Transcript for:
43 Pemahaman Kalam Khobar dan Taukit

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbilalamin wa binaslain ala muridun yadin salatussalamu ala surafil anbiya al-mussalin Sayyidina wa lana muhammad wa ala ali wa sahabi jemaahin nama ba'd Kita sekarang menceritakan pengajian kita Balagatul Quran Dan kita masih bicara tentang Uslubul Khobari atau kalam khobar Nasri sedia maklum dalam pelajaran-pelajaran yang lepas Bahwa kalam khobar terbagi menjadi tiga macam, tiga jenis, ada tiga macam. Kalam khobar ibtidai, kalam khobar talabi, dan kalam khobar ingkari. Pembezaan itu disebabkan oleh pembezaan keadaan hati mukhotob yakni apabila si mukhotob khul yuti ini Kalam khabarinya yakni kalam yang tidak ada taukit Bila mukhotobnya mutaradit atau syak Kalam khabarinya dibubuh taukit dengan satu taukid namanya Talabi dan bila mukhotobnya mungkil atau mukadrib maka ditambahkan pada kalam khobarnya sesuai dengan tahap keingkarannya Hasbah dari Yatil Inqar sesuai dengan tahap keingkaran Bila keingkarannya semakin kuat maka ada tuttawkit tidaklah ditambah begitu sebaliknya Dan al-mu'akkadat ataupun jumlah khobariyah yang ditaukitkan Bolehlah disimpulkan yakni satu jumlah khobariyah Yang petujuan untuk menolak pengingkaran atau menghilangkan keraguan dan kebimbangan pada hati mukhotob kalam khobari ingkari yang diberi taukit tujuannya yaitu sama ada untuk menolak rodul ingkar, menolak pengingkaran daripada mukhotob maupun izalatushakhiwataradud menghilangkan peraguan dan kebimbangan pada hati muhatab berikut sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran ada adawatut sawkit adawat maknanya alat Alat-alat Taukit Bukan huruf Taukit Saja, tapi alat Taukit Piranti Taukit Piranti Taukit Alat Taukit Tentu satu di antara Adawatut Taukit adalah huruf Taukit itu sendiri. Jadi huruf Taukit hanyalah salah satu daripada Adawatut Taukit. Bermakna jika jumlah itu ada salah satu daripada Adawatut Taukit berikut ini, maka jumlah itu yakni kalam khobari ima untuk tolabi wa ima untuk ingkari ada watu taukit yakni sangat banyak atau uslub taukit sangat banyak ada sebelas semuanya disitu baru satu selapan Biasanya, dan ini yang paling banyak, ada watu tawkit yang pertama, yakni huruf tawkit. Sama ada inna atau anna. Inna atau anna, ini namanya huruf tawkit. Dan dia termasuk ada watu tawkit. Ini yang paling banyak Inna ataupun Anna yang terjemahnya sama saja di sesungguhnya hanya bila dibaca Inna, bila dibaca Anna, itu kerja Nahu, bukan kerja Balagoh jadi bukan sekarang masanya Bila dibaca Inna, bila dibaca Anna, tanya yang mengajar Nahu. Bukan di sini. Di sini hanya cerita bahwa Inna dan Anna ini huruf Taukit termasuk Adawatut Taukit. Dan bila ayat itu ada huruf ini, maka ayat itu yakni kalam khobari imma mungkin untuk tolabi wa imma untuk ingkari. Sebagai contoh, umpamanya yang dengan inna dalam al-Baqarah ayat yang ke-6. Innal-ladhina kafaru sawa'un alaihim a'andartahum amlam tundirhum la yu'minun Innal-ladhina, innal-ladhina Sesungguhnya orang-orang kafir itu Baqarah ayat 6 Sama saja atas mereka, sama ada Engkau telah beri peringatan kepada mereka Atau engkau tidak pernah beri peringatan kepada mereka Sama saja Hasilnya La yu'minun, mereka tidak beriman Kalam ini, kita sudah maklum, ia adalah kalam khobari dan ada satu adatut taukid, yaitu inna di depan ia termasuk huruf taukid maka ayat ini pasti tujuannya untuk izalatushakki untuk menghilangkan keraguan izalatut taradut untuk menghilangkan kebimbangan yang ada pada hati muhotob itu tujuannya ayat ini tujuannya bukan sekadar memberitahu bahwa orang kafir ini dapat peringatan ataupun tidak, tetap tidak beriman, bukan sekadar itu yang diberitahukan dalam ayat ini tapi ya ini juga memberitahukan bahwa bagi menghilangkan keraguan akan kebenaran maklumat yang tidak disampaikan daripada hati mukhotob Maka kena dibubuh Adatut Taukit Itu tujuannya Dan itu kerja Balaroh Jadi Balarohnya Dimana? Balarohnya itu Tujuan kenapa Bubuh Inna Kenapa diletakkan Adatut Taukit? Yakni huruf Taukit. Satu, Izzat Latushakki tujuannya. Nama kita tahu, yakni Kalam Talabi. Kalam Talabi itu hanya maklumat. Kalau kita tahu ia adalah kalam tolabi, itu hanya maklumat. Sekadar maklumat, hanya tahu nama. Balagohnya yakni kenapa, untuk apa, itu biar balagohnya. Kalau sekadar tahu itu nama, itu kalam tolabi, iya itu hanya tahu nama. Katalah apa depan itu papan tanda, untuk apa tak tahu, hanya tahu itu papan tanda, kan tidak ada maknanya Dari mana awak tahu itu papan tanda, ya dia bukan rumah, papan tanda Tapi dia tanya untuk apa, nah itu jawaban untuk apa itu lebih penting Daripada sekadar tahu itu papan tanda Jadi tujuannya untuk izalatushakki Jadi ada dua paling tidak, bukan