💬

Fenomena Self-Healing di Generasi Z

Aug 4, 2024

Catatan Kuliah: Fenomena Self-Healing di Generasi Z

Pengantar

  • Fenomena "self-healing" menjadi populer di media sosial.
  • Banyak orang, terutama generasi Z, merasa perlu melakukan self-healing akibat tekanan dari berbagai aspek, seperti hubungan yang toksik dan tuntutan akademis.

Pertanyaan Utama

  • Apakah generasi Z manja?
  • Apakah keinginan untuk self-healing itu wajar?
  • Apakah self-healing benar-benar diperlukan atau hanya pelarian?

Analisis Fenomena Self-Healing

1. Pengaruh Ekonomi dan Keluarga

  • Prof. Not Kasali menyebut generasi Z sebagai "Strawberry Generation" (halus luar, tapi lembek dalam).
  • Kesejahteraan ekonomi yang lebih baik mengarah pada:
    • Orang tua yang lebih overprotective.
    • Ekspektasi tinggi dari orang tua yang membuat anak merasa tertekan dan cemas.

2. Pengaruh Media Sosial

  • Media sosial sering menampilkan kesuksesan dan keberhasilan, membuat orang merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
  • Perbandingan ini seringkali tidak realistis dan berdampak negatif pada kesehatan mental.

3. Kesadaran Kesehatan Mental

  • Generasi sekarang lebih melek terhadap kesehatan mental, meski pemahaman tentang cara menjaga kesehatan mental masih kurang.
  • Stres coping yang umum dilakukan, seperti self-healing, terkadang tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.

Strategi Menghadapi Stres

1. Emotion-Focused Coping

  • Strategi yang berkaitan dengan mengelola emosi untuk mengurangi stres, seperti:
    • Jurnal
    • Meditasi
    • Curhat kepada teman
    • Mengikuti konseling
  • Kelemahannya: tidak menyelesaikan akar masalah.

2. Problem-Focused Coping

  • Strategi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara langsung.
  • Contoh:
    • Menyelesaikan tugas kuliah untuk mengurangi stres.
    • Mengajak pasangan untuk berdiskusi mengenai masalah.

Rekomendasi

  • Penting untuk memahami bahwa setiap masalah itu kompleks dan solusinya berbeda-beda.
  • Jangan berlarut-larut dalam emotion-focused coping; seimbangkan dengan problem-focused coping.
  • Fokus pada hal yang bisa dikontrol dan ketahui tanda-tanda ketika butuh bantuan profesional.

Kesimpulan

  • Mahasiswa yang merasa perlu cuti selama enam bulan untuk self-healing:
    • Validasi perasaan mereka, namun perlu disesuaikan dengan situasi.
    • Self-healing tidak selalu berarti melarikan diri dari masalah.
  • Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi stres.
  • Penting untuk terus mengembangkan diri dan memperkuat mental.

Referensi

  • Akun curhat di media sosial.
  • Buku Prof. Not Kasali tentang "Strawberry Generation".