Buat lu covid tuh apa sih? Gak ngerti, gak tau 5, 4, 3, 2, 1, close the door Aderai, ini adalah untuk kedua kalinya Aderai kesini Dan kita pembicaraannya ini akan sangat penting kali ini ya Penting, deg-degan, walaupun kita bermain aman saja Tapi sebelum kita mulai, saya kasih tau dulu Semua yang ada disini, kalau anda lihat Saya pakai baju under armor Adirnya juga pakai baju under armor Cuma saya sengaja menggunakan jaket yang gombior Yang besar gitu ya Karena biasanya pakai kutungan Kali ini malu Gue kalau pakai kutungan sama dia, malu ngeliatin dia Dia gede banget badannya Jadi gue sekarang ngerasa Gimana kalau orang-orang ngeliat gue Terintimidasi bro, ternyata bro Makanya sekarang gue pake bajunya Tapi justru malah biasanya orang termotivasi Oh, jadi bukan intimidasi ya? Motivasi ya?
Gila, gue suka banget tuh sama lu Asik banget, keren banget I need to get closer to the microphone De, menariknya gini Entah gimana, gue kalo ngeliat lu punya postingan di Instagram Gue melihat bahwa lu tuh tidak takut sama COVID Dan menarik sekali cara lu berbicara Karena cara lu berbicara itu selalu menggunakan istilah-istilah paradigm Dimana ada sebuah negara antar-berantar Ya lu harus mengakuinya Ada sebuah negara Sejarah bernama A dengan ketakutan, dengan ini. Tapi tidak pernah ada yang image-image yang dikeluarkan oleh adik Rai. Hati-hati ini bahaya, ini kita harus begini, di rumah aja kita gini-gini. Adik malah membuat sebuah cerita-cerita yang ditujukan untuk menenangkan. Menenangkan, udah lupakan itu, tenang.
Tidak pernah menggunakan paradigma asli Anda menggunakan paradigma-paradigma maya Yes or no? Sehat adalah bersahabat dengan pertemanan hati Sakit adalah bersahabat dengan perlawanan hati Kadang-kadang kita trying so hard to be right Tapi terakhirnya nanti misalnya kita menyakiti hati orang misalnya Pada saat itu hatinya kita beat the purpose lagi Yaitu adalah ketika orang sakit hati dia stress Stress terakhirnya akhirnya jadi sakit beneran. Jadi lu gak mau? Bukan gara-gara covid, gara-gara kita.
Nah sedangkan kita kan fokusnya adalah kepada bagaimana mengkontribusi kemampuan kita untuk mengajak orang untuk sehat. Nah jadi yang saya bisa coba mungkin kontribusi dalam hal ini adalah lebih kepada bukan mengedepankan sebuah kebenaran, karena pada kenyataannya kebenaran ini sendiri saya gak tahu sebenarnya. Karena kalau situasi hari ini itu kan terlalu besar. Untuk saya ketahui, bahkan kalau ada istilah yang orang bilang Kepala kita adalah akumulasi daripada data dan informasi yang kita kumpulkan Nah bisa bayangin kepala kita kan kecil, apalagi saya palanya kecil gini ya Makanya badan saya kelihatan gitu Kan gue suka ngetekin lu disitu Jadi bisa bayangin artinya dengan kepala yang kecil ini Berarti data dan informasinya yang masuk juga kecil tuh Dan Sehingga akhirnya saya bisa tahu bahwa Data dan informasi yang ada di luar sana jauh lebih besar Belum tentu ya lu omongnya juga benar Benar, tepat sekali Jadi saya akan mengutip kata-kata bijaksana Dari Mark Twain, katanya Dia bilang bahwa What makes you in trouble is not what you don't know Tapi It's what you know But it just ain't so Jadi istilahnya Ini kalau orang-orang ngerti pembicaraannya Ini Serem sekali Jadi maksudnya intinya sebenarnya kita jangan sok tau gitu aja.
Jangan sok tau. Jadi saya pikir dengan segala keterbatasan informasi yang ada, saya cuma bisa berkontribusi gimana caranya supaya biar masyarakat itu istilahnya punya senjata paling tidak buat dirinya. Nah apa yang kita fokuskan di sana tenaga kita tersalurkan.
Nah ketimbang kita berfokus atau dalam hal ini memuja-muji kehebatan dari sebuah kesakitan, Kenapa nggak kita berfokus pada memuja-muji kehebatan daripada sebuah badan? Iya, itu gini-gini, D. Kata-kata lu tuh kan selalu berdiorama gitu. Diorama kayak Satria Mandala itu.
Kenapa kalau gua mengatakan, lu mengatakan bahwa udah nggak usah nakut-nakutin orang lagi pakai COVID. Mendingan ngomongin olahraga, mendingan ngomongin ini, mendingan... Intinya itu kan. Tapi lu gak mau ngomong gitu Itu yang gue gak suka Itu yang gue sebel Karena setiap kali gue baca itu yang gue dapet Kalau kita bicara sistem arsitek Yang namanya arsitek Sistem imunitas badan tubuh Kita bisa lihat disitu Tubuh kita itu cukup cerdas Ada namanya innate immune system Sistem kekebalan bawaan Ada namanya adaptive immune system Ada interferon, ada namanya gut bacteria microbiome, nah tapi sebenarnya palang pintu daripada sistem imunitas kita adalah sistem syaraf Nah sistem syaraf itu kembali lagi, itu dipengaruhi kalau kita bicara autonomic nervous system. Ada yang namanya sympathetic sama parasympathetic nervous system.
Nah selama kita hidup dengan penuh ketakutan dan kecemasan, nah pada saat itulah kita otomatis akan berada dalam situasi ancaman ketika kita akan yang namanya istilahnya meredirect blood chemistry kita. Kenapa kita gunakan blood chemistry? Karena blood adalah culture mediumnya yang akan jadi. persepsi kita nanti dia akan kirim signal ke badan biologi obelisk, dokter Bruce Lipton betul kan, nah jadi ketika kita kebanyakan takut dan cemas mengharapkan badan bisa punya imun sistem yang baik, gak terjadi, karena selnya, modenya ketimbang daripada rest and digest, atau growing atau growth, yang ada dia protect, nah jadi ketika protect karena kita takut dan cemas karena adanya fear mongering dan sebagainya hari ini fear mongering ya Ya artinya ada sebuah ketakutan Tapi itu sebenarnya sekali lagi saya Gak mau bilang Oh itu yang salah adalah berita dan sebagainya Tapi kembali lagi Berita itu pada dasarnya Akan jauh lebih menarik Kalau ada nuansa konflik atau mentalitas versus Betul Dibandingkan dengan berita yang biasa Makanya ketakutan-ketakutan di berita apapun ya Betul We are not talking about covid ya Kita bicara tentang apa Rumah kebakaran jadi berita Betul Dari 400 orang yang sakit 399 sembuh, 1 yang meninggal Maka kita akan lebih senang untuk membahas yang 1 Dibandingkan yang 399 Karena 399 kurang menarik untuk diberitakan Nah pada saat itulah Makanya kenapa Akhirnya kalau kita tidak melihat itu Atau memahami situasi ini Untuk menjadikan ini sebagai sebenarnya sebuah informasi Atau edukasi Atau misalnya Hiburan bahkan Atau bahkan apapun juga dengan berjaket Kewaspadaan kan orang bilang Kenapa sih kamu nonton berita? Iya supaya saya waspada Gak ada masalah Cuma masalahnya ketika kita nonton berita Dan kita ambil hati Nah pada saat itulah problemnya adalah Badan kita terlalu cerdas untuk dibohongi Jadi ketika kita stres Nah yang terjadi adalah apa?
