Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh disini saya akan menjelaskan prestasi kebun kopi 1. prestasi tapak gajah, yang disini ada batunya dan disini saya akan menjelaskan prestasi kebun kopi merupakan salah satu prestasi dari dari tujuh prestasi punawarma prestasi yang ditulis dalam aksara Palawa berbahasa Sansekerta untuk lebih jelasnya bisa kita tanyakan kepada Bapak Pak Ugan Sugandi Baik, disini saya sudah bersama Pak Sugandi yang akan menjelaskan sejarah prastasi kebun kopi ini. Baik, terima kasih. Kita saat ini berada di salah satu kawasan situs yang mana kita disini berada di area situs kebun kopi atau tapak gajah. Nah, disini ditemukan tinggalan arkeologis pada tahun 1864. Jadi latar belakang dikenal.
dengan nama situs kebun kopi karena memang dulu ini area perkebunan kopi milik orang Belanda yang bernama Yonatan Ring jadi prasasti ini ditemukan bahwa kerajaan Tarumanegara itu merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa dengan meninggalkan tujuh buah prasasti yang ditemukan di beberapa wilayah DKI Jawa Barat, Lampung ya Di sini ada tiga buah prasasti, yaitu Ciaruten, Kebonkopi, dan Muaraciaten. Sedangkan prasasti-prasasti Taruman Negara itu menggunakan huruf yang sama, aksara palawan dengan bahasa sangsekerta. Seperti tertulis di prasasti Kebonkopi I. Di sini berbunyi jayafisalasa hastinah airawata fibatidam padat payam. Jadi di sini nampak jejak. kaki gajah yang seperti airawata, yaitu gajah penguasa di negeri Taruma yang agung dalam dan kejayaan.
Jadi di Taruma Negara itu jejak kaki gajah ini dijadikan sebagai lambang kejayaan yang merupakan stempel kerajaan. Sedangkan temuan prasasti ini memang semenjak ditemukan sampai sekarang masih kondisi di tempat yang awal. Jadi masih... insitu sedangkan airawata menurut mitologi Hindu yaitu merupakan tunggangan Batara Indra sebagai dewa perang nah jadi kawasan situs Muarajaya ini mempunyai latar belakang sejarah dalam kurun waktu yang sangat panjang berdasarkan tinggalan arkeologis yang memang banyak ditemukan disini dari mulai masa prasejarah kemudian Kemudian masa klasik, masa Islam, sampai masa kolonial.
Jadi berbagai macam tinggalan budaya. Kalau klasik atau sejarah jelas itu prasasti. Selain temuan prasasti, di sini ada temuan batu umpak, ada batu datar atau dolmen dikenalnya. Kemudian ada situs megalitik yang merupakan jejak masa prasejarah akhir.
Itu tentang latar. salah satu situs yang berada di Kampung Muara, Desa Ciaru Tenilir, Kecamatan Cibunggulang. Baik Pak, terima kasih atas penjelasannya.
Kalau boleh tahu, kami boleh lihat batu yang lainnya? Boleh, nanti Bapak Antar itu sudah menjadi salah satu kewajiban sebagai petugas kita yang mana merawat dan mengamankan sekalinggus, yaitu memberikan informasi ke... kepada anak-anak sekolah lokal maupun manca negara ya baik pak terima kasih baik sekarang kita sudah berada di tempat lain bapak boleh tolong jelaskan batu-batu yang ada disini baik jadi selain temuan prasasti yang dulunya ini area perkebunan kopi disini juga ditemukan beberapa bentuk budaya atau tinggalan budaya yang disebut batu umpak.
Inilah batu umpak yang merupakan periode masa kerajaan pejajaran. Jadi kalau usia prasasti Taruman Negara dibandingkan dengan ini, sangat jauh, sekitar seribu tahun perbedaan usianya. Jadi Taruman Negara itu memang punya beberapa pecahan. Dan juga kerajaan pejajaran merupakan salah satu pecahan dari Taruman Negara. Jadi batu umpak ini ditemukan sekitar jarak 200 meter dari perasasi kebun kopi.
Inilah dulu yang dijadikan sebagai komplek atau pemukiman di masa kerajaan yang lalu. Kota Tua Tarumanegara di sini dulu, tahun 400. Bagaimana struktur kepengurusan tempat ini Pak? Kalau untuk struktur organisasi ya, saya termasuk salah satu staff, pegawai pemerintah, yaitu dari Balai Pelestarian Cagang.
