Perhelatan akbar pada 18 April di Bandung, Jawa Barat menjadi momen yang selalu ditunggu warga kota Priangan setiap tahunnya. Euforianya masih terasa hingga kini. Iya, Konferensi Asia Afrika menjadi momen tak terlewatkan bagi warga Paris Van Java sepanjang masa.
63 tahun silam, kemeriahan Pawai mewarnai sepanjang jalan Asia Afrika Bandung Jawa Barat. Pesta Pawai dalam rangka menyambut kedatangan para kepala negara dan delegasinya yang dikenal dengan historical walk atau langkah bersejarah. Presiden Soekarno, Perdana Menteri India, Jawa Harlal Nehru, Perdana Menteri Tiongkok, Cho En Lai, dan Perdana Menteri Myanmar, Unu, sungguh menarik perhatian masa.
Masih teringat oleh Inen Rusnan, saat konferensi Asia Afrika tahun 1955 berlangsung, masyarakat Bandung hadir menyaksikan acara yang telah ditunggu-tunggu. Kebetulan para peserta itu tidak menggunakan... Semua menuju gedung merdeka itu semua pada jalan kaki.
Mau pembukaan itu pada jalan kaki semua. Dari mulai Kote Orient, Pleanger, Oman itu kelihatan endahnya. Kala itu usia Inen Rusnan masih 18 tahun.
Tugasnya pada Senin 18 April 1955, mengabadikan setiap detik peristiwa bersejarah tersebut. Ya, putar. Rensa, Tret, Rensa, Tret. Jadi antara ini sama, kalau sudah jadi satu, apa namanya, sudah satu bayangannya, tinggal Tret, pasti jadi. Bersama ayah angkatnya James Adi Wijaya, pemilik studio foto di Bandung, Inen dipercaya oleh Departemen Penerangan Republik Indonesia untuk mendokumentasikan seluruh acara konferensi Asia Afrika kala itu.
pada waktu di Konfesiasi Asia Afrika bisa ikut serta ditugaskan sebagai wartawan foto dan bagian seksi dokumentasi. juga merasa bangga. Tidak semua orang bisa dibawa begitu.
Keterbatasan teknologi bagi kakek 81 tahun dengan 19 cucu ini bukanlah satu penghalang mengabadikan momen bersejarah tersebut. Berbekal kamera Leica F3 buatan Jerman dan 40 roll film dengan insting yang kuat, Inen membuktikan kemampuannya membidik objek yang tak ternilai harganya. Kalau dulu, motet itu ya nggak boleh lama-lama lah gitu loh. Kalau memang sudah pinter mah, udah aja sekali pasti jadi.
Tapi dengan catatan, catatan mesti jadilah kalau susitrek gitu tuh. Bersama sang istri, Dede, keduanya masih menyimpan semua karya fotografi berumur lebih dari 50 tahun ini. Namun pada tahun 2003, rumah Inen dan keluarga terbakar.
Beruntung, koleksi roll film dan kamera dapat terselamatkan, termasuk kamera Inen yang berjasa pada peristiwa 1955. Kini kamera tersebut bisa dilihat di Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika Bandung, Jawa Barat menjadi saksi kemegahan acara yang disebut sebagai konferensi perdamaian antar ras, suku, agama yang pertama di dunia. Sebanyak 24 negara hadir dalam konferensi Asia Afrika, yang terdiri dari 5 negara penggagas, 1.500 anggota delegasi, 10 orang penyambut delegasi, 230 relawan, dan 500 wartawan. Tak heran, seluruh wartawan tulis dan foto berkumpul memberitakan konferensi separuh dunia ini.
Dalam sehari, wartawan mengirimkan 100 hingga 200 ribu kata melalui mesin telegram untuk disebarkan ke seluruh dunia. Tempat khusus bagi para jurnalis berada di atas balkon ruang konferensi untuk memantau seluruh acara. Diperkirakan ada sekitar 200 jurnalis yang meliput dari atas balkon tersebut. Di ruangan seluas 7.500 meter persegi berkapasitas 400 orang dengan atap langit melengkung setinggi 20 meter. Ruang ini diperuntukkan untuk pembukaan dan penutupan konferensi.
dan Presiden pertama Indonesia menyampaikan pidato pembukaan di hadapan seluruh peserta Kongres pada Senin 18 April 1955 pukul 9 pagi. Setelah Perang Dunia II, dunia terbagi menjadi kubu blok barat, yaitu Amerika Serikat, dan blok timur, Uni Soviet, yang kemudian memunculkan Perang Dingin di negara-negara Asia pada pertengahan abad ke-20. Peneliti dan penulis buku Konferensi Asia Afrika, Wildan Sena Utama, menjelaskan bagaimana Asia dan Afrika berusaha mencari cara untuk mengatasi bahaya perang dingin yang berkejolak.