Badan akan merilis berbagai Macam reaksi Salah satunya adalah misalnya kortisol. Ketika kortisol hadir, apa yang terjadi? Kortisol hadir, otomatis yang terjadi adalah badan pasti akan apa?
Akan menciptakan, kalau saya jelasin secara teknis aja. Misalnya, orang stres. Ketika dia stres, kortisol hadir. Kortisol hadir, badan membuat sebuah kecerdasan sendiri untuk bilang, kasihan nih, si Daddy dia stres banget.
Kalau dia stres, berarti tenaganya turun. Berarti kita harus naikin tenaganya. Tenaganya kita naikin dari mana? Ya otomatis kita naikin gula darahnya.
Gulanya kita naikin. Pas gulanya naik, kan ada proses namanya glukoniotinasis. Diambilnya dari mana?
Udah latihan kaki dari dulu. Kita latihan pantatnya tepos terus kan. Gara-gara kebanyakan stres dia ngambilnya dari sana. Dan bukan hanya itu aja.
Ginjal kena, lambung kena. Betul, karena ketika gula meningkat, akhirnya insulinnya hadir. Insulin ngambil gula akhirnya disimpan di dalam salur emak.
Nah jadi akhirnya... Pendut. Perut gemuk, pantat, tepos Gara-gara stres Stresnya gara-gara apa?
Gara-gara kita buat sendiri Baca berita-berita tersebut yang menakutkan Oke, oke, gue ngerti Gue ngerti sih maksudnya Gue ngerti orang-orang ini juga ngerti maksudnya Tapi gue ngeliat bahwa seorang Adira itu Tidak takut Tidak takut dengan pandemi ini Karena lu mempromosikan Good things sebenarnya Ya jadi There are some people yang mengatakan bahwa Sebenarnya ketika gue ditanya ya Apa yang terjadi ketika pandemi ini kita harus apa? Gue bilang move Bukan berarti di rumah aja lu diem aja, enggak Karena kita butuh vitamin D dari matahari Kita butuh olahraga Kita butuh itu semua Ketika kita didiamkan saja di rumah Dan orang-orang di rumah ini kadang-kadang tidak punya kapasitas yang kita punya ya I mean for you and me Mungkin lebih enak Kenapa lu punya gym? Gue ada gym, kita masih bisa latihan. Ada orang-orang yang akhirnya di rumah terus gak apa-apain.
Begitu dia gak apa-apain, ini kan imunitas tubuhnya turun, semuanya turun. Akhirnya penyakit malah lebih gampang kena gitu kan intinya. Nah, gue ngeliat lo adalah tipe orang yang tidak takut pada covid ini.
Karena lo tau lo bisa menjaga diri lo, benar apa tidak? Nah itu kan pemaknaan kan. Pemaknaannya jadi seolah-olah tidak takut.
Jadi contoh misalnya, Daddy, klub favoritnya apa brother? Bola, gue gak nonton bola yang lain deh Ya anggap aja, misalnya Misalnya MU Kalau saya Liverpool Jadi waktu MU sama Liverpool ketemu di final FA Saya boleh berfokus kepada kehebatan MU karena di MU itu ada Fergie Ya bener ya, ibaratnya itu bener-bener arsitek bola yang luar biasa Atau saya mau berfokus kepada Liverpool disana, saya bilang ada Steven Gerrard dan kawan-kawan Yang luar biasa, saya akan berfokus kepada kehebatan Liverpool Untuk saya bilang dan saya yakini bahwa Liverpool itu bakalan jadi juara piala FA Cuma pemaknaan orang adalah artinya lu gak takut Takut dong sama MU. Kan gitu pertanyaannya. Nah jadi jawabannya bukan saya gak takut sama MU. Tapi you prepare and you ready.
Iya. Masalah soal nanti akhirnya harus kalah sama MU. Gak apa-apa.
Kita ikhlaskan. Jadi poin saya disini adalah. Kalau kita berfokus kepada kecerdasan. Keagungan tubuh manusia.
Masalah soal akhirnya pemaknaannya kita seolah-olah. Istilahnya merendahkan penyakitnya tersebut. Itu ibarat mata uang yang memiliki dua sisi. Jadi saya akan memilih daripada saya merendahkan kecerdasan tubuh manusia Lebih baik istilahnya saya mengagumkan kecerdasan tubuh manusia Yang akhirnya pemaknaan itu seolah-olah saya memandang enteng penyakitnya Sebenarnya gini, ketika gue ditanya juga mengatakan Mungkin ada orang-orang yang tidak terlalu takut gitu ya Karena sebenarnya ketika kita bicara COVID yang terkena parah itu kan orang-orang dengan comorbid Penyakit bawaan, gula dan sebagainya Jadi sebenarnya ketika Anda latihan, ketika Anda olahraga, imunitas tubuh meningkat.
Kalau kena banyak yang OTG tuh. Tanpa gejala. Ya kan?
Banyak yang OTG. Derok kena katanya kemarin. Gak apa-apa.
Pake bajunya. Anda juga. Tapi ngasih taunya ketika udah sembuh.
Kayaknya sebelumnya masih latihan deh. Panjang cerita ini. Gak usah diceritain lah ya Gak usah diceritain Jadi sebenarnya Kalau ada istilah yang mengatakan seperti ini Sibuk memenangkan pertempuran Melawan ketidakterjangkitan Tapi kita harus gugur dan mati Gara-gara kita harus Kalah perang karena lari Dari takut terjangkit Tapi terakhirnya kita mati gara-gara Perilaku kita sendiri Gara-gara stres, gara-gara jantung Gara-gara diabetes Awalnya first stage cancer, sekarang end stage cancer.
Disebabkan oleh apa? Disebabkan oleh yang disebut dengan namanya cycle of ignorance atau yang dikenal dengan cycle of fears itu. Jadi mulai berawal dari pertama sekarang yang terjadi ketika kita salah paham terhadap berita. Jadi bukan salah beritanya, tapi kita salah paham terhadap berita akhirnya terjadi ketakutan dan kecemasan. Ketakutan dan kecemasan didukung oleh apa?
Didukung oleh yang namanya hari ini karena niatannya baik ya. Kita adakan social distance. Sosial isolasi Cuma problem daripada manusia Lu mengatakan niatannya baik ya?
Iya betul Kalau niatannya baik artinya yang terjadi tidak terlalu baik Belum tentu Maksudnya niatan kita baik Kayak saya niat untuk bekerja untuk ini Tapi ternyata kerjaan saya gak bisa menghasilkan uang Jadi bisa jadi tumpul gitu Tapi niatannya baik adalah dengan kita ada Melakukan social distancing atau lockdown atau apapun Tapi yang menjadi tantangan daripada konsep itu adalah Terjadi yang namanya social illness Kenapa? Karena Karena Manusia kan adalah makhluk sosial. Pada dasarnya alamnya manusia itu tentunya adalah bersilaturami, berkumpul, bersama.
Itu sudah dibicarakan dulu. Bahkan kita itu luar biasa. Perbedaannya anak-anak kita di ketimuran dengan mungkin di kebaratan mungkin ada satu perbedaan. Kalau di barat dibilang ibaratnya don't talk to stranger, don't shake hands, don't ini. Kita salim.
