Halo semuanya, Assalamualaikum Wr Wb Selamat datang kembali di channel ini Di video kali ini kita akan membahas tentang salah satu sistem perpipaan yang ada di kapal yaitu tentang sistem bilga Secara umum sistem ini berfungsi untuk keselamatan kapal khususnya untuk sistem pengurasan atau dry nasa jika terjadi kebocoran di kapal. Kebocoran di kapal itu terjadi karena beberapa hal seperti misalnya terjadi grounding atau collision. Grounding adalah ketika kapal kandas misalnya pada saat kapal menabrak karang sehingga terjadi kebocoran pada plat kapal dan air laut masuk ke dalam kapal.
Atau pada saat kapal terjadi collision atau tabrakan antar kapal sehingga menyebabkan robe pada plat kapal ... Menyebabkan air laut masuk ke dalam kapal sehingga air laut ini harus segera dibuang keluar kapal agar tidak membanjiri kompatmen di kapal. Kebocoran juga dapat terjadi akibat adanya air laut yang masuk ke dalam kapal melalui hatch cover atau lubang palkah akibat adanya hujan ataupun cuaca buruk. Untuk badan kapal di bawah garis air, kebocoran biasanya terjadi akibat adanya kebocoran pada sambungan las.
Ketika sambungan las terjadi kebocoran sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan air ini juga harus segera dibuang keluar kapal. Kebocoran juga dapat terjadi akibat adanya kondensasi atau pengembunan pada bagian side shell. Nah pengembunan ini terjadi akibat adanya perbedaan suhu di dalam kapal dengan suhu lingkungan di luar kapal.
Pada kamar mesin, kebocoran itu terjadi akibat adanya kebocoran pada sistem perpipaan. Misalnya sistem pipa bahan bakar yang bocor masuk ke area kamar mesin sehingga air ini atau minyak ini akan ditampung pada sumur bingga yang nantinya akan diproses atau dipisahkan antara air dan minyak pada kamar mesin. Sistem bilkai itu terbagi menjadi dua jenis yaitu clean build system dan oily build system. Clean bill system ini biasanya untuk sistem pengurasan pada kompatmen kargo atau di depan kamar mesin. Ketika terjadi kebocoran pada kompatmen kargo ini, air laut dapat dibuang langsung ke luar kapal melalui overboard yang dihisap oleh pompa.
Clean bill system ini merupakan bagian dari general service system, dimana kita tahu general service system itu ada 3 sistem, yaitu sistem bilga, sistem balas, dan sistem perfecting. Ketiga sistem ini bisa menggunakan pompa yang sama yang disebut sebagai GS pump atau general service pump. Satu pompa bisa digunakan untuk sistem bilga, bisa digunakan juga untuk sistem balas dan sistem firefighting.
Untuk penentuan dimensi pipa, untuk clean bill system ini mengacu pada aturan dari kelas atau kelas rules. Dan air bilga pada sistem clean bill system ini dapat dibuang secara langsung keluar kapal tanpa harus diproses lebih lanjut. Berbeda dengan oily bill system.
Oily bill system, air bilga biasanya bercampur dengan minyak. Sehingga harus dipisahkan antara air dan minyak ini dipisahkan pada alat yang bernama OES atau Oily Water Spalator. Nah sistem yang kedua atau sistem bilga yang kedua adalah oily bill system. Oily bill system ini sistem bilga khusus untuk di engine room.
Nah kenapa di engine room? Karena di engine room air bilga adalah air bilga yang bercampur antara air dan minyak. Nah air bilga ini tidak bisa langsung dibuang keluar kapal tetapi harus diproses terlebih dahulu, dipisahkan antara air dan minyak ya dimana air nantinya akan dibuang keluar kapal namun harus dilakukan pengecekan oily contentnya dulu yaitu sebesar 15 ppm.
Oily bil system ini digunakan untuk menangani kebocoran yang ada di engine room biasanya disebabkan oleh adanya kebocoran pada join pipa ataupun pada pompa dan flank dan lain-lain. Pada oily bil system ini harus dilengkapi dengan OES atau Oily Water Sparator sebelum airnya dibuang keluar kapal air yang sudah dipisahkan pada OES ini harus dicek dulu kandungan PPMnya atau kandungan oil contentnya yaitu sebesar 15 PPM air dengan content minyak di atas 15 PPM itu tidak bisa langsung dibuang keluar kapal tapi dikebalikan lagi ke tanki nah tetapi air yang kandungan PPMnya di bawah 15 PPM itu bisa langsung dibuang keluar kapal sistem oily build system ini berbeda dengan Clean Build System, khususnya untuk dimensi pipa dan pompa. Dimana Clean Build System, dimensi pipa dan ukuran pompa itu disesuaikan dengan standar dari kelas rule. Sedangkan pada Oily Build System, sistem ini dibuat by design. Kita akan lihat komponen dari sistem bilga, khususnya untuk sistem bilga bersih atau Clean Build System.
