Transcript for:
Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dan Tradisinya

Terima kasih. Bagi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, merawat alam adalah merawat kehidupan. Hal ini menjadi pranata yang dipegang teguh secara turun-temurun. Bercocok tanam padi menjadi warisan pengetahuan Kasepuhan Ciptagelar dari generasi ke generasi. Namun demikian, ketika pranata tradisi mengikat kuat tak membuat mereka gagap teknologi. Mereka sangat paham kapan tradisi dijalankan dan kapan teknologi digunakan sebagai sumber kehidupan. Justru ketika memanfaatkan teknologi membuat mereka semakin menghayati kearifan sebagai modal keberlanjutan kehidupan. Itu nama Cipta Gelar itu sebetulnya dulu diberikan oleh Almarhum Ayah Abah Itu dikasih nama dulu itu disini kampungnya itu namanya itu Kampung Cikarancang Sama Almarhum digantikan namanya jadi Cipta Gelar sebetulan ciptanya masih sama masih nama Almarhum untuk gelarnya itu karena pas pindah ke cipta gelar itu banyak masyarakat yang di luar dari masyarakat adat ingin mengetahui keberadaan kita kita disini jadi ya kata Amar itu mungkin sekarang udah gelar udah banyak yang ingin tahu dan kita juga harus membuka diri untuk menginformasikan ke yang banyakan untuk adat istiadat yang ada di kita hai hai Dari mulai tahun 88, Almarhum memasukkan listrik bikin mikro hidro. Kebetulan ada salah satu CSR-nya, Taman Nasional, waktu itu Jai Kak punya yang ada dana CSR dari Jepang. untuk membuat satu unit mikro hidro di Cipta Gea. Jadi yang terbangun waktu itu turbin kurang lebih 40 ribu watt. Jadi JICA sama Jepang itu ngasih hangarannya, beli semen, beli turbinnya, beli kabelnya, kita yang pasangnya. Jadi itu semua dialirkan dari bendungan, dari air. Kita bendung bareng-bareng, terus kita salurkan, muterin kincir, ya kincir yang mendapatkan listrik kita bagikan ke warga. Kurang lebih ada di dua desa mungkin ya, desa Siena Rasa sama desa Siena Resmi. Sampai saat ini masih memanfaatkan energi mikrohidro. Kami khusus ke warga kita, di mana kita, kita titip, sekali lagi, ulang reklam calon lancar mulai, udara tinggal dengan aturan, sepuh, aturan sara, aturan negara, sefadus, ayat tenggalin, turunan orang, animasi keneh. Tarak Ta'acan Dewasa Bikin mikro hidro Alhamdulillah bisa diterima di masyarakat adat Dengan satu catatan ada beberapa Titik yang sama sekali Tidak boleh diterangi Salah satunya mungkin di lumbung padi Terus lagi di tempat lisung Itu sama sekali Jadi sampai saat ini yang tidak boleh kita gunakan salah satunya utamanya itu tidak boleh digunakan teknologi yang baru itu khusus berkenaan dengan pertanian padi. itu sama sekali nggak boleh. Entah itu traktor, entah itu penggilingan padi yang modern. Istilahnya Medjikong buat nanak nasi itu sama sekali dia bilang nggak boleh. Pengenalan tentang teknologi itu adalah dari pengetahuan lokal mereka untuk menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan mereka. Mereka tadinya hanya mengenal sistem pertanian berladang, artinya mengahuma, berpindah-pindah. Jadi perpindahannya itu ditentukan oleh sumber tidak sumbernya lahan itu. Tapi kemudian tuntutannya mulai berubah karena mereka sudah mengetahui. bahwa ada sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk bertanam padi melalui lahan basah. Mereka mengenalah teknik bersawah, berterasering, sehingga tidak memudahkan tanah itu longsor, walaupun misalnya digunakan untuk sawah. Tetapi pengairan untuk sawah itu dialirkan secara alami, jadi tidak menggunakan suatu irigasi yang teknikal seperti di tempat-tempat yang di dataran yang lain. Tetapi mereka menggunakan pengairannya secara... secara