Kita salim. Semuanya kita salim. Tapi apakah anak kita jadi sakit gara-gara kita salim? Tidak. Yang ada justru menjadi sebuah kekuatan.
Saya ingat dulu saya punya salah satu Presiden American Muscle Magazine waktu itu namanya Luzwik yang punya masa miniat waktu itu pertama kali datang ke Indonesia 20 tahun yang lalu. Dia lihat ada anak-anak kan kumpulan kita rame ini apa abis itu ada anak kecil. Abis itu dia salaman kan.
Nah itu anak kecil salaman cium tangan ke dia. Dia bilang saya seumur hidup nggak pernah. Dia bilang ada orang.
ada anak atau siapa bisa sampai menghargai saya seolah-olah setinggi itu. Dia sampai bingung gitu. Kayak sesuatu yang kayaknya...
Padahal itu cultural. Iya, padahal itu biasa aja gak gimana-gimana. Tapi poinnya adalah bahkan di India pun juga sama.
Kita ketemu orang tua kita, kita pegang kaki ibu kita. Ibu kita ada representasi daripada unconditional love. Bahwa mereka itu adalah sosok yang bijaksana.
Makanya kita sentuh kakinya lalu kita kenakan ke badan kita. Bahwa kita bilang mudah-mudahan Nanti kebijaksanaan ibu juga bisa nular ke saya. Nah jadi kita bisa lihat berbagai kegiatan-kegiatan kita.
Cium pipi, cipika-cipiki gitu ya kanan-kiri gitu ya. Mau pakai jedat juga boleh gitu ya misalnya. Itu adalah sesuatu yang sebenarnya menguatkan kita. Tapi hari ini kan nggak bisa gitu kan. Kita ngumpul-ngumpul ngopi-ngopi bareng sama-sama.
Artinya ada sesuatu yang sudah hilang kan. Ada yang hilang. Bukan masalah soal kita memperdebatkan ini. Oh iya karena ada penyakit ini.
Enggak penting itunya. Yang penting itu adalah kita mau bilang bahwa terjadi yang namanya social illness di sana. Dan social illness ini sebenarnya melebar kemana-mana.
Betul. Karena kalau kita lihat. Ada social shaming pun juga terjadi hari ini.
Jadi kalau dulu saya diundang ke sini. Brother tanyain saya soal body shaming gitu. Tapi yang terjadi hari ini kita social shaming. Ibaratnya kok kamu masih keluar rumah. Kok kamu ini, kok kamu itu, dan sebagainya.
Nah, jadi pada saat itu terjadi yang namanya... Dari tadi ada fear, lalu ada social illness, karena social isolation, bahkan ada sebuah penelitian. Kalau teman-teman tahu, penelitian itu mengatakan seperti ini katanya.
Bagaimana caranya membuat seseorang umurnya cepat pendek katanya. Apa itu? Dia bilang katanya, dibuat penelitian itu dia bilang.
Kasih dia gula setiap hari, kasih makan yang banyak setiap hari dia bilang. Biar supaya dia umurnya pendek. Umurnya nggak pendek, biasa aja jalan terus.
Kasih dia rokok setiap hari, suruh ngerokok setiap hari. Umurnya gak pendek juga Karena dia ngerokok dia aktifasi yang namanya parasympathetic nervous system Lalu Yang dikasih lagi alkohol Setiap hari disuruh minum disuruh mabok-mabokan Tapi dia happy-happy dia seneng sama temennya gak kenapa-napa Apa yang dilakukan untuk membuat Seseorang umurnya pendek Yaitu adalah house arrest Jangan gak boleh ketemu sama temen-temennya Gak usah ketemu Pada saat itulah immune systemnya ngedrop Nah dari penelitian ini sebenarnya kita bisa tau Bahwa panggilan hati daripada Kita semua ini kan adalah Berkumpul bersama Bersilatunan Jadi Anda bilang bahwa PSBB ini Sebenarnya salah Enggak, bukan itu Justru kan kita ini ceritanya kan dalam situasi urgen Yang memang kita ceritanya harus lakukan Nah tapi saya sebagai pengamat kesehatan Saya cuma bilang bahwa Terjadi sebuah kesakitan sosial itu Artinya kan kalau begitu Sebagai sebuah ahli kesehatan gitu ya Kita bisa mengatakan bahwa Kita menciptakan kesakitan sendiri Iya, saya paham Tapi kan kalau PSBB Kita nggak mengatakan PSBB-nya salah Tapi kita mengatakan PSBB menimbulkan sebuah dampak lain Artinya harus diperhatikan dong dampak ini seperti apa Dan harus ada sebuah usaha untuk menghilangkan dampak ini Nah salah satunya yang saya syukuri juga hari ini Sebenarnya adalah ketika kita punya teknologi Ya seperti FaceTime, Google Meet Ketika kita punya Zoom, Google Meet dan sebagainya Itu menurut saya itu kan sebenarnya salah satu ini Terlepas daripada rasanya tetap aja kurang Tapi setidaknya itu membantu Tapi Tapi ada yang Effort yang kita lakukan Jadi poin saya Maksudnya saya cerita ini dulu ya secara umum Tapi maksudnya saya cuma mau Kasih tau ini hanya lebih kepada buat kita evaluasi Kalau kita aware terhadap itu Jadi satu fear, dua social illness Tiga economic illness Otomatis ketika kita gak boleh keluar Dan sebagainya Akhirnya banyak orang yang harus Tidak bisa akhirnya berkarya Dan terakhirnya banyak yang Dirumahkan banyak ini dan Ya mungkin saya nggak tahu kalau Dedy, tapi kalau saya udah pasti kena semuanya. Kita semuanya.
Karena saya punya usaha dan sebagainya yang nggak bisa ini. Kita punya karyawan begitu banyak gitu. Jadi serba berat di satu sisi kita juga mau mereka tetap harus hadir.
Dan itu nambah stres kan? Iya dong pasti. Iya kan? Naikin kortisol lagi tuh. Betul.
Balik lagi tuh. Justru itu maksud saya. Jadi social illness, lalu economic illness, lalu akhirnya pada saat itu apa yang terjadi? Yang terjadi yang namanya mental illness.
Nah ketika terjadinya mental illness kombinasi daripada social, economic, dan fear tadi Akhirnya terjadilah makanya kenapa akhirnya orang depresi dan sebagainya Akhirnya melakukan pelarian-pelarian Dengan cara contoh Pelarian satu yang paling banyak ya itu adalah shopping Udah paling gampang kan? Gak apa-apa ya tapi shopping paling aman Apalagi terima kasih Tokopedia ya yang sudah Tapi kan kadang-kadang shopping gak bisa juga kalau economic illnessnya ada Betul justru itu Tapi maksudnya saya cuma bicara soal pelarian Ini ngomongin soal pelarian itu bukan berarti negatif Tapi maksudnya pelarian itu Kita harus konsekuensi Kita harus hidup dengan konsekuensinya Kalau shopping selama punya uang gak ada masalah Masalahnya banyak orang shopping tapi gak punya kemampuan Dan in fact kayak Tokopedia sendiri nih Kalau kita bicara Tokopedia Di masa pandemi ini sebenarnya mereka malah bagus Karena dia di rumah, orang di rumah Ya itu orang gak tau ngapain-ngapain Shopping Itu satu M-m Ini sama dengan misalnya satu lagi kalau gitu. Makan.