setakat nak beritahu kepada mukhotob Bahwa si orang kafir ini tetap tidak beriman Sama ada diberi peringatan atau tidak, bukan setakat memberitahu itu Tapi sekaligus nak menghilangkan keraguan Dalam hati mukhotob Begitu juga Anna Contohnya dalam surah Al-Ma'idah ayat 98 Surah Al-Ma'idah ayat 98 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman A'udzubillahimnashaytanirrojim I'lamu anna allaha syadidul a'iqab Wa'anna Allaha Ghufurur Rahim Surah Al-Ma'idah ayat 98 I'lamu ketauhilah ulehmu anna Allaha sesungguhnya Allah itu syadidul a'iqab Pangat keras siksanya Wa anna allaha dan sesungguhnya Allah itu ghafurur rahimah pengampun lagi maha penyayang Disitu ada anna, ada dua ayat Satu, anna allaha sadidul iqab Kedua, anna allaha ghafurur rahim Jadi ayat ini, saya tahan, bukan setakat nak beritahu kepada mukhotob bahwa siksa Allah itu dasyat Bahwa Allah itu maha pengampun, bukan setakat itu. Tapi ada yang lebih daripada itu. Yakni, nak menghilangkan keraguan yang mungkin ada pada hatimu khotob. Iza latushakki. Pahidahnya untuk Iza latushakki. Menghilangkan keraguan ataupun izalatut taradut menghilangkan kebimbangan ilang kebimbangan jadi kenapa begitu? sebab sebagaimana kita pelajari kalam khobar yakni kalam yang mungkin mengandungi kebenaran dan mungkin mengandungi kebohongan Kalam khobar, yakni kalam yang mutakalimnya boleh dikatakan bohong, juga boleh, mungkin boleh dikatakan benar, itu kalam khobar. Jadi untuk meyakinkan mukhotob, untuk menghilangkan keraguan pada hati mukhotob, bahwa si mutakalim ini menyampaikan maklumat yang benar, Maka di bubohnya ada tutaukit. Kalau ada tutaukit itu hanya satu huruf, tujuannya hanya untuk izalatushakki ataupun tarodut. Sekarang, Oleh karena kalam khobar ini dalam akurni semuanya firman Allah SWT Maka pasti benar Walaupun dari segi definasi kalam khobar itu Yakni kalam jumlah yang mengandungi bohong atau benar Tapi karena mutakalimnya Allah pasti benar Sekarang bayangkan Firman Allah pasti benar, sebab Allah maha benar Jika seseorang yang membaca atau menerima firman Allah itu ada keraguan, bukankah hatinya maknanya keras? Sehingga Allah menambahkan lagi penguat dalam firmannya untuk menghilangkan keraguan tadi. Meragui kebenaran itu merupakan hati keras. Menolak kebenaran, ya menurutkan hati-hati Sebab jika sekiranya Allah, apa yang Allah nak sampaikan ini tidak perlu ada tawkit pun semuanya benar belaka Kan, setiap apa yang Allah firmankan walaupun tidak ada huruf tawkit, pasti benar Tapi kenapa mesti dibubuh dengan tawkit, itu saya tanya Bukan Allah ingin menambahkan nilai kebenaran pada maklumat yang sudah disampaikan. Bukan karena Allah ingin sekadar meyakinkan bahwa permainannya itu benar. Tapi lebih kepada Allah tidak menunjukkan hati si mukhotob ini ada penyakit. Ima penyakit ragu, penyakit bimbang, penyakit ingkar, contohnya Bukan sekadar untuk meyakinkan Masya Allah, bagaimana meyakinkan, Allah boleh paksa Jadi disini jangan salah fahami Bila Allah berfirman dengan kalam seperti ini Tujunya bukan untuk meyakinkan mukhotob, kalau Allah nak memberikan mukhotob, tidak perlu dengan huruf taukit 1, 2, 3, 10, tidak perlu dipaksa saja hambanya itu semua yakin dalam Al-Quran ada, walau sya'arabuqala aman aman fil ardi jami'ah jika Tuhanmu menghendaki nisnah semua manusia di bumi akan beriman, so Allah boleh paksa tidak perlu menambah susah-susah ayatnya jadi panjang Tambahan taukit bukan untuk, jika Al-Quran lah, bukan untuk meyakinkan mukhotob Tapi lebih, nak menunjukkan hati mukhotob itu ada penyakit Nak beritahu itulah Sama ada penyakit yang disebut syakkun Ataupun penyakit yang disebut ingkarun Itu Sebenarnya yang nak disampaikan, itu dalam kalam khobar atau labi ingkari ini Berbeza dengan kita Kalau kita memberitahu orang dan orang itu tak percaya Patut mungkin karena kita ini Ya mungkin boleh dikatakan bohong, boleh dikatakan benar Dan bila kita sampaikan ayat pada orang itu kita tambah taukit Tujuan kita pasti untuk meyakinkan orang itu Sebab kita kan, belum cukup meyakinkan orang bila bercakap Tujuannya lain bila kita kita yang bercakap dengan orang lain Tujuannya meyakinkan pendengar Bukan karena pendengar itu ada penyakit dalam hatinya, tidak Sebab yang mungkin yang berpenyakit malah si mutakalim Iya Orang mutakalim yang terkenal bohong, bila nak cakap, cuman nak meyakinkan orang Wahal semua orang ini, sebenarnya bukan orang ada penyakit, hatinya bersih Ya terpaksa mutakalim Berjela-jela taukitnya, sumpah sana sumpah, sini sumpah Itu pasti tujannya untuk meyakinkan mukhotob Bukan karena mukhotob, ada penyakit dalam hatinya Jadi beza, Al-Quran tidak begitu Sebab jika Allah nakma Pastikan semua hambanya mengakui, mempercayai