Terima kasih. Kita akan teruskan sediakajian Balawah kita Kita masih bicara tentang Agrodul Balagriyah Agrodul Ilifat Al-Balagriyah Tujuan Ilifat Dalam Ilmu Balawah Dan yang kita perjadi ini berkaitan dengan iltifatul domir minal gaib ilal mukhotob Sepertimana, pertamanya berkaitan dengan tarhib dan terhib tahdid wa takwif kedua untuk taubih wa takri Ketiganya, Atashdid ala Talabis Syait Bila Allah menghendaki sesuatu Memerintahkan sesuatu yang Apa? Sesuatu yang mesti dilakukan Atahfif min shidatil amri Untuk meringankan bagi pekara suatu yang berat Kemudian ala'itab Sebagai celaan At-tahwifat tatkir Sebagai peringatan Dan juga sekaligus menimbulkan rasa takut Yang ketujuhnya atas syrif yakni mutakallim memandang mukhotob sebagai seorang yang mulia atau mutakallim memandang perbuatan mukhotob perbuatan yang sangat mulia itu namanya atas syrif Dan yang ke-8-nya Al-Imtinaan Al-Imtinaan Al-Imtinaan diartikan sebagai Alhamdulillah Al-Shukrul Al-Shukrul Al-Niamil Ketirah Al-Lati Abana iyaha wa an'ama alaina biha Imtunan itu adalah satu penghargaan maksudnya penghargaan Allah kepada hambanya atau pujian Allah terhadap hambanya jadi bila Allah hendak menghargai Anda memuji hambanya?
Bagaimana cara Allah hendak memuji dan menghargai hambanya? Ya ini dengan uslub iltifat Al-imtinan Alhamdulillah wa syukrullah Tahu dalam bahasa belamanya apa yang tepat ya, imtinan Ya intinannya Apa dipanggil? Gratitude Macam Gratefulness Gratitude Thankfulness Dan yang semana dengannya Apresiasi, Rekognisi, Kredit, regard, hatip, dan yang semakna dengannya. Dan yang semakna dengannya.
Artinya, Allah memberikan satu pujian, Allah memberikan satu penghargaan kepada hambanya. Mutakalim menghargai, memberikan perhargaan kepada mukhotob dengan cara menukar uslub domir daripada gaib kepada mukhotob. Lihat umpamanya firman Allah SWT Di dalam surah As-Sajadah Di dalam surah As-Sajadah ayat yang ke-9 As-Sajadah ayat 9 A'udzubillahimnashaytanirrojim.
Bismillahirrahmanirrahim. Ayat ini sambungan daripada ayat sebelumnya, ayat ke-8 Alladhi ahsana kulla shai'in khalaqahu wa badakhalqal insani min tain Itu kalam apa itu? Alladhi ahsana kulasa'in khulqah wabada khulqal insani mintin Apa itu dombernya?
Kalam khobari Kalam pemberitauan Jadi Allah cerita perkara yang gaib, gaib dalam arti kata orang ketiga Dialah Allah yang telah mencantikkan, memperelak, memperindah Segala sesuatu yang dia ciptakan Dia menciptakannya Dan dia memulakan ciptaan manusia Daripada tin Tengok masih menggunakan gaib Dia menciptakan manusia Kemudian, Tumasawahu. Kemudian dia Allah menyempurnakannya Masih gunakan gaib juga Hu Wa nafakho fihi Dan dia Allah telah meniupkan Di dalamnya Nya manusia Miruhi daripada ruhnya Selepas Allah cerita Hi hi dia insan Hi dia insan Hi dia insan Namanya gaib Kemudian ditukar Wa ja'ala lakum Dan dia telah jadikan bagi kamu Kamu itu yang dimaksud insan yang disuruhkan sebelumnya Dia Allah telah menciptakan manusia Daripada tin Dia Allah telah menyempurnakan penciptaan manusia Dia Allah telah memberinya Ruh daripadanya Setelahnya-nyanya dia namanya gaib Kemudian ditukar Ada iltifat kepada khitab dia menjadikan bagimu akan pendengaran dan penglihatan dan hati sedikit sekali kamu yang bersyukur seadai iltifat ilal khitab daripada gaib kepada khitab ja'ala lakum tujuannya yaitu untuk imtina Allah hendak memberikan kemuliaan Allah hendak memberikan penghargaan Allah hendak memberikan meletakkan mutakalim dalam kedugaan yang mulia Sebelumnya telah diciptakan, dia ciptakan kita hanya daripada tin Dalam ayat yang lain, ma'in ma'in Sebagai tanda kemuliaan yang Allah berikan pada hambanya Yakni, dia jadikan bagimu pendengaran, atan, dan hati Supaya, apa, tetapi sedikit sekali Kamu yang bersyukur Itu penghormatan Maksudnya Daripada makhluk yang asalnya Makhluk yang asalnya hanya daripada tin Makhluk yang bahan asalnya daripada ma'un ma'in Kemudian dimulyakan oleh Allah Diberikan kemuliaan Ditambah nilainya di top up dia punya nilai eh macam tas and go aja sehingga tinggi sehingga as-sama'u al-absor al-af'idah itulah imtinan daripada Allah sebab tanpa sama'un tanpa absorun tanpa af'idah cuman agamanya ya Kita dicipta daripada tanah, kita dicipta daripada ma'un ma'in, terlahir kemudian tak diciptakannya sam'un, absurun, tak ada apa-apa, jadi apa? Tak ada nilainya.
Kita tidak punya nilai sama sekali. Sebab sekurang-kurangnya, hayawan masih ada, sam'un, walaupun tidak berfungsi. masih diabsorun walaupun tidak berfungsi sempurna tapi jika manusia tidak punya tiga ini dan tiga ini bukan kendak kita ketiga-tiga ini adalah anugerah Allah tanpa kita minta tanpa kita minta itulah imtinan Tapi malangnya Allah kata, sedikit sekali kamu yang bersyukur. Tiga nikmat ini, tiga nikmat yang sangat besar.
Karena dengan tiga perkara ini, manusia menjadi sangat-sangat tinggi nilainya. Sangat-sangat tinggi. melebihi daripada makhluk-makhluk yang lain itulah imtinan ya macam gratitude lah kalau dalam bahasa inggrisnya gratefulness pun boleh, thankfulness pun boleh appreciation pun boleh, recognition pun barangkali tak salah Ada orang kata acknowledgement pun boleh diterima lah.
Kredit pun kadang-kadang ada, dapat kredit lah. Regard pun boleh. Hattip pun boleh.
Hattip pun boleh. Terpulang, gak pakai yang mana. Dan mungkin dalam bahasa, silakan menggunakan bahasa Tiongkok pun boleh, bahasa Jawa pun boleh. Kesimpulannya, nilai seseorang insan rupa-rupanya, inilah pada Sam'un Absalom. Dengan tiga anugerah ini, kita menjadi sangat-sangat bernilai, insyaAllah.
Tanpa tiga ini tidak ada artinya. Sebetulnya ada iltifat di situ Jadi dipindahkannya, ditukarnya Al-intiqal minal ghaibah ilal khitab Ligharadil imtinaan Supaya kita sebagai mukhotab menyadari Anugerah Allah yang tunya untuk kita menjadi paling mulia Hendaklah dijaga. Hendaklah disyukuri. Tapi lagi sekali, Allah sendiri yang mencipta kita, berfirman, sedikit sekali kamu bersyukur.
Tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya ketiga anugerah tersebut. Pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran. Afidah.
Fuad. Fuad. Contoh yang kedua, tanpa imtina Allah hancur kita.
Seperti ini tadi, tanpa sam'un, absur, afidah, kita tak ada nilainya. Contoh berikutnya, silihat surah An-Nur. Surah An-Nur, ayat yang ke-9 dan ke-10.
Dalam surah yang ke-ayat yang ke-9 dan ke-10. Hai ayat ini semuanya bermula daripada ayat yang ke-6 lagi ya ini cerita tentang Lian Cerita tentang li'an, bermula pada ayat 6, ceritanya ayat 6 itu menceritakan bila seorang suami menuduh istrinya berzina Tetapi tidak ada saksi, sebab tuduhan berzina mesti ada 4 saksi Maka dalam kes suami menuduh istrinya berzina Tidak semestinya ada empat orang saksi, sebagai pengganti empat orang saksi, si suami tadi mesti bersumpah dengan nama Allah empat kali. Demi Allah, yang menuhi, inna hula minasadikin, bahwasanya dia bercakap benar.
Dia bercakap benar, demi Allah, saya bercakap benar, demi Allah. Empat kali, itu sebagai ganti empat orang saksi. dalam kes khadhaf kemudian sumpah yang kelima dia tidak bersumpah dengan yang kelima demi Allah yang kelima dia rela dilaknat oleh Allah jika ia bercakap bohong wow serius itu tuduhan suami sangat serius menuduh istrinya berzina tapi malangnya tak ada empat saksi Kalau diperlukan juga empat saksi, ya makanya suami tak boleh menuduh lah.
Sedangkan dia katakanlah benar-benar ia berlaku, persidangan itu berlaku. Cuman nak tuduh istrinya, tak ada empat saksi, nak biarkan, dayus, cuman. Kan susah.
Akhirnya Allah bagi jalan keluar. Kalau kamu nak tuduh juga dan kamu yakin istri kamu berzina sebagai pengganti empat saksi empat kali bersumpah dengan nama Allah bahwa ia bercakap benar ditambah lagi satu sumpah yang kelima dia rela dilaknat oleh Allah bila ia bercakap bohong Setelah hakim mendengarkan sumpah suami lalu tanya pada istrinya Bagaimana Puan, adakah Puan mengakui tuduhan suami Puan? Atau Puan menafikannya? Kalau istrinya mengakui tuduhan suami itu benar, ya senanglah mahkamah jatuhkan hukuman pada istrinya Ya ini di rejam hingga mati terjamah mati jika istrinya menafikannya dia pun sama karena bersumpah dengan nama Allah 4 kali demi Allah suami itu bohong, demi Allah 4 kali Kemudian ditambah lagi yang kelima Dan dia pun bersumpah kali yang kelima Bahwasanya rela kemurkaan Allah ditimpakan ke atasnya jika suaminya itu, jika tuduhan suami itu benar.
Tengok, sama-sama berani bersumpah lima kali. Yang pasti Yang pasti Antara suami dan istri yang masing-masing bersumpah Berani bersumpah Bahkan rela ditimpukan azab Dan laknat oleh Allah jika ia bercakap bohong Yang pasti ada dua kata Mesti ada yang bohong Pastilah Pasti Tak mungkin keduanya bohong Atau keduanya betul Tak mungkin Tapi hakim tidak tahu Mahkamah tak tahu Yang tahu Allah Sebenarnya Bila sudah berlaku seperti itu Senang bagi hakim Suami istri tadi Yakni dipisahkan Diceraikan Talak Ba'in tidak boleh rujuk hingga kiamat walaupun istrinya kahwin 6 kali sekalipun selepasnya Talak Ba'in hingga mati kenapa? karena masing-masing sudah bersedia dilaknat oleh Allah bercakap bohong itu namanya li'an Sebab sekalian tadi, jikalah hukum qadhaf yang disuruhkan dalam ayat 4 itu katalah berlaku juga bagi suami Sebab ayat yang keempat itu hukum qadhaf Perempuan, eh orang yang menuduh perempuan lain berzina dan ia tidak mendatangkan 4 saksi Hendaklah disebat 80 kali, satu Keduanya, jangan diterima persaksiannya, tak layak menjadi saksi dalam saksi apapun Dalam saksi apapun, saksi jual beli, saksi nikah, tak layak Kemudian Mereka Diketegikan sebagai orang falsik Itu kodaf Katalah hukum ini berlaku bagi suami istri Ya, suami sempat salah Katalah suami melihat sendiri, mengatau sendiri Istilahnya tertangkap basah lah istrinya Tetangga basah namanya Bukan tetangga kering Lihat sendiri istrinya Yang ini sedang berzinah dengan orang lain Coba lihat Tuduh atau mau ke mahkamah? Tidak Kalau mau ke mahkamah, saya tidak ada 4 orang Kalau mau cari 4 orang Ya sia-sialah Maka Allah bagi jalan keluar Tak payah empat orang saksi Ganti sajalah empat saksi itu dengan Bersumpah dengan nama ku Sebanyak empat kali, kamu rela Dilaknat, aku laknat, jika kamu cakap bohong Jika kamu berjuang dengan nama ku Empat kali Bahwa kamu cakap benar Dan sekali yang kelima Rela dilaknat Jika ia bercakap bohong Itu penjelasan Itu namanya li'an Sekarang cakapkan Jika bukan karena Hurara kan rumah tangga Kalau tidak ada ayat li'an ini Sebab itu Allah kata dalam ayat yang ke-10 Tengok Walau lafadlullahi Alaikum wa rahmatuhu wa anna allaha tawwabun hakim dan kalaulah tidak kerana kurnia Allah atas kamu dan rahmatnya disitu tidak disebutkan jawabnya cerita sebelumnya ini, cerita li'ani, kalau kita lihat, jadi semuanya menggunakan domir goib Al-ladhina yarmuna Itu kan gaib Mereka yang berdua azwajahum Pasangan mereka Semua mereka ini Dan mereka tidak ada saksi Kecuali diri mereka sendiri Maka sebagai pengganti Yaitu sahadah salah satu daripada mereka Semua gunakan mereka, mereka, mereka Dan ayat yang ke-8 pun Wayadru'u anha Dan mereka menolak Ini namanya gaib Dhaumir gaib Kemudian Dalam ayat yang ke Sepuluh pula Wa laula fatlullahi alaikum Kalau ikut susunan ayat sebelumnya Wa laula fatlullahi alaihim Wa rahmatuhu Tapi disini tidak Sebagai jawaban kepada Laula Sebab warahmatullahi itu, antara warahmatullahi itu masih ada ayat Wa'anna allaha tawaburrahim, itu ayat lain Kalaulah tidak kerana kurnia Allah atas kamu dan rahmatnya Kan tidak ada jawabannya Ya mungkin Kalaulah tidak kerana Kurnia Allah atas kamu dan juga rahmatnya Hmm, itu jawabannya Jawab syaratnya, hmm Habis kamu, gitu lah, habis Ya, hidup jadi susah lah. Bayangkan, kalaulah Allah tidak tetapkan hukum li'an.