Nah iya. Tadi makanya saya bilang. Jadi satu shopping.
Which is shopping itu yang paling aman. Makanya kenapa ratenya paling tinggi. Jadi pelarian orang paling aman itu pasti ke shopping. Selama punya duit nih ya dia ya. Selama punya uang.
Bahkan banyak yang gak punya uang pun juga shopping. Satu. Yang kedua adalah fooding tentunya. Orang lari ke fooding.
Dan fooding yang paling parah ya itu adalah apa? Karbohidrat kan pasti kan. Karbohidrat kalau kita makan. Ya teman-teman balik lagi ya. Kayak yang kita.
Ngobrol kayak kemarin, ya itu adalah apa Yang terjadi nanti hubungannya dengan apa Ketika gulanya ketinggian akhirnya terjadi Namanya resistance insulin Hubungannya dengan metabolic syndrome Akhirnya hubungannya dengan berbagai penyakit Yang related to Jantung dan juga Pembuluh darah, makanya diabetes dan sebagainya Gula darah yang tinggi juga related juga Hubungannya dengan berbagai penyakit Yang related ke syaraf Neuropathy, misalnya seperti Akhirnya terjadi blindness, amputation Hmm Dan juga akhirnya nanti gitu ya bisa mengarah ke banyak hal juga termasuk cancer, termasuk juga dimensi sorry i cut it bro if you're talking about that, kalau bicara ngomong seperti itu kan sebenarnya sudah banyak lah ya kita pernah bahas tentang sugar industry jadi pokoknya intinya fooding teman-teman udah tau lah dan ini kan political wise sebenarnya makanan itu juga nah kalau sugar satu nih yang saya mau cuma kasih tau aja salah satu problemnya dari sugar yang paling paling Paling kalau istilahnya, ya bukan bilang paling jahat ya, tapi yang paling berbahaya itu adalah fruktose. Oh iya? Gitu.
Nah fruktose itu hubungannya dengan apa? Itu hubungannya nanti dengan ketidakmampuan tubuh untuk bisa mencerna vitamin-vitamin yang kita butuhkan. Kayak vitamin D gitu misalnya.
Kita mau cerna, tapi sedangkan kita konsumsinya high fruktose, konsiro, sucrose, dan sebagainya. Akhirnya otomatis tubuh nggak bisa memproduksi mulai dari, kalau kita berbicara ada beberapa terminologi lah. Tapi kita...
Lama nanti namanya glutathione Lalu kita ngomongin soal yang namanya Dapurnya daripada Energi di badan, mitokondria Itu yang memproduksi glutathione Itu akhirnya tidak memungkinkan Bagi tubuh untuk bekerja Dengan optimal, itu jadi kita membuat Satu sabotase sendiri Yang kita lakukan gara-gara Pola makan kita Dan virus Terutama covid, dia bisa Menggunakan gula Sebagai jaketnya dia untuk gak ketahuan Masuk ke badan kita Masuk ke yang ACE2 receptor Atau apapun lah itulah nanti teman-teman Lebih ngerti soal itu tapi poinnya adalah Lari ke fooding Lari ke smoking lari ke drinking Itu ke liver dan sebagainya Nah pelari dan satu lagi medicating bro Jadi ketika kita stress akhirnya kita Kemana otomatis Anti-depressant anti-anxiety Anti-insomnia Nah Kandungan-kandungan dari itu semua itu nanti bisa berpengaruh ke urusan pernafasan kita juga. Nah sedangkan kasus hari ini adalah masalahnya infeksinya hubungannya dengan nafas. Tapi you cannot blame people who doing that.
Enggak, enggak. Justru ini kita menganalisa itu aja. Jadi ketika kita akhirnya lari. Gue ngerti. Tapi masalahnya kan adalah bahwa gimana caranya orang bisa coping with masalah ini.
Ketika mereka tidak punya kerjaan, ketika mereka nggak punya. Tempat untuk latihan ketika mereka gak punya apapun ya akhirnya lari-larinya pasti kesana. Betul.
Justru maksud saya adalah kita sekarang ini hanya butuh tahu aja. Ketika kita tahu itu akan menjadi obyek dan itu berarti bukan kita. Tapi kalau kita gak tahu berarti nanti takutnya itu kita jadi kita.
Nanti kita larinya kesana. At least now we prepare, kita taruh shield dulu di arah kita. Kalau istilahnya gini bro, ibaratnya you're not crazy if you... Kalau kamu yakin bahwa kamu gila, itu artinya kamu tidak gila.
Kalau kamu yakin bahwa kamu stres, itu artinya kamu tidak stres. Oke, itu mengapa kamu tidak benar-benar takut dengan COVID-19? Karena kamu yakin dengan apa yang bisa dilakukan tubuhmu, dan apa yang bisa dilakukan otak dan pikiranmu.
Karena itu yang saya pikirkan. Ya, jadi saya selesaiin yang terakhir tadi dulu aja ya. Jadi ketika pelarian itu akhirnya terjadi, makanya tadi yang terjadi akhirnya prematur kematian.
Nah jadi sekali lagi teman-teman nih, sekarang balik lagi. Dari fear tadi, habis itu ditambah lagi yang namanya social illness. Ditambah lagi yang namanya economic illness.
Ditambah lagi yang namanya mental illness. Ditambah lagi yang akhirnya mereka lari semua ke drinking, drugging, fooding, shopping apapun juga tadi. Nah pada saat itu akhirnya terjadi yang namanya depression dan terakhirnya prematur kematian.
Dan prematur kematian inilah akhirnya yang menjadi apa? Yang kalau kita lihat angkanya semakin naik, akhirnya jadi apa? Akhirnya menjadi materi referensi baru bagi si fear tadi untuk nambahin lagi. Jadi kita mau teraih terus di situ. Nah pada saat itulah itu tadi yang saya katakan.
Kalau kita aware terhadap itu, pada saat itulah kita bisa cut salah satu. Iya, iya. Maksudnya itu. Tapi Anda tidak menjawab pertanyaan saya. Diri Anda sendiri apakah Anda takut dengan COVID?
Dengan apa yang Anda punya? Atau Anda yakin bahwa Anda akan baik? Saya tidak mengatakan Anda mendahului ya.
Maksudnya everybody kan Sibuk menganalisa kegelapan Tapi berharap ingin mendapatkan penerangan Sibuk menganalisa kekalahan Ingin berharapkan mendapatkan Kemenangan Sibuk menganalisa kesakitan Tapi berharap ingin mendapatkan kesehatan Bukan hal yang bijaksana Lebih baik Sibuk menyihatkan diri berharap kemenangan gitu kan? Cuma itu doang gitu, jadi masalah soal orang bilang kok lo gak takut gak itu Ya itu pemaknaan dia terhadap kita Saya tidak akan membahas soal itu karena saya gak ngerti soal kesakitan Saya gak paham, saya gak ngerti gitu Kalau ngomongin sakit, ya sakit aja saya gak ngerti gitu Jadi dulu Tau Jack Leland gak bro? Jack Leland itu adalah father of fitnessnya di Amerika gitu.
Ibaratnya dia gak bisa sakit. Kenapa gitu? Karena ruin his image.
Ruin his image. Iya gak mungkin. Gak boleh itu ya. Gak boleh ya. Gak boleh sakit.
Ketika Dwayne Johnson sakit agak-agak. Iya mestinya. Batman gak boleh. Gak boleh.
