Podcast Suara Berkelas kali ini menghadirkan Pak Subiakto, pakar branding Indonesia berpengalaman lebih dari 50 tahun, membahas perjalanan, filosofi, dan strategi branding di Indonesia.
Diskusi menyoroti studi kasus Kopiko, Indomie, hingga strategi branding politik yang memengaruhi kemenangan presiden.
Topik utama meliputi pentingnya value creation sebelum produk, pergeseran dari marketing ke branding, hingga tantangan dan adaptasi era digital dan AI.
Sesi tanya jawab dari audiens membahas relevansi brand, alasan jatuhnya Nokia, serta strategi membangun brand dengan dana terbatas.
Action Items
(tidak ada tanggal atau tugas khusus untuk peserta yang perlu ditindaklanjuti berdasarkan transkrip ini)
Branding Kopiko dan Studi Kasus Awal
Kopiko merupakan brand permen kopi yang ide namanya diambil dari Madura, bukan Hawaii.
Pengembangan Kopiko dimulai dari proses value creation yaitu "gantinya ngopi", bukan sekadar membuat produk.
Distribusi awal tidak melalui toko, melainkan lewat asongan, dengan strategi penjualan unik (hanya dijual per 3 butir).
Keputusan tetap meluncurkan setelah FGD menolak ide, membuahkan hasil penjualan laris dalam 3 bulan dan menjadi pembelajaran penting branding.
Branding adalah investasi jangka panjang: janji harus dibuktikan oleh pengalaman konsumen, sehingga brand lebih diingat dari sekadar marketing cost.
Konsep Branding vs Marketing
Marketing berfokus pada biaya dan popularitas jangka pendek, sedangkan branding membangun aset dan makna jangka panjang.
Konsumen membeli tidak hanya untuk produk, tapi untuk meringankan beban atau self-reward.
Branding hari ini lebih mengutamakan transformasi konsumen menjadi versi lebih baik.
Branding berorientasi pada "becoming" (menjadi siapa) bukan "being" (memiliki apa), dan beradaptasi dengan kebutuhan psikologis masyarakat.
Studi Kasus Lain: Extra Joss dan Indomie
Extra Joss diposisikan bukan hanya sebagai solusi instan tapi bagian dari ritual harian pekerja; value dan pengalaman emosional menjadi kunci.
Pada Indomie, Pak Subiakto mengubah biaya promosi menjadi aset branding dengan memperkuat makna "satu selera Indonesia", bukan sekadar produk.
Strategi visual (melodramatik) diiklan dan penempatan produk memperkuat hasrat konsumsi konsumen.
Transformasi Branding Politik
Slogan "Bersama Kita Bisa" pada kampanye presiden menyoroti pendekatan partisipatif rakyat dalam pengambilan keputusan.
Transformasi pesan dari kelebihan produk (being) ke pengalaman bersama (becoming) menjadi kunci keberhasilan branding politik.
Era Digital, Media Sosial, dan Influencer
Pergeseran dari mengikuti selebriti ke rekomendasi orang yang dikenal secara pribadi di era media sosial.
Interaksi dua arah (seperti membalas komentar) meningkatkan kedekatan brand dengan audiens.
Rekomendasi dari figur yang relatable lebih efektif daripada sekadar endorsement selebriti.
Tantangan UKM dan Legacy Branding
Banyak UKM belum memahami pentingnya brand dan masih fokus pada transaksi langsung.
Peran Pak Subiakto beralih ke penyebaran edukasi branding bagi UKM lewat workshop dan produk digital.
Legacy branding: pentingnya meninggalkan makna (value) bukan sekadar nama.
Sesi QnA: Isu Industri dan Nasihat Praktis
Jatuhnya Nokia karena gagal beradaptasi pada teknologi baru, menolak perubahan sistem operasi yang relevan.
Transisi industri dari selling ke marketing ke branding perlu diikuti, bukan pilihan.
Untuk bisnis baru dengan dana terbatas, fokus pada value creation sebelum membuat produk agar menghemat biaya dan membangun aset brand dari awal.
Brand China dan Korea sukses secara global karena menekankan popularitas, sementara brand Eropa-Amerika menekankan kualitas/kapasitas.
Saran bagi generasi muda: "tinggalkan makna, jangan hanya nama".
Decisions
Tetap meluncurkan Kopiko meski hasil FGD negatif — Didasari keyakinan akan value brand dan potensi masa depan yang belum tercermin dari pengalaman lampau responden FGD.
Mempertahankan jingle dan tagline Indomie — Untuk mengubah biaya promosi menjadi aset branding yang memperkuat positioning.
Open Questions / Follow-Ups
Perlu ditindaklanjuti sejauh mana efektivitas edukasi dan penyerapan materi branding bagi UKM secara menyeluruh di Indonesia.
Apakah ada rencana mengukur dampak produk digital edukasi branding ke skala UMKM nasional?