firman-Nya Tidak perlu menggunakan kalam seperti ini Dipaksa sahaja dalam ayat ini disebutkan Jika Allah kendaki, semua manusia beriman Tak perlu gunakan sumpah segala Wallahi inna Allah Tak payah, tak payah Lalu kalau begitu kenapa ada taukit-taukit? Tadilah, ya nak bagitahu si mukhotob ini berpenyakit hati kita. Sebab itu bila kita baca ayat seperti ini, kita kena ya kembali pada diri kita. Muhassabah. Kita kena muhasabah, kita kena apa dipanggil Apa ya, muhasabah dirilah Apa namanya itu Kita kena introspeksi Jangan-jangan ayat ini dijuang pada kita ini Itu satu, namanya apa, ada tuh tawhid yang pertama yaitu huruf tawhid, inna maupun anna. Terjemahan sama, inna ke anna sama terjemahan, seratus peratus sama. Misi yang disampaikan pun sama, kanwa maknanya pun sama, dihukum pada orang yang sama. Bisa hanya baca anna dan inna, itu tanya nahu Jangan tanya balagoh Itu bukan kerja balagoh, itu kerja nahu Yang kedua, ada tuh taukit yang kedua Huruf penguat yang kedua, piranti penguat kedua La mulib tidak La mulib tidak Lam, ibtidak itu maknanya permulaan atau lam yang dijadikan pembuka ayat lam yang dijadikan pembuka bicara Namanya Lamul Ibtidak Atau Lam yang masuk kepada Muftadak Pun boleh juga Lam yang masuk kepada Muftadak Namanya Lam Ibtidak Ini pun Adatut Taukid Termasuk uruf Taukid Firman Allah dalam surah Al-Hashr Ayat yang ke-13 Ayatnya direkodkan ya Ayatnya direkodkan dan dilihat apa disitu Al-Hashru ayat 13 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman ayatnya agak panjang tapi saya baca yang berkaitan dengan tajuk ini sahaja disitu ada keratan ayat yang berbunyi La antum ashaddu rahbatan fi sudurihim minallah Itu sahaja ayatnya La antum ashaddu rahbatan fi sudurihim minallah Ada lain yang itu sahaja La antum, lam sungguh, sebab ini lam ibtidak, yaitu lam yang digunapakai untuk penguat, taukit, jadi artinya sungguh Antum kamu, antum ini muftadak, sebab itu lam yang masuk muftadak namanya lam ibtidak Atau lam yang menjadi pembuka kata, maka iya lam ibtidak, dan termasuk sebagai penguat Sungguh kamu asyadu rohbatan, lebih ditakuti atau lebih menimbulkan rasa takut Fi sudurihim dalam hati-hati mereka Minallahi daripada takut kepada Allah Orang-orang munafiq Lebih takutkan orang-orang yang beriman daripada takut Allah. Ini ciri munafik. Ciri munafik, Allah kata, sungguh kamu, wahai orang-orang Islam, lebih menimbulkan rasa takut dalam hati-hati mereka, si munafik, daripada takutkan Allah. Faknya itu bila, bila seseorang melakukan kejahatan dan dia, dia orang tidak melakukan kejahatan, maksud saya bila seseorang tidak melakukan kejahatan dan dia tidak melakukan kejahatan itu karena malu kepada orang, karena ada orang nampak Bukan karena takut dan malu kepada Allah, itulah munafik. Itulah munafik. Bila orang tinggalkan perintah, nak tinggalkan perintah, tak jadi. Nak tinggalkan perintah, tak jadi. Sebab ada orang nampak segan kepada orang jika tak buat apa yang disuruh. Ya, buatlah. Bukan karena takut kepada Allah jika tinggalkan perintah Orang itu adalah munafik Munafik Dan orang-orang munafik lebih takutkan, lebih malu kepada manusia, khasnya orang mu'min Daripada malu kepada Allah Lam dalam ayat ini namanya lamul ibtidak Allah subhanahu wa ta'ala nak memberitahukan kepada orang yang beriman sehingga mungkin orang yang beriman tidak sedar pada masa itu bahwa mereka sebenarnya lebih ditakuti oleh orang munafik lebih disegani oleh orang munafik daripada Allah subhanahu wa ta'ala dengan turunnya ayat ini yaa masya Allah pujian kepada orang yang beriman celaan kepada orang munafik orang munafik dicela karena alangkah hinanya seseorang melakukan perintah meninggalkan tegahan Karena manusia, hina sungguh Orang mu'min dipuji Karena rupanya orang mu'min orang yang hebat Hebat Sehingga orang munafik pun lebih segan kepada mereka daripada kuat Allah Kan hebat Ini tentu mu'min yang hebat Sekarang begini, mafhumnya, jika ada orang muslim yang kita kenali, kita kenal dia, dia kenal kita. Dia melanggar larangan Allah. Segan dan takut pada Allah memang dah tak ada. Memang sepatutnya segan kepada orang yang ada di sekelilingnya Paling tidak kita sebagai kawannya Tapi kalau kepada kita pun dia tak segan Apa namanya itu? Kalau kepada kita sebagai kawannya pun tak segan buat yang ditegah Apa namanya itu? Pada Allah memang dah tak segan, tak takut kepada kita bila itu berlaku masya Allah celahan pada keduanya pertama kepada si pelaku tadi memang sangat hina sebab tidak ada pendirian diri keduanya kita rupa-rupanya pun tidak disegani maknanya keimanan anda belum mampu membuat orang segan buat maksiat di depan anda bukankah itu tanya yang diman kita lemah A, B, C, D Sama-sama muslim A, B, C, muslim