Retorika dalam Perspektif Aristoteles

Jul 20, 2024

Retorika dalam Perspektif Aristoteles

Pendahuluan

  • Topik: Retorika dalam tradisi filsafat dan pentingnya menyampaikan kebenaran dengan baik.
  • Pembicara: Tokoh utama yang dibahas adalah Aristoteles, murid Plato dan cucu murid Socrates.

Pentingnya Merasa Tidak Tahu

  • Socrates: Menekankan bahwa puncak kepandaian adalah merasa banyak hal yang tidak diketahui.
  • Tujuan: Kesadaran ini penting untuk terus berkembang dan meningkatkan pengetahuan.

Tahun Baru 2024

  • Harapan: Istikamah dalam belajar, semangat menambah ilmu, dan memiliki pikiran dan hati yang terbuka untuk belajar.

Definisi dan Peran Retorika

  • Retorika: Seni menyampaikan ide atau gagasan dengan tujuan menghidupkan kebenaran.
  • Dalam tradisi Islam: Setara dengan ilmu balaghah yang mencakup ilmu bayan, maani, dan badi.
  • Aristoteles: Sangat berpengaruh dalam tradisi filsafat Islam awal; karyanya diterjemahkan secara masif.
  • Pembahasan: Retorika fokus pada tiga aspek: pembicara, isi pembicaraan, dan audiens.

Pentingnya Menyampaikan Kebenaran

  • Aristoteles: Menekankan bahwa aspek menyampaikan kebenaran sama pentingnya dengan menemukan kebenaran.
  • Kekeliruan dalam Penyampaian: Dapat membuat orang salah paham atau menolak kebenaran yang disampaikan.

Persaingan dengan Sofisme

  • Sofisme: Menganggap kebenaran relatif dan sering bersifat oportunistik.
  • Retorika menurut Aristoteles: Alat netral yang bisa membawa pada kebaikan besar atau bahaya besar tergantung moral pembicara.

Empat Kemampuan Retorika

  1. Korektif: Membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.
  2. Instruktif: Mendorong atau memerintah orang lain.
  3. Sugestif: Menggerakkan orang tanpa memerintah langsung.
  4. Defensif: Membela diri atau kebenaran yang terancam.

Asumsi Dasar Retorika

  • Audiens dan Argumen: Harus mempertimbangkan dua hal utama ketika berbicara: audiens dan argumen atau bukti yang jelas.
  • Media Sosial: Tantangan dalam menentukan audiens yang akan mengakses konten.

Manfaat Retorika

  1. Menang atas ketidakbenaran: Kebenaran dan keadilan memiliki kecenderungan alami untuk menang jika disampaikan dengan baik.
  2. Menggunakan gagasan umum: Pengetahuan saja tidak cukup; perlu menggunakan gagasan umum yang diketahui banyak orang sebagai alat persuasi.
  3. Mempertahankan dua sisi: Menguasai kedua sisi argumen (benar dan salah) untuk mengkonter argumen lawan.

Dialektika dan Retorika

  • Dialektika: Pencarian kebenaran secara umum (bersifat pasti).
  • Retorika: Menyampaikan atau menunjukkan kebenaran yang sudah ditemukan (bersifat mungkin).
  • Retorika dan Dialektika: Retorika adalah counterpart dari dialektika.

Alat Retorika

  • Perangkat Inartistik: Bukti-bukti eksternal seperti dokumen, rekaman, atau pengakuan saksi.
  • Perangkat Artistik: Bukti internal dalam diri pembicara yang meliputi logos, ethos, dan pathos.

Logos (Logika)

  • Dasar: Logika, Nalar, dan Fakta.
  • Cara Main:
    1. Deduksi (Entimim): Menggunakan premis aksiomatik yang diterima audiens.
    2. Induksi: Menggunakan fakta-fakta konkret.

Ethos (Kredibilitas)

  • Dasar: Kredibilitas, kepercayaan, dan otoritas.
  • Pilar: Kecerdasan (kebijaksanaan praktis), karakter yang baik, dan niat yang baik.

Pathos (Emosi)

  • Dasar: Emosi, kepercayaan, dan pengalaman bersama.
  • Cara Main: Mengarahkan emosi audiens, misalnya membangkitkan kemarahan, ketenangan, rasa iri, kepercayaan diri, ketakutan, dll.

Jenis Pidato Publik

  1. Pidato Politik: Fokus pada masa depan, rencana, atau himbauan dan penolakan.
  2. Pidato di Ruang Pengadilan: Fokus pada masa lalu, perbuatan yang salah, dan motifnya.
  3. Pidato Seremonial: Fokus pada masa kini, memuji atau mencela.

Mempertimbangkan Audiens

  • Karakter Audiens:
    • Anak Muda: Keinginan kuat tapi tidak stabil, kurang pertimbangan, mudah kehilangan kontrol, mudah percaya, dan lebih Royal.
    • Orang Tua: Peragu, sinis, pelit, tidak mudah percaya, sering khawatir, lebih mampu mengendalikan diri.
    • Usia Prima: Percaya diri, tidak sembrono, berani, dan lebih logis.

Pertanyaan Etis dalam Retorika

  • Mengubah pesan agar diterima: Aristoteles menyarankan jalan tengah (Golden Mean), tidak menyembunyikan kebenaran tetapi juga tidak mengabaikan audiens.

Gaya dalam Menyampaikan Kebenaran

  • Gaya Bahasa: Jelas, tepat, variatif, alami, sederhana, dan menggunakan metafor yang sesuai.

  • Mati Gaya: Salah penggunaan kata, terlalu banyak kata asing, epitet yang tidak tepat, dan analogi yang tidak sesuai.

Penutup

  • Pentingnya Belajar Retorika: Tidak cukup hanya tahu kebenaran, tetapi penting juga untuk tahu cara menyampaikan kebenaran agar tidak kalah dalam penyampaian.