Tapi yang berlaku hanya hukum qadhaf saja, ayat 4 dan 5. Dan hukum qadhaf itu berlaku juga antara suami istri. Ya, habis lah rumah tangga itu. suami pasti serba salah nak menuduh tak ada saksi nak menuduh namanya dayus macam-macam mana jadi itu Allah kata kalaulah tidak kena kurnia Allah dan rahmatnya atas kamu hmm jawaban dia hmm haqful ma'mul yufidul umum bila Allah subhanahu wa ta'ala Quran membuang jawaban syarat atau membuang maf'ulnya itu makna umum jadi kita tak boleh bayangkan apa akan berlaku kepada kita Jika kita melakukan kesalahan, Allah pula tak bagi jalan keluarnya, Allah pula tak bagi kurnia dan rahmatnya. Habis, sebelum di akhirat, sebelum diadili di akhirat. Tapi Allah bagi jalan keluar, nih jalan keluarnya, bila kamu ada masalah.
Dan bila diikuti jalan keluarnya, ya ikut peraturan Allah SWT. Di akhirat menjadi ringan Yang pasti Saya katakan tadi Jika berlakulian seperti ini Mesti ada tak kira sama dengan suaminya Atau istrinya pasti bercakap bohong Pasti itu Tak mungkin kedua-duanya bohong Tak mungkin kedua-duanya bercakap betul Hanya saja si hakim Tidak bolehlah kemudian cakap Sebenarnya Saya tahu siapa yang cakap bohong Sebenarnya, mahkamah mengetahui siapa ada antara tuan dan puan ini yang bercakap bohong Cuma daripada gaya cakapnya pun, tak boleh Mahkamah mesti terima kedua-duanya itu sebagai satu kesaksian yang sah Dan antara suami dan istri yang berlibat dalam melian ini Mesti dilakukan secara sama Sama dihadapan, apa namanya, hakim Kedua-duanya sama dihadapan hakim, sama dihadapan undang-undang Apa dipanggil itu? Kesetaraan dihadapan undang-undang, apa namanya itu? Ada istilahnya apa itu? Ya samalah Equality before the law Apa bahasa Melayunya itu?
One word Equality before the law Bersama dalam depan undang-undangan Dan itulah keadilan Artinya semua orang ini mesti Diperlakukan sama Oleh undang-undang Itu keadilan Tak boleh kalau orang besar, lain pelakuannya. Kalau orang kecil, lain. Ada undang-undang kecil, ada undang besar.
Tak boleh. Oke. Sebenarnya itu kedua-dua tadi.
Walaupun pasti ada yang bercakap bohong, si hakim memperlakukan sama. Oke. Mahkamah merima keterangan Tuhan dan Tuhan ini sebagai satu pertimbangan. Dan tidak ada pilihan bagi suami, bagi istri Istri. Sebab sepenuhnya sudah di tangan mahkamah.
Hakim dengan mudah memutuskan. Kedua-duanya mesti dipisahkan. Tidak boleh.
Tidak boleh di... Oke kalau begitu baliklah. Hiduplah rukun damai.
Tak boleh. Hakim wajib memutuskan pisah Walaupun suami Tapi kami tak nak cerai Tuhan Hakim Si istri Kami pun tak nak diceraikan Itu tidak boleh Keberanian kesediaan suami istri Sudah saling laknat melaknat Itu kan laknat melaknat Ya itu wajib diceraikan Dan Kekal Tidak boleh rujuk hingga bila-bila Hingga bila-bila Katakanlah, ini katakanlah Keduanya Apa namanya, yang bercakap bohong Sebab bertaubat sebelum matinya Dan Allah terima Taubatnya Kemudian Di akhirat, katakanlah Keduanya masuk surga Si suami pun masuk surga, si istri pun masuk surga Di surga tidak dipertemukan sebagai suami istri Itulah Kan suami istri bila sama-sama alih surga Di surga akan dipertemukan semula Ini sudah tidak bertumbuh lagi Lain nanti pasangannya Lain pasangan dia Itulah maksudnya Dan itu penyelesaian yang luar biasa Daripada Allah Sebab kalau tidak suami pasti bingung Rumah tangga pasti beruhara Sebenarnya Allah Bukan karena kurni aku Dan rahmatku kepada kamu Ya dengan senang-senang nanti suami akan menuduh Zina Kalau kamu menuduh, kamu sih berani tak bersumpah 4 kali tambah 1 Oh tak boleh, saya tak boleh, sumpah-sumpah tak boleh, sumpah-sumpah tak main Eh mana boleh Dan istri pula, nih suami kamu dah berani bersumpah dengan nama aku, kata Allah. Bila rela dilatnat, bila cakap bohong. Coba mana, awak?
Awak menafikan atau? Saya tidak ada respon apa-apa. No comment. Weh, mana boleh no comment?
Adakah di peraduan mahkamah no comment? Pilih satu-satunya. Nak nafikan, nak mengiyakan, atau menafikan? Dia pun pikir-pikir, silah Kalau nak mengiyakan, ya Aku mengakui tuduhan suamiku benar Ya, hakim mahkamah pun senang Mungkin kan senang Ini betul-betul, ini apa sebenarnya Apa namanya Proses mahkamah yang paling mudah sebenarnya Sebab disitu tidak perlu lawyer Tidak perlu, ya mah tidak perlu lawyer Tidak perlu berkuam cara, tidak perlu pendakwa Kan masing-masing dah Ya untuk sementara waktu itu Lawyer apa namanya Jadi pemberhati Duduk di belakang Bukan masing-masing punya hak sepenuhnya Sebenarnya paling senang proses Tapi itulah, betul-betul Allah berikurnia Sehingga jika salah seorang yang berbohong tadi Walaupun berbohong dan berdosa Bohong dan berdosa Apa yang dirilai di laknat tetapi sebesar manapun dosenya Allah masih bagi peluang untuk bertawabat itu yang saya katakan kalaulah bukan karena Allah habis habis itu namanya imtina jadi Allah bagi satu apa ya imtina sehingga Hai apa namanya syaratnya dihargai syaratnya dimanfaatkan imtina tadi sebab tanpa imtina Allah habis orang tadi habis keluarga tadi seperti mana di ayat pertama tadi tanpa imtina Allah sam'un apsarun afidah kita ini tak ada nilai dia tak ada ya mungkin apa ya hanya menghabiskan Makan kuat Men, makan kuat, kerja tak mau, sebab pendengaran tak ada pun datang Coba-coba Ya, sekolah yang lembu masih berharga, sebab kalau gemuk kan mahal harganya Coba kalau orang sudah Pekak, buta, bisu Makan kuat, gemuk Dijual tak laku Kambing masih oke Soalnya itu kambing masih bernilai Katalah ini makan kuat Ini makan kuat, gemuk Tapi ini pekak, bisu, ini tak apa-apa Yang ini kambing gemuk, makan kuat Saya ingat kambing lebih mahal Ada harganya Itulah imtinan Jadi nilai betul-betul Masya Allah ini Ada pengalihan Struktur ayat Menggunakan diubah Di penyelidikannya Kemudian yang selepasnya Ditulis belum? Yang ke Sembilan Hai teman-teman Terima kasih.
