Transcript for:
Kajian Hadith Pertama Arba'in Nawawi

Buat teman-teman yang belum nonton Arba'in Nawawi yang episode pertama, silahkan tonton terlebih dahulu baru masuk ke hadith yang pertama. Dan doakan agar kajian saya kali ini tidak terlalu panjang karena jujur itu adalah problem terbesar saya. Struggle terbesar saya untuk menahan diri tidak membahas terlalu dalam. Dah, oke.

Bismillah. Mari kita lanjut. Al-Hadithul Awal, hadith yang pertama, Al-A'malu bin Niyat, bahwa segala macam perbuatan seseorang itu tergantung dari niatnya.

Rawahu Imam Al-Muhaddithin Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah Ibn Bardizbah Al-Bukhari Wa Abu Husayni Muslim Ibn Al-Hajjaj Ibn Muslim Al-Qushayriyul Naysaburi Radiyallahu Anhumah Fi Sahihayhim Alladhin Huma Asahul Kutubil Musannafah An-amiril mu'minin Dari amirul mu'minin Apa artinya amirul mu'minin? Amirul mu'minin artinya adalah pemimpin orang-orang beriman Ini adalah julukan yang disematkan kepada seorang khalifah Yang memimpin umat-umat Islam di zaman terdahulu Dan mari kita berdoa semoga kedepannya akan ada amirul mu'minin Akan ada sosok yang bisa kita panggil amirul mu'minin Amirul mu'minin adalah julukan yang pertama kali disematkan Kepada siapa? Kepada khalifah yang kedua Siapa khalifah yang kedua?

Umar ibu Ibn Al-Khattab Walaupun pada hakikatnya kita bisa saja Menyematkan istilah Amirul Mu'minin Kepada Sejina Abu Bakar Hanya saja Istilah Amirul Mu'minin pada hakikatnya Tidak pernah disematkan kepada Sejina Abu Bakar Dan pertama kali disematkan di zaman Sejina Umar Abi Hafs Apa artinya Abi Hafs? Abi Hafs artinya Bapaknya Hafsah Atau menurut perspektif ulama yang kedua Artinya adalah Bapaknya Singa Jadi ada dua perspektif ulama disini Ulama yang pertama menganggap Mari kita bahas sedikit aja Ulama yang pertama menganggap Abi Hafs Abi Hafs Ya Ini Ini berasal dari Hafsah Hafsah Apa arti Hafsah? Hafsah adalah nama putri Sayyidina Umar r.a.

Abi artinya bapaknya, Hafsah artinya nama putri Sayyidina Umar. Jadi ini disematkan kepada putrinya sendiri, yaitu Hafsah, yang menjadi istri Rasulullah s.a.w. Jadi Sayyidina Umar r.a. udah jadi sahabatnya Rasulullah yang paling dekat. Juga merupakan mertuanya Rasulullah Begitu juga dengan Abu Bakar Abu Bakar r.a punya putri namanya Aisyah Aisyah dinikahi oleh Rasulullah Jadi Abu Bakar merupakan sahabat terdekat Rasulullah Sekaligus mertuanya Rasulullah Bayangin tuh, relationship antara seorang menantu dan mertua terbaik yang pernah ada kenapa itu di hafzah tiba-tiba jadi hafz?

ini dalam bahasa arab ada yang disebut sebagai at-terkhim at-terkhim adalah kondisi dimana Ada satu huruf atau dua huruf. Atau bahkan lebih banyak. Yang dihapus demi tujuan-tujuan tertentu. At-Turkhimu finnidak. Nah, Hafsah ini dibuang.

Tak merbutahnya. Sehingga menjadi Hafs. Begitu pula seperti Aisyah.

Bisa jadi Aish. Fatimah. bisa jadi Fatim, dan sebagainya ya orang Arab itu suka begitu tuh, udah gak usah dipertanyakan yang kedua, Abi Hafs Hafs disini, ya memang asal muasalnya Hafs ini kalau teman-teman cek di syarahnya Ibn Hajar Al-Haythami syarah terhadap Al-Arba'i dan Nawabiyah di dalam kitabnya Al-Fathul Mubin belum menyatakan bahwasannya Rasulullah SAW sendiri yang memberikan kunyah yang memberikan julukan kepada si Jum'at Jinnah Umar dengan Abi Hafs arti dari Hafs adalah singa, orang Arab itu suka begitu memang orang Arab itu suka sekali menyematkan nama seseorang, entah dengan anaknya, atau cucunya atau kakeknya, atau bapaknya atau kebiasaannya Dengan salah satu cerita yang paling menonjol atau yang paling spesial yang ada pada orang tersebut. Seperti si Jena Ali dijuluki Abu Turab, bapaknya Tanah.