Robin Pattinson kena. Iya tapi kalau kita harus sakit. Kita ikhlas menerimanya. Ikhlas menerimanya. But then again, kalau lu harus sakit, maksudnya gini.
Ini bukan maksudnya mengada-ngada, tapi semua pembuktian udah mengatakan ketika orang sehat, dengan tubuh yang kuat, tubuh sehat, imun kuat, tidak ada comorbid, maka kesempatan sembuhnya jauh lebih besar dibandingkan orang-orang yang sudah punya penyakit bawaan. Kan intinya begitu, toh. Iya, itu udah pasti.
Kalau masalah terinfeksi, pasti bisa. Tapi yang pasti nggak mati. Lu pernah nggak kepikir bahwa sebenarnya mungkin lu udah kena?
Gue pernah kepikir gitu. Oh iya dong. Siapa tau gue tuh udah kena covid Tapi gue gak tau Bisa kita bisa seperti itu Tapi intinya balik lagi Kalau kita memakai sebuah indikator tertentu Untuk menentukan Makanya tadi Kalau indikatornya, kalau nilai matematikanya Ibaratnya merah Kita bilang bahwa matematikanya merah Berarti kita akan vonis dia Bahwa dia hidup itu pasti akan gagal Gak bakal bisa sukses, gak bakal bisa jadi orang kaya Dan sebagainya Gak bisa, tapi kita tetap ngotot Menjadikan indikator nilai matematika Adalah sebagai Yang namanya Paham gak brother?
Gue sih ngerti lu deh, tadi mau ngomong apa gue ngerti kok Nah jadi sekarang pertanyaannya Adalah Kalau kita memakai indikator itu Ya gak apa-apa gitu Ini orang gila sih Hai semoga anda tuh dibungkusnya tuh indah sekali tapi tapi berhenti berhenti dengan intriku itu bisa menjawabnya seperti apa aja sih enggak ada masalah tapi ini tuh asyik buat lu kopi tuh apa sih nggak ngerti nggak tahu gitu jangan tanya saya soal kesakitan saya nggak paham gitu nanya hai hai Sibuk menganalisa kegelapan Ingin mendapatkan penerangan, gak terjadi Nanya gelapnya apa ya Ini apa gitu, apa ciri-cirinya Orang sakit dan sebagainya Kenapa saya mesti pikirin gitu Ini sebenarnya saya belajar dari hal yang sederhana Ketika waktu saya punya masalah gym Yang lagi susah gitu Jadi pada saat itu ada istilah yang orang bilang Katanya kualitas diri kita adalah Katanya kualitas komunikasi kita Nah kualitas komunikasi kita adalah kualitas pertanyaan kita. Karena pertanyaan kita akan mengarahkan kepada yang namanya intrapersonal komunikasi. Akan mengarahkan kepada motivasi katanya terakhirnya. Cuma pertanyaannya adalah pertanyaannya apa? Waktu gym saya sepi, ya sekarang udah sepi lagi sih.
Dulu ya ceritanya. Kalau sekarang sepinya kan masih bareng-bareng gitu ya. Masih ada support system gitu. Kalau dulu nggak ada support system, sepi sendiri gitu ya ketika gym saya sepi. Waktu itu saya salah menanyakan diri saya, yaitu adalah ketika kenapa gym saya sepi?
Kenapa kok gymnya nggak laku? Kenapa kok nggak banyak orang yang mau datang ke sini? Kenapa kok kayak istilahnya dan sebagainya dan sebagainya.
Jadi saya dwelling the darkness atau dwelling the failure. Then what do you show us? Yang saya tanya saya balik lagi, apa yang bisa saya lakukan untuk membuat gym saya laku? Pada saat itu saya bilang, oh jangan-jangan mungkin kalau seandainya trainernya saya latih lebih optimal lebih baik.
Jangan-jangan kalau kebersihan di gym saya bisa optimal lebih bagus. Jangan-jangan saya bisa perbaiki. Nah pada saat itu, sebenarnya gini brother. Kita fokusin kepada sesuatu yang kita mau.
Saat ini kan kita fokusin kepada sesuatu yang kita tidak mau. Jadi intinya hari ini kita fokus on problems rather than focus on solution. Gini, fokus on the problem tapi not focus in the problem gitu ya. Sekarang banyak orang fokus in the problem Akhirnya berkutat disana aja gak ada solusinya sama sekali Betul Tapi sekarang untuk orang-orang sekarang yang ada di Indonesia Kita gak usah bicara di luar lah ya Kalo di Amerika dan sebagainya Saya udah pusing lah ya Ada yang maskeran ada yang gak Beda partai beda-beda Kalo di luar Kita bicaranya gak disini Cuman maksud gue Maksud gue adalah Eee Untuk orang-orang awam yang ada di luar sana Dengan adanya COVID Dengan adanya Vaksin yang katanya nanti mau jadi Mau dibikin vaksin Gue masih gak ngerti tentang vaksin Dan gue gak mau ngomong panjang lebar Karena gue belum tau apakah semua orang harus divaksin nanti Kalau tidak divaksin apakah Ada masalah Apakah nanti KTP harus ada tanda vaksin Bisa kan? KTP harus ada tanda vaksin Kalau mau keluar negeri harus ada tanda vaksin Jadi semuanya harus divaksin, gue gak ngerti I don't want to talk about that karena itu belum penting buat gue Tapi adalah apa yang harus Orang-orang ini lakukan sekarang Di masa pandemi ini, dimana mereka sekarang ada PSBB, tidak bisa keluar, jaga jarak keluar apalagi ya hiburan pasti mengecil, bioskop nggak ada, tempat gym ditutup nah sekarang mereka mau ngapain?
what is your solution? because you don't tell the solution yeah, my solution adalah protokol sehat, proteksi dari dalam Apa yang ada di luar, bunga yang mekar dan wangi, buah yang manis, itu berawal dari apa? Sesuatu yang di dalamnya yang kuat, dalam hal ini yaitu akarnya yang kuat. Nah jadi, kalau kita berbicara toxicity, ada heavy metal, ada polutan, ada energetik, ada bisa proses fooding dan sebagainya.
Kalau yang namanya virus, kuman, bakteri, itu yang dikenal dengan yang namanya opportunist. Nah opportunist itu, dia akan mengambil kesempatan kepada... Tuan rumah yang ramah kepadanya. Nah ketika kita pola hidupnya sehat, kita menjadi tuan rumah yang buruk kepadanya. Nah pada saat itu apa yang bisa kita lakukan?
Proteksi, kalau istilahnya protokol sehat, proteksi dari dalam. Gimana caranya proteksi dari dalam? Proteksi dari dalam adalah dengan cara merubah ulah perilaku kita.
Itu yang sesungguhnya dengan new normal yang terjadi hari ini. What is normal? Normal sebelumnya adalah ngerokok. What is new normal adalah berhenti ngerokok.
What is normal? Tidak pernah olahraga. What is new normal?
Saatnya sekarang berolahraga What is normal? Makan sembarangan semua dimakan What is new normal? I need to say I don't agree with you Kita debat lah disini Kenapa gue gak agree with you?
Karena begini, what is normal? Ngerokok, what is new normal? Tidak merokok, oke? Satu dulu ya, what is normal?
Tidak olahraga, what is new normal? Olahraga, loh Berarti tau gak bahwa keadaan-keadaan sekarang ini Tidak ada di pihak lu Tidak ada di pihak lu. Maksudnya gue begini. Kita anggap gue ngerokok dulu aja deh.