9, 10, 11, 12 Al-Ikhtishasu Wal-Istihqaku Al-Ikhtisas wa Al-Istihqaq Al-Mubalaghatu Fil Hath Al-Mubalaghatu Fil Hath Khatsi At-ta'qidu ala sh-shay'i At-ta'qidu ala sh-shay'i At-ta'ajubu Wal-istiba'adu Al-ta'ajubu wal-istiba'adu Al-iqtisas wal-istihqa' Al-iqtisas itu maknanya pengkhususan Wal-istih-kho-kho Istih-kho maknanya hak Jadi pengkhususan dari Aspek Kepemilikan Pengkhususan dari aspek kepemilikan Hak Hak-hak-hak milik maknanya Bukan hak bermakna benar Maknanya dia sahaja, dia sahaja yang berhak memiliki khusus, bahwa benda itu khusus bagi dia, karena dia sahaja yang berhak memiliki. Ada sesuatu yang dia sahaja, khusus kepunyaan dia sahaja, milik dia sahaja, kan dia sahajalah yang berhak memilikinya. Contohnya mudah sekali, jangan melihat dalam surah Al-Fatihah.
Dalam surah Al-Fatihah. Dari pada ayat pertama dan seterusnya Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah yang maha rahman maha rahim Itu kalam khabari Itu kalam khabari Kalau kita yang membacanya Kita memuji Allah Dia Allah itu maha pengasih Maha pemurah Alhamdulillah Segala puji bagi Allah Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam Ar-Rahmanir-Rahim Maaf pengasih, maaf pemurah Maliki yaumidin Oh, yang menguasai Yang memiliki Hari Pembalasan Kalau kita baca seperti itu, agak-agak yang kita puji itu, yang Ar-Rahman, yang Ar-Rahim, yang Rabbul Alamin, yang Malik Yaumidin, gaib atau hadir. Ayat itu menurutkan yang kita puji itu gaib atau khadir depan kita gaib kan?
gaib kan? dia yang men Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrahmanirrahim Ar-Rahmanirrahim Malikiyaumidin itu kan tidak ada depan kita kan menjih kemudian, tengok Iyakah nak buduh? wa iyakah nasta'inu? Hai kaitu yang dimaksudkan Allah ar-rahman ar-rahim kaitu maksudnya yani Alhamdulillah tadi robbal alamin kaitu maksudnya yang Maliki yaumiddin Dari pada gaib, bertukar jadi Muhotob Iyakah Akan dikau Kami sembah Akan dikau, kami mohon pertolongan Ada iltifat Minal gaib Gaibah, kaya lah muhotob Itu bermana ikhtisos Dan istiqaq Pengkhususan dari aspek kepemilikan, artinya Hanya Allah sahaja, satu-satunya yang berhak Untuk disembah Hanya Allah sahaja, satu-satunya yang berhak kita memohon pertolongan Pengabdian dan penyembahan tidak boleh diberikan kepada selainnya Karena Ibadah, hakul ubudiyah, khas milik Allah.
Itulah khas hak Allah. Al-istianah, memohon pertolongan, minta itu, minta ini, tidak boleh diarah, dituju pada selain Allah. Karena al-istianah itu hanya boleh dibuat kepada dia sahaja.
Jadi ada iltifat disitu. Menurutkan bahwasannya. Hakul ubudiyah. Walisti'anah.
Hakun lillahi wahdah. Hakun lillahi wahdah. Hak.
Allah sahaja khusus bagi Allah. Itu daripada segi balagohnya, iltifatnya. Ini dari segi iltifat sudah membawanya ikhtisas dan istihqaq.
Sekarang daripada segi ilmu bayannya, apa namanya, takdim dan takhir dahulu. Iyakana abud. Di situ ada takdim dan takkhir Iyaka nasta'in Itu ada takdim dan takkhir Ada sepatutnya Yang dikemudiankan Tapi didahulukan Ada yang sepatutnya didahulukan, dikemudiankan Ikut susunan biasa Na'buduka Wa nasta'inuka Itu susunan biasa, kami menyembahmu dan kami memohon pertolongan kepadamu, tapi didahulukan.
akan engkau kami sembah akan engkau jadi disini ada takdim dan takhir ada bab yang mendahulukan dan mentakhirkan ada sesuatu yang sepatutnya dikemudankan, didahulukan ada yang sepatutnya didahulukan, dikemudankan dan ini pun membawa makna ikhtisas dahulu kita pilih namanya taksis Hanya dikau kami sembah Bermakna setelah kita mengakui Bahwa Allah sahajalah yang berhak disembah Ada iltifat tadi dari gaib kepada mukhotob Yang kedua kita bukan hanya mengakui saja Kita mesti mengamalkannya Cara mengamalkannya, iya kah? Hanya dikau ya Allah yang kami sembah. Kita bukan hanya meyakini sahaja, tapi juga mempraktikannya.
Inilah dasar akidah yang paling-paling penting sekali. Kalau kita hanya mengakui bahwa Allah saja yang berat disembah, tapi masa kita beramal menyebah bukan hanya pada Allah, Itu namanya apa tuh ya? Diterima atau tidak tauhid seperti itu? Tidak diterima Hanya mengakui Allah sebagai Satu senyata yang berhak disembah Hanya mengakui bahwa Allah satu senyata yang berhak Untuk kita memohon kepadanya Itu kita mengaku, itu meyakini Itu menurut saya hanya iman yang bersifat teori Iman yang bersifat ilmi Sedangkan iman yang bersifat ilmiah belum cukup Selain itu, iman yang bersifat ilmiah belum cukup lagi tidak diikuti dengan iman yang bersifat amali bersifat amalinya yakni, akan dikau ya Allah kami sembah karena kita, karena hambamu yakin hanya engkau saja nah disinilah, jadi lengkaplah sudah dalam al-fatihah ini, iman ilmiah, tauhid ilmiah dan amaliah sekaligus, karena disitu ada ikhtisas Betapa banyaknya orang yang membaca Iyaka Nakbut, Iyaka Nakbut Allah yang berdari sembah, tapi Realiti dia Apa yang diamalkan Tak pun menggambarkan Iyaka Nakbut Kadang-kadang yang diamalkan Nak buduka, bukan iyaka nak bud Nak buduka, kami menyembahmu ya Allah Jika kita membaca kami menyembahmu ya Allah Dan kita telah menyembah Allah Walaupun kita masih menyembah selain Allah, tidak salah Soal kita dah menyembah Allah Kita sembah Allah, kemudian kita kata kami menyembahmu ya Allah Ya jujurlah kita, walaupun kita masih menyembah selain Allah Berbeza dengan bila kita kata Iyaka na'budu Hanya dikau yang kami sembah Tiba-tiba kita masih menyembah Nah itu maknanya kita cakap bohong Jadi dalam surah al-fatihah ini ada dua tawhid sekaligus Tauhid ilmiah dan tawhid amaliah Tauhid ilmiahnya yakni kita dapat lihat daripada Iltifat minal gaib kepada muhatab Itu ilmiahnya Tauhid amaliahnya kita lihat daripada takdim dan takhirnya dalam iyaqa na'bud Begitulah inti fatihah Yang ketiga, yang masalah Bila kita Menyatakan, bila kita Memuji Allah Azza ini Bila kita memuji, ya Puji-puji ini hendaklah kita berikan Kita ucapkan Kepada yang raib yang Allah mengajar kita Allah mengajar kita memuji yakni dengan susulan gaib dia itu maha pengasih, maha penyayang dia itu maha pemurah dia itu gaib itu pujian yang ikhlas Tapi bila kita menyatakan taat, setia, patuh, tunduk, depan dia.
