Transcript for:
37 Pemahaman Kalimat dalam Tafsir dan Balaghah

Alhamdulillah, salat salamu ala rasulillah, wa ala alihi wa sahbihi wa maw'ala. Rabi surahri sadri, yasiri amri, wa ahlul ublatan milisani, ful kawli. Allahumma faqihna fi d-din, wa alimna ta'wil. tapi zina ilman warzuh nafahman walhamdulillah yang lagu lelah sholat kita akan teruskan siri pengajian balap wah kita Minggu lepas kita telah pelajari tentang Anwa'ul kalamil khobar Jenis dan macam kalam khobari Ada Ibtidai, ada Tolabi, dan ada Ingkari. Kalam Khobar Ibtidai ialah kalam Khobar yang ditujukan pada mukhotob yang Khuliyuddihni.

dan uslupnya tidak perlu di berikan taukit Kemudian ada kalam khobari tolabi Kalam khobari yang ditujukan kepada muhattab yang mutaradid atau yang syak Yang hatinya belum yakin akan berita yang nak disampaikan maka dalam usluknya tidaklah diberikan taukit dan bila tahap keraguannya semakin meningkat hingga peringkat ingkar atau mendustakan maka ditambah lebih daripada setau satu taukit sesuai dengan tahap pendostaannya atau pengingkarannya dan ini disebut suikalam ingkari kita akan lihat contohnya dalam Al-Quran ketiga jenis kalam ini dan bagaimana indahnya bahasa Al-Quran khasnya yang terakhir tadi saya nyatakan kalam ingkari kalamun khobarion ingkariun jadi kalam yang di ayat yang diikan pada orang yang mendustekan yang tidak mempercayai maka andalah dibubuh padanya taukit Sebanyak mana tawkitnya, yang ini bergantung pada tahap pengingkarannya, tahap pendustaannya. Jika tahap pendustaan atau ingkar mukhotob semakin bertambah, maka tawkitnya pun perlu ditambah. Begitu selanjutnya. Mari kita lihat contoh firman Allah SWT dalam surah Yasin Bermula pada ayat yang ke-13 Niat Surah Yasin bergulai pada ayat yang ke-13 A'udzubillahimnashaytanirrojim Bismillahirrahmanirrahim Wadrib lahum mathalan ashab al-qarayat ijja ahal mursalun Wadrib lahum dan buatlah oleh engkau lahum bagi mereka matalan akan perumpamaan Maksudnya, wahai Muhammad, sampaikan perumpamaan yang aku buat Buat mereka, kaum kafir Quresh Perumpamaan itu yakni ashab al-Quriyah, penduduk suatu negeri Idh ja'ahal mursalun tatkala telah datang kepada mereka yaitu pada ashabul korea al mursalun orang-orang yang diutuskan putusan ja'ahal mursalun idh arsalna ilaihim Itadkala ketika arsana kami telah utuskan lain pada mereka, Ashabul Koryah, Ifnaini, akan dua orang utusan.

Mula-mula kami mengantar, kata Allah, dua orang utusan. Dua orang utusan itu pula, Fakadabuhumah. Mereka mendustakannya. Tidak mempercayainya. Tidak menerimanya, mereka mendustakan dua utusan itu.

Fa'azzazna bithalis, lalu kami kuatkan utusan dua orang itu, bithalis dengan utusan yang ketiga. Dengan dua mereka tak percaya, dengan dua mereka dustakan, Allah hantar lagi seorang. Sekarang sudah ada tiga.

Ketiga orang utusan ini rupa-rupanya mereka masih dustakan. Bila mereka dua orang didustakan, tiga lagi didustakan juga. Maknanya tahap pendustahannya semakin meningkat.

Dua orang didustakan. Tiga orang didustakan. So, tahap pendustaan, tahap ingkarinya meningkat. Karena tahap pendustaannya meningkat, فَقَالُوا Maka tiga orang tusan itu berkata, tengok ayatnya, إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ Sesungguhnya kami ilaikum kepadamu mursalun orang-orang yang diutuskan ayat ini inna ilaikum mursalun kaitannya ta'luknya yakni dengan firman Allah sebelumnya fa kadzabuhuma ta'luknya kesana Penduduk negeri itu mendustakan Maka Rasul yang diutuskan Kepada mereka Untuk meyakinkan penduduk negeri bahwa mereka ini adalah utusan Allah Rasul akan menyampaikan dengan jumlah khabariah Jumlah khobariyah taulabiyah dia dustekan mukhotob mendustekan tidak mempercayai maka rasul-rasul Allah yang Allah utuskan Menyampaikan pada mereka khitab Untuk meyakinkan mereka bahwa Untuk meyakinkan penduduk negeri bahwa mereka ini utusan-utusan Allah Maka uslub kalamnya Mesti menggunakan kalam khobari tolabi Sebab itu tengok Inna ilaikum mursalun Tak boleh mereka hanya kata Nahnu ilaikum mursalun Tak boleh Mesti ada inna Yang bermaksud sesungguhnya Inna ilaikum mursalun adalah kalam Khobari Tawlabih Kalam Khobari Tawlabih Apa tandanya?

Ada satu Tawkit Bukan pasal ada inah, satu Tawkit Mana-mana uslub ayat Mana-mana jumlah khobari yang ada padanya satu taukid ya di dalam hal ini inna sahaja disebut sebagai kalam khobari tolabi agak-agak lah kembali ke belakang sedikit kalam khobari tolabi ini faydahnya untuk apa? Paedahnya Ya Paedahnya untuk apa? Gorotnya untuk apa? Gorot Gorot warot, ada dua saja pilih satu diantara dua warot oke, wakil ulu kelang wakil arah damansara ada Oke teman-teman, keluar rumah Dadah Gorotnya gorot Kita ada pelajar itu Wakil taman itu Tidak ada Oke wakil kota daman Sarah Gorotnya untuk Betul itu Lagi lagi Lajimul faedah Bagaimana boleh lazimul faedah Pak Ida Tulkom Kalam khobar yang gorotnya faidatul khobar yakni Apa dia? Mukhotob, eh mutakalim Hendak memberitahu apa yang mukhotob tak tahu Betul?

Jadi Bila mutakalim memberi sesuatu, memberitahukan sesuatu pada mukhotob Yang mukhotob tidak atau belum mengetahui Maka kalam yang seperti ini, ghorotnya, ya ini fa'idatul khobar. Tapi jika mutakalim memberi sesuatu, memberitahukan sesuatu kepada mukhtob yang mukhtob dah tahu, atau bahkan lebih tahu daripada mutakalim, ghorotnya, lazimul fa'idah. berjawab sudah tapi atas nama wakil mana tak tahu dan ayat ini yakni ayat kalam khobar tolabi Karena ada satu Taukit Kenapa guna kalam Kalam Tolabi Karena mukhotob Mukhotobnya Ashabul Koryah Mukhotobnya Ashabul Koryah Kan penduduk negeri itu Kadabuhuma Kan mendostekan Bila mukhotob mendustakan, mukatalim, mutakalim kena bijalah. Untuk meyakinkannya, tambahlah satu taukit.