alami saja air diluncurkan dari atas ke bawah dengan pengaturan yang sedemikian lupa sehingga tanah itu tidak menjadi lembab dan menjadi mudah lepas dari ikatannya kemudian Aba Incup atau ada Anom menemukan pembangkit listrik mikrohidro Jadi dia memanfaatkan air dengan pengetahuan tentang kelistrikan dan seterusnya, maka dibangunlah listrik yang dapat memenuhi kebutuhan Kasepuan Cipta Gelar. Bumi, dia terundak-undak, nah paning dicengkuk, mau berundak, ngampar gitu banget. Kan terbumi, gitu-gitu, nah itu di sawah, di perumahan. Nah ini mah bener-bener di... Abah Uqis yang sekarang mengembangkan teknologi informasi, mereka membuat radio lingkungan, kemudian membuat... televisi lingkungan dan itu nampaknya amat bermanfaat dalam mencerahkan tetali paranti karuhun melalui tuturan-tuturan yang disiarkan melalui radio ini. Jadi dalam pengertian ini mereka bisa menyesuaikan terhadap perkembangan zamannya itu mengalir saja secara alami. Bahwa masyarakat adat itu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan itulah yang akan menjamin keberadaan masyarakat adat. Yang terjadi di Cipta Gelar sekarang ini kan banyak yang mereka rakit sendiri ya dan itu pasti ditentukan oleh kemampuan itu, kemampuan beli terhadap teknologi yang ingin dipakai itu yang menurut saya penting terjadi dan tentu saja lagi-lagi ada anak-anak muda yang tertarik Kehadiran teknologi dan modernisasi di sebuah komunitas adat tentunya mengubah berbagai tatanan. Ada yang dampaknya positif, tapi efek negatif juga tak terhindarkan. Mudahnya akses informasi membuat nilai-nilai adat tak lagi menarik di mata generasi muda. Kenapa saya pulang dari Bekasi? Karena Bekasi sudah jona merah Jadi mungkin orang tua Mungkin Khawatir gitu Jadi telepon terus dari kampung Habis pulang dari Bekasi Khawatir Kamu sekarang ya paling sehariannya ya paling kalau ada ini beli ngojek, terus pulih yang cool. Sebenarnya sih rencananya pengen... pengen ke kota lagi kenapa pengen ke kota lagi karena pengen cari modal ya soalnya pengen buka usaha di kampung gitu jadi seperti apa misalkan warung atau apa gitu awal pertamanya sih ya mau bikin warung lah gitu dulu bikin warung kopi ya terus misalnya pengennya bikin apa dagang Hai berhenti Dari part motor gitu. Oh jadi ngebengkel. Sambil ngebengkel, sambil punya warung gitu. Keterbukaan informasi membuat mereka ingin menjadi bagian dari komunitas global. Tapi di sisi lain, ada kecenderungan mereka meninggalkan nilai-nilai adat yang telah menjadi identitas mereka sebelumnya. Dorongan pergi ke kota dan ingin merantau ke kota, meninggalkan profesi sebagai petani adalah salah satu dampak yang paling terasa, menyisakan kekhawatiran akan hilangnya nilai-nilai tradisi. Jadi memang betul, untuk modernisasi itu sangat pengaruh, pengaruh besar untuk anak-anak muda, apalagi sekarang ya ibaratnya internet atau handphone sudah pada pegang, pada punya. Jadi segala informasi dan mereka berhubungan itu lewat media sosial, jadi jaringannya memang sangat kuat gitu. Untuk saat ini berpikirannya memang kesana ya. Masyarakat adat lupa dengan dirinya sendiri, lupa dengan sejarahnya, lupa dengan pengetahuannya dan kemudian menjadi kehilangan kebanggaan. Pengetahuan masyarakat adat, ilmu masyarakat adat, etika, nilai-nilai hidup masyarakat adat tidak diajarkan di sekolah. Tapi diganti dengan ajaran lain, diganti dengan ilmu-ilmu lain, diganti dengan cara pandang yang lain. Nah ini yang menjadi persoalan. Disinilah pendidikan berperan penting. Pendidikan bisa menjadi jembatan sehingga teknologi atau modernisasi tidak harus berbenturan dengan tradisi. Namun sayangnya, infrastruktur