D, muslim D nak buat masyarakat depan A Segan luar biasa Depan B Sikit-sikit segan Curi-curi Depan C Langsung tak segan Bila itulah Yang berlaku, maka iman si itu sebenarnya lebih kurang sama dengan. Hati-hati jika orang buat maksiat depan kita, kawan kita buang segalanya, dan langsung tak ada segalanya dengan kita. Kita maknanya orang yang iman kita langsung tidak dapat. Hati-hati. Itulah maksud ayat ini. Memang orang yang buat maksiat itu teruk. Sebab Allah kata apa? Kamu yang orang mu'min, ini iman orang mu'min pada saat turunnya ayat ini. Huh, semua orang yang mu'min, yang mengaku iman pun, tak berani nak buat maksiat depan kamu. Walaupun mereka itu hanya orang yang pura-pura mu'min, seperti munafik. Mereka cukup takut, cukup malu nak buat. Hai Leda itulah yang jalan untuk yang dimakai yang disampaikan dalam ayat ini jadi bukan sekadar lam apa lam ibtidak maaf ada satu tokek kemudian kalau mentolabih tempur saya dengan tahu itu kalam tolabi hanya tahu itu pintu itu saja ditanya mana ini bangunan itu pintu, lalu dia tanya, untuk apa pintu? tak tahu tapi itu, coba bayangkan Kamu yang orang mu'min, sangat ditakuti, sangat disegani oleh orang munafik. Berbanding mereka segan kepada Allah. Sebab minimum kan, orang itu tidak buat jahat, minimum lah. Ada perasaan malu kepada manusia. Itu minimum. Walaupun tidak dapat pahala lah. Tapi paling kurang. Sebab rasa takut, rasa malu pada Allah, pada malaikat, dah lama hilang. kenapa tidak kok? ya karena tidak nampak malu pada Allah, dah lama hilang dah dah tak segan alasannya ya tadi karena malaikat tak nampak lagi pula mereka fikir tak apalah, malaikat tak perlu disegani walaupun nampak sebab malaikat nampak tak bising ini kalau orang nampak tuh, riuh sekampung itu yang ditakuti Sekarang bayangkan ya, inilah sebenarnya cara muhasabah Ayah ini bagi saya, memang pada masa turun ayah ini pujian pada orang mu'min Sehingga keimanan setiap iman sahabat Belum pun cakap boleh menghalang orang lain nak buat masyarakat depannya Itu hebat sekali iman seperti itu Bila iman seseorang boleh menjadi penghalang orang lain nak buat masyad di depannya, itu iman yang hebat. Tapi kalau orang nak buat masyad, langsung tak segan pada kita, wah kita, orang itu kenal kita, kita kenal dia, ya mana iman kita, tidak. Itulah ayat ini. Hai subhanallah jadi sindiran pun ada kecaman pun ada pujian pun ada Hai tuh lamul ibtidak memahaminya kesana arah dia kesana memahaminya nantung jangan-jangan nanti kita dah gula mu'min mu'minah hajjah haji on Dah belajar tiap hari, ada kawan yang masih belum betul, begitu selamba buat yang tak elok depan kita, dan kita nampak, dan kita langsung tidak disegani, mana sikit pun kita tidak ada wibawa. Ibarat anak lah buat jadepat orang tuanya, kan sekurangnya anak tuh segan kalau orang tuanya ada wibawalah. Kalau anak langsung tak segan, mana orang tua itu sudah kehilangan wibawa sama sekali. Ibaratnya begitulah Nah itu bahaya Bahaya kena ditingkatkan Sebab ini bermakna ada yang masih tidak betul dalam diri kita Bukan dalam diri orang itu sahaja Dalam diri pelaku maksiat memang ada yang tidak betul Tapi dalam diri mu'min yang imannya tidak mampu Membuat orang nak buat maksiat rasa segan Nah itu masih perlu dipertanyakan juga Itulah iman Jadi iman ini kena sentiasa ditingkatkan Macam mana Minimum menjadi penghalang saat itu Walaupun bukan Kalau setiap mu'min Imannya boleh menghalang orang lain Nak buat maksiat Kan lama-lama orang maksiat menjadi kurang Sekarang ini sudah tidak segan, sudah tidak segan itu satu hal, maknanya pelaku itu sudah teruk hati dia Tapi masalahnya orang mu'min yang ada di sekilingnya, imannya tidak menjadikan dia segan So, maknanya sangat, sangat lemah ya, sangat Itu yang kedua, lamul lip tidak namanya Hati-hati, itu kewajiban kita masing-masing Yang ketiga namanya Al-Qasam Ada tuh Taukit yang ketiga yakni Al-Qasam Qasam itu sumpah Qasam itu sumpah Yang hurufnya ada tiga yakni Waw, Tak, dan Bak Waw, Tak, dan Bak Wallahi, Tallahi, Billahi, itulah Itu namanya kosam, dan kosam termasuk ada watu tawkit Firman Allah subhanahu wa ta'ala Dalam surah Al-Anbiya ayat 57 Surah Al-Anbiya ayat 57 A'udzubillahimnashaytanirrojim wa tallahi la'akidanna asnamakum ba'da'an tuwallu mudabirin wa tallahi dan demi Allah Tak ditulah Talahi, itulah kosam Talahi, demi Allah La'akidanna asnamakum Sungguh pasti aku akan Perdayakan, mana akan aku hancurkan Berhala-berhala Patung-patung kamu Ba'da'an tuallu mudbirin Sesudah Kamu berpaling ke belakang Ya, ada suruhnya banyak sekali semuanya kosam ini. Wadduha, watini, wazaituni, waleili, wasyamsi. Semua itu adalah kosam. Dan jumlah yang ada kosam, maknanya jumlah yang muakkadah. Yakni, ditujukan