Transcript for:
Kehidupan dan Karya SBY dalam Seni

Pes B.Y. apa kabar? Selamat pagi. Selamat pagi. Kabar baik, Alhamdulillah.

Sehat ya Pak? Alhamdulillah Pak. Jadi kalau dipacitan gini ya Pak, pagi-pagi langsung melukis. Di Pacitan atau di Cikeas, almost everyday saya melukis.

Oh begitu? Kecuali kalau ada kegiatan lain. Dan traveling pun, sekarang kemarin saya Jakarta, Semarang, Surabaya, Malang, saya juga melukis. Begitu apa? menyelesaikan ini landscape tetapi bukan aliran realis tetapi lebih impressionistik jadi warnanya saya angkat, tidak real seperti yang ada di lapangan begitu, di alam Alam, tapi saya angkat seperti aliran money.

Oh gitu. So more impressionistic. Padahal Bapak berawalnya naturalis ya Pak?

Naturalis, realis, sedikit abstrak. Tapi along the way saya kembangkan lagi untuk memasuki seni kontemporer. Seni lukis modern. Sedang dalam proses itu. Nah Bapak ini.

Ini selalu melukis di dalam studio begini atau di luar juga? Outdoor gitu, Pak? Yang lebih sering memang di studio.

Tapi, I love juga painting outside. Dalam arti outdoor painting. Tapi, kalau di studio itu lebih tenang sebetulnya. Tapi, kurang menantang.

Oh, kurang menantang. Jadi, semua ada plus minusnya ya, Pak? Ada plus minusnya dan saya ingin menjelajahi semuanya.

Wow, oke. Saya bisa melukis di studio, tapi juga saya suka bisa melukis di studio. Melukis di luar.

Pengen tahu saya Pak mobilnya. Berarti Bapak kalau lagi jalan-jalan gitu selalu bersama mobil ini ya Pak ya? Iya.

Ketika ada rancangan melukis keluar saya bawa itu. Mungkin begitu Bapak jalan ketemu spot cantik langsung. Iya, exactly. Tetapi ada juga sudah saya rancang dari rumah, saya lihat petanya, situasinya, baru saya langsung ke sana.

Ada yang sudah diincer spotnya gitu. Ada juga yang di lapangan, oh bagus ini. Langsung saya berhenti terus saya lukis.

Wah mantap ini. Total sekarang ya Pak, sudah berapa lukisan ya Pak SBY ya? Total mungkin ya, karena kan saya mulai tahun yang lalu. Mungkin sekitar 250an lukisan. Dan di belakang ada tulisan seperti ini Mbak Renu, SPY Art Community.

Supaya kita bersatu dalam niat baik membuat Indonesia kita, dunia kita lebih terduh melalui seni. Utamanya seni lukis dalam hal ini. Sudah sekitar berapa orang Pak komunitasnya sekarang?

Sedang dimatangkan, besok juga ada pertemuan di sini. Di pacit. Dipakitan teman-teman dari Isi Jogja, dari Isi Solo, IKJ Jakarta, ITB Bandung. Wah serius dong Pak kalau itu? Iya serius supaya ada movement dari seniman Indonesia.

Kalau saya melukis outdoor atau plain air painting, saya bawa perangkat ini. Ini mah lengkap sekali Pak, ini seperti studio pindah kalau ini. Luar biasa Pak SBY.

Dan ini contoh lukisan-lukisannya. Ini saya lukis di pantai kelayar Pacitan. Dari sini sekitar 40 menit. Ada beautiful beach. Saya lukis dan ini menggunakan jari-jari.

Jadi ini finger painting. Tapi ini masa tahun awal Pak? Ini kok sudah advance sekali.

Ini tahun 2024 kalau ini. Baru ya Pak ya? Tahun ketiga lah baru.

Sudah pakai anugerah, teksturnya segala. Cetnya pun khusus karena... Heavy texture, harus-harus kental gitu. Ini juga belum lama, selalu kes di Swiss ya. Di Interlaken saya naik ke atas, ini Gunung Eiger, Eiger Mountain yang terkenal.

Dan selalu ada salju abadi, selalu kes di sana. Ini juga belum lama, ini lebih lama. Ini merapi, dilihat dari Boyolali. Pak, ini tiga-tiganya kan pakai finger painting-nya.

Yes. Ini sepertinya sejak kapan nih Pak SBY pakai finger painting? Memulai sebetulnya.

Sebelumnya 2024 ini, dan saya pernah berguru ke Jerman. Ada pelukis Jerman, Christopher Lempfuhl namanya, ahli finger painting, beautiful. Saya belajar dua jam di sana. Guru langsung kepada?

Iya, dua jam dikasih ilmunya, terus mulai saya praktekan. Pak, ini lihat sedikit nih Pak. Tadi kan saya lihat ya di... Studio, kemudian ini bahkan di mobilnya.

Ini saya rasa Bapak ini pelukis yang paling organized yang saya kenal. Agak organized. Rapi sekali gitu.

Seni itu tidak harus rapi. Because what we need is freedom. Jadi seniman harus merasa bebas, merasa free. Tapi karena bawaan orok ya, 30 tahun di TNI diajari tertip, rapi. Mungkin kebawa terus.

Kebawa ya Pak. Ada seniman muda, Naval Abzar. Beautiful, anak muda tapi sudah melanglang dunia.

Dia bilang, Pak S.B. Pak S.B. itu enak karena mantan tentara. Jadi kalau melukis, menditeratur, selesai gitu.

Itu salah satu kelebihan. Kekurangan saya banyak. Karena saya tentara kadang-kadang selalu ingin tertip, ingin teratur. Padahal bisa nggak bagus. Jadi saling melihat-melihat.