Si Jena Umar dijuluki Abu Hafs, yang artinya bapaknya Singa. Apa arti Singa? Singa itu kan identik dengan...

Dengan kewibawaan, dengan ketegasan. Coba teman-teman tonton tuh di slow motionnya National Geographic. Singa pas begini-begini tuh kan keren banget gitu. Nah seperti itulah juga si Jina Omar radiyallahu anhu.

Begitu keren, tegas, berwibawa, luar biasa. Sehingga Abiy Hafs untuk perspektif ulama yang kedua bukan bapaknya Hafsah. Tapi memang artinya singa. Asal-muasalnya dari sana sudah singa. Begitu.

Lanjut Umar Ibn Al-Khattab Radiyallahu Anhu Bahwasannya Sejenah Umar Radiyallahu Anhu Berkata Aduh Eh sorry Astagfirullahaladzim Siapa Siapa Sejenah Umar Siapa Umar Ibn Al-Khattab Beliau adalah Khalifah kedua Sekaligus manusia Sahabat terbaik kedua Rasulullah S.A.W Siapa yang pertama? Si Jin Abu Bakar. Ini agak miring gara-gara tadi ya.

Yang pertama adalah si Jin Abu Bakar. Yang pertama Abu Bakar. Yang kedua Umar.

Yang ketiga Uthman. Yang keempat Ali. Begitulah urutannya. Kenapa?

Abu Bakar dan Umar dan Uthman dan Ali kemudian dikategorikan sebagai empat sahabat terbaik Rasulullah tentu saja berdasarkan pengumpulan para ulama-ulama ahlu sunnah terhadap dalil, terhadap nas-nas di dalam hadith yang dimana hadith itu kemudian menceritakan kehidupan para sahabat ini dikomparasikan semuanya akhirnya didapatkan satu kesimpulan urutannya adalah Abu Bakar Umar Uthman Ali ada sebagian dari firqah sebelah yang menyatakan bahwasannya sahabat terbaik yang pertama adalah Sayyidina Ali r.a dalam perkara ini sebenarnya gak masalah karena tidak sampai pada kekufuran selama tidak ada cacian disana kemudian setelahnya ada sebagian ulama yang mengkategorikan Sayyidina Umar r.a sebagai sahabat terbaik yang ketiga siapa yang pertama dan kedua? yang kedua adalah Abu Bakar yang pertama siapa? Sayyidina Isa r.a Nabi Isa r.a ya, Nabi Isa r.a Isa a.s. dikategorikan sebagai salah satu sahabat Rasulullah.

Kenapa? Karena beliau pernah bertemu dengan Rasulullah. Beliau belum meninggal.

Beliau hanya diangkat saja ke langit. Beliau juga nanti akan datang lagi ke bumi ini dalam keadaan menjadi umatnya Rasulullah. Dan begitulah seterusnya.

Sehingga dikategorikan oleh para ulama, sebagian ulama, beliau adalah sahabat terbaik yang pertama, Abu Bakar yang kedua, Umar yang ketiga, dan seterusnya. Cuman kita hari ini... Ini cukup nilai dari yang zahir saja. Abu Bakar yang pertama, Umar yang kedua, dan seterusnya.

Beliau, si Jinnah Umar r.a. Saat menjadi khalifah, beliau terkenal sebagai sosok pribadi. Bahkan dari sebelum menjadi khalifah.

Terkenal sebagai sosok yang begitu tegasnya luar biasa, kerasnya luar biasa. Wibawanya luar biasa. Sampai-sampai banyak pada saat itu sahabat-sahabat yang benar-benar terpukau dengan kewibawaan si Jinnah Umar.

