Orang Bugis terkenal sebagai penjelajah samudera andal. Mereka juga punya kapal layar yang tersohor, yaitu Pinisi, yang berasal dari bulu kumba Sulawesi Selatan. Perahu Pinisi bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Tanah Beru, tapi juga Sulawesi Selatan. Bayangin aja tahun lalu 2017, perahu Pinisi masuk ke dalam UNESCO sebagai warisan tak benda. Dan sekarang dengan senang hati, saya ikut berlayar di kapal yang begitu megahnya, begitu besarnya, semua layar sudah dikembangkan, tinggal berangkat.
Ikut di ujang saya, Jajak Patuala. Keberadaan perahu Pinisi membuktikan bahwa nenek moyang kita memang seorang pelaut yang tangguh. Terlihat dari bentuk perahu yang gagah sehingga dapat mengarungi luas samudera.
Jadi tiang-tiang di setiap pendisi itu dan juga layarnya ada filosofinya sendiri. Nah termasuk dari tiangnya ada dua kalau menurut cerita masyarakat bermakna sebagai dua kalimat syahadat. Dan ada tujuh helai lembar dari layarnya itu sendiri mengartikan ayat yang ada di surat Al-Fatihah. Awalnya, layar perahu pinisi sangat berperan sebagai pendorong laju perahu.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, saat ini perahu pinisi menggunakan mesin dan layarnya berperan sebagai tenaga cadangan. Kesempatan istimewa buat saya bisa berlayar menggunakan perahu pinisi dalam rangka memeriahkan Festival Pinisi 2018. Karena biasanya perahu pinisi tidak digunakan untuk pelayaran jarak dekat, melainkan jarak jauh. Ketapa meriahnya Festival Finisti 2018, karena gak cuma dua kapal Finisti yang berlayar, tapi juga diiringi sama kapal-kapal kecil yang ada di belakang saya dan juga sampai sana. Ini semua turut serta ikut kita berlayar sampai di depan sana.
Hari ini saya benar-benar udah gak bisa berkata apa-apa lagi karena udah seneng terus lihat pemandangan sunset yang begitu indahnya. Luar biasa. Ikuti jejak saya, Jejak Batu Alam. Salah satu sentra pembuatan perahu pinisi terletak di kampung Tanah Beru, Gulukumba. Di sini mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pembuat perahu pinisi.
Bagian sama dari tahap pembuatan kapal pinisi. Jadi ini adalah bagian lunak, kalau yang di bawahnya ini adalah bodobol. Fungsinya sebenarnya ini untuk...
Berat dari kapal itu sendiri. Lunas atau tulang rangka pada bagian bawah kapal penisi ini menggunakan jenis kayu besi. Kayu ini tidak mudah lapuk dan tidak mudah dimakan serangga sehingga tahan lama.
Pembuatan kapal tunisi ini memang melalui proses yang panjang. Bahkan biasanya dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu kapal hingga siap berlayar. Nah ini salah satu pemasangan bodinya atau dinding-dindingnya.
Karena ini ada sedikit ruang jadi kita harus merapatkannya lagi. Tapi selain dipukul caranya ini dikunci. Ya dikunci. Dikunci ini namanya.
Kayu tak hanya harus rapat dengan bagian bawah badan kapal, namun juga dengan bagian tiang, agar air benar-benar tidak bisa masuk ke dalam kapal. Musik Coba pak, saya mau pukul sekali. Pukul ya.
Loh. Jadi dari tadi, saya pukul-pukul, masih diangkat lagi nanti nih pak? Diangkat lagi? Terus dipotong, pasang lagi, pukul lagi?
Dua kali, dua kali pengulangan. Nah ini tahapan selanjutnya masuk ke tahapan pemasangan gading atau tulang. Nah jadi memang kalau untuk masyarakat disini dipakainya memang hanya dua jenis kayu, yaitu kayu pude dan juga kayu beti.
Sebelum pemasangan mur ini, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah proses pemotongan kayu dan pengeboran lubang. Pembuatan dari gadingnya sampai pemasangan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Nah ini aja udah hampir 4 bulan ya Om ya.
Langkah selanjutnya adalah pemasangan tiang layar. Namun terlebih dulu dilakukan ritual peluncuran finisi. Pada momen ini biasanya seluruh elemen masyarakat berkumpul untuk ikut andil.
Ini dia momen yang saya tunggu untuk lopi atau menarik keraku untuk pertama kalinya ke lari. Dan ini masyarakatnya rame banget, ini bisa sampai puluhan orang bahkan yang nari. Hai, Rambut!
Bapak suaranya ada di bawah. Bapak tiriang-tiriang suaranya sampai seras. Itu artinya sebenarnya sebagai abah-abah dan juga doa supaya perahulunya tetap jalan terus ke sana. Jadi lebih mudah.
Jadi ritual untuk peluncuran kapal Vinny sih memang tidak langsung semuanya masuk ke laut tapi hanya bagian depannya saja jika sudah mengenai air laut seperti di depan itu berarti ritualnya sudah selesai. Jadi ini adalah tahap terakhir untuk proses pembuatan dari kapal Timisi yaitu untuk mendirikan tiang. Kalau yang di atas itu harus lebih rendah dibandingkan yang di depan, yang di depan itu harus lebih tinggi. Nah ini makannya sekitar 12 meter, kalau yang di atas itu 8 meter. Tadi saya kata, ya ini menggunakan kaki tarik dari atasnya Tuh lihat udah setengah siang Sebentar lagi akan berdiri Wah saya gak sabar Ayo pak Akhirnya selesai juga rangkaian dari tahap akhir pembuatan kapal finisi.
Ini di belakang saya tiangnya sudah berdiri dengan tegak. Dan di samping saya ini adalah contoh finisi yang memang sudah bisa dipakai, sudah bagus, sudah rapi, tinggal jalan aja. Harapan saya sih semoga saja ke depannya pembuatan kapal finisi ini tetap dilirik oleh wisatawan bahkan dunia.
Tetap ikuti jejak saya, jajan!