Iyakana bud? Bukan, nak buduhu, wanasta inu. Nyatakan Bila kita nak menyatakan keimanan Kepatuan kita nyatakan di depannya Karena bercakap berhadapan-hadapan Tapi bila nak memuji Di belakang Itu kuidahnya Kita dua-dua Puji depan-depan Di belakang, kirim salam. Memang tidak baik kan, memuji depan orang kan tidak baik, Nabi pun tidak suruh. Kalau ikut sunnah Nabi, sepertinya kita ini belum sangat ya, sebab kalau ikut sunnah Nabi, sepertinya kita tidak lebih suka dikritik daripada dipuji.
Ya, kalau ikut sunnah Nabi. Kalau ikut sunabi, hendaklah umat islami lebih suka dikritik daripada dipuji. Sebab karena kalau kamu lihat orang dipuji kamu, ya tabur aja pasir ke mukanya.
Tapi, realitinya kan begitu. Elegik kena kritik, melompat-lompat pula kena. Dipuji pun belum. Belum tahan dia puji Tuh, jadi Allah pun mengajar kita, memuji itu kena gaib Dia memang, sebab bila memuji di belakangnya, cakap yang betul tentang seorang yang baik, sebagian seorang di belakangnya, itu makna ikhlas Ikhlas Abu Sofyan sebelum beragama Islam Musuh Nabi yang sangat kuat lah, musuhnya Semasa pergi ke Ethiopia Hendak menghalang Hendak minta lah maksudnya Minta kepada penguasa Raja Ethiopia Supaya Baginda Tidak mau menerima, menolak lah Sahabat-sahabat yang hijrah ke sana Jangan lah sampai ini umat-umat Islam Diterima di sana Jadi ditanyalah oleh si Raja ini Beta dengar di negeri kamu ini ada orang mendakwa jadi Nabi. Betulkah?
Betul, Tuhan. Tolong ceritakan kepada Beta. Siapa orangnya? Abu Sofyan sangat membenci Nabi. Sangat-sangat benci.
Dengan istrinya sekali. Masa di Makkah. Dia berkata, ya dia itu adalah keturunan blablabla.
Keturunan yang baik-baik. Dia sentiasa menyuruh kita. Apa namanya? Silaturahim. Dia sentiasa bercakap benar.
Dia sentiasa. Tidak ada satu pun. Yang tak elok yang Abu Sufyan ceritakan tentang Nabi kepada penguasa-penguasa Bayangkan Wahadir musuh nomor wahid di hadapan Nabi Dia boleh saja cakap bohong kan Apalagi dia sangat membenci Nabi Tengok, orang yang paling benci pada Nabi pun, bila bercakap di belakang Nabi, tak mampu nak menceritakan keburukan.
Kan memang tidak ada. Tuman ya. Pujian. Abu Sufyan itu pasti ikhlas.
Pasti ikhlas. Orang menceritakan kebaikan orang lain, tanpa diketahui olehnya, itu biasanya lebih ikhlas daripada kebaikan di depannya. Di depannya.
Jadi kalau ikut Al-Quran malah di belakangnya Di depannya kalau namanya taat setia Dan memang tak elok pun puji di depan orang Puji seseorang di depan orang Ya akuis sajalah kebaiknya di belakang Tanpa diketahui oleh yang kita puji Nih, ikhtisos Istiqa Jadi ada dua Ada dua pengajaran Dua asas tawhid Tauhid ilmiahnya Kita boleh ambil daripada Kita boleh fahami daripada Adanya intiqal Daripada kitab Bismillahirrahmanirrahim Itu ada bentuk gaibah Itu bentuk kitab Perintifak itu Memaksud adanya Tauhid ilmiah Kita wajib yakin Bahwa Allah sahaja Satu sahaja zat yang berhak Untuk disembah Dan kita mempertimbangkan Keyakinan kita itu tauhid ilmiah namanya Kemudian adanya takdim dan takhir Dalam iya kanakbut Wa iya kanasta'in Yang mengikut susunan biasa, yaitu nak buduka wa nasta'inuka Tapi mak'ul bihnya letak depan Barulah fi'il fa'il Itu nama takdim dan takhir Pun disitu adanya Taksis Iktisad dan istiqaq Dari segi tawahid Amaliyah sebab itulah iya kanakbud wa iya kanas'in merupakan inti al-fatihah tuh ada iltifat jadi ada pengajaran yang sangat-sangat apa ya mendasar ada pelajaran pengajaran ini yang sangat mendasar sangat-sangat fundamental sangat mendasar, sangat fundamental Hai ya tentang ayat ini penting sekali itu dipelajari itu sangat-sangat penting yang paling Terima kasih. Ingat punda Mental Sangat-sangat fundamental Yang ke sepuluh Iltifat ini Membawa maksudnya tujuan Al-mubalaghah fil-hati Al-mubalaghatu Fil-hati Mubalagh itu mana? Besangatan Fil hassi Hathun itu maknanya Mengambil Menyuruh, memerintah Mengharap Dan semacamnya Jadi kalau kita nak suruh orang Dan kita nak sangat orang itu buat Kita ingin meningkatkan Tingkat suruhan kita itu Bahwa suruhan itu suruhan yang mesti dilakukan Bukan hanya himbauan Oh apa ya himbauan Menghimbau dengan menyuruhkan lain, bukan hanya setakat himbauan Tapi suruhan yang sangat-sangat kuat Katalah banyak nak, tolong ambilkan pisau Itu kan suruhan ya, orang tua suruh anaknya ambilkan pisau Tapi karena orang tua tidak sangat pisau itu sekarang, perlu sangat Ya, kena ditekankan lah suruhannya, bagaimana? Bagaimana supaya suruhan itu terasa begitu kuat sehingga budak itu segera buat Bersama lu kena ditambah-tambahkan pahalanya Ambe pisaukan Atau mungkin intonasinya dirubah Bahasa Arab tidak perlu begitu Tidak perlu mengubah intonasi Dan tidak perlu menokok tambah kalimat Nah, itulah Kalau suami Melayu mungkin nak ambil pisau Sekarang Buddha itu masih tak bergerak, waham maknya tak nak lambat walaupun sesaat ya akhirnya dia punya intonasi ditekan karena NEEE MIMIMI DOSA KARANG tuh maknanya lebih kuat itu kuatnya karena intonasi dia Kalau dengan intonasi yang kuat, budak itu masih belum gerak juga Sebab dia ingat perintah itu perintah biasa, ditambah lagi Nah, ambil kanan, dengar tak? Maksudnya dah jadi Ya mungkin bahasa cakap kita Melayu begitu Bahasa Al-Quran tidak begitu Bahkan tidak perlu menekankan intonasi suara tidak perlu menokok tambah, oh kena tambah kalimat, bla bla bla hanya perlu iltifat rasakan iltifatnya itu sebab itu memahami Al-Quran, mesti paham dia punya karakter bahasa Al-Quran sebab mana yang kuat tak ada pun penguatnya ini bahasa Al-Quran bukan bahasa kita bahasa kita memanglah ditekankan Hai dan tak semestinya kalimat yang suaranya kita tekankan kemudian bermanfaat belum tentu tentu bahkan inna allaha kata Allah wa Allahu akbar namanya wafurun halim takkan ufurun halim ya lagilah tak Itulah, jadi lain.
