Intro Sebelum lanjut nonton video ini, jika kalian suka dengan channel Pegawai Jalanan, silakan kalian support kami dengan cara subscribe dan klik tanda loncengnya. Silakan gunakan headset anda untuk mendapatkan kualitas suara yang jernih. Selamat menonton! Rumpun suku Melayu adalah salah satu suku terbesar di Indonesia bahkan di beberapa bagian Asia Tenggara. Rumpun Melayu berada di beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera, Riau, dan Kalimantan.
Bahkan rumpun Melayu telah sampai ke Thailand, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Filipina. Asal usul suku Melayu merupakan sesuatu yang sulit untuk dipastikan. Setidaknya terdapat dua teori yang menjelaskan asal usul suku Melayu.
Salah satu teori mengatakan bahwa suku Melayu berasal dari Yunan, yaitu daerah yang berada di barat daya Tiongkok. Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H. Geldern, J.H. Seekern, J.R. Foster, J.R. Logan, Selamet Mulyana, dan juga Asma Haji Omar. Teori ini merupakan teori yang populer, yakni diterima umum.
Contohnya dalam buku teks pengajian Malaysia, menyatakan bahwa nenek moyang orang Melayu itu berasal dari Yunan. Dikatakan orang Melayu datang dari Yunan ke Kepulauan Melayu menerusi tiga gelombang yang utama, yaitu orang Negrito, Melayu Proto, dan juga Melayu Deutro. Karena masyarakat yang terus bertambah, membuat daerah semakin ramai.
Rumpun Melayu yang lebih maju dan pandai bermasyarakat mulai bersosialisasi. Mereka biasanya mengatur ketua yang tugasnya mengatur pemerintahan suatu dusun atau kampung. Mereka membeli-beli dan membeli-beli.
berdasarkan nama-nama sungai atau ciri khas tempat mereka tinggal. Seiring masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara, masyarakat tersebut mulai membentuk kerajaan sebagai sistem pemerintahnya. Persebaran mereka di sekitar pesisir Sumatera, Riau, dan pesisir Kalimantan Kerajaan Melayu yang pertama kali berdiri sekitar tahun 645 Masehi dengan pusatnya berada di Minanga Walaupun sebenarnya, persebaran rumpun Melayu di Kalimantan dan Riau juga telah terjadi Ada beberapa pendapat sejarawan mengenai lokasi Minanga Purba Caraka dan Sukmono berpendapat bahwa Minanga terletak di hulu Sungai Kampar tepatnya di pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri Purba Caraka juga mengatakan mengatakan bahwa kata Minangatamuan merupakan nama lama dari Minangkabau.
Dr. Bukhari mengemukakan bahwa Minangatamuan berada di hulu Batang Kuantan. Sedangkan Selamat Mulyana menyatakan bahwa Minangatamuan berada di hulu Sungai Batanghari. Namun hampir seluruh sejarawan sepakat bahwa negeri Melayu berlokasi di hulu Sungai Batanghari.
Berita tentang kerajaan Melayu di Sumatera diketahui dari dua buku karya pemerintah I Ching atau I Sing Saat ia menuju India, ia sempat singgah di kerajaan Melayu di antara Kedah dan Majapahit Namun pada perjalanan pulang pada tahun 685 Masehi kerajaan tersebut telah berada di bawah kekuasaan Sriwijaya Menurut catatan I Ching, Sriwijaya menganut agama Buddha Arushinayana kecuali Melayu tidak dituturkan dengan jelas agama apa yang dianut oleh kerajaan Melayu. Berita lain mengenai kerajaan Melayu bermula dari Tang Huyao yang disusun oleh Wang Pu pada tahun 961 Masehi. Kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Tiongkok pada tahun 645 Masehi pada awalnya. Namun setelah munculnya Sriwijaya, kurang lebih sekitar tahun 670 Masehi, kerajaan Melayu tidak lagi mengirimkan utusan ke Tiongkok.
Penggunaan kata Melayu pada awalnya adalah penggambaran suatu kerajaan dalam bahasa Tionghoa dengan tulisan Malayu, sebuah kerajaan yang berada di pulau Sumatera walaupun kata Melayu sendiri telah ada sekitar tahun 100-150 Masehi. Kerajaan Melayu yang ditaklukkan Sriwijaya sekitar tahun 682 Masehi membuat Sriwijaya dan Kerajaan Melayu mengalami proses asimilasi. Hal ini membuat Kerajaan Sriwijaya dikatakan sebagai Kerajaan Melayu Sriwijaya dan secara resmi menggunakan bahasa Melayu.
