Epictetus: "Bahkan Zeus pun tidak bisa mengambil nalar itu."
Menunjukkan bahwa nalar merupakan hal yang tidak dapat direnggut oleh kekuatan apapun, termasuk Tuhan.
Kesehatan dan Ketidakberdayaan: Kita dapat mengalami pandemi, kecelakaan, atau penjara, tetapi nalar dan pemikiran kita tetap milik kita.
Filosofi Teras
Definisi: Filosofi Teras adalah tempat untuk berdiskusi tentang stoikisme dan merupakan ajaran filsafat dari Yunani Kuno yang lahir 300 tahun sebelum Masehi.
Pendirian: Didirikan oleh Zeno dan pengikutnya disebut Kaum Stoa.
Stoa Poikile: Tempat di Athena di mana ajaran ini dibahas.
Inti Ajaran Stoikisme
Hidup Selaras dengan Alam: Tujuan utama stoikisme adalah hidup selaras dengan alam dan manusia.
Alam di sini mencakup keseluruhan kehidupan dan cosmos.
Alam identik dengan Tuhan dalam konteks ini.
Penggunaan Nalar: Nalar adalah alat untuk berkomunikasi dengan alam. Banyak masalah timbul dari tidak menggunakan nalar.
Masalah Manusia dan Nalar
Masalah manusia tetap sama dari zaman ke zaman, tidak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Nalar sebagai bagian dari diri manusia yang diberikan oleh Zeus, tidak diberikan kepada makhluk lain seperti binatang.
Menjaga nalar adalah aspek spiritual yang penting.
Dikotomi Kendali
Segala sesuatu dapat dibagi menjadi dua kategori:
Di bawah kendali kita: opini, pikiran, dan tindakan kita.
Di luar kendali kita: kesehatan, kekayaan, dan reputasi.
Penting untuk menerima bahwa banyak hal di luar kendali kita.
Praktik Stoikisme
Refleksi Diri: Mengambil jeda untuk berdialog dengan diri sendiri dalam menghadapi emosi dan situasi sulit.
Contoh: Ketika merasa marah, luangkan waktu untuk berpikir dan jangan terbawa reaksi emosional.
Menghadapi Media Sosial: Dalam menghadapi kritik, penting untuk tidak reaktif dan berpikir terlebih dahulu.
Emosi dan Regulasi
Mengatur emosi bukan berarti menahannya, tetapi memahami akar penyebabnya.
Seneca mengajarkan bahwa kemarahan tidak pernah dibenarkan. Menghadapi kemarahan dengan pemikiran kritis lebih baik daripada melampiaskan kemarahan.
Keuangan dan Stoikisme
Kekayaan: Stoikisme tidak anti kekayaan, tetapi memperingatkan untuk tidak terikat pada kekayaan.
Seneca: Menganggap harta sebagai barang pinjaman dari Dewi Fortuna.
Keberuntungan: Kebebasan finansial harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar tidak menjadi beban.
Keterhubungan dengan Kehidupan Sehari-hari
Stoikisme dapat membantu menemukan "cukup" dalam hidup, dengan mengedepankan kebajikan dan tidak terjebak dalam materialisme.
Preferensi dan Indiferensi: Memahami bahwa kekayaan dan kesehatan adalah penting tetapi tidak menjamin kehidupan yang baik.
Kesimpulan
Filosofi Teras: Ajaran ini relevan dan memberikan panduan untuk menghadapi tantangan hidup di era modern.
Universalitas Pemikiran: Hikmat stoikisme dapat ditemukan dalam berbagai tradisi dan konteks, mengedepankan nilai nalar dan kebajikan.