Secara demografis, penduduk dan... dari bangsa-bangsa Asia Afrika itu melebihi setengah dari penduduk dunia pada waktu itu. Di samping itu, menurut Soekarno, negara-negara Asia Afrika dapat menjadi penggerak perdamaian, bukan pro-perang, dan ini penting pada waktu itu di tengah adanya bahaya dari perang dingin.
Sebelum berlangsungnya konferensi Asia Afrika, Perdana Menteri Indonesia Ali Sastro Amijoyo dan Wakil Presiden Muhammad Hatta diundang ke Konferensi Kolombo, Sri Lanka pada 28 April 1954. Konferensi tersebut diikuti oleh 5 negara, Sri Lanka, Burma, India, Pakistan, dan Indonesia. Dalam pertemuan ini, delegasi Indonesia mengusulkan Konferensi Asia Afrika sebagai bagian dari Diplomasi Perdamaian Dunia agar tidak terlibat dalam pertikaian kedua blok. Bung Karno itu pesan kepada Pak Ali, supaya kita bisa untuk membuat pertemuan yang lebih luas lagi.
Jadi bukan cuma lima negara ini. Nah itu pengalaman Pak Ali di Eropa yang ketemu banyak mahasiswa dari berbagai bangsa di sana, termasuk Afrika. Nah terus dipikirkan untuk buat semacam pertemuan untuk aksi Afrika. Hasil dari pertemuan Kolombo menghasilkan kesepakatan untuk menyelenggarakan rapat bagi negara sponsor utama di Istana Bogor pada 28-29 September 1954. Lima negara peserta Konferensi Kolombo menyetujui diadakannya Konferensi Asia Afrika tanggal 18 sampai 24 April 1955. Lalu Presiden Soekarno menunjuk Bandung sebagai tuan rumah acara. Menurut Alisa Tromi Joyo, tujuan dari Konferensi Asia Afrika bukan membentuk blok alternatif untuk menantang hegemoni dari dua blok besar yang bertikai.
Tetapi Konferensi Asia Afrika adalah salah satu upaya dari negara-negara Asia Afrika untuk menjadi penyokong dari perdamaian di tengah ancaman perang dingin. Ali Sastro Amijoyo, Perdana Menteri Indonesia ke-8 ini adalah lulusan Sanjana Hukum Universitas Leiden, Belanda. Kiprah Ali, dalam dunia politik Indonesia, mengangkat nama Indonesia dalam kancah diplomasi dunia. Astuti Rahajani, cucu pertama Ali Sastro Amijoyo, menceritakan sang kakek yang dikenal tegas dan serius dalam bekerja. Pak Ali itu kelihatannya seperti yang orang lihat mungkin agak angker ya kali ya.
Berbibawah dan badannya juga tegap gitu. Jadi Pak Ali itu sepertinya santai orangnya. Sementara para panitia mempersiapkan acara untuk 18 April, enam bulan sebelumnya, Bandung pun berbenah. Fasilitas umum dan caringan komunikasi diperbaiki demi kelancaran acara. Lalu, mengapa Bandung yang menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika?
Pada saat itu, baru Bandung, kota yang dianggap sebagai tempat yang memiliki sarana dan infrastruktur yang cukup lengkap untuk penyelenggaraan sebuah konferensi yang bertaraf internasional. Yang kedua, pada saat itu... Yaitu baru Bandung juga yang mempunyai gedung konferensi yang cukup besar, yaitu Associated Concordia.
Dan yang terakhir, pada saat itu Bandung dianggap dari segi keamanan cukup stabil. Gedung Merdeka sebagai tempat pembukaan dan penutupan acara konferensi sebelumnya bernama Gedung Concordia. Gedung megah bernuansa Art Deco seluas 7.500 meter persegi ini pada masa kependudukan Hindia Belanda digunakan sebagai tempat perkumpulan sosialita.