Tadinya misalnya gue ngerokok misalnya ya gue pakai ini lah gitu ya. Gue pakai ini untuk kurangi rokok sebenarnya. Tadinya gue pakai ini misalnya sehari habis satu gitu.
Tapi karena tidak ada kerjaan di rumah terus jadi nambah. Jadi sebenarnya keadaan ini tidak mendukung kata-kata lu loh. Betul justru itu.
Iya kan? Olahraga. Tadinya gue bisa ke gym tiap hari Tapi gak terjadi kan Jadi kata-kata lu akhirnya mematikan kata-kata lu sendiri Bahwa at this moment orang gak bisa melakukan itu dong Ya betul justru itu Terus harus gimana Itu kan tadi kan Ibaratnya kita punya sebuah kebijakan Akan kesehatan Bukan kita loh dunia ini Dunia punya kebijakan akan sebuah kesehatan Yang tujuannya adalah Bukan membuat orangnya istilahnya bisa mendapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik tujuan utamanya kan lebih kepada supaya tidak terjangkit iya, betul tapi gimana caranya kalau tadi new normalnya adalah tidak olahraga new normalnya adalah olahraga harus sedangkan tempat olahraga, tempat olahraga dilarang iya Kan buka tempat olahraga seperti buka tempat pantai pijit plus-plus kan sekarang?
Betul. Betul, karena dia adanya di departemen yang sama di Indonesia. Betul, entertainment. Aneh ya.
Ya mungkin itu nanti bisa jadi evaluasi. Oke. Tapi poin saya balik lagi ya itu tadi. Jadi yang makanya kenapa kita butuh evaluasi adalah seperti itu. Karena kita tahu yang terjadi hari ini adalah definisi daripada insanity apa brother?
Definisi insanity adalah sederhana Melakukan hal-hal yang sama Tapi expect hal yang berbeda Kan begitu kan Stupidity ya Nah sekarang kita udah melakukan hal yang sama Dalam 5 bulan kan Abis itu sekarang kita mau ngapain Mari kita melakukan hal yang sama lagi Kan gitu lagi kan Nah jadi itu namanya apa ya Kita gak tau ya Tapi intinya berarti disitu harus ada evaluasi Kenapa? Karena nanti Dengan proses yang terjadi hari ini kok jadi banyak malah semakin banyak korbannya. Nah pada saat itulah kita mengambil istilahnya pengalaman itu untuk kita bilang harus ada sesuatu yang saya rubah.
Is this masuknya ke dalam tahap pemerintah atau tahap individu masing-masing di masyarakat? Kalau tahap individu adalah dia aware terhadap pola perilakunya dia. Dia bilang aduh kayaknya sekarang udah gue gak punya duit, gak punya apa.
Tapi kalau sampai gak punya sehat juga kebangetan. Jadi mereka harus mulai olahraga. Mau gak mau harus minimal harus dapat sehat Gak punya uang gak apa-apa Yang penting punya sehat Kenapa? Karena sehat tidak menarik selagi masih kita miliki Menjadi begitu menarik pada saat dia pergi dari kita Mencari sehat Pada saat dimana sehat masih kita miliki Sebenarnya masih mudah dan murah Kita lagi gak punya uang lagi sekarang Tapi ketika dia pergi dari kita Menjadi murid daripada sebuah antisipasi Mahal dan susah Jadi teman-teman sekalian Yang masih sehat Meskipun udah gak ada kerja gak ada apa Minimal paling gak masih punya sehat Kenapa?
Karena sehat is a requirement, it's not a destination. Sehat bukan tujuan, sehat adalah syarat. Nah tapi kembali lagi, kita berharap satu saat nanti orang yang mengambil kebijakan, keputusan itu adalah orang yang juga punya dari kata kebijakan itu kan ada nuansa bijaksana di sana.
Nah jadi jangan membuat sesuatu yang sibuk terperangkap dalam sebuah peran, tapi lupa memahami esensi peran tersebut. Sibuk terperangkap dalam sebuah metode. Ingin membuat masyarakatnya ceritanya supaya tidak terjangkit.
Tapi esensinya kan sehat. Esensinya bukan berapa banyak yang tidak terjangkit. Tapi esensinya kalau bisa semuanya sehat dan tidak mati.
Itu esensi sesungguhnya. Tapi kalau masalah nanti mati. Oh tapi matinya bukan karena covid ya. Itu bukan urusan saya.
Misalnya kalau kayak gitu kan. Jadi itu kan kehilangan akan arti dan makna gitu. Padahal mati-mati juga. Ya itu kan jadi akhirnya jadi semua orang jadi harus padahal sakit.
Semua sakit itu sama Gak enaknya Tapi hari ini kita cuma sibuknya Sakitnya hanya cuma satu penyakit saja Artinya dengan adanya Orang di rumah aja Orang gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa olahraga Bisa menambah penyakit-penyakit lain Betul dan penyakit lain justru yang jauh lebih banyak Nah makanya saya katakan tadi Kalau memberikan insentif, kenapa hanya memberikan insentif Kepada satu penyakit Kan kita bisa memberikan insentif kepada seluruh penyakit Dan pada saat itulah makanya Ibaratnya akhirnya orang juga akan Berusaha untuk memperbaiki istilahnya. Itu kalau dari kita lihat sisi dari pemerintahnya. Tapi tadi gue tanya individunya sekarang harus ngapain?
Ya tadi, seperti saya katakan tadi. Dalam satu bulan pertama saya ibaratnya sibuk dengan diri saya sendiri. Karena merasa terjajah dengan situasi yang terjadi hari ini. Ada istilah yang mengatakan seperti ini brother. Orang yang bijaksana katanya, belajar dari kesalahan orang lain.
Itu mudah dan murah. Orang yang pintar. Belajar dari kesalahannya sendiri Agak sedikit mahal Jadi dia pernah jatuh dulu baru dia belajar Tapi kalau orang yang bodoh Gak pernah belajar dari kesalahannya sendiri Tapi pertanyaannya ada gak orang yang bodoh?
Gak ada orang yang bodoh Tapi kalau ditanya Kenapa kamu gak mau belajar dari diri kamu sendiri? Jawaban dia apa? Bukan gue yang salah Yang salah orang lain Makanya gak ada kebutuhan saya untuk belajar Nah kondisi yang terjadi hari ini Kita harus kembali lagi Harus yang namanya take ownership Yaitu adalah apa? Of your own life? Yes Of our own health maksudnya.
Jadi bahwa nasib kesehatan kita itu di tangan kita sendiri. Bersyukur pemerintah atau siapa memfasilitasi gak ada masalah. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hati saya adalah ketika kita sibuk dengan yang namanya protokol sehat proteksi dari luar. Ini yang menjadi satu tantangan adalah ada suatu nuansa di sana.
Kita seolah-olah masuk di dalam kategori yang nomor tiga tadi brother. Dulu kalau orang tanya misalnya brother sakit ditanya. Bro kenapa sakit?
Iya sih bro. Maksudnya gue jarang olahraga. Kenapa bro sakit?
Iya sih bro, gue kemarin makan banyak, semua dimakan. Bro kenapa sakit? Iya sih kemarin gak tidur, bergadang istirahat. Kita pada saat itu tau, kita belajar dari kesalahan kita sendiri, kita orang pintar.
