Transcript for:
Permasalahan dan Solusi Aplikasi Pemerintah

Perhatian, video ini semua berasal dari pengalaman pribadi dan pengalaman beberapa orang yang mengungkapkannya di internet. Jika ada kesalahan kata pada video, bisa banget untuk koreksi di kolom komen. Di era internet sekarang, sepertinya pemerintah kita sudah banyak-banyak sekali membuat semuanya serba diakses melalui sebuah aplikasi ataupun website. Pembagian bansos ada aplikasinya, menyisi bensin ada aplikasinya. Pengurusan berkas-berkas identitas juga pasti ada aplikasinya. Tapi yang jadi permasalahannya, pemerintah seakan tidak siap. Dimana selalu saja aplikasi yang dibuat oleh pemerintah selalu saja error dan juga lemot. Terbukti dari banyaknya review dan rating rendah yang diberikan pada aplikasi tersebut. Jadi apa masalahnya? Pakai anggarannya emang kurang aja? Makanya kali ini gue mau bahas yang santai aja. kita semua tahu kalau kita sekarang sudah memasuki zaman dimana semuanya serba digital uang digital dompet digital dan hal-hal penting lainnya itu berbentuk digital semua Bahkan ada sebuah istilah cashless, di mana merupakan sebutan untuk orang yang tidak menggunakan uang cash atau uang fisik sama sekali, melainkan hanya menggunakan uang digital yang ada di dompet digitalnya juga. Melihat dari kondisi tersebut, sepertinya wajar saja jika pemerintah masih belum subscribe channel dasar, mengubah hal-hal penting seperti identitas warga, dokumen-dokumen pemerintahan, dan lain-lainnya itu diubah menjadi digital juga. Sehingga, soal-soal penting seperti KTP, SIM, STNK, dan lain-lain, semuanya diusahakan untuk dikonversi menjadi digital juga. Bahkan materai pun sekarang juga berbentuk digital, yaitu e-materai. Dan dari situlah muncul banyaknya aplikasi-aplikasi pemerintah yang dibuat seperti peduli lindungi, aplikasi cek bansos, Ivo BMKG, CPEP, dan masih banyak-banyak lagi. Tapi yang jadi permasalahannya... Ternyata aplikasi-aplikasi pemerintah yang ada di internet entah kenapa selalu mendapatkan review buruk dimana permasalahan selalu saja kebanyakan dari dua faktor ini yang bahkan gue juga pernah mengalami dari dua faktor ini juga yakni yang pertama adalah aplikasi pemerintah kebanyakan masih saja lemot atau sering error dimana kerap kali ketika sedang dibutuhkan banget aplikasinya justru tidak bisa melakukan login bahkan selalu dimasuki email dan password berulang-ulang dan berkali-kali jadi tetap saja disarankan untuk mencoba lagi nanti. Kejadian ini sendiri seringkali dialami oleh banyak orang yang menceritakan pengalamannya di review dan rating Playstore. Ada juga yang aplikasinya kebanyakan loading, padahal sinyal dan internet si pengguna itu lancar-lancar saja, sehingga ini sangat memakan waktu si pengguna banget. Dan faktor kedua tentu saja adalah ternyata aplikasinya kadang nggak ada gunanya sama sekali. Sudah berapa banyak orang yang mengidentifikasi dokumen-dokumen penting yang berbentuk digital, tapi selalu saja ditolak dan tidak diterima. Udah gitu terkadang ada aplikasi yang bisa membantu kita untuk mengurus dokumen tertentu secara online, tapi malah tetap diwajibkan untuk mengurus bahkan mengantri lewat kantor offline. Yang ujung-ujungnya, nggak jarang orang memberikan review buruk, karena semua dokumen digital yang mereka punya itu tidak ada gunanya sama sekali. Dan ya, itu the factor yang mayoritas dialami banyak orang termasuk gue sendiri. Gue pernah mengalami error login ketika menggunakan aplikasi MyPertamina untuk mengisi bensin. Sehingga sangat sulit dan lama hanya