Awal mula. melukisnya itu bagaimana dan kenapa ya Pak SBY? Karena meskipun saya dengar katanya Bapak dulu waktu kecil pernah ikut sanggar lukis, tapi sepanjang Bapak di TNI maupun jadi presiden, saya nggak pernah dengar Bapak melukis. Di kota kecil ini Mbak Retno dulu SMP, SMA saya ikut mendirikan sanggar seni. Dan bukan hanya seni lukis, tapi juga seni puisi, musik, saya pemain band dulu waktu di SMA contohnya.

dan kesenian yang lain. Tapi benar, setelah masuk Akademi Militer saya berhenti total. Iya, nggak sempat kali ya Pak? Sampai jadi Presiden, nggak sempat.

Nah setelah selesai dari mengembang amanah negara, saya memilih. Pilihan saya adalah ke dunia seni dan dunia olahraga. Bukan dunia politik lagi, itu sudah masa lalu.

Saya menekuni sekarang dua dunia yang baru ini. Sebelum kita meninggalkan mobil ini, ada nggak Pak tips untuk... Pelukis pemula, seperti saya misalnya gitu Pak, kalau misalnya mau belajar melukis, apa dulu nih Pak yang harus dilakukan gitu.

Saya sendiri sebetulnya kan masih kategori pelukis pemula ya. Dengan pengalaman yang saya lewati hampir 3 tahun ini, saya bisa mengajak teman-teman yang baru akan masuk dunia lukis, beranilah masuk dunia seni, termasuk seni lukis. Nanti setelah masuk betul, pasti ada prosesnya.

Dan memang tidak ada perfection dalam seni melukis, karena tidak ada istilah seni yang bisa memuaskan si pelukisnya sendiri. Itu namanya kutukan pelukis. Artist curse, merasa nggak puas terus, merasa jelek terus padahal orang lain bilang bagus.

Apa sih Pak dampak yang dirasakan kalau melukis mungkin bisa jadi semacam terapi? Setelah kehilangan Ibu Ani memang saya down, saya harus jujur mengakui. Hari-hari saya berat sekali, jadi dengan saya melukis sejak 3 tahun yang lalu kurang lebih itu bringing peace into my heart, jadi rasanya teduh, saya masih punya harapan untuk hari esok saya bisa menerima takdir Allah dan itu betul.

For me ini merupakan peneduh dan menyukseskan saya dalam healing process setelah ditinggal almarhumah istri tercinta. Nanti kita tengok museum ya. Saya senang kalau nanti bisa menjelaskan bagian-bagian penting dari museum itu, meskipun harusnya 2-3 jam di sana.

Kita ke sana ya. Baik, baik Pak. Jalannya melingkar sedikit tapi pak Titan beautiful, udaranya bersih.

Barutno ini foto-foto tapi sebagian gambar karena waktu masih remaja, saya jauh dari teknologi foto ya. Masa lalu, di Pacitan, bersama kedua orang tua ya. Di sini, ini adalah, saya kan hobi musik.

Dulu SMA main band, bersama teman-teman. Ini kita abadikan. Nama grup bandnya apa? Bandnya, band Gaya Taruna. Oh Gaya Taruna, meskipun masih SMA tapi sudah Taruna.

Berpikir Taruna ya. Memang sudah ada keinginan untuk... Sudah sih, sudah ingin masuk.

Dan semua membernya juga ingin jadi Taruna? Sudah, Masa sendiri mewakili mereka. Waktu itu lihat ini panggung gembira di Pacitan dalam rangka 17 Agustus. Ini real? Real.

17 Agustus 1967, Bapak tampil di alun-alun kota Pacitan. Di depan ribuan Masa karena celebrating our independence. Satu lagu yang sering kami nyanyikan bareng-bareng dulu adalah...

Jadi lagunya sama-sama... Indah waktu itu, tahun itu. Telaga sunyi. Telaga sunyi. Jadi aku main bass gitar.

Ya. Manis kan? Iya.

Aku kan berada kuat Ini gerbang atau gate Akademi Militer di Magelang Disinilah kami dikembleng selama 4 tahun dulu Kalau ini adalah... Ini menarik sekali, ada pavilion 5. Kita masuk sebentar ya. Iya, ini kamar dulu ya. Kamar Pak SBY waktu menjadi Taruna ya.

Iya, Taruna. Ini replikanya dibuat persis atau gimana nih Pak? Persis, persis. Wah, lengkap dengan meja-mejanya.

Iya, mejanya, buku-buku. Saya senang baca sejak muda. Waktu Taruna sudah sering baca, baik tentang... Indonesia maupun tentang Militer di dunia Ini tentang buku-buku yang Bapak sering Dibaca waktu itu ya Dan ini Teman-teman saya satu pavilion dulu Oh masih ada foto Dan Dan satu tahun, karena saya dulu setelah tingkat 4, Mbak Rutna saya memimpin hampir 3.000 Taruna.

Kalau mahasiswa kan Dewan Mahasiswa. Kalau era saya dulu Divisi Kortaruna. Saya kemandan divisinya.