Memang itu saya katakan, bila bicara tentang ilmu balagoh ini, kaitan dengan rasa. Dauk. Sebab itu kalau kita tidak banyak menggunakan dauk, ya memang susah. Kan bahasa, kan banyak yang kena dauk.
Kena dauk. Apalagi dauk Al-Quran, dauk Arabi. Oh, sangat tinggi sekali. Sangat tinggi sekali. Sehingga kita tidak akan lebih banyak melibatkan rasa.
Melibatkan rasa. Bukan yang lain. Itu dalam ilmu balagoh. Filma Allah SWT dalam surah Al-A'raf 145. Dimana Allah nak suruh supaya perintah itu Hendaklah segera dilakukan Perintah itu jangan diabaikan Jangan ambil ringan, jangan ambil remeh Sebab perintah itu mubalagoh Mubalagohnya bukan dengan taukit Kalau kita memubalagohkan dengan tambah non-taukit Itu bukan ilmu mubalagoh itu Itu bukan, itu ilmu nahu biasa, ilmu sorof biasa Itulah Di dalam Al-A'raf 145 Allah SWT berfirman Wa katabna lahu fil alwah Dan kami telah menetapkan Kami telah memutuskan Segala apa yang Allah putuskan untuk dilakukan oleh hambanya saat itu Lahu bagi Musa fil alwah Di dalam lauh Lauhun jamaknya alwah Batu tulis, batu bersurat Sebab pada zaman dahulu menulis di atas batu, diukir Sehingga lama Lama, apa namanya, bukan di ketas, bukan pakai pen Mingkul li syait Yang kami tetapkan peraturan yang mesti mereka patuhi itu dari segala sesuatu Cukuplah untuk menjadi kehidupan diri oleh Allah di dunia akhirat saat itu dengan peraturan yang Allah telah tekan dalam Taurat itu.
Mau idhotan, ianya sebagai pengajaran. wa tafsilan likul lisya'i dan penjelasan tafsil uraian secara terperinci fasola itu maknanya pisah jadi tafsil maknanya memisahkan, menguraikan hingga bagian yang paling kecil jadi maknanya diuraikan hingga sangat terperinci, sangat jelas lah likul lisya'in bagi tiap-tiap sesuatu bermakna kitab Taurat bukan kitab yang biasa Dia kitab suci Dia kitab Allah SWT Yang mengandungi peraturan Peraturan yang mesti dilaksanakan Oleh mereka kaum pada saat itu Allah firmankan Fakhudha bikuwah Fakhudha bikuwatin Dan Maka ambil oleh engkau waimusa Haa akan alwah Taurat itu dikuatkan dengan kekuatan. Maknanya isinya itu kamu amalkan betul-betul. Khudha bi kuwah.
Wa'mur kau maka. Dan suruhlah kau engkau, wey Musa, yak hudu bi ahsaniha. Mereka mengambil yang terbaik daripadanya. Isinya ini boleh, Ini baik, ini baik, ini baik, pilih yang lebih baik Ini dari segi cara beramal Hendaklah memberikan prioriti kepada yang ahsan Itu maksudnya.
Ini dari segi beramal. Tadi suruh mengambil. Sekarang dari segi mengamalkannya, kalau tidak boleh melakukan semuanya, ya pilihlah yang ahsan. Bukan makna dalam Taurat ada yang tidak baik. Ini dari segi afdoliah.
Jadi dalam beramal, mesti mengambil kira keutamaan. Prioriti tidaklah diberikan pada mana yang ter. Suruh kaum kau, He Musa, mengambil, mengamalkan dengan yang terbaik.
Sa'urikum darul fasiqin. Aku akan perlihatkan kepada kamu darul fasiqin. Negeri, kampung, halaman Orang-orang yang Fasik Orang-orang yang tidak mau Mengambil, mengamalkan Isi kitabku, kata Allah Aku telah hancurkan Dan aku akan perlihatkan kepada kamu kesan-kesannya Kalau kamu tak percaya Aku suruh kamu mengamalkan Taurat Ya, kamu tidak melakukannya, kamu Fasik Apa nasib orang Fasik?
Aku akan tunjukkan kesannya Tengok dalam ayat ini, ada iltifat Mana iltifatnya? Mana iltifatnya? Ini contoh yang kesekian kalinya Oke, tipatnya mana? Iya? Dan ini, kan?
Juna Mana dia? Oh, tak nampak lagi? Tengok Qurannya baru nampak?
Tengok muka saya tak nampak? Mana ada? Allah katakan bahwa secara mudah kitab Taurat yakni kitab suci Allah Isinya, kandungannya pelbagai ketetapan Allah, keputusan Allah Ima berupa perintah, wa ima berupa larangan Dan Allah sudah jelaskan segala sesuatu apa yang patut dibuat, apa yang mesti tinggal Ada dalam kitab itu, segala sesuatu Karena ia panduan hidup, Allah perintahkan Musa untuk berpegang dengannya, dengan kuat. Bukan Musa saja, bahkan Musa pun disuruh Allah untuk perintah kaumnya, suruh kaumnya pun mengambil yang terbaik. Amaran Allah sangat keras.
Jika perintahnya ini tidak dilaksanakan, amaran Allah keras. Allah nak binasakan mereka, sebenarnya Allah telah binasakan kaum yang fasik yang menolak ajarannya Buktinya nanti Allah akan tunjukkan Mana kampung yang dahulu pernah dihuni oleh orang Yang Allah telah binasakan karena kefasikannya Karena fasikannya So, mana istifadnya? Kan perubahannya sangat ketara Suruh kaumu mereka, mereka Kaum engkau itu kan gaib Suruh oleh engkau, kaum engkau Kan gaib itu Supaya mereka, itu kan gaib Mereka mengambil Kemudian Allah kata Aku akan perlihatkan pada Mu Mu ini siapa ini?