untuk menunjukkan QR Code. Lalu yang tentang faktor kedua, gue juga mengalaminya ketika gue ingin mengurus suatu hal. Dan gue diminta untuk menunjukkan kartu identitas dan juga kartu keluarga. Tapi karena gue tidak membawa kartu keluarga, tentu saja gue menggunakan aplikasi Alpukat Betawi yang memang isinya profil identitas untuk keluarga Jakarta. Tapi hasilnya, semua data kartu keluarga digital yang kuberikan itu ditolak semua Dan mereka malah meminta yang bentuk fisiknya aja Selain itu, masih ada kritikan-kritikan seperti tentang desain aplikasi yang template banget Dan tidak ada niatnya sama sekali Dan beberapa nama aplikasi yang sangat-sangat leneh dan tidak etis Jadi, sebenarnya apa penyebabnya? Bukankah pemerintah punya anggaran yang besar? untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi ini. Lalu kenapa hasil dari aplikasinya selalu saja pas-pasan? bahkan lemot banget ternyata banyak alasan yang membuat performa dari aplikasi pemerintah ini selalu saja buruk menurut pengalaman software developer yang membagikan pengalamannya di Quora ternyata ada beberapa alasan alasan pertama adalah para developer software swasta yang ditugaskan untuk mengembangkan aplikasinya ini kerap kali mendevelop aplikasi karya developer lain di masa lalu jadi ibarat disuruh development atau membuat barui aplikasi bekas developer lama sehingga harus dikembangkan ulang aja dan terkadang akhirnya berujung metode pengembangannya tidak relevan selain itu juga deadline atau waktu yang diberikan untuk mengerjakan aplikasinya itu selalu saja mepet banget banyak orang-orang pemerintah yang dalam tanda kutip disebut sebagai klien Mereka ini selalu saja memberikan data dan hal penting untuk development aplikasinya selalu saja diberikan ketika sudah mendekati deadline. Sehingga karena kengaretan ini, developer akhirnya memiliki jangka waktu yang sangat mepet. Dan tentu saja, proses developmentnya akhirnya menjadi buru-buru. Ditambah klien kerap kali kebanyakan meminta revisi juga. Dan yang terakhir, aplikasi pemerintah memang sengaja dibuat pas-pasan karena takut membahas diraja. Karena nyatanya menggunakan aplikasi pemerintahan itu hanya kondisional tertentu saja, nggak akan dipakai setiap hari juga. Sehingga buat apa membuat aplikasi yang terlalu bagus kalau ujung-ujungnya aplikasinya jarang dipakai dan hanya memakan biaya anggaran server saja. Dan pada akhirnya dari semua itu cukup logis kenapa banyak apps pemerintahan yang memang dibuat pas-pasan banget. Mulai dari desain menu UI dan performa aplikasinya itu sendiri. Dan untuk pertanyaan kenapa dokumen-dokumen digital masih belum diterima dengan baik oleh para instansi, itu emang antara belum tahu peraturan baru, yang emang dokumen-dokumen digital itu resmi, atau emang terlalu bumer aja, sehingga nggak akan pernah mau percaya sama yang namanya hal yang berbau digital. Lalu kalau memang banyak banget anggaran yang dipotong agar aplikasi dibuat pas-pasan aja, karena alasan-alasan tadi, berarti sisa anggarannya kemana? Silahkan kasih pendapat kalian di kolom komen aja. Terima kasih telah menonton video ini. Gimana? Apa kalian pernah punya pengalaman menyebalkan dengan aplikasi-aplikasi bobotan pemerintah ini? Silahkan komen aja. Dari alasan-alasan tadi, sebenarnya itu juga udah bikin gue skeptis banget sama aplikasi-aplikasi pemerintahan. Karena semuanya terkesan dipotong-potong terus. Yang ujung-ujungnya, ini malah menyusulkan banyak pihak. Entah terbuang-buang waktu dan lain-lainnya. Jadi, jangan lupa subscribe Dazzle.