Semua itu dibuktikan dengan beberapa prasasti yang ditemukan disana Pada saat kekalahan Sriwijaya sekitar tahun 1025 Masehi oleh kerajaan Chola beberapa waktu kemudian muncul dinasti baru yang mengambil alih peran Wangsa Sailendra yaitu yang disebut dengan nama Wangsa Mauli Prasasti tertua yang pernah pernah ditemukan atas nama raja mauli adalah prasasti grahi tahun 1183 di selatan thailand kerajaan Sriwijaya berubah menjadi kerajaan dharmasraya karena perubahan wangsa dharmasraya adalah sebuah kerajaan yang kekuasaannya mementang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai dengan Tanah Sunda. Sementara itu, Sang Nila Utama mencoba mencari kawasan baru karena kekalahan Sriwijaya. Saat Sang Nila Utama tiba di Bintan, ternyata di sana telah ada penguasa yang bernama Wan Sri Beni.
Sang Nila Utama lalu dinikahkan dengan putrinya, kemudian menggantikan Ibunda Wan Sri Beni untuk memimpin kerajaan. Sang Nila Utama melanjutkan perjalanan dan tiba di suatu tempat yang sangat menarik. tempat bernama Temasek.
Di Temasek itulah ia mendirikan kerajaan dengan nama Singapura pada sekitar tahun 1299 Masehi. Pada tahun 1275 Masehi, dalam naskah para raton dan kidung Panji Wijaya Krama menyebutkan, kerta negara mengirimkan utusan Singosari dari Jawa ke Sumatera yang dikenali dengan nama ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh Kebu Anabrang. Pengiriman arca Amogapasa adalah sebagai tanda persahabatan antara Singosari dengan Dharma Seraya. Sebagai balasan, utusan Singusari membawa dua orang putri Melayu yang bernama Dara Jinga dan Dara Petak. Dara Petak kemudian dinikahkan dengan Raden Wijaya yang telah menjadi Raja Kerajaan Majapahit.
Dari pasangan ini melahirkan Jaya Negara, Raja kedua Kerajaan Majapahit. Sedangkan Dara Jinga dinikahkan dengan Adewaya Brahma oleh Raden Wijaya. Dari Dara Jinga inilah lahir seorang putra bernama Aditya Warman.
Setelah dewasa Aditya Warman lalu dikirim sebagai upah raja atau bawahan raja untuk menaklukkan Sumatera. Penaklukan ini dimulai dengan menguasai Palembang. Setelah melakukan penaklukan, Aditya Warman memproklamirkan diri sebagai penerus jenis tim mauli yaitu yaitu penguasa kerajaan Melayu di Darmasraya. Aditya Warman lalu memindahkan pusat pemerintahnya ke Surauzo, yaitu daerah di Minangkabau. Dari catatan dinasti Ming, menyebutkan bahwa di Sanfosi, yaitu sebutan untuk Sumatera, terdapat tiga orang raja yaitu Aditya Warman, Maharaja Palembang, dan Maharaja Dharmasraya.
Namun jika dikaitkan dengan piagam yang terpahat pada bagian belakang arca amogapasa, terlihat jelas bahwa Aditya Warman bergelar maharaja diraja, dan membawahi Dharmasraya serta Palembang. Kerajaan ini awalnya bernama Malayapura, arti kata Malayapura terbentuk dari dua kata malaya dan pura, yang bermakna kota melayu atau kerajaan melayu. Namun akhirnya kerajaan ini kemudian berganti nama menjadi kerajaan Pagaruyung Saat kerajaan singapura jatuh ke tangan Majapahit Raja Parameswara atau Iskandar Syah melarikan diri dari semenanjung melayu melalui Johor hingga ia akhirnya tiba di Malaka yang merupakan daerah kekuasaan kerajaan Siam atau Thailand Ia mendapati penduduk Malaka sudah mulai ramai baik dari orang Pasai, Arab, Persia, Gujarat dan Malabar Sidi Abdul Aziz seorang ulama yang berasal dari Jeddah datang ke Malaka mengajak para meswara untuk masuk Islam Ajakan itu pun diterima Ia kemudian mengganti namanya menjadi Sultan Iskandarsyah Ia secara resmi menjadi Sultan Negeri Malaka Seiring perkembangan Islam di Nusantara, Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran terutama setelah wafatnya Hayyam Buruk. Dari kemunduran Majapahit, banyak kerajaan Melayu yang akhirnya memerdekakan diri dari Majapahit.