kepada tujuannya untuk imma. li'izalati syakki autaradot tapi dalam ayat ini bukan hanya kosam sahaja, bukan saja tallahi sahaja tapi juga adalah akidanna atau ada nuntaukit, jadi lebih daripada satu makna tujuan ayat ini yakni untuk raddul ingkar namanya Tujuannya untuk Radul Ingkar. Intro Radul Ingkari Kalau kalam tolabi tujuannya untuk izalatus syakki Bermakna dalam hati mukhotob ada penyakit Kalam ingkari tujuannya untuk radul ingkar bermakna dalam hati mukhotob penyakitnya lebih lebih kronik, lebih banyak daripada apa yang ada dalam hati mukhotob dengan kalam tolabi itu Sebab yang dinafikan, yang ditolak, rodul ingkar, maknanya menolak. Menolak keingkaran. Sifat ingkar, sifat menentang, sifat melawan, yang dilakukan oleh mukhotab, ditolak oleh mutakallim. Bukan ke alam ini ada hanya satu saja, hanya melibatkan dua orang saja, mutakalim dan mukhotob. Jumlah yang kita pelajari ini hanya melibatkan dua orang, mutakalim dan mukhotob. Itu saja, tidak lebih daripada itu. Mutakalim orang yang bercakap, mukhotob orang yang lawan bercakap. Juhati muta' bukhotob ada sifat menentang, sifat mendustakan, sifat tidak mempercayai, mengingkari, lalu sifat-sifat-sifat-sifat ini ditolak, ditolak dengan Kalam ingkari, contohnya dalam surah ambiah ini Tapi, berkaitan dengan tajuk kita Saya hanya menjalankan kalimah tallahi itu saja Jadi tallahi itu termasuk Ada wa tuttawkit Qosam, banyak sekali Wallahi ada wa duha wa layli nasrunya Tak ada masalah Yang seterusnya, yang keempat, ada tuttawkit, ada watuttawkit, alat taukit, piranti penguat, domirul fasli. Domirul fasli. Domir. Domir kata ganti. Pernah Al-Fasri Pemisah Jadi domir yang Memisahkan Ini pun Ada Tutaukit Jadi bila kalam itu ada domir fasli, ya maknanya itulah ima untuk izalatushak, ima untuk raddul inkar Jenis kalamnya ima talabi wa ima inkari Surah Al-Baqarah ayat yang kelima Contohnya sangat banyak nih Surah Al-Baqarah ayat yang kelima Laika ala hudamir rabbihim Wa'ulaika humul muflihun Itu sahaja Wa'ulaika humul muflihun Itu aja ayatnya Ulaika wa ulaika humul muflihun Ini kalam khobari Jumlah khobariyah Ulaika itu mubtada, al-muflihun itu khobar Mana domir faslinya? Hum Jika tidak ada hum pun, ayat ini sudah sempurna tidak sempurna jumlah mufidah ulaika muflihuna umpamanya betul dah tiap hari telah saya Terangkan jumlah ini yang paling ringan sekali lah Yang paling ringan sekali Yaitu ulaika muflihun Orang-orang itu muflihun Orang-orang adalah orang-orang yang berjaya Itu yang paling ringan Kemudian lebih kuat lagi Ulaika almuflihun Ulaika al-muflihun Orang-orang itu al-muflihun Sebenar-benarnya Tiada duanya Satu-satunya Orang-orang yang berjaya Tempoh hari telah saya contohkan Sebab itu nama Allah subhanahu wa ta'ala semuanya ada alif lam Karena menunjukkan sebenar-benarnya dan satu-satunya tiada duanya Huwa tajirun dengan huwa atajiru tidak sama Huwa tajirun dia seorang peniaga Tetapi, ramailah. Selain dia, juga peniaga. Tapi kalau huwa at-tajiru, dia adalah satu-satunya peniaga. Tidak ada duanya. Ada alif-lam. Seulah ika al-muflihun, orang-orang itu, ya, Mereka sahaja, bukan orang yang lain, yang berjaya. Kemudian ditambah penguat, tawkitnya dengan hum. Ulaika hum al-muflihun. Orang-orang itu, mereka adalah orang-orang yang berjaya. Hum dalam ayat ini namanya domir fasli. Domir yang memisahkan. Antara muftadak, ulaika, dan al-muflihun khobarnya. Faedah dan manfaat tujuan domir diletakkan disitu Yang memisahkan antara muta dan khobar itu Yang ini sebagai adawatut taukid Sehingga Ayat ini jumlah ini jumlah khobar ini kalau dari segi nama lah Bukan Ibtidai Tetapi Tolabi Dari segi namanya Domir Fasli Yang kelima Adawatut Taukit Yaini Qod Iza daholat Alal mazi huruf Qod huruf Qod yang diikuti oleh fi'il ma'adhi Qod itu termasuk adawatut ta'ukid syaratnya selepasnya ma'adhi tidak boleh mudarik Banyak sekali Al-Mu'minun ayat pertama banyak Qad aflaha al-mu'minun Qad aflaha al-mu'minun Qad sungguh aflaha telah berjaya Al-mu'minuna Orang-orang yang beriman Aflaha fi'il madih Al-mu'minun ayat pertama Qad aflahl mu'minun Dan banyak lagi lah, ini sekadar contoh Syaratnya selepasnya madi Jadi bila madi, contohnya qad aflahl mu'minun Maka ayat ini menjadi kuat Dan huruf penguatnya satu Dari segi nama Kalam talabi Tujuannya untuk Apalaganya Tujuannya untuk Karena ada satu Taukit ke langit tolabi ini Tujuannya Tujuannya Tujuan ayat ini Qad aflaha mu'minun Belum pun dipadam Izzalatushakki Belum pun dipadam Itu kalah mentol itu tujuan dia Untuk menghilangkan penyakit ragu dalam hatimu kotor Itu tujuan dia Namanya tolabi Itu nama saja Tujuannya untuk Izzalatushakki Menghilangkan keraguan, kebimbangan, ketidakyakinan, atau belum yakin. Sebab tol lebih. Orang