Kalau 3.000 berarti semua angkatan dong Pak ya? Tingkat 1, 2, 3, 4. Tingkat 1 pun darat, laut, udara. Kalau saya pernah memimpin teman-teman, Alhamdulillah itu menjadi bekal yang bagus untuk perjalanan.

kemarin dan karir ini Mbak Rutno sebagai pemimpin Kortaruna dulu ya komandan divisi sering memimpin seperti ini tentu pasukannya banyak sekali ini Gunung Tidak yang bersejarah ya saya juga ikut drum band dulu waktu presiden sempat main waktu farewell ke magelang itu terakhir ya waktu itu Bapak satu angkatan dengan Pak Prabowo ya presiden kita saat ini 4 tahun bersama-sama beliau saya gimana tuh Pak mungkin ada cerita pertemanan atau jangan-jangan ada persaingan saat itu Pak Prabowo sahabat dekat saya benar kami bersahabat dekat betul tapi juga bersaing dalam arti berkompetisi secara sehat ya karena baik sebagai sahabat tetap menjaga kedekatan persahabatan tapi berkompetisi dalam arti ingin sahabat Ini sama-sama sukses, Pak Prabowo dibaret merah, saya dibaret hijau. Sama-sama jadi kolonel, jadi jenderal, Alhamdulillah sekarang sama-sama menjadi presiden. Pak Prabowo yang saya kenal dulu, mulai tingkat satu, memiliki idealisme yang tinggi. Juga sangat mencintai negeri ini, seperti kita juga lah.

Dan aktif bersama-sama saya di kegiatan Kortaruna. Cuma bedanya dulu, waktu itu saya... Saya anak desa dari Pacitan, ayah saya seorang letnan, Pak Prabowo putra menteri.

Kalau bahasa Inggris saya kan struggling. Tetapi Pak Prabowo bahasa Indonesia struggling dulu. Jadi sama-sama ada tantangan, tetapi all in all he's a good man.

Dan saya mendoakan sukses pemimpin Indonesia. Kalau sekarang, seperti apa Pak hubungan Bapak dengan Pak Prabowo? Itu bagus ya, bukan hanya kemarin pada saat Pilpres, tetapi sebagai sahabat kami kerap bertemu, mendiskusikan banyak hal, bagaimana negeri ini makin baik, ekonomi.

ekonominya kesejahteraan rakyatnya kedahulatannya dijaga kemudian sistem hukum keamanan dan sebagainya tapi berarti setelah Pak Prabowo dilantik menjadi presiden ya masih sering mungkin berdiskusi masih saya menghormati beliau belum menghormati saya jadi indahlah dan falsafah Mbak Retno di Indonesia hanya ada satu matahari Pak Prabowo dia tidak boleh ada matahari kembar respect for him beliau juga tetap hormat kepada saya jadi tetap indah Indah persahabatan kami berdua. Apa Pak pesan Bapak untuk Pak Prabowo saat ini? Jadi sebagai Presiden ke-8 dengan segala tantangannya gitu Pak?

I trust him. Bisa memimpin negeri ini memang persoalan selalu ada. Kompleks ekonomi sekarang seperti ini, fiskal kita dan sebagainya. Pak Prabowo juga tahu. Maka I'm hoping beliau bisa menetapkan kebijakan yang tepat, keputusan yang juga tepat.

Sehingga apapun masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, Pemerintahan Pak Prabowo bisa mengatasinya dan memajukan kita semua. Kita lanjut kemana ini Pak sekarang? Kita jalan dulu. Nanti melewati episode waktu saya berada di TNI, 30 tahun bukan waktu yang singkat Mbak Retno. Saya mengikuti pendidikan di Amerika Serikat dan di Panama, pendidikan pasukan khusus dulu.

Kalau di sini ada para komando, saya dulu Airborne Ranger dan Jungle Warfare. Setelah itu saya mengembang tugas di Timur-Timur Mbak Retno, total hampir 5 tahun karena 3 kali. Waktu letnan berangkat, kapten berangkat, kemandan batalion berangkat hampir 3 tahun. Ada kendaraan yang Bapak gunakan waktu itu ya? Waktu kemandan batalion.

Oh danion di timur-timur. Ini benar-benar kendaraannya atau replikanya? Asli.

Asli apa Pak dibawa ke sini? Bukan dari ini, mungkin sudah berganti pengemudi, tapi karena sudah tersimpan lama. Terus bisa kita beli, kita adakan lagi, kita bikin seperti ini.

Jenisnya ini. Keren, keren, keren. Ini waktu saya memberikan perintah kepada seorang letnan untuk melaksanakan operasi di suatu tempat. itu namanya biar tos Kak pensiun mayor jenderal ini dulu masih letnan dikubur seperti ini Kenapa ini yang ditaruh di museum apa karena terbelakang ya karena begini pertempuran di Timur Timur itu bukan pertempuran konvensional ya ya boleh dikatakan anti-gerilya pihak yang sana melaksanakan gerilya sehingga operasinya khusus kalau khusus diperlukan Opera-opera sekusi yang dipimpin oleh perwira-perwira yang mengerti taktik lawan gerilya. Inilah yang menurut saya menjadi penting.

Nah ini yang khusus merasakan hawa dingin kan? Iya. Karena dulu waktu saya bertugas di Bosnia, dari Indonesia dengan keamanan, saya ingin menjadi jurudamae sebagai Chief of the United Nations Military Observer. Menjaga perdamaian.

After conflict, after war di Bosnia, dingin karena saljunya luar biasa. Makanya saya bikin temperaturnya dingin. Detail sekali lho Pak SBY.

Jadi beneran waktu masuk ruangan ini tuh dingin banget. Ternyata karena ini di Bosnia dan lagi turun salju seperti ini. Makanya kita merasakan, bener-bener diajak merasakan situasinya gitu ya.

Betul. Waktu pemilu tahun 1997, waktu itu pesertanya hanya tiga partai. Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, atau P3, Partai Demokrasi Indonesia PDI. Yang pertama kali melakukan reformasi abri.

Setelah itu bersama-sama reformasi nasional. Dan saya... oleh Pak Wiranto, Panglima TA ini ditunjuk untuk menjadi ketua tim reformasi ABRI.