Mereka tidak berani berbicara saat si Jinnah Umar berbicara. bicara, bahkan pada masa-masa sebelum si Jinnah Umar masuk Islam beliau si Jinnah Umar mendapatkan julukan apalagi, julukan Al-Faruq, karena saking Al-Faruq artinya pembeda kenapa beliau mendapatkan julukan itu karena beliau benar-benar secara tegas, secara lantang membedakan mana yang hak dan mana yang batil, yang hak beliau katakan yang hak, yang batil beliau katakan yang batil, tegas dan keras, beliau sangat saat ngomongin urusan hak dan batil harus jelas nih, harus bener-bener dibedakan, gak boleh ada yang samar-samar si Jinah Umar r.a bahkan nih saking beliau begitu tegasnya terhadap kebenaran, dan saking firasat beliau itu begitu kuat terhadap kebenaran ada beberapa ayat-ayat di dalam Al-Quran yang kemudian turun ke muka bumi bukan berarti ayatnya pertama kali muncul ya, karena Al-Quran banyak orang-orang yang salah persepsi seakan-akan Al-Quran baru muncul 1400 tahun yang yang lalu ya satu setengah abad yang lalu di zaman Rasulullah no al-qur'an itu merupakan bagian dari ilmunya Allah al-qur'an itu bukanlah makhluk makhluk itu ada setelah diciptakan no al-qur'an bukan Diciptakan Al-Quran sudah merupakan bagian dari zatnya Allah SWT sendiri. Ia merupakan firman Allah SWT sendiri. Tapi Al-Quran baru turun di muka bumi ini.

Perlu teman-teman pahami. Al-Qurannya sendiri sudah ada. Sudah ada. Dia azali, dia ada bahkan sebelum bumi diciptakan.

Ingat, ingat, jangan sampai salah paham. Tapi Al-Quran baru turun di muka bumi ini berdasarkan urutan-urutannya, kapan? Ya, di zaman Rasulullah SAW. Nah, ada beberapa ayat yang kemudian turun di muka bumi ini berdasarkan requestan sejenah Umar. Contohnya kayak ayat tentang khamar, kemudian ayat tentang bagaimana memperlakukan orang munafiq, dan ayat-ayat yang lain yang saya lupa.

Mana aja. Saya kebanyakan tiktokan, kebanyakan dosa, dan dosa tentu saja membuat kita lupa. Sejina Umar radiyallahu anhu, walaupun beliau terkenal, oh beliau juga terkenal adilnya luar biasa.

Beliau tidak hanya dicintai oleh orang Islam, beliau juga dicintai oleh orang-orang kafir. Beliau juga dicintai oleh orang-orang Yahudi, dicintai oleh orang-orang Nasrani. pada saat itu. Kenapa?

Karena beliau begitu adilnya luar biasa. Andai kata ada orang Islam berseteru dengan orang kafir. Dan ternyata setelah dilihat orang kafir yang benar dan orang Islam yang salah, Siti Nahumar tidak neko-neko.

Beliau langsung menghukum orang Islam dan akan memberikan keadilan kepada orang kafir. Begitu cara Siti Nahumar memperlakukan rakyat-rakyatnya pada saat itu. Walaupun begitu, walaupun beliau begitu tegasnya luar biasa, kerasnya begitu luar biasa, tapi beliau begitu lembut. Apalagi itu berkenaan dengan pribadi beliau. Beliau sebagaimana ya mungkin teman-teman ketahui, suka belusukan, jalan-jalan, dan sebagainya.

Ya, si Jinahmar R.A. suka jalan-jalan, tanpa kamera, tanpa dikendalikan, ketahui oleh masyarakat banyak dan pada saat itu gak ada yang tau juga siapa yang sedang jalan-jalan ya karena pada saat itu belum ada kamera jadi rakyat tidak semua mengenal wajah pemimpin mereka dan sebagainya dan ketika si Dina Umar berlusukan, banyak rakyat-rakyat yang mengribahi beliau, dibilang umar enak banget hidupnya tapi si ginomar gak pernah marah beliau mendengar langsung rakyat-rakyatnya pada saat itu dan sebagainya, jadi walaupun beliau punya sisi tegas beliau punya sisi keras, tapi beliau tetap punya sisi kelembutan yang begitu luar biasa, beliau adil luar biasa, sampai-sampai ada satu perkataan yang dimunculkan, satu narasi yang dimunculkan apa bunyi narasinya? Jangan pernah berharap keadilan itu masih ada di muka bumi ini, karena Umar telah meninggal.

Bayangin tuh, betapa dahsyatnya ucapan ini. Jangan pernah berharap keadilan itu muncul di muka bumi ini, karena Umar telah meninggal. Allahu Akbar. Tapi di sana, ada sebagian orang yang betul-betul membenci Sejina Umar.