Gunakanlah kalam. Tolak. Adakah dengan pemberitahuan menggunakan kalam tolabi, mukhotob dan hasratul koyah mempercaya?

Rupanya tidak. Rupanya. Mereka jawab, Qalu ma'antum illa basyarun misluna Qalu mereka berkata, Ma'antum tidaklah kamu illa basyarun misluna melainkan manusia biasa seperti kami.

Ucapan seperti menurutkan yang mereka percaya atau menustekan? Menustekan. Menustekan.

Satu. Dan tambah lagi. وَمَا أَنزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ Kata mereka.

Dan Ar-Rahman, yang pengasih pun, tidak menurunkan sesuatu pun. Sedikit pun tidak ada. Kalau kamu mendakwa ada perintah, ada wahyu, ada ini.

Sikit wahyu pun Ar-Rahman tidak turunkan. Ususan ini menunjukkan apa? Yang mereka tidak percaya.

Dua itu. Yang ketiga, ingat. In antum illa takdibun.

Tiadalah kamu melainkan kamu berdusta. Tengok, perdustaan dia makin meningkat. Di ayat pertama tadi Allah hanya cerita Fakadzahumma Mereka mendustakan Tapi ini rupanya dalam ayat yang kelima belas Tahap pendustaannya Tahap pengingkarannya Makin Berningkat, makin tambah-tambah Dia tak cukup dengan menuduh yang nabi-nabi dan usani hanya manusia biasa Sama saya taruhnya di Amerika, itu pun bohong dosa kan Mereka yang mereka tak percaya Kedua mereka kata bahwa Allah SWT tidak menurunkan apa-apa pun wahyu pada mereka Tiga orang dosa ini Dan yang kemujanya kamu ini hanya auta ajalah Kami pun tak kenal kamu bertiga tah dari mana entah-entah orang terbuang Mendakwa jadi nabi pula Bohong, bohong, dan bohong maknanya, saya kata tadi, takzipnya, inkarnya bertambah-tambah bila ingkar mukhotob bertambah-tambah, maka mutakalim kena bijak jika mau meyakinkan mukhotob, bahwa mereka itu berutusan, kalamnya kena ditingkatkan tengok jawaban dia Lain dengan tadi.

Tadi hanya inna ilaikum ursalun. Di sini qalu. Teman.

Rabbuna ya'lamu. Tuhan kami. Ya'lamu Ya'metawui Inna sunyakami Ilaikum Pada kamu Lam sungguh Mursalun Orang-orang yang di Yang diutuskan Baik sekarang ada berapa Dia punya Mu'akatnya Taukidnya ada berapa atau begini saja ini adalah kalam khobari ingkari ini kalam khobari ingkari bukan tadi tolabi ini ingkari ada berapa taukitnya Al-Fatihah Berapa penguatnya? Dua Sementara mukhotob tahap keingkarannya tiga, tiga tingkat Takkan mukhotob menafikan dengan tiga tingkatan Mutakalim hanya mampu menafikan dua lemahnya rasulnya Kawan itu, kamu bohong, kamu bohong, kamu bohong Yang jawab pula, tak, saya tak bohong, sungguh Ya tak seimbang lah Takkan Rasul kalah berdebat Dari bahasa Baiklah yang Yamaah nampak sahaja dahulu Satu, Taukitnya Inna Dua, Taukitnya Lam Itu aja Wah sudah tuh yang lain sudah Ya Ilaikum Betul, Datuk betul Ilaikum Ilaikum disebut Datuk dahulu, bukankah jar majo dia dahulu itu membuat taksis taksis itu membuat penguat macam iya kan nabudu ilaina marjiukum ilaina marjiukum wah sepatutnya hanya inna mursaluna ilaikum tapi ilaikum mursalun ingat jar majo didahulukan warna taksis, ini bab takdim takkhir dahulu Sudah ada.

Kembali ke sana. Tiga. Ada lagi gamaknya?

Terus ada tiga. Tadi pendostan tiga. Sekarang dijawab pun dengan tiga taukit.

Gamaknya masih ada? Bagaimana dia? Bagaimana dia?

Sudah tidak ada? Habis? Inna sudah lam sudah didahulukan ilaikum atas mursalun Susunannya sepatunya inna mursaluna ilaikum Ilaikum subuh dahulu, jarmajul subuh dahulu Lillahi mafis samawati Ini tengok baktab ding dat takhir, sudah ada?

Sudah betul? Sudah ada tiga? Tiga mana sudah seimbang nih dengan tahap pendustaan mukhotob Mukhotob punya tiga tingkatan pendustaannya, dijawab pun dengan tiga taukit, baru seimbang nih. Baru seimbang maknanya belum ada yang menang, ini belum ada yang kalah, sama-sama kuat. Sama-sama yang kuat.

Kalau ada yang nampak yang lain, kut-kut. Kut-kut. Ya, apa Dato?

Dato nampak lagi ini nampaknya Nah, saya kan Ya Saya dengar-dengar ada nampak ada betulnya itu Hanya belum urani kuat aja Tak berdosa, salah tak berdosa, saya jamin Jawaban salah tak berdosa ya saya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya Terima kasih. Dulu pernah saya kata Seperti ini dahulu sebelah kata mula-mula dahulu saya pernah cerita kayak ini, walaupun mungkin jumlahnya contohnya tidak seperti ini safara muhammadun telah musafir muhammad itu ini adalah jumlah fi'liyah safaro itu fi'il muhammad itu fa'il safaro muhammad nama aliyun Telah tidur Ali Ali tidur Jumlah fi'liyah Fi'il dan fa'il Dan akalah Al-kitu, al-fa'ra Pucing makan tikus Jumlah fi'liyah Muhammadun musafirun Muhammad adalah seorang musafir Ini jumlah Ismiyah Jumlah ismiah Muhammad Muftadak, Musafir Khobar, Muhammad Subject, Musafir Predicate Baik Kalaupun tidak tau koidah, sekarang dari segi rasa aja Kalau saya kata umpanya Marido Muhammad, Muhammad Sakit Muhammadun, Meridun, Muhammad, Sakit. Mana agak-agak antara dua jumlah itu yang lebih kuat? Meridul Muhammad atau Muhammad Merid? Muhammad Merid.

Safarul Muhammad atau Muhammad Musafir? Muhammad Musafir. Apa sebab? Sebab wajahnya isim Pak Amin.

