Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
📚
Evolusi Kebijakan Pendidikan di Indonesia
May 15, 2025
Evolusi Kebijakan Pendidikan di Indonesia
Pendahuluan
Bahasan tentang evolusi kebijakan pendidikan dari zaman kolonial hingga era Merdeka Belajar.
Ki Hajar Dewantara sebagai inspirator dasar pemikiran pendidikan.
Pentingnya memahami kebijakan pendidikan untuk pemangku kepentingan.
Kebijakan Pendidikan di Era Kolonialisme
Pendidikan diatur secara sentralistik dan tersegregasi oleh pemerintah kolonial Belanda.
Hanya pribumi dari keluarga bangsawan yang diberi hak untuk bersekolah.
Tujuan: Memperkuat kekuasaan Belanda dan menyediakan tenaga kerja murah.
Dua jalur persekolahan:
Untuk anak Eropa (Oksigen Tal).
Untuk bangsawan pribumi dan ras Cina/Arab (Oriental School).
Perlawanan dari pribumi terdidik seperti Muhammadiyah dan Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan sekolah.
Kebijakan Pendidikan Pasca Kemerdekaan
Era Orde Lama (1945-1960)
Pendidikan sebagai instrumen untuk membangun negara yang merdeka.
UU Pendidikan pertama (No. 4/1950) menekankan nilai-nilai Pancasila.
Fokus pada penyediaan akses pendidikan dan infrastruktur.
Partisipasi siswa meningkat signifikan.
Era Orde Baru (1966-1998)
Perubahan fokus kebijakan pendidikan dari kebebasan berpikir menjadi indoktrinasi.
Stabilitas sosio-politik menjadi prioritas dengan pengelolaan pendidikan yang sentralistik.
Rekrutmen guru dan pembangunan infrastruktur sekolah meningkat.
Namun, kualitas pendidikan masih menjadi masalah.
Era Reformasi (1998-2019)
Desentralisasi pendidikan diatur dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003.
Fokus pada kualitas hasil belajar siswa dan manajemen berbasis sekolah.
Berbagai program reformasi belum sepenuhnya meningkatkan kualitas pendidikan.
Kebijakan Pendidikan Era Merdeka Belajar (2020-2030)
Tugas pemerintah: menciptakan SDM berkualitas dan menjawab tantangan revolusi teknologi.
Memberikan otonomi kepada daerah dan sekolah dalam pengelolaan pendidikan.
Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan sekolah.
Tujuan kebijakan Merdeka Belajar:
Menciptakan aktivitas sekolah yang menyenangkan.
Pemimpin sekolah melayani siswa dan guru.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran.
Pembelajaran sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa.
Kurikulum berfokus pada pengembangan karakter dan kemampuan berpikir kritis.
Sistem penilaian yang mendukung perbaikan, bukan hukuman.
Kesimpulan
Pendidikan harus memajukan hidup dan mempertinggi derajat kemanusiaan.
Pentingnya peran kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.
📄
Full transcript