Kita, ahlu sunnah, ketika menyebutkan nama Sejina Umar, kita mengawalnya dengan, mengakhiri nama beliau dengan, radiyallahu Semoga Allah meridai Sayyidina Umar Tapi ada sebagian firqah Dari sebagian firqahnya syia Gak semua syia, syia ini terpecah Ada sebagian firqah di syia Yang mengakhiri nama Sayyidina Umar Dengan apa? Dengan bahasa Umar, lahanatullah alih Umar, semoga lahanatullah tercurahkan Untuknya, bayangin aja tuh betapa bejatnya Ucapan ini Sampai-sampai mereka mengatakan bahwasannya Memfitnah mereka, memfitnah Sayyidina Umar adalah Adalah pernyataan Maria yang membunuh sedetuna Fatimah putri Rasulullah Pakai batu lah dan sebagainya Bahkan mereka menuduh sijina Umar Radiyallahu anhu merupakan anak hasil zina Anak hasil zina dari siapa? Dari budaknya Abdul Muttalib kakeknya Rasulullah Yang berzina dengan Nufail Akhirnya anak hasil zina ini Memunculkan Al-Khattab Kemudian Al-Khattab punya anak siapa?

Umar Na'udhu billah Na'udhu billah Kabbahumullah Terima kasih Saya benar-benar, saya bisa bertoleransi dengan semua agama, dengan semua firqah-firqah dalam Islam. Tapi ada beberapa gadis merah yang ini, ini, nggak ada satupun orang yang berhak mengusiknya. Barang siapa yang sudah melebihi gadis merah ini, lawan. Saya bakalan lawan.

Kembali. Kesel saya kalau udah Ada yang menyangkut dengan kehormatan para sahabat R.A Mari kita lanjut Semirah itu Rasulullah S.A.W Yaqul saya pernah mendengar Bahwasannya Rasulullah S.A.W bersabda Innamal a'malu bin niyat Bahwa segala macam perbuatan Seseorang itu dinilai berdasarkan Niatnya Wa innama alikul limri'in manawa Dan bahwasannya segala macam Balasan itu tergantung dari apa yang diniatkan seseorang. Femengkanat hijratuhu ilallahi wa rasulihi fihijratuhu ilallahi wa rasulihi.

Barang siapa yang dia itu hijrah karena Allah dan Rasulnya, maka dia kemudian mendapatkan ganjaran. Yang ganjaran itu ya akan disampaikan kepada Allah dan Rasulnya. Artinya, diterima pahalanya oleh Allah dan Rasulnya.

Femengkanat hijratuhu li dunia yosia. dan barang siapa yang dia itu hijrah hanya gara-gara dunia sehingga dia bisa menggapainya hanya gara-gara harta, hanya gara-gara endorse hanya gara-gara berbagai macam alasan hijrah-hijrah teman-teman sekalian atau mungkin gara-gara demi cewek sehingga bisa dideketin, bisa dipedekatein Maka dia akan mendapatkan balasan, ganjaran sebagaimana yang dia tujukan. Kalau demi cewek yaudah ambil aja ceweknya kalau emang dapat. Kalau emang demi dunia yaudah ambil aja dunia.

Tapi kamu gak akan dapat ganjaran dari siapa? Ganjaran dari Allah. Laper saya.

genjaran dari Allah SWT hadith ini sebelum kita masuk ke pembahasan hadithnya, kita bahas dulu tentang asbab bulurutnya, kisah ini ada satu kisah, walaupun Rasulullah SAW tidak Tidak menyampaikan secara langsung bahwa hadith ini turun gara-gara kisah ini. Enggak. Tapi ada sebagian para sahabat, sebagian para ulama yang merekarka dan menganggap bahwa hadith ini turun gara-gara cerita ini. Apa ceritanya? Ceritanya adalah ada seorang perempuan yang bernama Ummu Qais.

Ummu Qais ini memiliki seorang tunangan. Nah, Ummu Qais ini memberikan syarat kepada tunangannya. Saya tidak mau menikahi kamu.

kecuali kamu berangkat hijrah akhirnya tunangannya Ummu Qais ini juga berangkat hijrah dan dianggap hijrahnya bukan karena Allah tapi karena siapa? karena Ummu Qais sampai-sampai para sahabat pada saat itu menjuluki lelaki ini, pria ini dengan apa? Muhajir Ummu Qais karena dianggap beliau hijrah bukan karena Allah dan Rasulnya nah itu kilas balik dari hadith-hadith ini Sekarang kita bahas tentang hadithnya.

Bahwasannya setiap perbuatan seseorang itu tergantung dari apa? Tergantung dari niatnya. Al-Imam Ahmad ibn Hanbal, tahu teman-teman Ahmad ibn Hanbal? Kapan-kapan kita bahas tentang beliau ya. Al-Imam Ahmad ibn Hanbal ini menyebutkan Usul Islami ala thalathati ahadith.

