Transcript for:
Organisasi Islam NU dan Muhammadiyah

Maka NU itu ikhlas pada kakaknya. Dalam hal misalnya penentuan awal Ramadan dan awal syawal, NU ngalah. Monggo, kakaknya dulu yang lebaran sama kuasa. Itu ikhlas, kan gak pernah mendahului adeknya. Itu karena adek itu gak pernah mendahului. Kita ini NU dan Muhammadiyah saudara. Muhammadiyah saudara tua, kan begitu saya bilang. Kalau NU kata Prof Sekum Abdul Moti waktu talkshow saya dengan beliau dan Najwa Sihab itu saya bilang Muhammadiyah saudara tua, lalu Prof Moti bilang NU adik bongsor. Kalau saudara tua karena Muhammadiyah duluan lahirnya, kalau Addey Bongsor karena NU walaupun lahir belakangan, anggotanya banyakan. Itu mengakui, berarti Muhammadiyah mengakui kalau NU besar, prof itu artinya. Jadi kalau jatah menteri NU banyakan, ya ikhlas lah itu Addey Bongsor. Kalau sementara ini Kepala Kanwil di sini NU ya, ya ikhlas lah sementara. Nah itu kira-kira gitu. Nah ini kalau orang yang tahu tentang manhaj istimbat, jadi wilayah-wilayah furu itu kita biasa saja. Maka NU itu ikhlas pada kakaknya. Dalam hal misalnya penentuan awal Ramadan dan awal syawal, NU ngalah. Monggo kakaknya dulu yang lebaran sama puasa. Itu ikhlas kan, gak pernah mendahului adeknya. Itu karena adek itu gak pernah mendahului. Termasuk kalau terhawih itu juga pulangnya pasti duluan Muhammad yang rokaannya dikit. Monggo kakaknya dulu gitu loh. Cuman bab subuh memang itu adiknya sergep. Makanya adanya duluan, udah 8 menit. Yang semacam ini, memang kita harus paham semua. Secara detil nanti kita bahas. Kalau saya, biasanya saya membaca syair tentang ini saya sudah membaca syair dulu waktu di Winn yang pertama dulu dengan beliau tapi saya cerita, saya juga lupa itu syairnya, tapi saya cerita bahwa di Jogja ini Hawaii saya dapat kekasih saya, istri saya karena alumni fakultas TH, TH itu tafsir hadis Ucu Ludin bukan ya itu Ucu Ludin istri saya muridnya Prof Sahiran ya ya Alhamdulillah punya istri sarjana saya bangga ya karena saya santri keluduk dapat sarjana itu bangga betul nah kemudian kemudian Waktu itu saya baca syair, tapi syairnya tentang UIN Jogja. Kali ini syair saya akan bicara tentang istimbat. Bahwa NU itu punya doa abid dalam berfatwa yang luar biasa. Saya tulis ini. Kebetulan pada saat saya mengikuti kegiatan di Kabul bersama Dr. Imam Daru Kutni, dari Muhammadiyah Imam Daru Kutni, di salah-salah kegiatan di Kabul 6 hari, saya ingat saya kalau malam atau pada. pagi di sela-sela istirahat saya menulis ada saya tulis sekitar 40 halaman dalam bahasa Arab tentang bagaimana ulama NU itu beristimbad lalu saya sing saya ringkas jadi syair dan saya syarahi saya katakan bahwa bitul iftaih fadhiya khair fahifzuhah sahelun liali min sakhir berurut telfriq filmu kadeemah bainal furu Saudara-saudara, saya katakan Dua bitul ifta'i ihfad ya'akhi Dua bit berfatwa di kalangan ulama NU coba anda hafalkan ini fa'ifduha sahlun menghafalkannya insyaallah mudah Li'alimin sakhih, bagi orang alim yang dermawan. Pertama, tururatut tafriqifil muqaddimah. Anda harus bisa membedakan, yang pertama, pertama-tama, fil muqaddimah, bayinal furo'i wal usulithabitah. Masalah yang akan Anda bahas, yang akan Anda istimbat hukumnya, Anda bahsul masailkan, Anda tarjihkan kalau di Muhammadiyah, itu apakah masalah furuk, apakah masalah usul. Kalau masalah furuk, pasti ada perbedaan pendapat. Kalau masalah usul, ya kita tinggal menggali kedalaman saja, pasti tidak ada perbedaan pendapat. Kalau masalah furuk pasti ada perbedaan pendapat. Dan ternyata kata Imam Al-Haramain Mu'adhamu syari'ati sadarat minal ijtihad Boleh