Saya bekerja selama dua tahun, mengunjungi kampus-kampus, bertemu dengan para reformis, mendengarkan harapan rakyat, dan akhirnya TNI atau ABRI waktu itu harus melakukan perubahan, reformasi. Jangan sampai ABRI, sekarang TNI Polri, Intelijen mengulangi masa lalu yang sudah dikoreksi oleh sejarah. Kita harus menghormati demokrasi, kebenaran, kebebasan. Begitu. Ini pandangan saya.

Ini menggambarkan era di mana Bapak beralih dari militer ke sipil ya Pak ya. Meninggalkan karir militer Bapak yang masih tersisa 7 tahun ya Pak sebelum siap pensiun ya. Ini kalau saya boleh cerita, di akhir masa Pak Harto dulu, saya diminta untuk menjadi salah satu menteri beliau. Tetapi saya menyampaikan pada pimpinan saya, Pak Wiranto, Pak mohon disarankan biar saya masih di TNI untuk melanjutkan tugas.

Waktu Pak Habibie menjadi presiden, saya diminta lagi untuk masuk kabinen. Saya kembali menyarankan Pak Wiranto biar kami melanjutkan reformasi. Bisa menerima baik Pak Harto, Pak Habibie. Nah ketika Gustur belum tidak bisa, tidak saya memerlukan dia. Dan saya sudah disuruhkan menjadi chief of.

di army menjadi kasat dulu tetapi presiden mengatakan tidak, kalau kasat banyak yang bisa menjadi kasat, saya memerlukan you membantu saya di kabinet orang tua saya masih ada menelpon saya tugas itu dimanapun sama saja, saya langsung dipanggil Gus Dur, Pak Presiden kalau ini perintah, saya bilang yes sir berarti sebelumnya Pak SBY pernah menolak request dua presiden sebelumnya ya? iya, saya mohon untuk tetap di, dan dikabulkan saksinya Pak Wiranto beliau yang menyampaikan itu Ini Mbak Retno ruangan yang mengabadikan pemilihan Presiden tahun 2004. Seperti ini Wah luar biasa Pak masih ada atribut Masih tersimpan Ada kaos-kaosnya dan segala macam Nah uniknya Mbak Retno Ini sebagian saya ikut Mendesain Tapi sedikit sekali Mostly ini muncul dari Banyak sekali fans Klub gitu Nah tapi kalau sampai ikut mendesain atribut Kampanye ya artinya kan Bapak Begitu passionate ya saat itu Apa sih Pak yang mendorong Bapak masuk ke politik praktis? Saya sudah mengabdi 30 tahun di militer, mesti saya harus terjun ke politik.

Itu dunia saya yang baru. Nah kemudian karena sudah di dunia politik, tentu dream saya berubah. Kalau saya punya kesempatan, ada peluang sejarah, tentu saya punya hak untuk ikut berkompetisi. Nah disitulah dulu saya maju sebagai capres.

Sebenarnya saya sudah berubah. diluar pemerintahan. Bukan masih di pemerintahan, banyak yang keliru. Saya sudah diluar pemerintahan, saya kampanye untuk Partai Demokrat, partai yang saya gagas berdirinya dulu. Dan setelah itu, Demokrat Alhamdulillah berhasil, saya punya hak untuk ikut maju.

Kita bicara pilpres nih. Kita tarik mundur lagi ke tahun 2014. Saat itu kontestasinya antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu begitu keras. Dan begitu panas. Bapak, yang Bapak lakukan sebagai presiden saat itu untuk menjaga supaya situasi tetap kondusif? Justru saya melihat bahwa kompetisinya keras.

Mengapa keras? Karena memang tidak ada presiden incumbent. Jadi baik Pak Jokowi bersama Pak Cika, Pak Prabowo bersama Pak Hatta Rajasa merasa punya kans, merasa punya opportunity untuk terpilih menjadi pembela.

pemimpin bangsa. Nah, saya melihat kerasnya tenturan, maka saya mengambil posisi sebagai Presiden, biarlah saya netral. tidak mendukung dan memberikan endorsement kepada siapapun, apakah pasangan Pak Jokowi, Pak Cika, ataupun Pak Prabowo, Pak Hatta, saya mengambil posisi netral. Tugas saya adalah memastikan agar pemilu itu berlangsung secara damai.

Meskipun keras kontestasinya, jangan sampai mengalir ke akar rumput, mengguncangkan stabilitas dan keamanan nasional. Itu tugas saya, peran saya. Nah yang kedua, Mbak Retno. Saya juga ingin pilpresnya berlangsung secara damai, jujur, dan adil.

Free and fair elections. Oleh karena itu, saya kontrol betul apakah TNI, Polri Intelligence, Lembaga Negara, penegak hukum, mesti netral. Biarkan pasangan itu berkompetisi dengan baik.

Itu ternyata Mbak Retno ketika diumumkan melalui Kekown, saya mendapatkan intelligence, bukan hanya rumor, bahwa bakal terjadi benturan keras pada hari berikutnya lagi. Tentu saya tidak ingin Indonesia terkoyak karena benturan, apalagi kerusuhan, apalagi kalau ada korban jiwa. Oleh karena itu, tengah malam sekitar jam 10 saya undang.

Pak Jokowi dan Pak Yusuf Kala kecikias. Satu jam kemudian saya undang Pak Prabowo dan Pak Hatta kecikias. Di ruangan itu saya sampaikan, mohon please kendalikan pendukung-pendukungnya.