Islam itu tidak akan pernah lepas dari tiga hadith. Tiga hadith ini pasti akan melekat dengan setiap amal ibadah kita. Amal ibadah seorang Muslim. Pertama hadith yang diriwatkan oleh Sayyidina Umar Hadith ini Kemudian hadith kedua yang diriwatkan oleh Sayyidina Aisyah Ibu Nda Aisyah Kemudian hadith yang ketiga Hadith yang diriwatkan oleh An-Nu'man Ibn Bashir Bunyi hadithnya adalah Yang insyaAllah ketiga hadithnya Akan kita bahas Karena semua sudah ada di Al-Arba'in Al-Nawawiyah Sekarang kita masuk ke hadith yang pertama, yaitu hadith innama al-a'malu bin niyat Abdurrahman bin Mahdi salah satu ulama terkemuka yang selalu dipuji-puji oleh Imam Abu Hanifa r.a dan juga merupakan guru beliau Abdurrahman bin Mahdi menjelaskan bahwa sayyukianya bagi setiap orang-orang yang memulai menulis, yang mau nulis agar mau memulai kitab mereka dengan apa mau memulai kitab mereka dengan hadith ini Dan ini juga merupakan kebiasaan para ulama, dimana para ulama selalu memulai kitab-kitab mereka dengan bab niat. Apa tujuannya?

Pertama, untuk meluruskan niat sang penulis saat menulis, dan meluruskan niat pembaca saat membaca. Yang pertama, meluruskan niat sang penulis saat menulis, dan meluruskan niat pembaca saat membaca. Ada banyak sekali ulama-ulama, Imam An-Nabawi yang mengarang kitab ini, bisa kami katakan mungkin seluruh kitab beliau itu diawali dengan bab niat.

Al-Imam Al-Ghazali, kalau teman-teman baca kitabnya yang paling dasar di bidang tasawuf mungkin Bidayatul Hidayah, itu di bab awal yang selalu beliau tekankan adalah tentang niat. Dan beliau... Beliau ketika ngebahas tentang niat itu begitu luar biasa. Sampai-sampai bikin kita-kita ini bertanya-tanya.

Ya Allah selama ini ibadah saya niatnya betul apa enggak ya? Coba teman-teman nanti baca kitab Bidayatul Hidayah. Nah kita...

Ini dari tadi piring-piring. Kitab Bidayatul Hidayah ini begitu luar biasa teman-teman. Di mukaddimahnya Imam Al-Ghazali ketika ngebahas tentang bab niat. Ya Allah kita kayak...

Aduh. Susah lah pokoknya. Dan serem gitu loh.

Kalau misal sampai kita ini salah niat. Nah udahlah gini. Hah?

nyemplin banget aman ya sorry sorry sorry kesalahan teknis siapa lagi? Imam Al-Bukhari Bukhari di dalam kitab sahih ini juga mengawalnya dengan bab niat dan sebagainya. Jadi teman-teman nanti kalau misal mau nulis buku, awali buku teman-teman sekalian dengan niat ya. Dengan bab, bab niat. Sorry.

Aman? Aman. Bismillah.

Itu adalah pernyataan dari Al-Imam Abdurrahman Ibn Mahdi. Rahimahullah Ta'ala. Nah sekarang kita ketika ngebahas tentang niat nih. Niat itu tidak akan pernah lepas. Saya sudah menyiapkan catatan nih.

ini saya baru nulis saya baru nulis sebelum shoot video, mohon maaf tulisan saya memang jelek udah jelek tulisannya di atas ipad lagi udahlah begitu yang pertama Pertama, An-Ni, ya. Tulis pakai bahasa Arab. Ini by the way catet. Jangan lupa dicatet, ya.

Ya, dicatet. Tulis pakai bahasa Arab. Biar kalian terbiasa dengan tulisan bahasa Arab. Karena kita lagi ngaji kajian yang menggunakan bahasa Arab. Ya, tulis bahasa Arabnya.

Kalau emang mau ditulis bahasa Indonesianya, ya tulis di bawahnya, terjemahnya. Ya, bahasa Arabnya harus ditulis. An-Ni yaitu lahafa idatani.

Saya rusak, ya. An-Ni yaitu lahafa idatani. Niat itu punya dua fungsi.

