tadi H0 dan HA itu itu selalu berpasangan. Jadi, jika salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima.
Misal, jika H0 ditolak, maka HA diterima. Dan sebaliknya, jika HA ditolak, maka H0 yang diterima. Kemudian, untuk bentuk-bentuk hipotesis, Ada tiga jenis bentuk-bentuk hipotesis, yaitu pertama hipotesis deskriptif dengan variable mandiri, kemudian komparatif dengan variable perbandingan, dan asosiatif, yaitu yang menyatakan hubungan.
Jadi nanti kita sesuaikan bentuk-bentuk hipotesis tadi dengan cara penyusunan hipotesisnya. Misalkan jenis penelitian asosiatif nih, kita juga harus merumuskan hipotesisnya menggunakan jenis penelitian asosiatif. Jadi nggak boleh... jenis penelitian kita komparatif tapi kita menyusun hipotesisnya asosiatif itu kurang tepat sebagai contoh disini ada contoh penelitian komparatif kita buat rumusan masalahnya misal bagaimana produktivitas kerja karyawan PTX Bila dibandingkan dengan Pty, maka kita juga harus menyusun hipotesisnya dengan hipotesis komparatif. Ada dua hipotesis di sini, kita bisa membuat hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Yang H0 kita bisa membuat hipotesis alternatif. bisa menduga-duga, misal, tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PTX dan di PTY. Lalu untuk alternatifnya, produktivitas kerja karyawan PTX lebih besar atau lebih kecil dari karyawan PTY.
Lalu contoh yang lain, misalkan pada penelitian kuantitatif asosiatif Sehingga ditemukan rumusan masalah apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa Kemudian kita bisa menduga-duga membuat hipotesis penelitian Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa Jadi nanti hipotesis itu ketika diuji dengan statistika kita bisa tahu apakah ada hubungan atau tidak dengan melihat H0 dan HA apakah hasil dari statistika tadi akan sama dengan 0 atau tidak jika sama dengan 0 berarti nanti tidak ada hubungan dan jika nanti tidak sama dengan 0 maka berarti ada hubungan hipotesis itu hanya ada di dalam penelitian kuantitatif saja karena karakteristik kuantitatif itu kan membuktikan sebuah kebenaran membuktikan kebenarannya dengan statistika, nah sedangkan hipotesis ini digunakan sebagai acuannya, acuan untuk pembuktian kebenaran tersebut nah itu tadi mengapa kok hipotesis itu penting, karena ia akan menjadi tujuan akhir suatu penelitian ketika kita sudah merumuskan dari awal hipotesis itu, maka nanti ketika dites kita jadi tahu nih Apakah nanti dugaan kita itu benar atau salah? Jadi semacam menjadi guideline atau acuan untuk kita melakukan penelitian. Lalu dari manakah seorang peneliti bisa menentukan hipotesis? Jadi menentukan hipotesis itu enggak asal kita menduga-duga saja, tapi kita juga punya landasan yang kuat.
Biasanya bisa dari hasil penelitian sebelumnya, atau pengalaman, atau juga dari teori-teori. Jadi misalkan kita ada... Rumusan masalah seperti ini Adakah hubungan yang signifikan Antara tinggi badan pelayan toko Dengan barang yang terjual Jadi kita sebelum menentukan hipotesis Misalkan kita punya Landasan hasil penelitian sebelumnya Penelitian sebelumnya Menyatakan bahwa Ada nih hubungan yang signifikan Antara tinggi badan dan Barang yang terjual Ada pula pengalaman, misalkan kamu tahu punya pengalaman kalau tinggi badan pelayan toko itu berpengaruh terhadap barang yang terjual.
Atau juga mungkin ada teori yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual. So, tidak asal menduga-duga saja, harus ada landasannya juga.