Jangan yang sudah bagus tercoreng, karena benturan di lapangan, di Jakarta. Rakyat mau bilang apa, dunia mau bilang apa. Alhamdulillah, subhanallah, kedua-dua pasangan itu bersedia. Saplong betul, karena ini penting bagi nama baik Indonesia.

Itulah yang saya lakukan, kemudian masih ada lanjutannya karena prosesnya berjalan alot. Terus ada acara buka puasa bersama Mbak Arutno, saya undang dua-duanya berjapat tangan di situ. Indah dan itu bagian dari sejarah, tapi yang jelaskan transisi antara Pak Jokowi ke Pak Prabowo bagus. Sebetulnya transisi dari saya ke Pak Jokowi juga bagus. Karena saya hormati beliau, saya undang ke istana, saya kasih karpet merah, terus saya meninggalkan istana bersama Ibu Anik dulu.

Ini mengenai hubungan Pak SBY dengan Ibu Megawati nih Pak, yang disebut-sebut masih berjarak. Apakah pandangan ini benar? Jujur, kalau...

Ada yang perpandangan seperti itu tidak salah, meskipun tidak berarti tidak bisa bertemu sama sekali, tidak bisa berjabat tangan, tidak bisa berbicara secukupnya, tidak seburuk itu sebetulnya. Tapi memang benar, belum cair sekali. Kalau saya berusaha memahami Mbak ya, mungkin kontestasi kami dulu juga keras.

Tahun 2004-2009. Barangkali itu pengaruh atau sisa-sisa dari kontestasi yang keras. Yang jelas, Mbak, saya menghormati beliau sebagai Presiden pendahulu. Dan tidak ada hambatan dari sisi hati saya.

Mungkin time will tell. Sejarah akan menakdirkan nanti seperti apa hubungan saya dengan beliau ke depan. Apa ada upaya, Pak, untuk... Mungkin membuka kembali komunikasi.

Sebetulnya ada dan boleh dikatakan banyak. Paling tidak mendiang Bapak Taufik Kemas bersahabat dengan baik sampai akhir hayatnya dengan saya. Itu ingin betul dan Pak Taufik Kemas sering berbincang-bincang dengan almarhumah istri tercinta Ibu Ani untuk bagaimana kedua keluarga ini bisa menjalin lagi silaturahmi dengan baik. I know. Beliau seperti itu, Ibu Ani juga welcome sekali.

Tetapi sekali lagi memang Tuhan belum menakdirkan, artinya ada. Dan kalau ada acara-acara formal, Ibu Megawati juga datang, bertemu dengan saya, berjabat tangan. Tetapi mungkin Pak Taufik Kemas dan sahabat yang lain ingin lebih dari itu.

Bagus kalau mantan presiden membawa keterduhan bagi dunia politik di Indonesia. Artinya seperti itu. Saya menyerahkan kepada sejarah, pada takdir Tuhan, tapi yang jelas saya tetap menghormati beliau.

Pak SBY ini kan ruang kerja waktu Bapak menjabat sebagai Presiden. Iya, replika dari ruang kerja saya dulu. Iya, nah saya ingat lupa, saya dulu pernah wawancara Bapak di meja kerja Bapak.

Dan kata Bapak waktu itu, saya adalah wartawan pertama yang diajak masuk ke ruang kerja. Nah, Bapak masih ingat nggak Pak, saat dua periode memimpin Indonesia saat itu, apa Pak? Keputusan tersulit yang pernah Bapak buat? Ada beberapa, misalnya saya harus menaikkan harga BBM yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Tahun 2005 kalau ingat 140 persen.

Mengapa bagi saya sangat sulit? Karena saya tahu impact-nya. Pasti akan memukul kehidupan rakyat, terutama golongan miskin. Tetapi mengapa saya mengambil keputusan? keputusan harus dilakukan.

Karena kalau tidak, ekonomi kolaps. Kolaps, itu analisis dalam dan luar negeri. Saya mengambil risiko, tapi I know, saya harus memberikan bantuan bagi yang sangat terdampak, kaum miskin.

Itulah lahirnya BLT. Yang kedua, Mbak Retno, waktu terjadi tsunami. Dasar sekali, ada suara-suara politik, jangan terima kontingen asing.

Jangan terima. Mereka yang mau datang ke Aceh, mengganggu kita, membantu gam, keras sekali, saya katakan no. Kita harus menyelamatkan saudara-saudara kita yang masih bisa diselamatkan. Ini kemanusiaan, not politics, not military. Tetapi akhirnya itu solusi ternyata.

Awalnya tidak mudah, kemudian bisproses Aceh, banyak yang menentang, ngapain? Ya pemberontak itu harus di... Atasi ditumpah secara militer.

Saya katakan, sudah dilakukan oleh Indonesia 30 tahun dan gagal. Mengapa tidak kita pilih cara yang lebih bermartabat, lebih damai dan lebih adil? Saya carry on, jalan terus, itu menjadi bagian dari sejarah sekarang.

Aceh damai, selesai konfliknya, masih menjadi bagian dari Indonesia. Nah yang terakhir, kalau yang risikonya juga tinggi, masih ingat mbak? Kapal Indonesia disandera di Somalia, sinar kudus.

Itu kritis. Saya tahu bahwa kapal itu tidak mungkin sekalipun ditebus oleh pemiliknya, diserahkan ke Indonesia. Akan dijadikan lagi untuk mencari mangsa yang lain.

Oleh karena itu diam-diam, meskipun politik agak gaduh, panas, dianggap kurang cepat kita bertindak, kapal perang kita sudah bergerak. Satuan khusus Angkatan Laut. Kopassus paskas itu berangkat.