Pada masa kemerdekaan, gedung dipakai sebagai markas pemuda Indonesia untuk berlindung dari tentara Jepang. Kami bersama Ginanjar, edukator Museum Konferensi Asia Afrika, memasuki aula utama dari Gedung Merdeka. Ia menceritakan momen menarik saat berlangsungnya konferensi 63 tahun lalu. Dan sekitar pukul...
Satu siang, Bandung diguyur hujan. Dan saking besarnya hujan tersebut, mampu menerobos bagian atap sebelah kanan sana. Air masuk menggenangi gedung merdeka dan panitia setempat. langsung menghubungi Sekjen KA, Bapak Rusan Abdul Ghani, dan beliau sedang makan siang pada saat itu langsung terbirit-birit datang ke gedung Merdeka ini.
Turut, turut membersihkan, bahkan beliau pun ikut turun untuk mengepel. Sejak diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika, gedung ini diberi nama Gedung Merdeka. Dan saat ini gedung berada di bawah pemeliharaan Dinas Provinsi Jawa Barat. Salah satu tamu yang menarik Perhatian di konferensi ini adalah delegasi dari Tiongkok, yaitu Perdana Menteri Tiongkok, Cho En Lai, yang dinilai menuai drama. Pesawat Kashmir Princess yang dikira akan ditumpangi Zhou Enlai mengalami kecelakaan.
Menurut catatan Wildan, ini merupakan sabotase dari partai oposisi Chiang Kai-shek dan Badan Intelijen Amerika Serikat karena dikhawatirkan kedatangannya akan mempengaruhi jalannya konferensi. Kuatan Intelijen Tiongkok dan Hong Kong, Zhou Enlai menumpang pesawat lain dan hadir ke Bandung dengan selamat. Santo Darmo Sumarto, Kepala Subdirektorat Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga meyakini bahwa kehadiran Perdana Menteri Cho Enlai memberi dampak positif bagi masyarakat negara tirai bambu. Selain dari itu juga, masukan-masukannya Tiongkok juga kemudian diterima sebagai merupakan beberapa yang menjadi masukan yang akhirnya dijadikan dasar sila Bandung itu.
Jadi bagi mereka, impact mereka bahwa, oh ternyata negara mereka yang dulunya adalah negara dinasti. yang kemudian pora-pora Anda karena Perang Jepang, dan kemudian ada Perang Saudara antara komunis dan nasionalis, kemudian mereka ternyata bisa memainkan peran juga di dunia internasional. Dan kesempatan itu diberikan oleh sebuah negara di Asia Tenggara yang namanya Indonesia. Di pertigaan Jalan Asia Afrika dan Jalan Meraga inilah semua mata tertuju pada gedung berumur lebih dari satu abad yang masih berdiri megah di tengah hiruk pikuk lalu lintas kota Bandung, Jawa Parat. Perjalanan momen bersejarah pun terekam di dalam setiap diorama dan foto-foto di ruangan seluas 2.500 meter persegi ini.
Menarti Fauzi, Kepala Museum Konferensi Asia Afrika, menggalakan pesan perdamaian kepada setiap pengunjung, khususnya dari kalangan pelajar. Ketika orang melewati Gedung Merdeka Museum Konferensi Asia Afrika, biasanya mereka akan teringat kembali tentang Dasa Sila Bandung. 10 prinsip, spirit, kerjasama internasional, yang kalau kita intisarikan itu ada 4 sebenarnya ya. Kerjasama, toleransi, kesetaraan, dan hidup berdampingan secara damai.
Museum yang pengelolaannya berada di bawah kementerian luar negeri ini tidak hanya menjadi tempat untuk memamerkan dan merawat barang bersejarah saja, tapi memberi pengaruh positif bagi generasi muda. Dibentuk pada 11 Februari 2011, sahabat Museum Konferensi Asia Afrika mengajak anak-anak muda menjadi aktif dan kreatif. Ada sekitar 15 klub yang menjadi bagian dari komunitas yang memiliki 200 anggota ini.
Di antaranya klub bahasa, seni lukis, fotografi, dan sinematografi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman solidaritas negara-negara Asia Afrika. Sementara itu, Hotel Savoy-Homan yang letaknya sekitar 50 meter dari museum, menjadi daya tarik bagi para pelancong.