beriman itu pasti berjaya, sungguh Mungkin ada orang, mungkin orang munafik tak percaya Atau mungkin orang mu'min yang masih kurang yakin Iya ke kalau saya benar-benar, iya Allah kata Allah kata Perempuan orang yang Merinfak di jalan Allah Seperti mana benih biji Yang menemukan wangkan tujuh tangkai Tiap tangkai ada seratus benih, seratus biji Dan Allah akan Gandakan hingga gandaan yang Tidak terkira Itu firman Allah. Mungkin orang mu'min, betul ke? Bila dalam hati masih ada betul ke, Allah akan, God, iya. Jadi, bila Allah dah yakinkan begitu, walaupun tujuannya, untuk meyakinkan, sebab Allah boleh paksa untuk meyakinkan. Tujuannya supaya kita dapat menghilangkan. Bila kita baca ayat-ayat seperti ini, ayat-ayat, Terima kasih. Tuhalabi, tujuannya, supaya kita dapat menghilangkan keraguan dan kebimbangan itu. Itu tujuan dia. Allah tidak punya kepentingan apa-apa dengan firmannya. Nak tuhalabi, nak ibtidai, kan ingkari Allah tidak punya apa-apa kepentingan. Dia maha kaya. Disembah atau tidak disembah, Allah tidak rugi dan tidak untung. Jadi semuanya yang ini untuk kita, bila kita membaca ayat-ayat-ayat tolabi seperti ini, usahakan untuk menghilangkan keraguan jika ada. Maknanya tidak boleh ada keraguan walaupun sedikit. Begitu tujuan dia. Sebab bila tidak, baca ayat-ayat tolabi, keraguan masih ada. Baca ayat-ayat ingkari, pengingkaran masih ada. Ya. Susah lah Sehingga itu tadi Muamalah kita dengan Al-Quran Masih perlu ditingkatkan Sebab tujuannya Semua ayat Al-Quran ini untuk kita manfaatnya Bukan untuk Allah Allah tidak mendapat apa-apa manfaat Karena dia tidak punya kepentingan Dia goniun alil alamin Itu tujuannya Menghilangkan Keraguan. Yang keenam adalah Taukid. Yakni Nun Taukid. Nun Taukid. Tadi huruf Taukid. Yang pertama Inna Anna itu huruf Taukid. Ini Nun Taukid. Jadi ada huruf Taukid. Kalau Inna atau Anna namanya huruf Taukid. Kalau Nun sahaja namanya Nun Taukid. Imanun Taukit ini Sakilah wa ima khofifah Sakilah itu yang berat, khofifah itu yang ringan Firman Allah dalam surah Yusuf ayat 32 Surah Yusuf ayat 32 Allah menceritakan apa yang diucapkan oleh Istri pembesar Mesir saat itu Dalam surah Yusuf ayat 32 Allah menceritakan apa yang diucapkan oleh First Lady Mesir saat itu First Lady, Ibu Negara Jadi negara pun ada Ada ibu, dah lah dia yang salah, dia yang apa namanya, buat tak senonoh, eh dia pula yang mengugur. Tak apa punya orang lah. Tengok ucapan dia, walail lam yaf'al waudan lam demi in jika lam yaf'al dia tidak melakukan, dia Yusuf ma'amurhu apa yang aku suruh dia buat kan kurang asem kalaulah dia Yusuf itu yang hanya bertaraf hamba abdi tak mau buat apa yang aku suruh buat Awas, layus janannah, sungguh pasti dia akan dipenjarakan. Itu ada nun tawkit, layus janannah, nun belakang, nun yang ada tasdid. Itu namanya nun tawkit thakilah. Nun tawkit thakilah, berat ada tasdid. Yang khufifah, wala yakunan minas soghirin Wala yakunan, wala yakunan Itu asalnya Itu wala yakunan kan nunnya Nun, alif, fathah tanwin Betul? Nun, alif, fathah tanwin Sebetulnya itu ditulis ikut nutkonnya, ikut pengucapannya. Tulisannya yang asalnya yakni nun-nun. Nun-nun, nun-nun, mati atas nan. Nun-nun, mati fathah nan. Jadi walayakunan asalnya, begitu. Jadi bukan nun alif al-haq tanwin, mana ada fi'il yang ditanwin Tanwin ini alamatul ismi Tanwin adalah tanda isim Kalau nak kenal itu isim atau bukan, tanwin itulah tanda dia Ini pula fiil. Mana ada fiil, ada tanwin. Jadi tanwin itu sebenarnya asalnya nun. Nun. Mati di atas nan. Walayaku nan. Begitu. Nunnya itu namanya nun taukit khufifah. Kemudian diidromkan kepada mim selepasnya. Menjadi walayaku nam minas sohirin. Ditulis Kan nun mati atas nan Kan bunyinya macam tanwin Jadi tulis tanwin lah Jadi ayat pertama Layus janana ada satu Nun taukit Ayat kedua Layaku nam minasogiri pun ada satu Taukit Bezanya, yang pertama layus dan nanna nun tawkit sakilah, yang kedua layakunam minasodiri tawkit khofifah. Itu pun ada tawkit. Kenapa dibizarkan yang depan nun sakilah, yang belakang khofifah? Ya, karena jika Yusuf tidak memenuhi kehendak perempuan tadi, Pasti Yusuf akan dimasukkan dalam penjara. Masuk penjara itu satu yang pasti. Tidak boleh dimungkiri. Sebab itu gunakan sakilah. Ada pun jika Yusuf nanti dalam penjara, betulkah Yusuf jadi orang hindar? Jangan-jangan malah jadi orang mulia. Nampaknya si perempuan tadi pun tak begitu yakin Walaupun dia berjaya memasukkan Yusuf dalam penjara Tapi dia tidak yakin Sama ada dengan memasukkan Yusuf dalam penjara ini Boleh menyebabkan harga diri Yusuf Yusuf nama Yusuf tercemar hancur atau jangan ya dia sendiri yang malah hancur namanya itu hanya menggunakan nontaukit khafifah walayakunam dia tidak berani kata layus