Niat itu punya dua fungsi. Yang pertama, temyizul ibadah ti'an ba'diha. Aduh, kurang ke atas.

Temyizul ibadah ti'an ba'diha. Membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lain. Apa maksudnya?

Misalnya, sekarang teman-teman sholat duhur dan asar. Apa yang membedakan antara sholat duhur dan asar? Gak ada.

Jumlah rakaatnya sama. Jumlah... Rukunya sama, jumlah berdirinya sama, bacaannya sama, semuanya sama.

Gak ada yang beda. Yang membedakan antara zuhur dan asar adalah niatnya. Dan juga waktunya.

Kalau misal teman-teman beralasan waktunya, oke, anggap aja kamu sekarang ketiduran nih. Dari zuhur sampai-sampai zuhur dan asarnya gak dapat. Akhirnya teman-teman wajib bayar kodok. Kapan bayar kodoknya? Ketika sholat isya'contohnya.

Nah, setelah sholat isya', sama-sama ada zuhur dan asar. Nah. Apa yang membedakan antara surat Dhu dan Nasar? Niatnya.

Atau, teman-teman, pada bulan syawal, teman-teman punya hutang puasa Ramadan dan ingin membayarnya. Apa yang membedakan antara bayar hutang Ramadan dengan puasa sunnah syawal? Apa bedanya? Gak ada.

Gak ada. Niatnya, eh niatnya. Waktunya, sama.

Semuanya sama. Yang membedakan adalah niatnya. Itu ya. Kemudian yang kedua adalah temyizul ibadat. Awanila adat.

Atau membedakan satu ibadah dengan kebiasaan. Misalnya sekarang teman-teman... Lagi ha'id atau lagi nifas dan suci sudah. Akhirnya teman-teman masuk kemar mandi. Setelah masuk kemar mandi, kesuar-kesuar.

Apa yang membedakan mandi kesuar-kesuar teman-teman sekalian dengan mandi wajib? Apa? Gak ada, sama-sama kena seluruh tubuh.

Yang membedakan antara mandi kesuar-kesuarnya teman-teman sekalian dengan mandi wajibnya teman-teman sekalian adalah niatnya. Kalau ada niat, maka ianya menjadi mandi wajib. Kalau nggak ada niatnya, ya dia hanya sekedar mandi kesuar-kesuar kan? Begitu.

Itu fungsi dan niat yang pertama. Fungsi dan niat yang kedua adalah, Membedakan tujuan dari ibadah. Membedakan kepada siapa kamu beribadah. Apakah kamu beribadah kepada Allah?

Untuk Allah? Kalau kamu beribadah, Ibadah kepada Allah tentu saja pahalanya akan diberikan kepada teman-teman sekalian. Pahalanya langsung turun ganjaran bagi teman-teman sekalian sesuai dengan niat teman-teman sekalian. Tapi kalau misalnya teman-teman ingatkan itu untuk selain Allah, ya silakan saja rasakan tuh.

Nah, apakah semua amat ibadah yang dilakukan karena selain Allah, itu kemudian dianggap pahalanya hilang saya sudah menyiapkan catatan ini catatan kami dapat kesimpulan dari pernyataan Imam Ibn Rajab ya Alhambali beliau menyebutkan bahwa ini catat juga catat juga terjemahannya nanti kita bahas satu-satu berbuat amal karena selain Allah SWT terbagi menjadi tiga macam yang pertama Ketika seluruh amal ibadahnya itu ria, mahbon, secara murni, secara mutlak. Jadi dari awal kamu beribadah, itu bukan... karena Allah, gak ada tendensi beribadah karena Allah, gak ada semuanya kamu lakukan demi siapa?

demi manusia demi selain Allah ketika kamu dari awal sudah niatkan ibadah itu demi selain Allah SWT maka ianya dianggap hangus 100% hangus catat Sudah? Oke. Yang kedua, يَكُونُ الْعَمَلُ لِلَّهِ وَيُشَارِكُهُ غَيْرُهُ Amalnya memang karena Allah. Tapi, karena manusianya juga ada.

Karena manusianya juga ada. Apa hukumnya? Maka dilihat. Kalau dari awal syarah kehumin asli, dari awal dia sudah beribadah karena Allah dan selain Allah misalnya. maka lagi-lagi amalnya batal.

Misalnya kamu sekarang ingin sholat, sholat ini kamu memang ada sisi karena Allahnya, tapi ada juga sisi karena manusianya. Kalau semisal penggabungan antara dua tujuan tadi itu, karena Allah dan karena manusia, ada pada satu momen, maka ia dianggap 100% pahalanya hangus. Dan ini juga dianggap syirik.