Mu ini siapa? Ya kaum Musa Yang bilang mereka tidak mau mengamalkan Sebelumnya yak hudu mereka Supaya mereka mengambil Mereka, mereka Dan jika mereka tak nak Amalkan isi Taurat Aku akan perlihatkan padamu Kamu tuh mereka, mereka tuh kamu Itu iltifatnya Daripada gaib Kepada Khitab Tujuannya apa? Mubalagoh fil hathi Allah ingin meningkatkan Tingkat perintah itu Perintahnya yakni itulah Ya'khudu bi'ahsaniha wa'mur qawmaka ya'khudu Ya'khudu itu kan jawab tolab daripada umur perintah Allah kepada mereka supaya mereka mengambil atau mengamalkan yang Yang baik, yang terbaik Jika perintah ini tidak diabaikan Tidak diindahkan, maksudnya Ya, Allah akan berikan kepada mu Ditukar jadi kamu itu Untuk meningkatkan tingkatan khasunnya Mubalaghah fil hathih Jadi suruhan tadi menjadi kuat Bukan suruhan biasa Allah suruh mereka berpegang dengan Taurat ini bukan perintah biasa, tapi perintah yang bersangatan kuatnya bersangatan jadi untuk meningkatkan tingkat kekuatan perintah hanya perlu iltifat hanya perlu mengiltifat daripada ghaibah ilal khitab khitabnya yaitu sa'uri kum kum itu kamu sedangkan yang sebelumnya ya'kudu qawmaka ya'kudu bi'akhsaniha ya'kudu, qawmaka itu mereka ghaib Nah disini, Al-Gharat Al-Mubalaghah Fil Hathi Al-Akhdi Tujuan istifad ini, yakni Mubalaghah Supaya, apa namanya, dalam Fil Hathi Al-Akhdi Supaya mereka benar-benar mengambil, mengamalkan Apa namanya, Taurat itu Jadi bukan perintah sunat Bukan hanya wajib, tetapi hyper wajib. Bukan fardu kifaya, tapi fardu a'in.
Sebab dalam Al-Quran ini, jamah sekalian, kan ada. Tidak semua perintah ini hukumnya wajib dalam Al-Quran. Kalau kita belajar usul fiqh, kan tidak semua perintah dalam Al-Quran itu hukumnya wajib. Ada perintah yang hukumnya hanya sunat.
Hanya perintah Allah yang hukumnya hanya irsyad, isyad itu panduan, pembimbingan. Hanya perintah yang, ada perintah yang hukumnya hanya mubah, harus, contohnya. Kalau semua perintah Al-Quran dalam akurat hukumnya wajib, wah, susah kita. Allah kata, kulu wasrabu.
Makanlah oleh kamu Wajib tau makan Wajib Mana boleh perintah Wajib Ada perintah yang Hukumnya hanya harus Buat boleh, tak buat pun tak apa Istaghfirullahum Allah beriman pada Nabi Mintalah ampun Jangan minta ampun Nabi disuruh oleh Allah Seperti memohonkan ampun buat Munafik Istaghfirullahum Istaghfirkan fil amar Datang daripada Allah Adakah itu berman wajib? Tidak Sebab Allah kata Jadi tidak semua fiil amar Dalam Al-Quran Walaupun datang dari Allah Bermakna wajib Dan tidak semua Dan fiil amar Atau fiil yang wajib Tingkat kewajibannya berbeza-beza Ayat ini Perintah dalam ini Tingkat kewajiban perintah itu tinggi sekali Sangat tinggi Terima kasih. Jadi kalau kita bicara lebih daripada sekadar hukum wajib, sunat, haram, makroh, harus. Sebenarnya kalau dalam urub balagoh, ada perintah wajib yang ada wajib plus.
Itulah. Wajib plus. Namanya. Bukan hanya wajib itu mudah. Wajib dibuat.
Tak boleh tinggal. Tinggal berdosa. Tapi ada wajib yang Wah macam itu Dan untuk mengetahui mana yang wajib plus Satu diantaranya dengan Iltifat Secara Allah meningkatkan tingkat perintahnya itu Bukan dengan menambahkan perkataan dalam ayat itu Dan tidak perlu mengubah intonasi Tidak perlu Hanya itu Walaupun ayat dibaca dengan perlahan dan berlagu sekalipun Perintahnya tetap kuat Walaupun kata Hai itu orang-orang dahulu bila takdebu Alquran mustahib Zaid dia jarang melagukannya semasa tadabur dia akan main makan daunnya Oh Masya Allah ini ini bukan sebarang perintah nih dia rasa begitu sehingga kesimpulan hukum istimewa hukum yang mereka berikan hebat-hebat belaka Terima kasih.
Tapi coba kalau kita lebih dipanik oleh merdunya suara Yah tak nampak tadi Ini tak nampak Macam biasa Itulah balagoh itu letaknya disitu Faidahnya Untuk memahami disitu Jadi, kalau saya tadi, kalau dalam hukum fiqah itu adalah ada, hukum apa namanya, ada wajib, ada sunat, ada haram, ada makruh, ada harus, sebetulnya tingkatan dan wajib itu pun tidak sama. Kalau mengambil kira betullah susunan perintah, uslub amar. Si ghotul amar.
Amar dalam Al-Quran. Bukan fi'il amar ya, si ghotul amri. Si ghotul amri maksudnya susunan perintah dalam Al-Quran. Apalagi sudah bila melibatkan balagoh, contohnya iltifat.
Jadi itu saya katakan, perintah Allah dalam ayat ini kepada Musa dan kaumnya, khasnya kaumnya, Untuk berpegang teguh kepada isi Taurat, itu bukan perintah biasa, bukan hanya wajib biasa, ya katanya wajib plus walaupun tidak ada belajar Fikah, wajib plus tak jumpa memang tak jumpa, memang tidak ada ulama Fikah pun tak akan wajib, tapi mereka tahu bahwa tingkat perintah itu sangat tinggi dari mana kita tahu ada iltifat Perubahan, apa namanya, uslub daripada gaib kepada mukhotab, itu menurutkan Mubalagotun filhassi anil akhdi Menurutkan bersangatanlah perintah mengambil, perintah mengamalkan itu Sebab ini memang tidak boleh dicambarkan mungkin dengan bahasa lain, mungkin tidak boleh Sebab kalau dalam bahasa burak Melayu kan lain Kalau dalam bahasa Melayu, maunya Tolong keluar sekejap Tolong keluar sekejap Orang itu tak nak bergerak Tolong keluar sekejap Masih tak bergerak, kita pun tuh Keluar lah Orang itu masih baru dengar itu Keluar sampai tunjuk Keluar Oh maknanya ini nak sangat kita keluar Tengok gayanya tadi berubah-ubah Kita penat Kena terpaksa menyusun banyak kata Meninggikan suara Al-Quran tidak perlu begitu Uslub Al-Quran tidak perlu menokok tambah sampai berjela-jela Apalagi mengubah intonasi, tidak perlu Hanya dengan itifak yang nampaknya sederhana Tapi mempunyai makna yang sangat dalam Dan itu Masya Allah luar biasa itu Kemudian At-Taqid Al-Shay'i Hai ini fahamnya al-mubarakat filhasi jadi berapa namanya tingkat apa namanya apa-apa semuanya ya Allah bersangatan mana yang bersangatan atakin alasyaik menguatkan takki itu menguatkan lah alasannya atas sesuatu kalau tadi perintah ini menguatkan sesuatu takkit sehingga sesuatu yang tak disampaikan itu menjadi sangat kuat Hai sehingga orang yang menerima yang mendengarnya supaya mengambil berat Kata berita aja mas kalian Kalam berita, kalau kita sampaikan Katalah Tadi ada lori terbalik Itu kan biasa kan Nilai pemberitaan itu kan Biasa kan Tadi ada lori terbalik Supaya orang itu ambil berat, supaya orang itu lebih yakin, kita sampaikan. Kan kita perlu tambah kan? Kita perlu tambah katalah, pahamnya? Sungguh tadi ada lori terbalik. Dari kuat tuh.
