Topik: Retorika dalam tradisi filsafat dan pentingnya menyampaikan kebenaran dengan baik.
Pembicara: Tokoh utama yang dibahas adalah Aristoteles, murid Plato dan cucu murid Socrates.
Pentingnya Merasa Tidak Tahu
Socrates: Menekankan bahwa puncak kepandaian adalah merasa banyak hal yang tidak diketahui.
Tujuan: Kesadaran ini penting untuk terus berkembang dan meningkatkan pengetahuan.
Tahun Baru 2024
Harapan: Istikamah dalam belajar, semangat menambah ilmu, dan memiliki pikiran dan hati yang terbuka untuk belajar.
Definisi dan Peran Retorika
Retorika: Seni menyampaikan ide atau gagasan dengan tujuan menghidupkan kebenaran.
Dalam tradisi Islam: Setara dengan ilmu balaghah yang mencakup ilmu bayan, maani, dan badi.
Aristoteles: Sangat berpengaruh dalam tradisi filsafat Islam awal; karyanya diterjemahkan secara masif.
Pembahasan: Retorika fokus pada tiga aspek: pembicara, isi pembicaraan, dan audiens.
Pentingnya Menyampaikan Kebenaran
Aristoteles: Menekankan bahwa aspek menyampaikan kebenaran sama pentingnya dengan menemukan kebenaran.
Kekeliruan dalam Penyampaian: Dapat membuat orang salah paham atau menolak kebenaran yang disampaikan.
Persaingan dengan Sofisme
Sofisme: Menganggap kebenaran relatif dan sering bersifat oportunistik.
Retorika menurut Aristoteles: Alat netral yang bisa membawa pada kebaikan besar atau bahaya besar tergantung moral pembicara.
Empat Kemampuan Retorika
Korektif: Membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.
Instruktif: Mendorong atau memerintah orang lain.
Sugestif: Menggerakkan orang tanpa memerintah langsung.
Defensif: Membela diri atau kebenaran yang terancam.
Asumsi Dasar Retorika
Audiens dan Argumen: Harus mempertimbangkan dua hal utama ketika berbicara: audiens dan argumen atau bukti yang jelas.
Media Sosial: Tantangan dalam menentukan audiens yang akan mengakses konten.
Manfaat Retorika
Menang atas ketidakbenaran: Kebenaran dan keadilan memiliki kecenderungan alami untuk menang jika disampaikan dengan baik.
Menggunakan gagasan umum: Pengetahuan saja tidak cukup; perlu menggunakan gagasan umum yang diketahui banyak orang sebagai alat persuasi.
Mempertahankan dua sisi: Menguasai kedua sisi argumen (benar dan salah) untuk mengkonter argumen lawan.
Dialektika dan Retorika
Dialektika: Pencarian kebenaran secara umum (bersifat pasti).
Retorika: Menyampaikan atau menunjukkan kebenaran yang sudah ditemukan (bersifat mungkin).
Retorika dan Dialektika: Retorika adalah counterpart dari dialektika.
Alat Retorika
Perangkat Inartistik: Bukti-bukti eksternal seperti dokumen, rekaman, atau pengakuan saksi.
Perangkat Artistik: Bukti internal dalam diri pembicara yang meliputi logos, ethos, dan pathos.
Logos (Logika)
Dasar: Logika, Nalar, dan Fakta.
Cara Main:
Deduksi (Entimim): Menggunakan premis aksiomatik yang diterima audiens.
Induksi: Menggunakan fakta-fakta konkret.
Ethos (Kredibilitas)
Dasar: Kredibilitas, kepercayaan, dan otoritas.
Pilar: Kecerdasan (kebijaksanaan praktis), karakter yang baik, dan niat yang baik.
Pathos (Emosi)
Dasar: Emosi, kepercayaan, dan pengalaman bersama.
Cara Main: Mengarahkan emosi audiens, misalnya membangkitkan kemarahan, ketenangan, rasa iri, kepercayaan diri, ketakutan, dll.
Jenis Pidato Publik
Pidato Politik: Fokus pada masa depan, rencana, atau himbauan dan penolakan.
Pidato di Ruang Pengadilan: Fokus pada masa lalu, perbuatan yang salah, dan motifnya.
Pidato Seremonial: Fokus pada masa kini, memuji atau mencela.
Mempertimbangkan Audiens
Karakter Audiens:
Anak Muda: Keinginan kuat tapi tidak stabil, kurang pertimbangan, mudah kehilangan kontrol, mudah percaya, dan lebih Royal.
Orang Tua: Peragu, sinis, pelit, tidak mudah percaya, sering khawatir, lebih mampu mengendalikan diri.
Usia Prima: Percaya diri, tidak sembrono, berani, dan lebih logis.
Pertanyaan Etis dalam Retorika
Mengubah pesan agar diterima: Aristoteles menyarankan jalan tengah (Golden Mean), tidak menyembunyikan kebenaran tetapi juga tidak mengabaikan audiens.
Gaya dalam Menyampaikan Kebenaran
Gaya Bahasa: Jelas, tepat, variatif, alami, sederhana, dan menggunakan metafor yang sesuai.
Mati Gaya: Salah penggunaan kata, terlalu banyak kata asing, epitet yang tidak tepat, dan analogi yang tidak sesuai.
Penutup
Pentingnya Belajar Retorika: Tidak cukup hanya tahu kebenaran, tetapi penting juga untuk tahu cara menyampaikan kebenaran agar tidak kalah dalam penyampaian.