Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Latar Belakang
- Dekrit Presiden 5 Juli 1959
- Penyebab: Gagalnya Badan Konstituante menyusun konstitusi baru.
- Presiden Soekarno mendorong kembali ke UUD 1945.
- Dekrit resmi diumumkan pada 5 Juli 1959.
- Dampak: Pembubaran Konstituante, kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS.
Kebijakan Domestik
- Pembentukan MPRS dan DPAS
- Dipilih langsung oleh Soekarno.
- Regrouping Kinet
- Integrasi lembaga tinggi negara.
- Presiden Seumur Hidup
- Soekarno ditetapkan melalui sidang MPRS 1963.
- Pembubaran Partai Masyumi dan PSI
- Partai dibubarkan karena keterlibatan dalam pemberontakan PRRI-Permesta.
- Nasakom
- Diterapkan dalam lembaga negara.
Kebijakan Luar Negeri
- Politik Mercusuar
- Bertujuan mengangkat nama Indonesia internasional, pembangunan proyek besar.
- Contoh: Kompleks Senayan untuk Asian Games 1962.
- Politik Poros
- Hubungan dengan RRC, Poros Jakarta-Peking.
- Konfrontasi dengan Malaysia
- Berdampak pada hubungan internasional.
- Pembebasan Irian Barat
- Dilakukan lewat diplomasi dan tindakan militer.
Dampak Ekonomi
- Penurunan Nilai Uang
- Untuk mengurangi jumlah uang beredar.
- Pembentukan Depernas dan Bappenas
- Untuk perbaikan ekonomi melalui perencanaan pembangunan.
- Deklarasi Ekonomi (Dekon)
- Bertujuan menciptakan ekonomi nasional demokratis.
- Proyek Mercusuar
- Berdampak negatif pada ekonomi negara, anggaran membengkak.
Kebijakan Sosial
- Larangan Pedagang Asing
- Dilarang berdagang di luar ibukota daerah.
- Larangan Musik dan Tari Barat
- Pengaruh budaya Barat dibatasi.
Asian Games 1962
- Indonesia menjadi tuan rumah.
- Meningkatkan infrastruktur dan kebanggaan nasional.
- Indonesia menduduki posisi kedua dalam perolehan medali.
Kesimpulan
Demokrasi terpimpin membawa berbagai perubahan politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia, dengan dampak yang besar baik secara domestik maupun internasional.