Isim. Isim itu lebih kuat. Kalau fiil hanya hudus. Fiil ini peristiwa. katakanlah Allah maridah Muhammad, Muhammad sakit sekarang kan khudus semalam sehat minggu depan sehat Safaroh Muhammad, Muhammad musafir pergi sekarang minggu lepas tak ada musafir, dia mukim minggu depan juga sudah balik tapi kalau Muhammadun musafirun, musafirun dah menjadi sifat, dah melekat pada diri Muhammad dah melekat pada diri Muhammad sebagai contoh, itu tadilah saya kata yang betul hari, katalah Ali menyanyi dengan Ali penyanyi serupa atau sama?

Ali menyanyi saya salah berkata Ali menyanyi jika saat saya berkata itu Ali sedang tidur kan, maklumat yang saya sampaikan salah, saya berbohong Ali menyanyi ketahuilah Ali menyanyi, wahadih sekarang siang tidur, saya bohong sebab menyanyi hanya hudus, hudus itu peristiwa kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak ada, berbeza dengan bila saya kata Ali penyanyi Sungguh pun sekarang Ali sedang tidur Ayat saya itu tidak salah Maklumat yang saya sampaikan tidak salah Sebab dia penyanyi Walaupun sekarang dia yang sedang tidur Walaupun sekarang sedang menulis Walaupun sekarang sedang So, mananya lebih kuat Ali menyanyi atau Ali penyanyi? Jadi disini penguatnya yang keempat Yang ini jumlah Ismiyah Inna ilaikum mursalun Itu ismiyah Sesungnya kami, kami, ilaih ibadahmu murus salun, jumlah isminya. Jumlah isminya lebih kuat daripada jumlah fi'liyah.

Daripada jumlah fi'liyah. Nah, sudah menang nih si Mutakele menjawabnya, sudah empat kan? Tadi tahap pendustaannya ada tiga saja, ada tiga ayat yang mereka mendustakan.

Sekarang Rasul menafikan pedustaan mereka atau meyakinkan mereka dengan empat lagi penguat Inna ilaikum rusulun Kan asalnya Nahnu Asalnya, ini kalau nak tahu ini ismiah. Asalnya, nahnu. Mursalun. Asalnya. Ini asalnya.

Kami adalah orang-orang yang. Ini mutadak, ini khobar. Inilah jumlah yang asal. Ilaikum. Ini asalnya.

Kemudian ditingkatkan menjadi dah kuat dah kuatnya karena ini ilaikum didahulukan jadi kuat lagi kemudian ditambah inna ilaikum mursalun mursalun Salun Kuat lagi, mana kuatnya? Ada lagi satu, Inna Kemudian dikuatkan lagi Inna Ilaikum Lamur Ya maaf anda, lihat-lihat sendiri Asalnya sebenarnya hanya Nahnu mursaluna ilaikum Kalau saya kata Nahnu mursaluna ilaikum Kami adalah orang-orang yang diutuskan kepadamu Ini kalam apa namanya? Kalam khobari Kalam khobari ibtidai Kalam khobari ibtidai Kan tidak ada?

Oke, jadi kalam seperti itu, jumlah seperti itu ditujukan kepada mukhotob yang Khoh Khoh Kho Kho liyut dihni Ya, dibiasakan Bahasa Arabnya, kho liyut dihni Sebab susah ditempatkan Melayu Sebab kalau makna kho Kual itu maknanya kosong, dhihnun itu hati Tapi hati lebih kepada sifat hati Bukan hati sebagai al-hati bahasa Arabnya Qolbun, Fuadun Hai adik nunda lain pula hati pemain lain itu lebih tersebut jelah kaliudih nih jadi biasakan sebuah Arabnya ya biar tiongnya biar Tiong arablah jangan terlayu-layu sangat nanti pasangnya manalah tahu nanti berpisah dengan orang Arab Terima kasih. Jadi kalau utusan kata, Nahnu mursaluna ilaikum dan mukhotob katalah penduduk negeri dah percaya, sudah lah, cukup aja lah. Bapak nak susah apa ya?

Cukup dengan cucunya. Tapi, mungkin dalam hati mukhotob, Mungkin ada dalam hati penduduk negeri ada keraguan Betulkah ini utusan ini? Dia mendakwa adanya utusan, betulkah? Karena dia ada keraguan, ubah sikit Nah, nu ilaikum mursalun Diletak ilaikum, letak depan itu maknanya dah lain Dia lebih kuat dari Yang pertama, sebab kan ada takdim takdimu ma hakuhu takhir mendahulukan apa yang sepatutnya kemudian mengemudiankan apa yang sepatutnya di dahulukan kan itu warna taksis yang kita pelajari Ini masih dibawa, yang dari pelajar itu dibawa Kalau ditinggal nanti Mulai-mulai, ini keluar negeri ini Silahkan, ini apa nih? Pasport ya, ini pasport Kedua apa nih?

Ini duitnya Ini apa ya? Ini gelangnya Pergi yang dibawa, yang terakhir diberitahu Mana pasport? Pasport dibawa, kan dah lama beritahu Lalu pergi haji bawa gelang ya Bukan begitu Belajar balof yang satu-satu Mana suruh bawa terus Bawa Kalau bawa yang terakhir Ah ingat yang terakhir aja Bawa Manat kursus 3 bulan Pergi hanya bawa gelang Mau gelang Akhirnya kain ikhram tak wawah Malah yang bawa Yang terakhir Seluajin Ya Kacau lah So dah kuat lagi Nahnu ilaikum Dah kuat dari pertama Sebab mungkin ragu Mungkin Bila tahap keraguan muhkotob Meningkat Kan Lebih Lebih lagi, ya kena tambah lah.

Inna ilaykum mursulun. Sesungguhnya kami apa? Kepada kamu, orang yang diutus. Kan itu dalam ayat 14. Dalam ayat 14 tadi kan begitu bunyi dia. Inna ilaykum mursulun.

Sesungguhnya kami kepada kamu sahaja ya Allah Ke kamu sahaja Ilaikum Tuhan Taksis maknanya tiga utusan ini Allah tidak utuskan Melainkan kepada negeri itu sahaja Artinya jika pada zaman itu Ada umat lain, ada orang lain Yang tinggal di negeri lain Dan tidak mempercayai Kepada apa yang usaha tadi Ya tidak salah sebab usaha tadi Hanya diutuskan Kepada Kamu Nah taksis Karena ashabul koryah tadi Semakin bertambah-tambah Pengingkarannya Pendustaannya Sebagaimana yang Allah ceritakan dalam ayat yang kelima 15 itu sudah meningkat-ningkat lagi kamu ini manusia macam kami, Allah tidak pernah turunkan sikut wahyu, kamu ini hanya bohong ya bagi si mursalun tambah lagi jadi menjadi jadi penguatnya sudah tambah pertama yakni Kalau sekali dari surutan ini, penguat yang pertama ialah jumlah ismiahnya. Kan daripada awal tadi saya katakan, Nahnul Mursalun itu jumlah ismiah. Jumlah ismiah itu kuat, ya mas kalian. Untuk memudahkan memahami itu ialah saya katakan tadi. Ada ayat yang satu berbunyi, Ali menyanyi dengan Ali penyanyi.