Saya bisa jatuh juga kalau itu gagal. DPR, Komisi 1 kita approach, tapi harus dengan sangat rahasia. Kalau itu bocor, itu pasukan kita dijadikan sate nanti.

Oleh karena itu, so close, akhirnya secara menakdirkan, bisa kita bebaskan, bisa kita tumpas perompak-perompaknya, dan tidak dijadikan lagi mothership untuk mencari mangsa yang lain. Bapak kan memimpin Indonesia selama 10 tahun. Bapak menjadi presiden selama 2 periode.

Pernah nggak Pak, terpikir atau muncul keinginan untuk menambah periode lagi? Saya tahu dulu, sebagian, saya tidak tahu seberapa banyak menginginkan. Yalah Pak SBE, kalau perlu kan bisa disesuaikan undang-undang dasarnya. Why not? Kalau bisa menambah satu periode, biar lebih banyak yang dihasilkan.

Muncul, ada lagi, udah kita dorong aja Ibu Ani untuk menjadi calon presiden yang akan datang. Kami berdua mendengar, kami berdua bersatu dalam pikiran dan sangat jelas dan tegas. No. Mengapa?

Begini, memimpin negara, memimpin bangsa, memimpin pemerintahan 5 tahun pun sebetulnya cukup. Kalau itu dilaksanakan dengan sepenuh hati, kebijakan tepat, keputusan tepat. Apalagi 10 tahun, more than enough.

Jadi for me... sudah cukup 10 tahun agar muncul pemimpin-pemimpin baru yang melanjutkan estafet kepemimpinan. Alasan saya itu.

Yang kedua, biasanya kalau 10 tahun itu ya mungkin kreativitasnya, pikirannya, ideasnya mungkin sudah mulai berkurang atau jenuh. Atau cenderung menambah lagi-menambah lagi jadi diktator, jadi tiran. di seluruh dunia banyak sekali.

Dengan pikiran yang jernih, dengan niat yang baik, saya mengatakan dukup, tidak terpikir, dan andai kata ada undang-undang dasar yang diubah pun saya tidak akan maju lagi. Rekamannya masih ada. Kalau misalkan ada gerakan, boleh Pak, tanpa satu periode, I will not accept my nomination kalau diminta maju lagi. Mengapa saya ceritakan ini secara?

Sekali ini ada replika podium ya Pak ya. Nah saya pernah dengar cerita nih Pak, katanya setiap Bapak akan berpidato di depan forum besar nih, khususnya internasional, Bapak selalu berlatih sehari atau di malam sebelumnya? Itu benar gak Pak?

Benar. Oh kenapa tuh Pak? Kalau major speech di persyaratan bangsa-bangsa G20 yang sifatnya formal, saya harus yakin bahwa kontennya benar.

tidak ada kesalahan apapun waktunya yang diberikan misalkan 7 menit 5 menit harus pas ya oleh karena itu saya bikin rehearsal a night before sekian jam sebelumnya dan ternyata waktu saya bicara lebih confident dan Alhamdulillah ya pidatonya bagus jadi jawabannya ya boleh boleh-boleh sekali-kali saya tampil sambil lihat ada teleprompter nya gitu ya Pak, tapi Bapak selalu pakai teleprompter kalau berpidato di event-event besar? Tidak selalu. Tidak selalu ya Pak? Tetapi belakangan memang lebih sering karena bagus bisa melihat langsung audiens daripada melihat ke bawah.

Lebih interaktif gitu ya Pak ya? Cuma tidak boleh kaku. Nah itu yang perlu dilatih itu Pak? Harus berlatih supaya natural.

Kalau untuk apa podium-podium besar gitu ya? Apa Pak yang pernah Bapak jalani dan yang paling prestisius? Tentu kalau saya mendapat kesempatan pidato di perserikatan bangsa-bangsa.

Bukan hanya dalam General Assembly, tapi ada forum khusus saya terpilih untuk menyampaikan pandangan saya sebagai pemimpin Indonesia. Kemudian saya pernah berbicara di Harvard University, FOMI itu juga prestisius. Kemudian di West Point, di Amerika Serikat, Akademi Militar yang terkenal.

Itu pertama pada saat. saat merumuskan SDGs, saya juga pidato, ini juga podium yang prestisius. Nah, setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden ya, Bapak kabarnya masih sangat aktif ya di berbagai forum internasional, termasuk sebagai pembicara ya.

Karena saat kami hubungi untuk arrangement wawancara ini, Bapak sedang berada di Amerika waktu itu, menjadi pembicara juga. Nah, apa Pak, concern utama Bapak yang membuat Pak SBY berubah? Begitu aktif di berbagai forum internasional ini?

Kebetulan yang sering mengundang saya di berbagai forum itu topiknya berkaitan dengan geopolitik. International peace and security, that's number one. Kadang-kadang juga tentang global economy yang sangat dinamis. Dan yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan climate.

Bagaimana dunia bersatu. Untuk mengatasi krisis iklim, krisis lingkungan. Saya juga ikut Club The Madrid, itu para mantan presiden pertama metri terpilih di situ, saya masih aktif. Kemudian juga saya diajak Bill Gates untuk masuk dalam End Malaria Council, gerakan pengakhiran malaria sedunia.

Bapak kalau kita melihat berbagai dinamika di dunia internasional, apa Pak kalau Bapak, dalam pandangan Bapak? tantangan dan peluang Indonesia. Kita ini sekarang member of the G20, 20 ekonomi terbesar dunia Indonesia di dalam sejak 2008. Kita ini the biggest country in ASEAN. Kita juga aktif participant di perserikatan bangsa-bangsa sebagaimana dulu seaktif dalam penanggulangan iklim dan juga sustainable development goals. Artinya, Dengan standing Indonesia as a global player dan regional power, jangan disiasiakan.