Orang yang bijaksana, bro kenapa rajin olahraga? Iya temen gue kena cancer gara-gara ini, kebanyakan makan gula ini dia akhirnya gagal ginjal ini apa gitu. Wah gue belajar, orang yang bijaksana. Tapi hari ini kita harus jadi apa? Harus jadi kategori yang ketiga.
Kenapa lo sakit? Gara-gara temen gue masih keluar rumah. Mau diterusin lagi? Udah cukup ya?
Tapi saya setuju sih, besok-besok Saya akan ada ide baru juga Dengan situasi hari ini Saya akan kumpulin tuh semua orang yang tiba-tiba lagi pada makan Marta Pakman ini, saya tarik, cabut, saya tangkepin Saya taruh semua Langsung di kuburan-kuburannya Yang khusus yang mati gara-gara serangan jantung Suruh diem disitu Ide bagus Oke bro, di luar itulah ya Kita ngobrol udah dig banget nih dari tadi Tapi gue paham lah, orang-orang pasti ngerti gitu Tapi Oke Apa yang kamu pikirkan? Menurut kamu apakah dunia ini nanti akan kembali ke normal lagi atau tidak? Kalau melihat dari saham.
Karena biasanya kalau sesuatu yang bencana biasanya harus berakhir dengan destruksi. Makanya kenapa orang pasti akan mengambil uangnya dan ditaruh di bawah bantal. Tapi hari ini uangnya dibeliin ke saham.
Jadi kita pikir justru memberikan pemahaman kepada kita bahwa ternyata Oh mungkin kayaknya udah banyak yang tau kalau nanti akan kembali normal gitu Jadi gak khawatir ya Ya tapi yang pasti dalam proses ini saya cuma mau mengajak kepada teman-teman Dalam arti maksudnya yuk kita berfokus kepada kecerdasan tubuh kita Bagaimanapun juga kalau kita berbicara politik, bicara apa itu di luar kuasa kita Apa yang di luar kuasa kita, kita gak bisa Ya ya ya, mungkin lebih baik Tapi apa yang bisa di Di diri kita yuk kita handle Kalau kita mau nonton berita kita jadikan sebagai Sebuah hiburan kenapa enggak Gak apa-apa gitu Kita olahraga kita olahraga gak bisa di rumah gunakan tubuh sendiri Tubuh kita adalah gym kita Brain kita adalah apotek kita Jadi bisa bayangin teman-teman kan Ibaratnya kalau kita punya salah Menggunakan pancandra kita ini Akhirnya kita membuat satu interpretasi Akhirnya membuat sebuah persepsi Persepsi adalah signal kepada badan kita Nah seandainya signalnya salah badannya stres dan sebagainya stres adalah penyebab kematian nomor 3 Selain daripada mungkin karena faktor-faktor lain, obesitas, nikotin, dan sebagainya. Tapi nomor satu, stress adalah sesuatu yang nyata, terutama hari ini. Gak kelihatan tapi ya.
Gak kelihatan, iya. Dan yang paling unik ya itu tadi manusia dengan egonya mengatakan pada tumbuhan dan binatang bahwa saya adalah makhluk yang paling tinggi daripada kalian karena saya memiliki akal budi dan pikiran. Tapi binatang dan tumbuhan kalau saya bisa bicara bilang manusia unik ya dia bilang katanya.
Pikiran yang harusnya menjadi kekuatan manusia kenapa menjadi kelemahan? Karena tidak ada statistik yang menunjukkan Ibaratnya seperti manusia yang mati gara-gara stres Tumbuhan dan binatang nggak pernah mati gara-gara stres Kita belum pernah melihat misalnya pohon kelapa yang stres Kita belum pernah lihat misalnya kupu-kupu yang depres Yang kita lihat adalah manusianya Nah sekarang bayangin hari ini gitu Yang harusnya pikiran kita, kita pakai untuk memperkuat diri kita Tapi yang sekarang yang terjadi akhirnya kita justru malah dwelling dengan hal-hal Yang sifatnya problem ketimbang fokus kepada solusi. Jadi poin saya sekali lagi, saya cuma mau bilang bahwa sehat bersahabat dengan pertemanan hati.
Sakit bersahabat dengan perlawanan hati. Sakit makanya kenapa dikenal yang penyakit namanya disease. Perlawanan hati.
Nah saya, saya trying so hard to be right. Mau bilang bahwa saya tau loh tentang kesehatan. Saya gak pernah sakit nih.
Saya tau ini, gini, gini, dan sebagainya. Tapi saya ngotot. Hanya ingin mengagumkan kebenaran saya kepada orang lain gitu. Tapi terakhirnya, Poinnya adalah ibaratnya saya cuma kesel sendiri. Terakhirnya saya akan jatuh juga dengan pemahaman saya ini.
Jadi sekali lagi saya bilang, nggak ada pilihan lain bagi kita hari ini. Hati yang gembira menyembuhkan terlepas daripada apapun. Saya sekarang pembelajaran saya selama 5 bulan ini, kalau orang tanya, deh pembelajarannya apa sih yang didapat hari ini? Pembelajaran saya cuma dua, sabar dan ikhlas. Itu aja bro.
Gak ada lagi yang harus dilakukan. Gak ada. Kalau kita misalnya terkeliling oleh sesuatu, bisa jadi karena ideokasi, stupidity, dan sebagainya.
Tapi kalau kita bisa ikhlas menerimanya, jadi sebuah ketidakpastian akan masa depan. Kalau kita tidak ikhlas menerimanya, akhirnya menjadi ketakutan dan kecemasan. Tapi ketika kita ikhlas menerimanya, akhirnya menjadi sebuah petualangan.
Ya udah, mari kita lakukan ini sebagai penerimaan. Embrace it. Embrace it aja. Ya masih ada seneng-seneng ya setiap beberapa minggu sekali ada baju UA yang baru-baru Banyak hal salah satunya itu brother Yaitu adalah gratitude itu gitu Dulu saya ingat waktu dulu ya brother itu udah lama sebenarnya udah puluhan tahun Saya dulu suka bikin namanya gratitude book gitu setiap malam sebelum tidur Kadang-kadang saya bikin aja tujuannya adalah apa?
To remind you Ya cuma remind saya aja bahwa ibaratnya apa sih yang sebenarnya yang saya syukuri hari ini misalnya. Oh iya saya bersyukur tadi sempat ketemu ibu saya. Oh saya bersyukur tadi saya WA-WAan dengan adik saya karena adik saya di Jakarta, saya di Bandung ini udah lama gak ketemu. Saya bersyukur ini apa kayak hari ini.
