Fungsi dan Cara Kerja Trafo dalam Kelistrikan

Fungsi Trafo

Pengaturan Tegangan Listrik: Trafo mengatur besar kecilnya tegangan listrik.
Efisiensi Distribusi Listrik:
- Tegangan tinggi dari pembangkit (sekitar 10.000 volt) perlu diturunkan untuk penggunaan rumah (220 volt).
- Mengurangi "loss power" pada transmisi jarak jauh.
Penggunaan dalam Elektronika: Beberapa komponen memerlukan tegangan berbeda, trafo menyesuaikan tegangan listrik 220 volt sesuai kebutuhan komponen.

Jarak Antara Pembangkit dan Rumah: Tahanan kabel pada jarak jauh menimbulkan "loss power".
Distribusi dengan Tegangan Super Tinggi:
- Dibutuhkan untuk mengurangi "loss power" pada Sutet (hingga 400.000 volt).
Step Up dan Step Down:
- Trafo step up menaikkan tegangan di pembangkit.
- Trafo step down menurunkan tegangan untuk distribusi lokal dan rumah.

Konsep GGL Induksi: Mirip dengan generator, memanfaatkan medan magnet yang dihasilkan.
Kumparan Primer dan Sekunder:
- Kumparan primer menerima arus listrik, menghasilkan medan magnet.
- Medan magnet ini menginduksi arus listrik di kumparan sekunder.
Arus Bolak-Balik (AC): Medan magnet bolak-balik menghasilkan GGL induksi yang mengalirkan arus di kumparan sekunder.
Inti Besi:
- Diletakkan tegak lurus dengan gulungan untuk memaksimalkan medan magnet.
- Isolator mencegah hubungan langsung antara kumparan primer dan sekunder.

Terminal Input dan Output: Terhubung ke kumparan primer dan sekunder.
Jumlah Fasa:
- Trafo tiga fasa memiliki tiga gulungan dan enam terminal (tiga input, tiga output).
- Trafo single fasa memiliki satu terminal input dan output.
Perbedaan Jumlah Lilitan: Mempengaruhi perbedaan tegangan antara input dan output.

Trafo sangat esensial dalam distribusi listrik untuk mengurangi "loss power" dan menyesuaikan tegangan sesuai kebutuhan pengguna.
Prinsip kerjanya yang memanfaatkan GGL induksi memungkinkan pengaliran listrik secara efisien dari pembangkit ke pengguna akhir.