Itu adalah beza. Ali menunggang kuda dengan Ali penunggang kuda Lain lah menunggang kuda dengan penunggang kuda Kalau dia, si Ali tidak sedang menunggang kuda Saya kata, Ali menunggang kuda Paham masa itu dia sedang ke pasar Ayat saya ini bohong baiklah, Ali penunggang kuda walaupun sekarang sedang bermimpi di atas katilnya saya tidak bohong sebab dia lebih kuat itu pun yang pertama, yang keduanya yaitu Inna betul Yang ketiga didahulukannya Jar Majrur Ilaikum Yang keempatnya Lam Jadi kenapa ditambahkan Begitu banyak Ya maknanya Tadi tahap Pendustaan mukhotob bertambah Jadi disini Mutakalim sudah menang Sebelah ada 4 Tapi tak benar-benar menjadi hanya 3 kan Tak cukup itu Tambah lagi penguatnya Tapi dengan ayat yang selepasnya Ayat 17 Ini masih merukan jawaban kepada sebelumnya Kalau kita lihat, lihat di dalam dialog mereka, luar biasa. Inilah namanya al-halam khobar ingkari ini. Dan tiada lah atas kami melainkan semata-mata, hanyalah al-balagul mubin. Hai ini jumlah apa namanya nih ya wabalainya illal balagul Mubin jualah dulu pernah dipelajari ini babi sebelumnya dulu lagi sudah belajar-belajar mau ada yang pertama dari saudara apa namanya jumlah Hai namanya ada tiga pilih satu antara tiga betul 33 sekali Alhamdulillah kalau satu-satu pun tak apa namanya jumlah maksuroh boleh atau jumlah mahsuroh boleh atau ketiga jumlah maksuso takkan tiga tak ada satu ingat satu pun maksuroh mahsuroh maksuso bermula dengan nafi ma diikuti dengan istisna Tisna Pengec.

Kecualian. Ma ilah. La ilah. La ilaha illallah. Kan juga maksarah itu.

Bab apa dulu ya? Ini bapak-bapak dulu kita tajuk dia, jumlah maksura. Dalam ilmu, iyalah memang ilmu aneh, ini pun masih ilmu aneh juga. Itu terlalu umum lah.

Abang ditanya nih, dari mana kak? Saya dari Malaysia. Kan umum sangat. Bapak ditanya di kelas, dari mana? Dari Malaysia.

Eh, Malaysia ini mana? Saya Selangor. Eh, Selangor ini? Sebut aja lah, payah jaras.

Kan senang. Bapak nih, jumlah maksurah, maksurah, bapaknya apa tuh? Pak Ilumani, bap? Alkosruh Kan Alkosruh Yang sudah bapak ya, Alkosruh lagi Takdim, tak, khil. Lagi?

Zikru wal, had, fu. Lagi? Lagi? Nah inilah.

Al, kobar wal, insya. Yang insya pun, yang kobar pun belum habis, insya pun lagi belum. Kan baru empat sebenarnya yang dipelajari.

Selama ini yang dipelajari baru empat Empat bahagian Untuk satu ilmu Ya ini ilmu Ma'ani Kita baru mempelajari satu cabang ilmu daripada cabang-cabang ilmu Balagoh Secara ringkasnya, dulu saya katakan ilmu balon yang kita nabrak ini ada tiga Ma'ani, Bayan, Badik Ma'ani kita pelajari ada cabang-cabang dia Dulu kita pelajari Walaupun dengan Sederhana Al-Qasru Kemudian Takdim wa takhir Kemudian Ini yang sekarang nih Dan ini yang keempat Kalam dan yang belum habis pun baru empat itu, itu baru satu itulah maksudnya itu yang sederhana yang kita yang paling sederhana, bukanlah sampai yang sampai dah syair-syair itu nanti jadi sastrawan sebab kalau dia selalu lambat pula itu jadi saya tak jalan sampai nondolom itu telah mbak untuk jadi sastrawan asbasarab adalah jadi terus saja kepada Alqur'an nya kepada sebat contohnya kalau yang lebih jelas dalam syair-syair sangat jelas tapi bisa kurang musahaq lah kita yang terus kepada Alqur'an saya udah aku Hai kita ya jadi al-balaghah ada tiga jenisnya tiga cabang ilmu maani bayan badi maani dan badi ini nanti dulu itu masih dalam store lama tuh dalam soal baru ilmu maani maani pula ada cabang Al-Kosro selesai Sudah anggap saja selesai Walaupun belum sepenuhnya Takdim takhir anggap sajalah sudah Rikru hatfu pun sudah Kalau khobar insai baru mulai ini Dan itu dibawa itu Dibawa Jangan nanti dia terlalu Ah gelang saja dapat Pasport mana cik? Pasport bawa ke? Aku ingat, kan pasport dah lama Itu dibawa juga lah walaupun lama Begitulah maksudnya Dengan Lah ilang pasal lama sangat katanya Tengoklah jadi kita sudah melihat disitu Ya Lebih kuat Dan ini menunjukkan kesimpulannya Kita boleh dapat memahami Betapa dahsyatnya Betapa tepalnya Betapa kuatnya Betapa totoknya penduduk negeri tadi dalam mendustakan kebal kuat toto dalam pendustaan bukan sebab menemukan mendostakan sikit-sikit bukan sebab meragukan tapi is memang Allah bukan sebab menolak tapi bahkan mengancam dan mengusir bahkan menyiksa siapa yang me menerima ajaran Rasul tadi kan begitu ceritanya dalam surah Yasin ini ini Siapa yang mencoba menerima ajaran tiga utusan, pasti akan diancam, pasti akan di...

