Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
ðŸ¦
Pengendalian Resistensi Antibiotik di RS
Feb 20, 2025
Program Pengendalian Resistensi Antibiotik (TRA) di Rumah Sakit Karnawati
Pendahuluan
Pentingnya mengetahui program TRA saat melakukan intensif di rumah sakit.
Masalah penggunaan antibiotik di rumah sakit menjadi perhatian utama, untuk mencegah resistensi antibiotik.
Masalah Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik merupakan masalah global, tidak hanya di Indonesia.
Mitos umum dalam penggunaan antibiotik:
Antibiotik tidak berbahaya, sehingga sering diberikan sembarangan.
Jika pasien tidak merespon, langsung ekskalasi antibiotik ke lini yang lebih kuat.
Setiap pasien sakit harus diberi antibiotik, meskipun penyebabnya bukan infeksi.
Penggunaan antibiotik harus tuntas, bahkan jika tidak ada infeksi yang terkonfirmasi.
Banyak tenaga kesehatan yang tidak percaya diri dalam memilih antibiotik.
Sejarah Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik sudah terjadi sejak munculnya antibiotik pertama kali.
Contoh:
1940: Resistensi Staphylococcus terhadap Penicillin.
1950: Resistensi terhadap Tetrasiklin muncul hanya beberapa tahun setelah penemuan.
2010: Resistensi terhadap Ceftriaxone muncul dalam waktu singkat setelah diperkenalkan.
WHO dan Kebijakan Global
Pada tahun 2015, WHO mengeluarkan global action plan untuk mengatasi resistensi antibiotik:
Meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman tentang resistensi antimikroba.
Memperkuat pengetahuan tentang surveilans dan riset.
Menurunkan insiden infeksi dan mengoptimalkan penggunaan antibiotik.
Penyebab Resistensi Antibiotik
Over prescribing antibiotik.
Penghentian antibiotik sebelum masa pengobatan tuntas.
Penggunaan antibiotik untuk hewan dan dalam makanan.
Sanitasi yang buruk dan pengendalian infeksi yang tidak memadai.
Antibiotik jenis baru sangat sedikit dan memerlukan waktu lama untuk dikembangkan.
Kebijakan Kementerian Kesehatan
Tahun 2015, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8.
Setiap rumah sakit harus melaksanakan program pengendalian resistensi antibiotik.
PPR (Pengendalian Penggunaan Antibiotik) harus berada di bawah Direktur Rumah Sakit.
Tugas PPR meliputi: membuat panduan, mengawasi penggunaan antibiotik, melakukan surveilans, serta edukasi dan pelatihan.
Implementasi dan SOP
Setiap penggunaan antibiotik harus melalui SOP yang ketat.
Kultur spesimen harus dilakukan sebelum pemberian antibiotik.
Pemberian antibiotik harus berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas kuman.
Evaluasi berkala mengenai penggunaan antibiotik harus dilakukan.
Penutup
PPR harus bekerja sama dengan berbagai pihak di rumah sakit untuk memastikan efektivitas program TRA.
Penggunaan antibiotik yang bijak sangat penting untuk mencegah resistensi antibiotik yang lebih luas.
📄
Full transcript