Di ASEAN kita sebagai big brother, kita diharapkan bisa menjadi kakak lah gitu, bagaimana engagement kita di kawasan, dalam forum PBB dan juga G20. Oleh karena itu, banyak yang bisa dilakukan Indonesia, apalagi kita tidak punya musuh permanen, sehingga kita lebih merdeka. Lebih bisa diterima oleh banyak pihak, apakah peduli pada urusan perang di Timur Tengah, di Ukraina, tapi lebih-lebih di kawasan Asia kita.

Kalau di sini banyak sekali kenangan tentang Bu Ani ya? Ya. Termasuk apakah ide untuk membuat museum ini kan isinya koleksi-koleksi Bapak, Ibu, dan keluarga. Ini datangnya dari Ibu juga?

Sebenarnya Mbak Retno kalau... Gagasan untuk membangun museum kepresidenan itu dari awalnya saya, Ibu Ani mendukung penuh. Tetapi memang pada saatnya yang mendorong dibangun di Pacitan Ibu Ani. Alasannya mungkin lebih efisien, harga tanah, kalau kita mencari donatur lebih ringan dibandingkan harus membangun di...

Jakarta. Makanya kita bangun di sini dan yang mengharukan. Perancangan awal itu kami susun di rumah sakit di Singapura. Pada saat ibu dirawat dan malah pesan tolong jangan lupa batik pacitan diabadikan, tolong ini, tolong itu. Tapi masih ada harapan bahwa nanti kalau aku sembuh bisa kita tata berdua.

Lalu waktu ibu berpulang itu. Saya rasa kami semua dan saya rasa seluruh Indonesia ikut berduka bersama Bapak ya. Karena kami sangat bisa merasakan betapa Bapak kehilangan saat itu.

Mungkin sampai sekarang gitu, apa Pak kenangan bersama Ibu yang mungkin masih sering muncul gitu? Ya yang jelas Ibu ini di tempat yang tepat, kegiatan yang tepat selalu mendampingi saya. Terutama kalau bertemu rakyat ke daerah bencana, ketemu anak-anak kecil, ibu-ibu yang terdampak oleh bencana, memilih untuk bersama mereka di tempat pengungsian. Jadi pesenya di situ, kepedulianya di situ.

The voiceless ya Pak? Exactly. Ini ada kursi roda dan ada juga foto Bapak beserta Ibu. Ini di Singapura ya Pak?

Di Singapura. Foto yang... Saat itu kami lihat dari tanah air, boleh tahu Pak saat di foto ini Bapak dan Ibu mungkin sedang mendiskusikan apa saat itu? Ya, ini the final day of Ani Yudhoyono, betul-betul hari-hari terakhir. Mungkin tinggal sekitar 2-3 minggu sebelum Ibu Ani berpulang.

Saya dorong kursi rodanya ke halaman luar, kami masih memelihara asa, hope, harapan. Bahwa someday bisa diatasi penyakit ini. Tapi kami berdua juga tahu yang didelitai Ibu Anik memang berat. Sehingga Ibu Anik juga sudah pasrah.

Tapi saya selalu berbincang-bincang untuk menjaga harapan itu. Tidak boleh kita give up, never give up. Dan ini saya masih ingat, nanya saya pernah gak naik ke Gunung Fuji? Ya belum.

Saya pernah waktu saya ada konferensi di Tokyo, ASEAN, Jepang. Samit, Ibu Ani diajak oleh Ibu Abe yang suaminya juga kemarin terbunuh itu naik ke Gunung Fuji. Nah apa yang dibicarakan nanti kalau aku sembuh ayo seantar nanti. Ada tempat yang bagus makanya kita senyum-senyum, ketawa-ketawa seperti itu. Saya punya niat kalau nanti bisa ke Tokyo mau melihat tempat di lareng Gunung Fuji.

Yang disampaikan Ibu ya Pak? Exactly. Nah ini stand Bade dan Tenun.

Tenun ya, ini koleksi ibu. Koleksi ibu terutama ya. Bapak dan ibu tuh dulu sering sekali bajunya kapelan Pak istilahnya. Kapel gitu, saribit lah ya dalam bahasa Jawa.

Itu ibu ya Pak atau Bapak? Sesuai dengan situasinya Mbak, konteksnya. Kalau ke daerah, ke desa-desa. Pagansa apa ibu yang pas seperti apa atau sebaliknya ada acara seni budaya ibu paga nafas yang menyesuaikan Tapi Pak sama ibu kompak terus ya Alhamdulillah sampai akhir hayat ibu Gak pernah berantem ya Pak gara-gara milih kain tuh gak pernah ya Jadi kalau ada orang bilang gak pernah berantem Itu pasti bohong Ada tapi akhirnya result gitu ya Pak Baik Pak ini foto Keluarga ya Mungkin foto-foto akhir lah Iya bersama Ibu ya Iya bersama Ibu Bapak dulu kan berhenti dari karir militer 7 tahun sebelum masa pensiun. Betul.

Waktu itu Bapak bintang 3 nih Pak. Iya. Nah kalau Mas Ahaye juga istilahnya pensiun lebih cepat dari jalurnya.

dengan pangkat mayor. Apa pertimbangannya saat itu? Tidak banyak yang mengetahui secara pasti why-nya.

Ini kan karir militernya cemerlang dan banyak yang meramalkan. akan sukses suatu saat menjadi jenderal mereka, termasuk kolega-koleganya di Akademi Militer dan kalangan militer lah. Tapi ada satu momen, tiba-tiba ada sejumlah kekuatan politik, partai-partai politik yang ingin mencalonkan AHI sebagai Gubernur Jakarta. Saya dengan Ibu Anik mengerti ini sangat tidak mudah. Saya, to be frank, mengambil posisi pasif.