janan walayakunan Kan ternyata terbukti kemudian hari walaupun Yusuf berada dalam penjara yang dianggap banduan oleh masyarakat saat itu kan kemudian hari malah menjadi mulia bahkan penguasa Mesir pun memerlukan hikmatnya takbir mimpinya bahkan ketika Yusuf disuruh keluar pun dia belum mau, selagi yang memfitnahnya belum mengakui perbuatannya ini luar biasa ini saya itu hanya menggunakan taukit khufifah saja, dia sendiri tidak yakin so ayat ini memberi tahu pada kita bagaimana keadaan hati si perempuan tadi ketika mengucapkannya Jadi orang boleh saja, kan dia ada kuasa Boleh saja memasukkan Siapa yang dikendaki dalam penjara, itu satu Bukan benda yang mustahil Tapi adakah dengan dimasukkannya seorang dalam penjara itu akan Menghinakannya Sohirin tuh hina ya Belum tentu Tuh, nun, taukit. Sakilah boleh, khufifah pun ada. Yang ketujuh, ada tutaukit, yakni huruf tambih. Harfut tambih. Yang ketujuh. Huruf tambih, yakni huruf yang diguna pakai untuk menarik perhatian mukhotob. Itu tambih. Huruf yang digunakan untuk menarik perhatian mukhotob Jadi sebelum bercakap, mutakalim akan tarik terlebih dahulu perhatian mukhotob Supaya mukhotob ini memberikan perhatian sepenuhnya Fokus pada apa yang tidak disampaikan Bila sudah berikan perhatian, barulah si mutakalim menyampaikan apa yang tidak disampaikan Dalam bahasa Arab, dalam bahasa Al-Quran, ada huruf yang digunapakai untuk tarik perhatian pendengar. Huruf itu namanya Tambih, Harfud Tambih. Contohnya dalam Surah Yunus ayat 62. Surah Yunus ayat 62. Allahu Subhanahu wa ta'ala berfirman A'udzubillahimina shaitanirrojim Ala inna awliya'allahila khawfun alaihim walahum yahzanun Ala Inilah harfu tambih Allah Harfut Tambih Ketahuilah pun boleh Ingatlah oleh kamu pun boleh Renung-renungkanlah oleh kamu ya Yang pasti dia untuk menaik bahasa Allah, Allah Katalah si pendengar asalnya Ya mungkin sedang leka Si mukhotob sedang leka Maka bila si Mutakalim mau si Mukhotob ini mendengarkan memberi tumpuan terhadap apa yang disampaikan, tarik perhatiannya dahulu. Allah! Selepas mereka memberikan tumpuan, baru disampaikan, Inna awliya Allah. Sesungguhnya kekasih-kasih Allah itu tiada ketakutan atas mereka dan tidak mereka sedih. Jadi dalam ayat ini, Surah Yunus 62 ini, ada dua adatut taukidnya. Satu Allah, dua Inna. Tapi sebetulnya dari segi ucapan, Dari segi penyampaian, ilqa' maksudnya Dari segi ilqa'ul kalam Antara Allah dan Inay ini Sepatutnya tidak bersambung dari segi ilqa'ul kalam Dia terbeliak Allah, Inna Sebab Allah itu dari segi Nak menyampaikan Acapkan kan Biasanya pemidato-pemidato yang hebat Ya dia tidak akan sambungkan Antara Allah dan Inna Allah dahulu panjang-panjang Setelah semuanya terbeliak baru Inna Awliya macam itu Allah Semua uh terbeliak Baru Inna Dari segi ilkok Tapi mungkin karena kita baca ayat biasanya sambung aja lah Ada pun ada intonasi menarik perhatian orang Karena baca kita biasanya lebih pada lagu bukan lebih kepada Bagaimana nih penghayatan pada itu? Hal bahasa, bahasa vokal sepatutnya lebih kepada konteks ayat itu untuk apa? Kalau kita bicara tentang bahasa vokal, bukan lagunya. Takkanlah memberi peringatan pada orang dengan ingatan yang keras, dengan suara yang lemah lembut, yang lunak merdu. Bagaimana orang percaya? Kena keras lah, kalau perlu suaranya diserak-serakan Supaya menimbulkan kesan gerun Nak beri ingatan penyelidikan yang keras dengan suara yang lemah gemulai Ya, larilah Tuh ya, ala, ala, ala, ala Tuh Huruf Tambi. Yang ke-8, yakni, Al-Huruf Az-Zaidah. Al-Huruf Az-Zaidah. Huruf-huruf tambahan. Lit-Tawqid, yang digunapakai untuk tujuan Tawqid. Huruf ini sebenarnya bukan huruf Tawqid. Bukan. Huruf ini bukan huruf Tawqid. Huruf ini hanya huruf tambahan Dan ditambahkannya tujuannya untuk taukit Jelas ya Huruf ini bukan huruf taukit Bukan Contoh umpamanya min Huruf apa min nih? Jar Ba huruf jar Kaf huruf jar Ini huruf jar nama dia Dan huruf jar ini Hanya merupakan tambahan dalam ayat itu Hanya ditambahkan Pertanyaannya, kenapa ada huruf jar yang hanya ditambahkan? Ada tujuannya? Tujuannya untuk taukit Tujuannya untuk taukit Dan bila ayat itu sudah ada taukit, ya adalah tujuan dia Tujuannya sama ada izalatul syakki atau radul inkar. Haa kesana tuh, apa, memahaminya begitulah cara dia. Ambillah contohnya dalam An-Namal 75. Surah Semut 75. وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ Dan tiada yang gaib sedikitpun Min itu sebagai penguat Min itu dibagi tanda, min itu min huruf jar Ditambahkan, tidak boleh diartikan daripada Sebab memang tak ada artinya pun Dalam ayat ini min tidak ada artinya Tapi fungsinya sangat besar Tidak ada yang gaib sedikit pun di langit dan bumi Melainkan berada dalam kitab yang nyata