Rajam, kan betul Kan ada seorang akhirnya dirajam itu Jadi kita boleh bayangkan Bagaimana kerasnya hati Negeri tadi Dengan memperhatikan susunan Bahasa Al-Quran Al-Quran dari segi susunan dia Boleh menjelaskan keadaan Hati seseorang Wah, hati seorang susah nak diterjemahkan, nak diucapkan dengan bahasa susah Tapi Quran boleh, bahasa Quran boleh Ya, ini dengan seperti ini Bukan menggunakan perkataan, tapi dengan susunannya Tahu ya? Dia nak tunjuk sekeras apa, sedegil apa, sekuat apa Penentangan Ashabul Koryah terhadap Tuhusan Lihat saja jawaban para Rasul Sulit enggak membayangkan ada manusia seperti itu Sangat-sangat susah Dahlah diajak tak mau, mendustakan, eh malah melawan pula Ayat berikutnya itu yang mau boleh baca sendiri Baik, paham ya? Disini dia punya usrup khobari ingkarinya. Baik, kalau ini masih kurang memberi pencerahan, mari kita lihat surah Al-Baqarah.

Surah yang sudah mesra dengan kita. Surah yang mesra Surah yang paling mesra dengan kita Al-Baqarah Minimum Yakni 5 ayat pertama Sudah sangat mesra lah Minimum 5 ayat pertama Surah Al-Baqarah kan sudah sangat mesra kan Kelebihnya Wallah Alam Baik, sekarang kita lihat ayat 11 Dari Surah Al-Baqarah Ini contohnya Tengok bagaimana Uslub Ayatnya Bagaimana sikap Mukhotob terhadap mutakallim mutakallim memberitahu kepada mereka mukhotob dalam hal ini yaitu orang-orang kafir orang-orang munafik maksud saya wa idha qilalahum la tufsidu fil ad ini hitabnya Ini hitab daripada Allah subhanahu wa ta'ala. Ditujukan kepada orang-orang munafiq.

Dan apabila dikatakan buat mereka munafiq. Jangan kamu buat rusak di bumi. Jangan kamu buat rusak di bumi. Uslub kalamnya belum kita pelajari. Jadi Pak Jaman tak perlu cari.

Khobar tolabi ibtari tak payah. Jawaban mereka, Ini lain sedikit. Kalau tadi cerita orang kafir muhatabnya, ini cerita orang munafik. munafik mukhotobnya seorang munafik munafik pelit sih orang kafir orang mendustakan ajaran Allah dan terang-terangan mendustakan dan dia orang yang Amerika tidak mempercaya ajaran Allah dan nyata dia menyatakan dirinya tidak mempercayai, senang nak kesan berbeza dengan si munafiq munafiq ini tidak menerima ajaran Allah, tapi tidak secara terang-terangan menentang agama Allah, tapi tidak dengan nyata yang dinampakkan oleh mereka ya, nampaknya baiklah, tapi hakikat dia, hati dia apa namanya?

mendustakan sebab itu bila Allah kata jangan kamu buat rusak di bumi mereka jawab innama nahnu muslihun menggunakan apa namanya? jumlah kosor itu hanya-hanya kami adalah orang-orang yang Berbuat baik. Tengok.

Dahlah kalamnya. Kalau jumlah maksurah kan? Kuat. Yang kedua jumlah is miyah nanu muslihun.

So kuat. Masalahnya betulkah yang mereka ucapkan ini sesuai dengan hati mereka? Tak.

Mereka bohong kan? Bohong tapi tak mau terang-terangan. Mereka tak kata jangan kamu buat rusak di bumi. Mereka tak kata ya memang kami ini perusak. Tak kata begitu.

yakni beza sedikit dengan yang tadi tadi orang kafir dan terang-terangan menyatakan kekufurannya menyatakan kekufurannya menyatakan pendustaannya dengan nyata ini orang munafik dia mendustakan Tetapi tidak Secara Jadi apa ya Ya pura-pura lah Tapi akhirnya mendustakan juga lah kan Hakikatnya ia mendustakan juga Sebab Tapi hanya saya dia nyatakan Innaman nahnu muslihun Tengok jawaban Allah SWT Saya persiapkan dulu Daripada Nanti orang tak tengok saya, nanti orang tengok orang. Coba lama sangat kan ini. Bagi masa dulu. Sudah? Sudah?

Oke. Mereka coba meyakinkan Nabi Muhammad khasnya dan umat Islam amnya bahwa mereka ini bukan makhluk perusak bukan makhluk rusak tapi mereka tahu bahwa umat islam amnya, nabi Muhammad khasnya tidak percaya bahwa mereka ini bukan makhluk rusak, soalnya itu untuk meyakinkan nabi Nabi dan umat Islam, mereka gunakan uslub, khobar, ingkari. Karena mereka tahu, memang Muhammad, Muhammad memang pasti tak percaya.

Macam mana percaya, mereka bohong. Jadi itu untuk meyakinkan, dikata, innama nahnu muslihun. Itu sebagai bukti yang sebenarnya mereka sendiri tidak percaya bahwa Nabi Muhammad dan orang-orang mu'min mempercaya bahwa mereka adalah orang yang baik. Itu seperti mana dalam surah Yusuf. Adik berada di Yusuf, balik daripada bermain-main di Yusuf, itulah cerita.

di bawahnya baju Yusuf yang di lumuri darah palsu maknanya bukan darah lah, damun kadib maknanya darah palsu, maknanya bukan darah gitu lah bukan darah, tak apalah mungkin daun apa kah daun apa kah, atau mungkin adik beri Yusuf waktu itu sedang apa, kunyah sirih kah, sembuh kah, mana tahu Jadi pura-pura menangis, tapi dia sendiri yang kata Wama antabimu minillah na walaupun naswadikin Walaubagaimanapun kami yakin, ayah pasti tidak percaya kami Walaupun kami bercakap benar Ucapan mereka ini sebenarnya menunjukkan yang mereka Mereka sendiri tahu yang ayahnya tidak akan percaya. Atau dalam bahasa sebaliknya. Mereka sebenarnya tahu yang mereka itu bohong.

Tidak mungkin ada orang mempercaya. Sebab itu sebelum ayahnya bagi komen. Dia sudah kata.

Tapi ayah pasti tak percaya. Walaupun saya betul. Dari itu pun kita sudah tahu apa yang ada dalam hati mereka.

Contohnya ayat ini. Orang munafik sebenarnya tahu yang Nabi Muhammad dan orang mu'min tidak percaya sama sekali. Bahwa mereka ini bukan makhluk perusahaan.

Tapi, coba nak meyakinkan juga dengan uslub. Alam, Hobari, Ing, Hari Tengok jawaban Allah Lebih kuat daripada mereka Ala innahum humul mufsirun Walakillah yas'urun Ala innahum humul mufsirun Walakillah yas'urun Ada berapa nih tawkitnya? Ala innahum humul mufsirun Ketawilah sesungguhnya mereka Mereka lah orang-orang yang Berbuat Rusak Baik ada berapa Yang nampak dahulu Satu Satu Inna Dua Hum Hum pertama Hum kedua Karena itu namanya Taukit Laukit Lafzi Yang ketiga Ya yang ketiga Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Yang keempat Ada Ada Tiga, yang keempat, kod-kod ada? Dalam air ini, ya mas, kalian, ada benda yang ada.