Di hotel inilah, para kepala negara peserta Konferensi Asia Afrika menginap. Edy, selaku direktur Hotel Homan, membawa kami menyusuri kamar tempat Bung Karno menginap selama penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika 1955. Menariknya, setiap kamar yang dihuni oleh tamu-tamu penting memiliki angka unik di setiap pintunya. Pak Edy, di setiap ruangan yang didiami oleh para pemimpin itu belakang nomor kamarnya ada 44. Ada cerita. sendiri mungkin Pak?
tidak, ini hanya pengeluaran kamar jadi pada waktu itu tiga lantai lantai satu dengan kamar 144 itu dikepati oleh delegasi dari RRC yaitu Coenlai, lalu lantai 2 yang ini diompet oleh Bapak Presiden kita, Bapak Soekarno. Dan lalu lantai 3, 3 paket oleh Jawa Haram Eru. Kamar seluas 250 meter persegi ini memiliki 2 kamar tidur, dengan pemandangan menghadap ke pusat kota.
Dari lantai dua, suasana jalan menuju gedung Merdeka terlihat jelas, menjadikan hotel ini tempat strategis untuk menginap. Konferensi Asia Afrika tidak hanya fokus pada acara politik, tapi juga kenyamanan bagi para tamu. Untuk mengikuti konferensi selama seminggu ini, wajar saja jika para kepala negara membawa serta keluarganya dalam kunjungan kerja tersebut. Sementara para suami menjalani tugas kenegaraannya, para istri pun berpelesir mengelilingi sudut-sudut kota kebang.
Umurnya 96 tahun, namun Romlah Rustandi Marta Kusuma masih ingat bagaimana awalnya ia direkrut sebagai komite ramah-tamah selama konferensi Asia Afrika berlangsung. Saya diinterview sama Pak Ruslan Ablogani, sama Pak Ali. Kenapa dia tahu saya ini aktivis BNI?
Di rekada, diterima, diterima sebagai protokol. di Asia Afrika. Romlah Muda memang dikenal cantik dan enerjik.
Aktif di segala kegiatan, mendekatkannya dengan Presiden Soekarno. Terus Mojang-Mojang marah. Jadi kalau Bung Karno tidak dijemput sama Mojang, marah. Jadi wali kota semua berhubung sendiri. Ibu Nusanti, aduh kalian kan bisa ngurus, bukan saya.
Ada, nggak bisa. Harus ibu saya yang ngurus. Nenek dari tujuh cucu yang gemar melukis ini menceritakan bagaimana ia menemani istri-istri kepala negara berjalan-jalan di kota Bandung.
Entertainment, kita yang entertainment mereka. Jadi harus pandai. Entertainment supaya mereka nggak kesel. Diajak ke Braga, ke Bukhreyan, Jajan, terus ke Rumah Buta, ke shopping, ada shopping center untuk ibu-ibu.
Dasa Sila Bandung atau Bandung Spirit sebagai hasil dari konferensi Asia Afrika memberikan kepercayaan dunia. kepada Indonesia untuk memprakarsai perdamaian dunia yang adil, makmur, dan sejahtera. Sehingga pada konferensi Asia Afrika tahun 2005 lalu, 54 negara Asia dan 52 negara Afrika menghasilkan Declaration on the New Asian-African Strategic Partnership sebagai komitmen kemitraan antara Asia Afrika dalam bidang politik, sosial, dan budaya. Upaya kita sebagai negara-negara berkembang untuk terus melawan bentuk-bentuk dari imperialisme, imperialisme ekonomi, imperialisme lain-lainnya, pemikiran dan itunya, itu pertama itu.
Jadi nuansanya lebih politik, bagaimana kita negara-negara berkembang mengupayakan suatu sistem internasional yang adil. Yang kedua adalah terkait dengan kerjasama konkret di bidang ekonomi. Bagaimana kita bisa saling mendukung, South-South Cooperation. Makanya Asia Afrika... Kemudian juga ada gerakan non-blok, kemudian juga ada yang namanya South-South Cooperation atau kerjasama Selatan-Selatan.
Dan yang ketiga adalah kita masih ada dalam kurumnya, masih ada hutang ya, terkait dukungan kita terhadap kemerdekaan Palestina. Kompas TV, independen, terpercaya.