Artinya Penafian dengan huruf ma Ma ini manafi Penafian dengan huruf ma dalam ayat ini menjadi penafian yang bersifat total, menyeluruh. Menyeluruh. Jadi tidak ada sedikit pun, tidak ada sesuatu pun, tidak ada sedaroh pun yang gaib. Di langit dan di bumi. Macam itulah. Melainkan semuanya sudah ada dalam kitab yang nyata. Jadi penafiannya menjadi lebih kuat, karena ada min. Tak perlu dikatakan, daripada tak payah, dan tidak daripada tak payah, dan itu min tidak ada artinya. Min tambahan. Huruf jar yang ditambahkan tujuannya untuk menguatkan penafian itu. Wa ma min ilahin illallah. Dan tiada Tuhan seorang pun, sama sekali. Sama sekali tidak ada benda yang berhak disembah Walaupun hanya seberat darah Apalagi sebesar gunung Ilallah Yang kedua huruf kaf Huruf bak Bak itu pun huruf jar Tetapi hanya di Ditambahkan tujuannya untuk Taukit Fussilat ayat 46 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman hujung Ada? Wa ma rabbuka dan bukanlah tidaklah Tuhanmu itu Bi zalla millil abid Ba itu jangan ditema dengan sebab tidak ada artinya Ba itu huruf jar Bubur disitu untuk menguatkan penafian ma itu Dan tidaklah Tuhanmu itu menganiaya lil'abid bagi hamba-hambanya Maknanya penganiayaan tidak pernah tidak akan tidak mungkin Dilakukan oleh Tuhanmu walaupun kezaliman sedikit pun Itulah maksudnya Tuhanmu tidak mungkin, tidak pernah, tidak akan, tidak mungkin melakukan kezaliman walau sekecil apapun terhadap hamba-hambanya. Kan jadi kuat makna ayat ini. Kalau tidak ada bakpun sebenarnya tidak menjadi masalah. Boleh. Apa salahnya? Pelajaran Nafu membenarkannya, ayat yang lain pun ada juga Ma rabbu ka zolla man lil abid, boleh Tuhanmu tidak menganyai hambanya, boleh Tapi penafian kezaliman itu belum cukup kuat. Kalau nak bagi kuat penafiannya, tambah dengan bak. Sehingga makna yang sebenar dan Tuhanmu tidak akan, eh tidak pernah, tidak akan, tidak mungkin melakukan kezaliman sebesar zaroh pun terhadap hambanya. Bak itu huruf za'idah lit ta'ukid. Dan yang ketiga huruf kaf Huruf jar juga Dalam surah Ash-Shurah ayat 11 Surah Ash-Shurah ayat 11 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Laisa kamithlihi shay'un wa huwas sami'ul basir Shura 11 Laisa kamithlihi shay'un wahuwas sami'ul basir Kalau tengok terjemahan satu persatu, Laisa tiada kaf seperti, mithli seperti. Kan dapat seperti? Kaf itu seperti, mithli itu seperti, hi itunya, shay'un sesuatu. Jadi tiada yang seperti, sepertinya, atau dia sesuatu yang seperti, sepertinya. Wa'awasamu'alim Kaf itu sebenarnya tidak ada artinya dalam ayat ini sebab dia huruf tambahan, huruf zaidah yang ditambahkan, kalau tidak ada artinya apakah sia-sia tidak mempunyai manfaat yang sangat besar ya ini untuk menguatkan penafian artinya tiada sesuatu pun Yang sepertinya Jangankan yang sepertinya Yang seperti dengan sepertinya pun tidak ada Jangankan sesuatu yang menyerupai Allah Yang serupa dengan yang menyerupai Allah pun tidak ada Jangankan yang serupa dengan Allah Yang serupa dengan Allah tidak ada Yang menyerupai dengan yang serupa dengan Allah pun tidak ada Sehingga benar-benar, walhamyakullahu kufwan ahad. Jadi, ahadiyah Allah, itu benar-benar kuat. Keisaan Allah itu benar-benar isa yang murni, yang hakiki. Sehingga tidak ada sesuatu pun, sedikit pun, yang menyerupainya. Walaupun penyerupaan itu hanya sebesar zarroh. Tidak ada. Dari segi... bagi sifatnya, af'alnya, zatnya, dan termasuk ibadah kita padanya. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupainya, walaupun satu hanya sebesar roh, walaupun penyerupaan itu hanya sebesar roh. Itulah maksud kaf ini. Sehingga menurutkan, uh'ahadiyah Allah, keisan Allah, luar biasa, sangat murni. Tidak boleh ada syirik, tidak ada kutu, walaupun sikit. Kan syirik tidak dibenarkan walaupun hanya seberat zarah. Itulah, inilah dalilnya. Syirik tidak boleh ada walaupun hanya seberat zarah. Tak boleh. Takkan tak boleh, sikit-sikit pun tak boleh. Ya tak boleh. Kenapa orang mesti banyak masuk rumah kena tepung, tabak, suka-suka, itu syirik. Eh, takkan sikit pun tak boleh? Tidak boleh. Lagi saka mislihi syayun. Mana boleh syirik sikit-sikit? Boleh. Yang tak boleh itu banyak-banyak. Arak itu boleh minum kalau tak mabuk, kalau mabuk. Tak boleh. Judi itu boleh kalau hanya suka-suka. Kalau hingga mematorkan ekonomi keluarga, baru tak boleh. Bagaimana hukum boleh bertukar-tukar? Tuh, jadi bab akidah, akidah yang sangat penting. Ayat yang disampaikan, susunan dia, susunan Taukit belakang. Tuh, huruf jar yang ditambahkan. Keterangan lebih lanjut, insya Allah pada masa hadapan, sampai ada contoh-contoh yang lain, ada dua, tiga lagi yang sempurna saya sampaikan. Ada tiga yang belum saya sampaikan. Dan diberkati oleh Allah SWT.