Jika tak ada pun, sebenarnya ada, betul. Bila benda itu tak ada, dia betul. Tapi diadakan. So, mana diadakan itu, walha kalau tak ada pun betul. Bila diadakan itu, mana untuk penguat?

Mana dia? Ada ya? Mana dia? Mana dia? Ya?

Tapi Allah betul tapi belum kita pelajari Nanti ada huruf-huruf penguat yang lain Yang sudah kita pelajari Yang saya telah sampaikan Allah memang termasuk Tapi belum dipelajari Betul juga Allah itu sebagai penguat Yang ini, yang nasi kita pelajari Dalam ayat ini ada benda yang ada Walha jika tak ada pun Ayat itu tak salah Apa benda itu? Alif Lam Dalam Al-Muqsirun Sebetulnya Ayat ini Katalah Asalnya ya Sekarang saya tunjukkan asalnya HUM MUFSIDUNA Kalampan ya Sempurna atau belum ayat ini? Sempurna atau belum? HUM MUFSIDUNA Mereka adalah Orang-orang yang buat Betul sudah Sempurna Muftadak khobar Subjek predikat Sudah betul lah itu Namanya kalam Khobar Ibtidai Sekarang katalah saya kata begini Innahum Mufsiduna Betul atau tidak Sudah betul atau tidak?

Mana lebih kuat? Innahum Nama kalam? Khabar?

Tolabi Tolabi Sekarang saya tambahkan lagi Innahum Hum Mufsiduna Kalam? Kalam Macamana? Apa sebab? Ada dua Ada Inna dan?

Hum Ada berapa tokek ini? Dua Yang ini tadi? Satu Oh satu? Ini dua Ini dua Ini satu Ini dua, ini ti Sekarang Inna hum Hum Al-Mufsidun Sesungguhnya mereka Mereka lah Satu, dua, tiga Dan jumlah Ismiah, so ini ada berapa nih?

Empat, sekarang Allah Inna hum Hum Al-Mufsidun Ada berapa nih? Lima, campur Allah Ayat ini sulit sekali diterjemahkan dalam bahasa Melayu yang tepat Betul lah Sebab terjemahan Melayu hanya Katauilah, seluruhnya mereka lah orang buat rusak Mana ada penguat Tapi dalam bahasa Arab dia Tengok Asalnya, sebenarnya itu saja Hum Mufsirun Itu pun sudah kuat Kenapa? Jumlah Ismiah Bukan mereka orang-orang yang sedang buat rusak.

Mufsidun, hum-mufsidun bukan mereka orang-orang yang buat rusak. Mereka adalah apa? Pemaham. Makhluk-makhluk perusak.

Walaupun mereka sedang tidur, mereka itu perusak. Dakwar satu itu. Kemudian yang kedua tambah dengan inna innahum mufsidun Dah dua Ada inna dan ada Apa?

Jumlah? Ismiah Maknanya kalam? Khobar Tolabi Kemudian innahum hum mufsidun Sesungguhnya mereka kelah mufsirun lebih kuat itu, daripada yang kedua karena disitu ada tiga ada tiga innahum humul mufsirun ada alif, alihlam itu yang saya katakan tadi Kali pelam itu menjadi penguat lagi Sebab jika tak ada pun dah betul Sebagai contoh tempoh hari saya sasarkan begini Kalau saya kata empamanya ya Muhammadun katalah Tobibun Dengan Muhammadun Ab Tobibu Terjemahannya berbeza Muhammadun tabibun, maknanya Muhammad itu seorang dokter. Tidak salah, memang dia seorang dokter. Tapi, kalimah Muhammadun tabibun, Muhammad seorang dokter, tidak menafikan ada dokter lain selain Muhammad.

Ramai melambak selain Muhammad tabib. Dan salah seorang daripada dokter adalah Muhammad. Tapi, bila saya kata Muhammad at-tabib, Muhammad itu satu-satunya doktor maknanya tak ada doktor lain selain maknanya lebih kuat kan disitu sebab itu alif lam itu membahas makna disitu ini jangan di faham Muhammad, Tobib, Muhammad Dokter Muhammad, At-Tobib, Muhammad The ini bukan The dan Do tak itu membahas jadi sesungguhnya mereka mereka lah Lain tidak, hanyalah orang-orang yang perusak Dan tidak ada yang lain, ada mereka saja Itu ada alif lam itu, udah kuat lagi Tambah lagi dengan yang beliau Belum kita pelajari, tapi termasuk Huruf-huruf penguat Huruf penguat banyak ya, nanti kita akan Pelayakan sampai nanti Huruf-huruf yang menjadi huruf taukit Untuk menguatkan sesuatu ayat Untuk menguatkan sesuatu jumlah Bukan hanya inna saja Ada nanti banyak, satu nanti Allah Jadi, ayat Quran ini Susah yang terakhir nih Allah innahum humul mufsirun Wow So ada berapa nih penguatnya kalau itu? Lima lah, ada Allah Ada Inna Ada Hum, ada Alif Lam Jumlah Bagaimana nak mengartikan?

Itulah bala Allah Jadi kalau mereka, sebab apa? Sebab mereka orang munafik tadi Coba nak meyakinkan Muhammad dan orang Islam Dengan bahasa, dengan kalam Ingkari Innamanahnumuslihun Wah kuat tuh Orang bohong, nak meyakinkan orang lain dengan bahasa ingkari Ya lawanlah untuk tidak menerima, untuk menidakkan kebohongannya Allah subhanahu wa ta'ala nak menidakkan kebohongannya Sebab mereka dibohong, macam mana nak ditidakkan Gunalah kalam ingkari, bubuhlah sejumanyak mungkin Penguat-penguat muakadnya mesti kena lebih itu yang tadi saya katakan di awal seberapa perlu, seberapa banyak taukit itu diperlukan dalam kolak-kolam ingkari bergantung tingkatan pembohongan orang itu jadi itu yang saya katakan susah sekali diterima dengan tepat dalam masalah sebab ayah ini benar-benar memberitahu kepada kita kebohongan si munafik ini setakat mana Orang bohong Kemudian dia mengaku bohong Senanglah kita meyakinkan orang yang dia bohong Tapi orang bohong yang tidak mengaku bohong Bahkan meyakinkan orang lain yang dia tidak bohong Payah kita namikan semua orang yang dia tidak bohong Betul ya? Saya cakap betul-betul ya? Apa sih bohong, orang bohong dan bohong Eh bohong, kemudian mengaku bohong Eh bohong dan dia mengaku dia bohong Senang orang lain, semua orang senang nak memperyakini yang dia bohong Sudah, tak ada masalah Bila E yang bohong ini mengaku tidak berbohong, itu satu.