Saya dengan Ibu, Ibu Ani. Saya panggil Agus sama Anissa, ada seperti ini, tolong pikirkan dalam-dalam. Akhirnya ada istigharoh berdua.

Satu malam penuh karena menjelang pendaftaran sebagai calon gubernur. Kemudian hari berikutnya lagi menyampaikan kepada saya dan Ibu Ani. Ibu Ani menangis mendengarnya.

Kami... sudah mengambil keputusan bersama Anissa untuk siap untuk pindah pengabdian. Ibu Ani menangis? Menangis karena tahu risikonya. Bisa sukses, bisa tidak sukses.

Dan tidak mudah juga sebagai seorang ibu melihat anaknya yang berintis karier di militer harus pindah pengabdian. Banyak orang mengira saya yang memaksa. 100% tidak. Karena kami tahu risikonya. Secara menakdirkan dia kalah.

Dan setelah itu dia belajar banyak dalam kehidupannya. Masuk dunia politik juga tidak mudah. Selama 8 tahun terbanting-banting ups and downs. Ibu Anik di rumah sakit sempat berat sekali ya. Coba anak-anak kita.

Saya bilang, ya itu cara Tuhan. Untuk mendidik Ahaye. Bahwa hidup itu tidak selalu indah. Termasuk dunia politik. Tapi sekarang Mas Ahaye sudah menjadi menko.

Posisi level menteri yang dulu Bapak. pernah jadi manpower juga gitu. Apakah menurut Bapak, Mas Ahayi sekarang ini sudah berada di jalur yang tepat untuk karir politik yang mendatang?

Saya pikir sudah Mbak Retno, dia pernah memimpin partai, karena saya harus tahu diri, masa saya sudah habis, saya harus keluar dari dunia politik praktis, menjalani hidup saya yang baru, dia sebagai generasi yang lebih muda, dia mendapatkan amanah dari partai. untuk memimpin, bahkan pernah kepemimpinannya mau dirampas oleh sebuah kekuatan, tapi dia bertahan, berani menghadapi, dan itu ujian Tuhan juga, ujian sejarah juga. Dan menurut saya ya ini bagus untuk kelanjutan karir politik AHY ke masa depan.

Kemudian kalau Mas Ibas nih Pak, Mas Ibas kan juga karir politiknya sudah cukup panjang, hingga sekarang berada di posisi pimpinan. MPR, bagaimana pandangan Bapak? Itu juga tidak mudah Mbak Retno ketika dia konsultasi ke saya sama Almarhumah selesai pendidikan di Australia sebaiknya saya kemana tapi kalau masuk dunia politik seperti ini kalau masuk dunia swasta seperti ini terserah, pikir dia pikir itu akhirnya bismillah masuk dunia politik Tetapi juga dari bawah betul, kalau dia terpilih 4 kali Alhamdulillah sekarang menjadi anggota MPR, memang betul ada nama Yudhoyono, tapi selebihnya keringatnya, karena dia anggota DPR yang tidak pernah tidak turun ke Dapil, ke desa-desa, kecamatan, di Dapil 7 mulai dari Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Terenggane.

Perno ini kawasan galeri seni. Seabadikan nama almarhumah, galeri seni Ani Gidoyono. Ini yang foto-foto keluarga.

Foto keluarga banyak juga ya Pak ya? Iya, semua ada memorinya. Ini foto terapi.

Oh ini foto-fotonya ibu. Sebagian bagus, sebagian saya lukis ya. Oh Bapak melukis foto karya ibu gitu ya? Iya. Ada beberapa yang saya lukis, misalnya Bromo yang di sana itu saya lukis.

Kemudian juga ini yang ada singa, itu di Taman Safari. Itu tadi foto singa, ini lukisannya? Iya, ini lukisannya itu.

Itu yang terkenal tuh Pak, Grand Canyon. Oh iya, iya. Ini juga tahun 2022 setelah saya melukis. Itu tahun 2022 ya Pak ya? Iya.

Banyak yang mau membeli itu, tapi biarlah di museum sini. Katanya udah banyak yang ngebit ya Pak, miliaran. Yang viral kan ini dulu. Ini yang pertama.

Ini kan tahun 2021, mungkin beberapa satu dua bulan saya melukis. Mengapa viral? Dia pikir ASB yang melukis paling-paling yang melukis-melukis begitu. Ternyata ini bagus, ombaknya begitu. Nah mereka baru tahu saya belajar melukis beneran.

Pak SBY ini kan kita di main hall. Ini melukiskan perjalanan Bapak ya. Mulai dari militer. Sebelum jadi presiden. Yang di sana perjalanan 10 tahun ketika memimpin Indonesia.

Pertanyaannya saya satu Pak. Bapak punya besti nggak? Karena katanya leader itu lonely.

Apa benar Pak? Sahabat dalam arti. Ketika bersama-sama di pendidikan, kalau militer bertempur bersama-sama, setelah di pemerintahan, bekerja di pemerintahan bersama-sama, ada beberapa orang dekat. Tetapi kalau one single bestie itu tidak ada. Oleh karena itu pemimpin itu lonely atau alone, probably.

Tetapi saya harus jujur sangat terbantu oleh beberapa orang yang... mendekati besti sehingga rasanya lebih ringan untuk mengambil keputusan yang berat melaksanakan tindakan yang tidak mudah baik, Bapak ini perjalanan kita berakhir di manhole ini Pak terima kasih sekali lagi sehat-sehat dan sampai ketemu