Syirik kecil ya. Al-Nabi SAW, pernah menjelaskan dalam salah satu hadith kudsi bahwa barang siapa Allah SWT berfirman barang siapa yang beribadah karena aku dan sekutu dan yang dia anggap sebagai sekutuku maka akan aku tinggalkan dia bersama dengan sekutu tadi itu itu dalam salah satu hadith kalau gak salah hadith riwayat muslim yang kedua karena asrul amalilillah thumma tara'at alaihi niyatur riyak By the way, kalau misalnya ada kesalahan kata, tolong ditegur karena jujur ini kata-kata pakai bahasa saya aja. Yang pertama, dia itu niat awalnya karena Allah.

Misalnya dia lagi sholat, ya Allahu Akbar. Kemudian tiba-tiba di tengah jalan, ada orang datang. Pas orangnya datang, tiba-tiba yang awalnya kamu lihatkan karena Allah, itu langsung berubah. Kamu lihatkan karena siapa?

Lihatkan demi orang itu. Maka apa yang terjadi? Nah, misalnya ya, selama 5 menit, total kamu sholat atau total kamu baca Quran, itu 7 menit. Ya, 7 menit.

5 menitnya karena Allah. Karena Allah. Dua menitnya, karena manusia. Karena Manu. manusia, maka dia dianggap batal pahalanya sampai 2 menit, jadi insya Allah biitnillah ta'ala, 5 menit yang karena Allah tadi itu diterima pahalanya tapi akan dianggap batal ya, di saat 2 menitnya yang dia tujukan untuk manusia yang ketiga hmm hmm Dia niat awalnya karena Allah.

Tapi ada tujuan lain selain ria. Ada tujuan dunia, tapi bukan ria. Bukan demi pujian orang lain. Contohnya, kamu sekarang pengen umroh.

Kamu niat umroh itu karena Allah kan? Iya. Tapi kamu ada niatan lain.

Apa niatan lainnya? Buka jas. Buka jas.

Jastik. Atau kamu pengen puasa nih, puasa sunnah, Senin Kamis contohnya. Kamu niat kan karena Allah, betul-betul karena Allah. Tapi kamu ada niatan lain, apa niatan lain?

Dayat. Dah, dayat. Apa yang terjadi pada orang-orang seperti ini?

Dia mendapatkan pahalanya secara sempurna. Pahalanya. Pahalanya dapat, tapi tidak segede yang murni.

Maafkan tulisan saya yang jelek ya, tolong jangan dibully, jangan bully aku paman Aduh kok berubah Yang murni 100% karena Allah Karena Karena Allah Yuk dicatat Sudah? Di screenshot aja ya. Silahkan di screenshot.

Nah, pahalanya dapat, tapi gak segede yang murni 100% karena Allah. Misal orang yang 100% karena Allah dapat pahala 80% atau bahkan 100%. Kamu mungkin cuma dapat 60%.

Ini perupamaan aja. Saya nggak tahu persen-persenannya. Bisa jadi lebih, bisa jadi kurang. Wallahu a'ilam.

Bisawab. Oke. Ini perihal dunia periaan. Perihal berbagai macam amalan yang dilakukan karena... Selain Allah SWT.

Sekarang ada beberapa hal yang perlu kita bahas tentang riya. Salah satunya yang paling utama adalah. Ada banyak orang-orang yang menyempitkan makna riya. Seakan-akan riya itu ketika kamu melakukan satu ibadah.

Karena manusia. Dapat itu benar? Tentu saja benar.

Kamu sholat karena manusia. Kamu puasa karena manusia. Kamu baca Quran karena manusia. Itu tentu saja disebut sebagai riya. Tapi ada bahasa lain dari riya yang jarang diketahui oleh orang.

Yaitu saat kamu meninggal. meninggalkan ibadah karena manusia. Saat kamu meninggalkan ibadah karena manusia, itu juga masuk dalam kategori ria.

Contohnya, kamu sekarang lagi pengen baca Quran, atau kamu lagi pengen sholat sunnah, atau kamu pengen puasa, tapi kamu tiba-tiba nggak jadi untuk melakukan ibadah tadi. Karena apa? Karena ada teman kamu yang melihat kamu mungkin. Sehingga kamu takut dibilang ria.

Sehingga kamu takut begini, kamu takut begitu. Akhirnya, kamu nggak jadi melakukan ibadah tadi. Karena apa? Karena manusia.