Ditambah pula, nah meyakinkan semua orang yang dia tidak berbohong dengan sumpah-sumpah Wallahi, tallahi, demi Allah, demi langit, demi bumi, Bagaimana ya iyalah, bagaimana kita nak tuduh dia bohong, dia tak mengaku bohong, bahkan meyakinkan kita yang dia tak bohong Kalau kita, kita yang meyakinkan orang lain yang telah diyakinkan oleh si A yang bohong tadi, bahwa A tidak bohong Wah susah kita, kita mesti kenal gunakan Apa? Kalam? Ingkari yang? Yang lebih ya Sebab dia kata Innamanahnumuslihun Wah, bagaimana ini?

Bagaimana nak menafikan pembohongan? Ya, kumpullah sampai lima, tengok Allah SWT Waham mereka tadi hanya gunakan berapa itu? Innamanahnumuslihun gunakan berapa itu?

Berapa-berapa tawqidnya? Dalam kalam ingkari yang diucapkan oleh orang munafik. Innamanah numus lihun.

Ada berapa? Innamanah numus lihun. Innamanah numus lihun.

Ayat 11. Ada berapa? Kalam ingkari. Dalam kalam ingkari ini.

Tawqidnya ada berapa? Innamanah numus lihun. Ada dua, ada tiga.

Mana lima? Ada berapa? Du Ti Duga Duga ke Ti Wah Dua Dua Yakni Ya Nahnumus Ya hanya dua saja Ya. Maknanya mereka menggunakan kalam ingkari Dengan dua Taukit Allah nak menafikannya Ya dengan kalam ingkari juga lah Tapi jangan hanya dua taukit Di ubuh-ubuhnya lima K.O dia Nah sekarang orang mu'min dihadapan kepada dua statement ini Masih nak mempercaya ucapan munafik Yang dia itu orang yang baik-baik karena dia sanggup Menggunakan kalam seperti itu Atau nak meyakini Beri apa firman Allah SWT Yang mereka itu sebenarnya berbohong Dengan ayat yang lebih kuat Itulah jadi Masya Allah Sebab yang tahu sebenarnya hati seseorang Hanya Allah Jadi bila Allah menafikan Kejujuran mereka, walaupun mereka Mendakwa jujur, mendakwa tidak Berbohong That's all Penafian Allah dengan bahasa yang lebih kuat daripada ayat yang mereka gunakan Ya, orang mu'min yang bijak tidak ada pilihan Melainkan mesti beriman pada apa yang Allah katakan Mereka memang bohong Walaupun mungkin mereka pandai berpura-pura Walaupun orang mu'min tak nampak kebohongan zahirnya Tapi kalau Allah sudah berfirman Allah innahum humul Ya, sudah lah Itulah maksudnya Jadi Allah benar-benar mengajak umat Islam yang membaca firmanya ini untuk terus berinteraksi kepadanya Berhati dengannya Merasa Allah sedang bercakap di hadapannya Kita dihadapkan pada dua pilihan pilihan. Nak yakin ini kan yakin itu.

Yakin ini, yakin itu. Dan cara Allah meyakinkannya dengan menggunakan bahasa yang seperti ini. Paham ya?

Nampak disitu? Asalnya macam ini ya. Kalau ikut susunan biasalah.

Mula-mula hanya, Hum Mufsidun. Itu biasa tuh. Begitu ditambahkan, makin tambah kuat tambahkan.

Satu, dua, tiga, empat, lima. ya kalam khobari tolabi ya betul, kalam khobari tolabi karena ada satu taukitnya, ya ini jumlah ismiah seperti itu, 1, 2 3, 4 Jika sekiranya, ini jika sekiranya, orang munafik tadi kata Nahnu muslihun, katakanlah Qalu nahnu muslihun Mereka berkata Nahnu muslihun Katalah tidak ada in nama. Nah, nu muslihun. Orang munafik menggunakan kalam apa?

Kalam khabari mana? Nah, nu muslihun. Ibtidai tolabi inggari. Nah, nu muslihun. Nah, nu muslihun.

Ibtidai tolabi inggari. Tuholabi Nahnu muslihun ka jumlah is Ismiyah Jumlah ismiyah Alahai Jadi ketika mereka kata, Innamanahnumuslihun, Kalam apa itu? Ingkari. Berapa taukitnya? Ya, mesti lebih daripada satulah.

Kalau kita sebut ingkari, Taukitnya mesti lebih satu. Kalau hanya satu, Tolabi. Kalau tidak ada penguat sama sekali, Ibtidai. Itu yang basic Tapi bila sudah disusun dalam satu ayat Lebih dalam lagi Sebetulnya jumlah ismiah dan jumlah fi'liyah ini berbeza Kalau sudah dari satu ayat lah Jumlah fi'liyah, ya jumlah yang biasa, jumlah ibtidai, tapi jumlah ismiyah sebetulnya sudah masuk tolabi karena jumlah ismiyah lebih kuat daripada hakikatnya, daripada ini sebenarnya ada dalam badik ya, tapi saya sampai, pas ada kaitannya.

Lebih kuat, itu saya katakan tadi, penyanyi dengan penyanyi itu Beza Sudah lebih kuat Penguatnya, ya ini dalam susunannya Baik, itu yang pertama Kemudian yang kedua Masih dalam surah Al-Baqarah Contoh yang ketiga Ayat selepasnya, ayat yang ke-13 Dan apabila dikatakan kepada mereka, orang munafik, berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain, manusia lain beriman. Wame orang dah beriman, berimanlah kamu. Jangan pura-pura, maksudnya begitu. Wahai orang munafik, berimanlah kamu dengan iman yang jujur. Jangan pura-pura sebagaimana orang mu'min yang lain.

Bila diberi arahan perintah sepeda itu apa jawaban mereka Qalu Anu Minu Kama Amanas Sufaha mereka berkata Anu Minu adakah patut kami beriman Kama Amanas Sufaha Bagaimana orang-orang bodoh Beriman Coba hayati ayat ini Orang munafik kata Adakah patut kami nak beriman Sebagaimana orang-orang Podoh beriman Makanya Bagi mereka beriman itu adalah Sikap orang Podoh Orang podoh Jadi mereka membenarkan perintah Beriman atau mendustakan perintah Beriman Mendustakan menurut saya Mendostakan perintah beriman. Perintah surat beriman itu bohong. Tidak ada kebenarannya. Tidak ada manfaatnya.

Tidak ada faedahnya. Satu, mendustakan perintah iman. Perintah itu benar. Perintah iman itu benar. Tapi mereka dustakan.