Kalau orang itu masih tidak percaya, demi Allah. Tadi ada lori terbalik. Kan ada... Kita tambah begitu kan Dalam bahasa Arab dan Al-Quran pun ada begitu juga Yang kita telah pelajari dahulu tentang Jenis-jenis kalam Khobari Kan ada ibtidai, ada tolabi, ada ingkari Tetapi ada dalam ilmu balagoh Yang Masya Allah Tidak perlu menokok tambah Pekataan Tidak perlu menokok tambah kalimat Hanya Buat itifad Ubah dia punya domirnya Daripada wa'ib kepada Mukhotob Sehingga berita, kalam berita Jumlah khobari Menjadi kuat Sehingga mutakalim yang asalnya tak percaya menjadi percaya, yang asalnya percaya menjadi?
Eh, yang asalnya tak percaya, yang ragu menjadi? Percaya, yang tak percaya jadi? Sangat percaya, begitulah.
Dan tidak perlu ada tokoh tambah kalimat. Ini hanya ada iltifat. Namanya ta'git al-na'asya'i.
Lihat firma Allah dalam surah Maryam. Ayat yang ke-70 dan ke-71 Surah Maryam 70 dan 71 Allah cerita tentang ahli neraka atau nasib seseorang di akhirat di akhirat hanya ada dua tempat satu surga, satu neraka neraka dan surga, dua saja kalau tidak surga, ya neraka Bagaimana nasib orang di akhirat kelah? Ketika Allah cerita tentang Jahanam Neraka Jahanam sebelumnya, ayat 7, apa namanya, 69 dan sebagainya itu lah Ayat 70 Allah kata Nahnu, thumma la nahnu, kemudian sungguh kami A'lamu maha mengetahui billadhin Dengan orang-orang yang Hum mereka, aula bihasiliya Yang lebih layak, lebih patut berbenam di dalamnya sholah asiliya itu masuk Allah maha mengetahui dari sekian bilion manusia yang telah diciptakannya di dunia kemudian dibangkitkan di akhirat dengan pelbagai amalan yang dibawa perangainya di dunia Allah kata, aku maha mengetahui dari sekian bilion manusia yang aku ceritakan ini, siapa yang paling layak masuk neraka.
Allah tahu dah. Jika saya tidak ada khisab pun, Allah tahu, terus masuk dalam neraka. Ada yang kekalkah, yang sementarakah, kadar siksa yang seberapa, Allah maha tahu. Sambilnya apa ini? Di sini.
Ummanahnu a'lamu billadhinahum awla bihasiliya. Waif kan? Kami lebih tahu siapa di antara mereka.
Mereka ini manusia semuanya. Tapi tiba-tiba dalam ayat 71 wa iminkum ila wariduha ala kana ala rabbika hatman maqadiyya dan tiadalah seorang pun daripada kamu kamu melainkan wariduha ia akan warid-warid mendatanginya atau memasukinya jahannam dan tiada seorangpun daripada kamu Wahai manusia, Melainkan, Pasti akan memasuki, Nyanya jahannam, Karena Allah, Yang sebetulnya adalah, Satu ketetapan yang telah diputuskan, Atas Tuhanmu, Tak seorang pun, Tak seorang pun, Ketika ayat ini turun, sahabat bertanya pada Rasul, Ya Rasul, kalau setiap kita pasti melalui Jahannam, masuk Jahannam, lalu apa bezanya antara orang yang soleh dengan orang yang kafir? Orang mu'min dengan orang yang derhaka? Lalu Nabi beritahu, iya tidak seorang pun daripada kamu imam yang mu'min, imam yang kafir, yang baik atau yang tak baik, melainkan pasti warid melalui neraka jahannam. Tapi faizal malam.
Kata Nabi Bila kamu memasuki Jahanam Kamu disini merujuk kepada Kamu dalam hadis Nabi merujuk kepada orang mu'min Ahli surga Ketika ahli surga masuki Jahanam Dalam perjalannya ke surga Jahanam tidak menyala Artinya apa? Tidak seorang pun di akhirat ini Malaikan pasti lalu Jahannam, hatta yang nak masuk surga pun Kenapa begitu? Karena ini keputusan Allah Yang ahli surga melalui jahannam, tetapi jahannam tidak menyala, bahkan sejuk.
Sementara yang ahli jahannam, ya terperangkap disitulah. Ada yang ahli surga, tapi masih mempertahankan amal dosanya, ya disitulah, panah dahululah. Bila dosanya sudah habis, panahnya pun.
Sudah tak ada, tukar jadi sejuk, ya masuk surga lah. Sebab tidak ada laluan untuk sampai ke surga, melainkan pasti di jahannam. Nah disitulah akhirnya timbul, tapi bagaimana disirot?
Sirot katanya di atas jahannam, itu pebijakan yang panjang dalam ilmu tawhid bukan dalam bab balagoh. Sebab orang musti pasal biasanya digambarkan dulu, memahami akhirat bila divisualiskan jadi bingung. Katanya ada sirot, memang ada wajib saya. Katanya ada maksar, iya. Pasal sudah digambarkan, di sini ada padang maksar, yang sangat luas, semua kumpul di situ.
Depannya ada neraka, jurang, bukan main dalam. Di atas neraka itu ada jambatan, surat, di sana ada surga. Jadi seandainya surga mesti lalu, surat itu, ada yang jatuh, ada yang separuh jalan jatuh, ada yang merangkak tapi berjaya, ada yang... Ada yang benar-benar gayat-gayat jatuh?
Bila sudah digambarkan begitu, semakin susah memahami alam akhirat. Kalaulah gambar itu sudah melekat dalam ini. Ya, maknanya gitu, gayat, pung, jatuh. Sederhana sekali pemahamannya terhadap akhirat kalau seperti itu.
Bukan begitu. Jangan digambarkan dahulu, nanti memahamnya jadi mudah. Tapi kalau sudah dibizualiskan dan lekat di sini, Tapi sebelumnya pernah dapat kitab Kanan, kiri Bukan begitulah Jangan difahami begitu Walaupun penjelasannya seperti itu Artinya tidak boleh di visualiskan Kenapa Allah tukar Jabrahum menjadi kum? Ya, karena untuk menguatkan karena mungkin, sebab sahabat Nabi pun bingung ih, gimana ya Rasul apa bizanya kita orang mu'min dan orang kafe kan meragui kan apa bizanya kita mu'min dan orang kafe kalau semua kita mesti lalu jahannam, sebab Quran kata baru Nabi jelaskan tadi oh, begitu Jadi neraka tidak menyala bila ahli surga melaluinya karena tidak ada dosa yang dibawanya.
Yang mereka neraka panas itu karena dosa. Karena dosa, bila tidak ada dosa, tidak panas Neraka ini tidak seru otomatik jadi siksa bagi siapa yang melaluinya Bergantung pada siapa yang melaluinya, ada yang dibawa Dia bawa kayu api atau tidak? Kalau dia masuk bawa kayu, ya panas lah Kalau tidak, ya tidak lah Baik, untuk sementara itu saja Penjelasannya masih ada Perlu dijelaskan ini Wallah alam musikum wa ipitakullah Mudah-mudahan diberkati Alhamdulillah Terima kasih.