Kesultanan Malaka kemudian mengirim upaya di petik kepada Tiongkok agar mengakui kedaulatan dan memberikan perlindungan kepada Kesultanan Malaka dari serangan kerajaan Siam. Karena lokasi yang strategis, Kesultanan Malaka tumbuh menjadi kerajaan yang berpengaruh di Asia Tenggara. Pada saat itu pelabuhan Malaka menjadi pusat perdagangan internasional. Hal ini membuat bahasa Melayu sebagai bahasa yang biasa digunakan untuk perdagangan. Bahasa dan tradisi Melayu menyebar ke seluruh Malaka hingga ke Kerajaan Brunei.
Kesultanan Malaka kemudian berhasil menguasai Kedah, Pahang, Kampar, dan juga Siak. Kemudian Kesultanan Malaka menjadikan Pahang dan Kedah sebagai negara fazal. Sedangkan Indragiri dan Jambi adalah hadiah pemberian dari Majapahit untuk Raja Malaka Sedangkan di Kalimantan, Kerajaan Melayu Brunei kekuasaannya membentang hingga ke Filipina dan pesisir Kalimantan Wilayah Kalimantan kala itu dikuasai tiga kerajaan, yaitu Kerajaan Brunei, Kerajaan Tanjung Pura, dan Kerajaan Banjarmasin Kesultanan Malaka lalu mengadopsi sistem penulisan bahasa Melayu menggunakan aksara Arab yang disebut dengan huruf Jawi.
Huruf ini diplopori oleh Sheikh Jawini, seorang guru bahasa yang hidup pada akhir abad ke-13 di Samudera Pasai. Tulisan huruf jawi adalah campuran huruf-huruf Arab yang terdiri dari 29 huruf dengan 5 huruf bukan huruf Arab melainkan huruf yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Hal ini disebabkan huruf-huruf Arab mempunyai kekurangan dari sudut lambang-lambang untuk bahasa Melayu.
Sebelum kedatangan Portugis, banyak orang Patani, Minangkabau dan Johor yang kemudian bermigrasi ke Makassar. Mereka umumnya mendarat di Siang dan mendirikan pemukiman di sana. Sejak kedatangan orang Melayu ke kerajaan Goa, Tidak hanya sebagai pedagang dan ulama, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan politik kerajaan. Peranan orang Melayu di kerajaan juga meliputi sastra dan pengajaran agama Islam. Beberapa naskah keagamaan dan karya-karya sastra diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Bugis.
Dari perkawinanlah mulai melahirkan generasi Melayu Bugis. Kejayaan Kesultanan Malaka membuat Portugis ingin menguasai Malaka. Pada tahun 1511, Portugis melakukan penyerangan yang menyebabkan Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis. Akibatnya rumpun Melayu terpecah menjadi banyak kerajaan-kerajaan kecil. Dari perpecahan ini, para sultan mulai mendirikan kesultanan Melayu pada daerah yang mereka tempati Maka mulai banyak berdiri kesultanan yang membuat mereka terpecah hingga saat ini Bahkan menjadi sulit disatukan Perpecahan ini semakin parah saat bangsa Eropa berhasil menguasai nusantara.
Bangsa eropa membuat rumpun melayu semakin dipisahkan berdasarkan daerah, kesatuan sosial, budaya, dan juga bahasa. Perpecahan inilah yang kemudian disebut dengan suku. Politik adu domba bangsa barat semakin memperkeruh hubungan rumpun melayu di nusantara.
Mereka yang mau bekerja sama dengan bangsa barat akan mendapatkan perlakuan istimewa. Dari politik adu domba membuat setiap kerajaan saling berperang dan bermusuhan. Jurang pemisah semakin besar saat Inggris dan dan Belanda membuat perjanjian wilayah kekuasaan mereka pada tahun 1842. Pegawai sipil kolonial Inggris yaitu Sir Richard Winstead dalam tulisannya tahun 1921 mengasosiasikan orang Melayu sebagai penduduk yang tinggal di wilayah Semenanjung dan Riulinga atau Sumatera. Padahal Melayu tidak dibatasi oleh yang hanya tinggal di semenanjung dan sumatra tanah melayu jauh lebih luas dari itu karena melibuti jawa, kalimantan, sumatra dan juga filipina itulah sekelumit sejarah rumpun melayu yang mendiami nusantara sebuah perjalanan yang kini membuat rumpun melayu menjadi terpisah dan terpecah-pecah bahkan kini orang melayu hanya diidentikan dengan penduduk melayu di Malaysia padahal orang melayu juga ada banyak di Indonesia bahkan tersebar hampir di seluruh kepulauan nusantara khususnya di Indonesia jika kalian suka dengan video ini silahkan berikan jempol ke atas dan jika kalian menganggap video ini bermanfaat maka bagikanlah untuk teman-teman anda yang lain terima kasih sudah menonton Terima kasih telah menonton