Itu sudah satu kesalahan. Kesalahan kedua, orang yang beriman, mana kata mereka orang yang bodoh. Sedangkan yang hakikatnya sebenarnya buduh, yaitu orang yang tidak beriman.

Orang yang buduh, tak merasa buduh, tapi menganggap orang yang tak buduh, buduh. Itu apa nama? seorang ini orang perintah beriman beriman lah kamu ah itu seruan bodoh itu itu perintah bodoh perintah langsung aran talung tak ada kebenaran itu udah satu kesalahan dah mendustakan perintah lebetut tengok apa pendapatmu tentang orang-orang yang berikut Muhammad tuh itu bodoh Itu bodoh. Ketika mereka panggil pengikut newa hati sebagai orang bodoh, walhal hakikatnya yang bodoh? Mereka kan?

Sekarang, orang yang bodoh tak merasa bodoh. Kemudian tuduh orang yang tak bodoh. Bodo, apa namanya Itu maknanya Sangat-sangat Teruk sekali Itu ya Tahap kebodohannya Sangat Itu yang saya ingin Nek Nisa sampaikan Orang munafik mempunyai Tahap kebodohan amat-amat Sangat Menganggap perintah iman itu salah Bila mereka menganggap salah, maka mereka merasa benar Orang yang salah, tak merasa bersalah, bahkan merasa dirinya benar Dan tuduh orang yang benar sebagai salah Dari situ kita sudah tahu tahap kejahilan dia Tahap kerusakan dirinya Sebenarnya tidaklah susah kita memahami jawaban Allah Allah nak tunjukkan pada mereka siapa mereka sebenarnya Tengok ayat yang diriukan oleh Allah Ala innahum humus sufaha Susunannya macam ayat ini juga Ala innahum humus sufaha Macam tadi Ala innahum humul mufsidun So ada berapa penguatnya?

Empat Lima Kan sama dengan ala inahu sufaha Jadi apa agar-agar ayat yang mula-mula yang paling asal Ala inahu sufaha, yang mula-mula sekali Hum sufaha'u Tingkatan kedua Innahum sufahau Tingkatan ketiga Innahum hum sufahau Tingkatan keempat Innahum humus sufahau Yang paling maksimum Ala innahum itulah Kenapa Allah menurutnya bahasa yang sangat-sangat kuat? Sebab ayah ini tujukan pada jenis orang yang macam itu tadilah Dia bodoh, tapi tak merasa bodoh Tuduh orang lain tak bodoh, bodoh Kalau orang hatinya seperti Seperti itu, tak boleh kita menegurnya hanya dengan kata, alah jangan percaya. Tak boleh. Mesti gunakan ayat yang paling kuat.

Kalau perlu penguatnya ditambah-tambah sesuai dengan tahap ke pengingkarannya. saya itu ayahnya ala innahum humusufah jadi tambahan itu bukan tidak ala itu bukan hanya suka-suka bubur inna bukan saja-saja hum digadakan, didabelkan, diulangi bukan, daripada tidak tambah alif lam dalam asufahak bukan tidak ada maksud Itulah yang dimaksudkan Itu balawoh Itu ilmu ma'ani Ini bab kalam Khobar Dan itu dapat dihayati baik sekali oleh mufasir-mufasir dahulu, Masya Allah, bila nama Al-Quran, itu dikuasai sungguh. Sehingga mereka coba mengurahikannya, apa yang dikenalkan oleh Allah.

Bukan semata-mata berdasarkan makna bagi setiap kalimat. Ini susunan itu. Sehingga diulas, oh menerangkan munafik itu begini, gini Allah ini Jadi sebenarnya sangat menakutkan Kalau kita boleh bayangkan lah Allah SWT sedang bercakap dengan orang munafik yang ia Oh, kandungan dialog itu sangat menakutkan, sangat mengerikan Tetapi lagi-lagi si munafik tetap tidak sedar. Tadi, Ini, Ya, gimana?

Itu orang munafik, Itu memang layak. Si kafir mendustakan agama dan dia mengaku, Kami tidak percaya. Si munafik, Itu lebih bahaya Maksud saya tahap dusanya lebih berat Sehingga apabila mati dan tak sempat bertawabat Fitarkil asfali minanar Macam mana boleh berada di bawah Ya hatinya sebenarnya lebih kotor lebih daripada orang Orang kafir mengdustakan ajaran Nabi Dan dia menyatakannya dengan nyata Kami tidak percaya Yang mereka ini pusing Pusing, tak kami orang-orang baik Kami orang baik Niat kami baik Apa yang hang tuduh kami ini jahat Kami sanggup bersumpah Wallahi Tallahi Innamanahnuhmusrihun Wah, macam mana orang Tak nak percaya kalau mereka kata begitu Sedangkan yang tahu sebenarnya Hati mereka hanya Allah Ya Allah lah yang boleh menafikannya Dengan bahasanya lebih keras Lebih tegas daripada Sumpah mereka.

Lima penguatnya. Ada nampak? Ya.

Sudah tiga contoh itu kena nampak lah. Tiga itu maksimum. Datang rumah orang bagi salam, sekali belum jawab jangan balik, dua kali belum jawab jangan balik, tiga kali maksimum, betul?

Nah jadi tiga itu maksimum. Dahlah maksimum, ganjil pula memang sesuai lah Allahu witrun yuhibbul witro Allah itu ganjil, suka Jadi kalau saya bubuh, saya buh contoh yang keempat Nah Allah jadi tak suka Sebab 4 genap. Jadi kalau 4 pula Allah. Dah 4 pula Allah tak suka.

Supaya Allah suka kena tambah lagi 1. 5. Banyak pula. 5 pula belum paham kena tambah 6. 6 genap lagi. Ya asal boleh dipegang kok idahnya formulanya boleh pahami Banyak contohnya, sangat banyak Hayati ayat Quran nantikan kita rasa Iya ya Rupanya betul-betul Munafi ini jahat rupanya Jahat suhu Sangat-sangat jahat, sangat-sangat bahaya Ya apa tidaknya, paling jahat tetapi Islam suruh kita memperlakukannya sebagai orang Islam, sebagai orang Muslim. Kan, payah itu.

Jadi segi zahir, kita wajib memperlakukannya sebagai orang muslim Berbeza dengan si kafir Dalam surah Munafikun bahkan disukai Humul adaw Mereka itu, hai Muhammad, benar-benar musuhmu Yang sebenar-benar musuhmu adalah munafik Humul adaw Fahdaruhum berwaspadalah kamu, awas berhati, tapi jangan dibunuh, Allah tak benarkan orang Islam membunuh orang munafik semata-mata karena kemunafikannya, dia sholat dia zakat, dia itu ya anggap saya orang muslim lah gitu Wallahu'alam mudah-mudahan dapat difahami insyaAllah swanakallahumma bihamdika salam