Maka percayalah, ibadah yang kamu tinggalkan tadi itu karena manusia, dianggap ria. juga dianggap ria ini gak banyak orang yang tahu dalam kasus yang berbeda semoga Allah menerima pahala orang-orang yang berada di level seperti saya Kita-kita ini kebanyakan ada tendensi ingin tiba-tiba gitu, ingin dipuji manusia. Misalnya kita lagi sholat, kita lagi puasa, kita niatkan itu karena Allah. Kemudian tiba-tiba datang gitu niat-niat ria, uh langsung masuk tuh niat ria. Tapi kita balikan lagi tuh.

Ini masih level-level kita. Kalian suci nih. Masya Allah. Kalian adalah hamba-hamba pilihan yang gak ada tuh kayak saya.

Kalau saya sekarang masih sampai di level apa? Di level ketika saya beribadah. Masih sering bertarung tuh.

antara jiwa saya yang saya ingatkan karena Allah, dan jiwa saya yang saya ingatkan, yang tiba-tiba datang gitu, ingin mendapatkan perujian manusia. Sehingga, ini berdasarkan pernyataan para ulama, pahalanya tetap dapat dan tidak dikategorikan sebagai hamba-hamba yang ria. Ya Allah. Ya Allah.

Dan saya jamin Allah SWT pasti tahu perjuangan saya. Dan Allah tidak akan pernah mengecewakan perjuangan hambanya. Allah itu begitu baik. Saya berperasangka begitu dan saya berdoa semoga Allah SWT menerima pahala saya.

Bahasa mengenai hadith ini lagi Apalagi bentar saya memikir Oh hadith ini juga Juga menjadi baru kepikiran nih Hadith ini juga menjadi Salah satu sumber rujukan utama Yang menjadi ka'idah Fiqhiyah Dan Dalam madhab syafi'i. Jadi dalam ini gak usah teman-teman catat. Ini FYI aja.

FYI aja. Dalam madhab syafi'i itu ada lima ka'idah yang paling utama. Dan salah satunya adalah al-umuru bimaqasidihah. Bahwa segala macam perbuatan itu tergantung dari tujuannya. Tergantung dari niatnya.

Dari mana dalilnya, istilalnya? Diambil dari hadith ini. Innama al-a'malu bin niat. Apa? Ada nazamnya dulu saya pernah ngefalin.

Khamsun muhararatun. Bentar. Kebanyakan dosa itu kan.

Lupa lagi ya. Lain yang terakhir. dan niatmu perbaikilah apabila kamu betul-betul ingin mendapatkan pahala itu gak usah dicatat, itu hanya FI aja lanjut ke hadis terakhir, kelanjutan hadisnya Rawahu imam al-muhaddithin.

Hadith tadi itu diriwayatkan oleh dua pemimpin, dua imamnya para muhadithin semuanya. Apa? Abu Abdillahi Muhammad ibn Ismail, Ibn Ibrahim, Ibn al-Mughirah, Ibn Berdizba al-Bukhari. Imam al-Bukhari yang punya kita. kitab sahih al-Bukhari dan diriwatkan juga oleh siapa?

wa'abul hussein muslim ibn al-hajjaj ibn muslim al-qushayri an-naysaburi siapa dia? imam muslim yang punya kitab apa? yang punya kitab sahih muslim fi sahihihima di dalam dua kitab sahihnya sahih bukhari dan muslim alladaini yang keduanya huma asahul kutubil musannafah merupakan dua kitab musannaf dua kitab terbaik yang pernah dikarang sepanjang sejarah Jadi dua kitab yang paling saya...

Jadi orang Islam itu punya dua sumber rujukan utama yang dia itu pasti gitu. Yang pertama adalah Al-Quran, tentu saja, firman Allah. Yang kedua adalah hadith atau...

sunnah, nah sunnah ini kan ada berbagai macam klasifikasinya tuh dan sunnah, kitab sunnah kitab hadith yang paling sahih itu ada dua kitab Bukhari dan kitab Muslim, kitab Bukhari dan kitab Muslim, yang pertama adalah Bukhari, yang kedua adalah Muslim ada sebagian ulama yang mendahulukan Muslim dibandingkan Bukhari, tapi jumhur ulama mendahulukan kitab Bukhari daripada kitab Muslim subhanakallahumma bihamdika syadu an la ilaha ila antasafra wa kutubi ilaih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, berjumpa di episode selanjutnya