pendidikan seringkali menjadi masalah. Seperti kurangnya akses, mulai dari bangunan fisik hingga kurangnya tenaga pengajar. Selain itu, juga perlu kurikulum khusus yang mampu mengakomodir dinamika dan kebutuhan khusus siswa-siswi masyarakat adat. Pendidikan formal di sini yang tersedia fasilitas dari bidang pendidikan yaitu dari mulai faun, SD, SMP, cuma SMP saat ini masih satu atap. minimalisir, SMP memang ada, sama madrasah juga. Tapi ada satu tahapan lagi seperti sekolah menengah atas, SMA, mudah-mudahan ada bangunan dari pemerintah ataupun dari mana, segi yang membantu untuk membajukan. Di segi pendidikannya, sangat kami harapkan dan itu impian-impian anak-anak muda yang lulus dari SMP. Mereka kebanyakan mau meneruskan, ingin gitu istilahnya. Mudah-mudahan, puji syukur untuk ke depannya ada SMA di sini. Di Kasih Puhan, Cipta Gelar, mereka punya sekolah adat. Jadi, sekolah adat untuk kemudian merespon, mencoba mengatasi masalah yang muncul atau kelemahan-kelemahan yang tidak ada di sekolah umum. Jadi melengkapi, tidak menggantikan tapi melengkapi, memastikan bahwa generasi berikutnya itu fondasi utamanya itu adalah nilai-nilai masyarakat adat. Pengetahuan pertamanya itu adalah tentang dirinya sendiri. Setelah kuat fondasi tentang dirinya sendiri, barulah kemudian akan semakin mudah untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Dan itu banyak riset yang membuktikan bahwa anak-anak yang fundasi belajarnya dimulai dari kulturnya sendiri, itu justru jauh lebih berprestasi. Sekolah adat itu tidak ada ujiannya, karena ujiannya adalah hidup itu sendiri. Kenapa? Karena sekolah adat itu mencoba memastikan bahwa anak-anak sekolah ini bertumbuh dan berkembang menjadi masyarakat adat yang seutuhnya. Dua masyarakat adat, Sina Resmi dan Cipta Gerar ini bisa lebih eksis lagi gitu ya dalam upaya-upaya melestarikan gitu dan salah satunya yang sedang kami rintis melalui Direkturat KMA yaitu layanan pendidikan masyarakat adat melalui sekolah adat. Nah di sini Sina Resmi dan Cipta Gerar ini saya melihat sudah banyak kemajuan gitu ya ada yang anak didik SD. SMP itu sudah mendapatkan pengenalan karifan-karifan lokal mengenai teknologi bercocok tanah. Sehingga untuk ke depan bisa terbangun sebuah ekosistem yang berkelanjutan, baik dari sisi masyarakat, kebutuhan masyarakatnya, dan juga dari sisi pengetahuan masyarakatnya, sehingga bisa berjalan sesuai dengan kita harapkan bersama. Alam semesta menjadi bagian kekerabatan hidup bagi masyarakat adat Cipta Gelar. Sumber air berlimpah dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan melalui mikro hidro yang mereka bangun. Di saat yang sama, warga Cipta Gelar menggunakan teknologi drone sebagai sarana penunjang upaya mereka menjaga dan merawat hutan. Ini seperti siklus keselarasan dalam kearifan untuk menjaga kehidupan. Ibaratnya kebumulih pakandangan. Jadi suatu saat pasti mereka kembali. Meskipun mereka jauh-jauh pergi, kemana pergi. Selagi itu darah mengalir, aliran darah adat, mereka pasti kembali. Untuk ke depan kita bikin pelatihan-pelatihan untuk anak-anak kita tentang pengetahuan teknologi yang modern seperti apa. Biar mereka paham baik buruknya menggunakan teknologi itu tergantung orang yang menggunakan teknologinya. Terus lagi ya, pemangfaatan untuk teknologi ke depannya, mudah-mudahan gimana caranya adat istiadat ini yang diturunkan oleh leluhur abah tetap bisa dijaga, walaupun ya di era modernnya. Ini warga Abah tetap ingin menggali lebih dalam untuk teknologi. Kita sinkronkan antara teknologi zaman dulu dengan teknologi zaman sekarang. Kita ada di tengah-tengah, harus memiliki keduanya.