dikatakan bahwa seluruh isi daripada syariat Islam Islam ini hukum Islam ini semuanya pasti ijtihadiyah karena ijtihadiyah itu berarti khilafiyah kenapa ya karena dalilnya Dhoni tidak Qot'i jadi kalau ada khilafiyah khilaf tidak usah heran. Apakah itu masalah tawahid? Apakah itu masalah fikih? Apakah itu masalah akhlak? Masalah tawahid sejak dulu, ada perbedaan pendapat tentang Quran itu makhluk apa bukan. Ini masalah tawahid, ini khilafiyah sejak dulu. Tidak usah diributkan. Tentang sifat Allah. Antara Ash'ari Maturidi saja rinciannya berbeda. Ada 13, ada ini, ada belakangan Asma dan Asma. Sifat, rububia, uluhia Sudahlah tidak perlu diributkan Coba dicek, pasti nanti Ujung-ujungnya Perbedaan itu adalah lafzi saja Karena ujung-ujungnya semua Pasti tujuannya Bagaimana Allah itu tidak boleh memiliki Sesuatu yang tidak pantas baginya Cuma caranya berbeda Nah makanya Di NU nih Pak cerita, tapi rahasia aja ngomong-ngomong bagaimana waktu nyusun pengurus dulu ada kiai seperti Gus senior saya puteranya guru saya, Gus kemudian apa namanya Hai kalau Kiai Kiai yang nge-mode itu kecuali yang dulu kan ya terkenalnya agar namanya ya ada lagi di LPM siapa boleh Pak Nakhoy Nah itu Tapi di NU itu ada Kiai-kiai yang gualak-galak Seperti Kiai Anik Muhammad Kemudian ada Kiai Sedit, namanya saya Sedit Sedit Jewari Tapi biarkan ini, dua kubu ini, yang satu gua lah, satu sepertinya waga kiri, sepertinya, padahal dia enggak juga, saya tahu. Supaya apa? Ada dialektika yang masuk di situ. Sama kayak ini nanti, Kiai pesantren gabung dengan akademisi biar ketemu gitu loh. Biar tahu kenapa ada undang-undang pernikahan, kenapa perceraian begini, supaya tahu Kiai itu. Wong saya ingat betul bahasa hal itu dulu ikut nyusun kapal. Khi apa namanya? KHI sekarang kok KHI Bahasa nyusun, kompilasi hukum Islam Indonesia, ikut nyusun Pasti udah tau alasannya Supaya ikut KK kita, udah biarin Supaya ketemu, diskusinya Pasti akan asik Kenapa? Karena masih masalah Khilafiyah, bab Akhidah, bab Fikih Banyak lagi Justru kalau Fikih itu tidak ada Khilafiyah Gak asik Gak tau Umar bin Abdul Aziz Saya tidak senang Kalau umat Nabi Muhammad itu Tidak berbeda pendapat Adanya perbedaan pendapat Kata NU sudah subuh Kata Muhammad dia 8 menit lagi Itu enak malahan Kapan-kapan saya sebagai orang NU Kalau sahur kesiangan tinggal ikut Muhammad dia kan begitu ya Prof ya begitu sahur Ramadan baru makan belum minum udah adzan Allahu Akbar Masjid Nikwi aku aku minum, itu enak sentuhan patah atau tidak patah buahnya, makanya pada dobit yang kedua saya katakan tidak perlu keras kencang kalau ada perbedaan pendapat wahdarminal ingkarimanyuhalifuk addinuyus wa'al-ara'u tushiluk wa'adhar minal ingkari Anda tidak perlu ingkar man yukhalifuka orang yang berbeda pendapat denganmu ad-dinu yusrun karena agama itu mudah wa'al-ara'u dan banyaknya perbedaan pendapat tushiluk akan membuat Anda jadi enak Beda pendapat itu biasa, Pak Fikih itu isinya perbedaan pendapat semua. Nah orang kalau sudah biasa fikih itu, wah enak. Ya Gus ya, Gus Fahdud ya, tanya dulu, Pak Fikih itu apakah wali? Taksiku wajib, apa enggak? Oh, kata taku. Apa kata Gus Baharu? Pakai bantuan Hanabi mau malingi. Apa? Talvek? Wah ini jago, Masail Masail ini. Sampai nuntuk kenal Gus Fahrur Tadi saya curiga soalnya itu Kok Pak Rektor ini, Pak Makin, kok minta namanya Gus Fahrur? Jangan-jangan mau minta patuh aja itu Piesing ringan-ringan itu Wah, sudah susah Katanya Prof, lebih baik minta maaf daripada minta izin Itu itu Wah idah pertama Jadi Apalagi masalah akhlak Masalah tasawuf, itu perbedaan pendapat Luar biasa Dulu