Aduh saya bersyukur banget bisa bertemu brother-brother undang saya ini apa itu. Bayangkan ibaratnya kalau seandainya buku itu nanti kita buka seminggu aja. Bro bisa lihat itu betapa banyak yang kita bisa syukuri gitu. Problemnya sama kita Apa yang kita fokusin disana Tenaga kita tersalurkan What we are focusing That's where the energy flows Problemnya kita Kita focusing on what's missing Gitu Padahal yang Kalau kita mau fokus kepada ini Nah sekarang ini Kita udah jelas Yang susah itu terlalu banyak Jadi kita mau fokusnya ke situ Dan tiap hari kita di Remind terus oleh berita Oleh segala Makanya kenapa saya pikir Yaudah saatnya buat saya Ibaratnya saya istirahat dulu Take a break untuk itu gitu Kenapa gak sendiri aja gitu Karena itu kan juga penelitian Berada yang mengatakan seperti itu Ibaratnya gimana caranya katanya Ingin membuat seseorang menjadi lebih sehat Memiliki immune system yang meningkat Bisa sampai 15-25% Dalam 3 hari apa yang dilakukan Jawabannya kan gampang katanya Yaitu adalah jangan baca koran Jangan nonton berita, jangan buka sosial media Tapi poinnya bukan salahnya Sosial media berita apa Tapi lebih kepada adalah ketika disitu Memang terjadi yang namanya Ibaratnya paparan terhadap sebuah konflik Atau mentalitas yang terjadi perlawanan hati itu Tapi kan tetap aja balik-balik lagi How you react terhadap hal tersebut Iya, responsis Ada misalnya Lu ngeflex gitu di Instagram Ada dua orang nih ngomong Yang satu bilang Gila adik lu udah tua tapi badan lu bisa gitu banget Anak muda kalah Ada satu yang bilang Apa hasil lu udah tau bina raga Belagu banget sih gaya-gayaan Gak tau Kan tergantung kan? Betul Nah biasanya manusia Otaknya mau merespon yang ngatain Iya kan?
Karena pasti mau merespon yang ngatain Akhirnya malah orang-orang cari attentionnya dengan cara ngatain loh Betul Bener kan? Harusnya kita merubah mindset kita Yang memuji itu dari duluan Tapi gak kita anggap tuh Betul Itu yang memang selalu Yang kadang-kadang yang Yang kita salahnya pasti selalu Selalu disitu Kenanya pasti selalu disana Makanya tadi saya bilang saya mau balikin lagi aja Dalam arti makanya kenapa saya bersyukur lah Istilahnya ketika saya Apa punya misalnya kayak Instagram atau Youtube atau apa sekedarnya hanya lebih kepada saya cuma mau ibaratnya berbagi aja gitu. Karena kalau seandainya saya mau fokus untuk sekedar konflik dan sebagainya ini apa masalahnya problemnya saya di dunia kesehatan. Jadi ketika di dunia kesehatan terlepas daripada kita benar dia salah.
Ketika kita nunjukin kebenaran kita kepada dia dan kita seolah-olah crushing others. Itu kalau ada istilahnya zaman dulu Roman statesman namanya Cicero kalau kalian pernah dengar. Dia pernah menulis salah satu. Bukan puisi tetapi semacam tulisan dia yang dibilang six mistakes of a man.
Jadi the first mistake of a man, nah ini yang paling populer yaitu adalah adalah hanya sebuah ilusi ketika when you are to make you feel better you need to crush others. Kenapa? Karena konsepnya gini brother. Brother misalnya tingginya Tapi brother ngerasa gue kepengen dipandang tinggi sama orang.
Jadi orang-orang yang misalnya tingginya lebih dari brother ibaratnya brother teken supaya dia turun ke bawah. Hanya supaya berarti biar lebih tinggi daripada dia, berarti tetap 160. Nah poinnya yang mau saya sampaikan adalah, kita ada kecenderungan sehari-hari. Nah itu namakannya mistake of a man. Jadi kebiasaan, kesalahan manusia itu yang sering kita lakukan. Jadi kita mau meninggikan diri kita dengan crushing others.
Apakah kita crush reputation-nya, apakah kita crush perilakunya dia dan sebagainya. Jadi saya rasa kita belajar disitu untuk kita bilang ibaratnya iya ya. Itu yang namanya sad.
diam, ibaratnya jujur sama diri kita sendiri self study itu sesuatu yang menyenangkan tadi bagi saya bilang, kayak komunikasi ke diri sendiri, tapi balik lagi kalau saya sih ngeliatnya ya, kalau saya bilang orang yang sombong ya nggak ada, lebih kepada dia lack of needs-nya terhadap signifikansi kalau berada pernah dengar tulisannya Tony Robbins misalnya, ada namanya six human needs, kalau berada di depan popular, satu yang namanya certainty, dua uncertainty, tiga Signifikansi Empat love and connection gitu ya kan Lalu lima growth Enam contribution Nah berarti bisa lihat disitu sebenarnya Ketika berada ngeliat ada orang yang song Akan mungkin kecerdasannya Kekayaannya atau mungkin Penampilannya kecantikannya Berarti sebenarnya kalau pikir-pikir dia itu bukan sombong Hanya lebih kepada dia lack of Needs of signifikansinya yang kurang Makanya dia butuh orang Menghargai dia Ya Gitu. Kebalikannya di sisi ada orang lain yang misalnya korupsi, brother. Akhirnya dia harus korup, akhirnya sekarang misalnya ada teman-teman kita juga mungkin ya jadi pejabat nggak sengaja jadi harus korup dan sebagainya. Kita bilang dasar, jahat, ngambil hak orang lain. Kan gitu seolah-olah.
Tapi kalau kita boleh jujur kita mau masuk ke dalamnya, kita bisa akan melihat ibaratnya ada kebutuhan akan kepastian yang kurang. Saya butuh ada perlu uang buat ini, perlu buat itu. Bahkan ibarat ngejamret, orang ngejamret di jalan pun sama. Jadi... Jadi needs of certainty-nya itu kurang.
Nah di sisi lain ada orang yang berpetualang gitu kan. Misalnya mungkin bisa jadi affairs, bisa jadi drugs, bisa jadi alkohol, bisa jadi apapun juga. Lack of uncertainty-nya yang kurang.
Jadi lack of adventure yang kurang. Working for excitement. Excitement gitu. Excitement in life yang kurang.
Nah jadi berarti bayangkan kalau kita sebenarnya bisa punya pemahaman seperti itu bukan tak menyenangkan gitu. Ibaratnya kayak segala sesuatu ketika kita ngeliat orang lagi songhong, kita sama sekali nggak. Gak take that as a Karena kan mantra kebanyakan masyarakat di Indonesia kan Ibaratnya kalau bangun tidur tau gak apa brother Ibaratnya Oke mantranya adalah kalau pagi bangun Apa yang bisa membuat saya tersinggung hari ini Mari saya lihat gitu Nah yang dia tidak sadari adalah Jadi dia akan tersinggung sama siapa aja gitu Itu mantranya gitu Ya lu buka berita langsung cari-cari berita-berita Apa yang lagi heboh hari ini Apa yang bisa gue tersinggung hari ini gitu Apa yang bisa gue komenin gitu ya Nah ketika kita tersinggung sama itu pada saat itulah orang akan rendah di mata kita. Dan kita akan tinggi pada saat itu kita mengalami yang namanya self orgasm itu kan. Langsung lega banget gitu ya kan.
Dapat kentamin. Bahwa saya dapat. Drugs kita dapat. Iya dopamine gitu pada saat itulah kita akan ngerasa ibadatnya kayak tuh saya.
I'm a better person daripada dia. Wow. Ini luar biasa.
Ini luar biasa. Kita sudah berbicara selama satu jam. Selalu, selalu, selalu senang bisa membuatmu datang.
Dan selalu bisa mengenal ketika lu disini. Penonton-penonton gue pasti senang banget dan seperti adik tadi bilang mungkin gue simpulin adalah yuk kita fokus ke hal positif ya. Bukan mengatakan tidak ada atau melupakan Tapi baik fokusnya di hal positif Karena tuh at the end You cannot do anything Pasrah dan ikhlas Tapi lu bisa fightnya Dengan focusing on positive things I think you are the most positive Person Thinker I ever know in my life Maksudnya jangan positif COVID Thank you 5, 4, 3, 2, 1 Close the door Terima kasih.