Nah, seluruh organisasinya yaitu Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan sampai ke bawahnya. Jadi BPK atau Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 9 itu lembaga besar di bawah Kementerian. Pendidikan dan kebudayaan Itu struktur organisasi Baik Pak, terima kasih atas penjelasannya lagi Dan kita akan pergi Kita menuju ke Prasasti Ciaruten Semuanya kita sudah berada di Prasasti Ciaruten Bersama Bapak Gandhi kembali Ya baik Kita sekarang berada di situ Ciaruten Yang mana ini merupakan Prasasti pertama Cicak Tarungan Negara Jadi Jadi Prasasti ini memang lebih dikenal mancanegara karena di daerah sini pun ini yang merupakan awal ditemukan.
Jadi sudah bukan insitu lagi Prasasti ini, dulu ditemukannya di tepi sungai pada tahun 1863 oleh N.W. Hopperman. Ya kemudian setelah itu dilakukan beberapa penelitian. Kemudian dipindahkan karena prasasti ini sangat penting sebagai bukti sejarah yang bisa kita pelajari untuk ilmu pengetahuan, sejarah, kebudayaan, bahkan untuk ekonomi.
pengembangan ekonomi. Kenapa disebut untuk pengembangan ekonomi? Karena di sini banyak obyek, obyek-obyek sejarah, jadi banyak tamu-tamu dari mana otomatis perekonomian masyarakat. perangkat itu terangkat itulah tujuannya untuk ekonomi sedangkan untuk sejarah taruman negara salah satunya prasasti si Arutun yang merupakan pertama jadi ada tujuh buah prasasti sebetulnya di daerah sini Cina di apa tiga di Banten satu di Jakarta satu hai hai Prasasti ini dipindahkan tahun 1981 dengan melibatkan Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada.
Waktu itu proses pemindahannya dengan menggunakan takal, jadi masih manual prosesnya. sekitar 2 bulan untuk relokasi prasasti Ciarute kemudian diresmikan setelah 10 tahun yaitu tepatnya tanggal 31 Maret 1990 oleh dirjen ya dirjen kebudayaan yaitu ukacandra sasmita nah di prasasti caruten ini aksaranya masih jelas ini yang mempunyai gaya yang khas tentang taruman negara jadi 7 prasasti itu sama dengan aksara seperti ini di sini ada empat baris yang menyebutkan tentang kegagahan Raja Purnawarman hai hai Bunyinya ya, wikrantasawani patre, srimatah purnawarmana, taruma nagarendrasa visnuriva fadadbayam. Nah itu sudah Bapak translitkan di situ ya, jadi ini merupakan...
terjemahan yang ada di Prasasti jadi disini disebutkan ini jejak dua kaki seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman Raja di negeri Tarumma yang gagah berani di dunia jadi 48 wilayah kerajaan pada saat itu memang ada di bawah kekuasaan Raja Purnawarman Ken, penasaran ada yang ingin ditanyakan lagi? Bapak, kenapa kan kalau di zaman sekarang itu kita menginjak batu itu tidak berjejak? Intro Mungkin membekas, jadi memang sejarah kadang-kadang di luar logika, di luar nalar kita Percaya tidak percaya, bukti kenyataannya ada Tapi memang beberapa pendapat, tidak mungkin katanya orang bisa menginjakan atau membekas di atas batu tapi untuk saya pribadi percaya kenapa?
karena orang zaman dulu itu ya memang orangnya yang disebut punya kesaktian jelas Kembali lagi kepada diri kita, percaya atau tidak. Kalau kita tidak percaya, mungkin kita tidak akan percaya dengan kejadian sejarah para nabi. Yang bisa berjalan dengan sekian detik, dengan jarak ratusan kilometer. Pak, di sini juga ada tulisan di belakang Di sini ada orang Sunda Gurahudang Ini bukan bawaan aslinya Dari zaman kerajaan Melainkan ini Para Para tamu atau para pendatang yang berwisata ke daerah sini, posisi benda ini waktu masih di sungai.
Pada saat itu tahun 1955, Undang-Undang Perlindungan tentang Cagang. agar budaya itu belum ditetapkan jadi inilah terjadi termasuk salah satu pandalisme, tapi ada maknanya para Sunda Gerah Rudang dalam arti bangsa kita itu harus kembali dengan masa kejayaannya karena memang di masa taruman negara bangsa kita ini disebut bangsa sumur makmur kata-kata bahasa Sunda menyebutkan gemah ripah tidak kekurangan apa-apa ilah sehingga bangsa kita ini menjadi bangsa yang lebih baik, lebih baju, menghargai dengan nilai-nilai sejarah budaya bangsa kita sendiri. Jangan budaya bangsa lain diangkat, budaya kita sendiri ditenggalamkan. baik terima kasih terima kasih atas waktunya mohon maaf jika mengganggu tidak apa-apa itu salah satu kewajiban baik sekian saja dari saya saya izin komit untuk diri Life could be a dream, life could be a dream Shoo do do do shabu Life could be a dream If I could take you up to paradise up above And you would tell me