Komponen dari sistem bilga yang pertama adalah Suction Well atau Bilge Well, atau kita kenal dengan istilah sumur bilga. Yang kedua adalah pipa utama. Kemudian ada pipa cabang atau branch pipe.
Kemudian ada... Komponen valve dan fitting, cut tube dan fitting. Kemudian ada pompa bilga yang biasanya menggunakan jenis centrifugal pump. Dan terakhir ada overboard, yaitu lubang di samping kapal atau di samping badan kapal yang berfungsi untuk jalur pembuangan air bilga. Ini adalah contoh dari layout sistem bilga khususnya untuk clean build system.
Nah disini kita lihat bahwa kapal itu dibagi menjadi beberapa kompartment. dimana kompartemen ini dipisahkan oleh sekat kedap atau watertight wellhead nah setiap kompartemen pada kapal itu memiliki minimal 2 sumur bilga atau suction well jumlah sumur bilga ini tergantung dari panjang kompartemen atau L kompartemen kemudian selanjutnya ini adalah jalur untuk main build pipe atau pipa utama yang biasanya ukurannya lebih besar dari branch pipe selanjutnya ada branch pipe Itu cabang dari pipa utama menuju ke bilge well. Nah biasanya ukuran dari pipa cabang ini lebih kecil daripada pipa utama.
Selanjutnya ada valve dan fitting. Ada katup, kemudian ada fitting berupa belokan, pembesaran ataupun pengecilan. Kemudian untuk pompa bilga, biasanya untuk sistem bilga menggunakan dua pompa bilga atau bilge pump. Ukuran pompa bilga ini dihitung berdasarkan kelas rules.
Ada perhitungan khusus untuk menentukan besarnya pompa bilga. Dari dua pompa bilga ini bisa jadi salah satunya berupa GS pump atau general service pump. Satu pompa yang digunakan bersama-sama untuk sistem GS yang lain.
Seperti sistem balas dan sistem fairfacting. Kemudian ada jalur overboard. Ini jalur pembuangan di samping kapal yang berfungsi untuk membuang air laut atau air bilga ini keluar kapal.
Selanjutnya kita akan melihat sedikit tentang kompartemen pada kapal. Kapal itu terbagi menjadi beberapa kompartemen. Jumlah kompartemen ini tergantung dari panjang kapal dan ada perhitungan khususnya.
Nah setiap kompartemen itu dipisahkan oleh ball head atau watertight ball head atau sekat kedap istilahnya. Nah jarak antara dua sekat kedap itulah yang kita sebut sebagai kompartemen. Kompartemen itu dihitung dimulai dari kompartemen bagian depan atau fore sampai ke kompartemen bagian belakang.
Nah jumlah kompartmen ini tergantung dari panjang kapal. Jarak antara dua sekat kedap itu kita sebut sebagai L-Kompartmen. Dimana L-Kompartmen ini berpengaruh terhadap jumlah dari sumur bilga atau beach well. Nah kita akan lihat satu persatu komponen dari sistem bilga ini. Yang pertama tadi ada suction well.
Nah suction well atau sumur bilga ini jumlahnya minimal dua. Yaitu terletak pada kompartmen di sisi kanan dan kiri atau port side dan starboard. terletak pada bagian belakang kompartmen untuk bagian ujung kapal, untuk fore dan after biasanya cukup 1 suction well nah untuk kompartmen kapal yang ukuran kompartmennya atau L kompartmennya di atas 30 meter biasanya memiliki minimum 3 suction well untuk ukuran suction wellnya sendiri, volumenya biasanya di bawah dari meter kubik dengan ketinggiannya adalah setengah dari tinggi double bottom Suction well ini juga harus mudah dilepas dan tahan korosi. Khusus untuk di engine room, selain well atau sumur untuk menampung kebocoran kapal, juga harus ada sumur bilga yang digunakan untuk menampung kebocoran dari sistem pipa. Kenapa harus ada sumur bilga khusus di kamar mesin?
Karena kebocoran di kamar mesin tidak hanya karena air, tapi juga ada kandungan minyaknya akibat dari kebocoran pada pipa yang ada di kamar mesin. Misalnya kebocoran pada pipa bahan bakarnya. maka penanganannya itu berbeda dengan clean bil system khusus untuk di engine room, suction well atau sumber bilga ini harus terhubung secara langsung atau direct suction dengan main bil system atau sistem bilga bersih tadi atau clean bil system bisa menggunakan independent bil pump atau emergency bil pump ataupun cooling water pump dengan katup emergency selanjutnya kita akan melihat ukuran pilpa bilga untuk untuk ukuran pipa bilga khususnya untuk clean build system ada perhitungan khusus yang menggunakan aturan dari kelas atau kelas rules untuk ukuran pipa bilga disini saya menggunakan aturan dari BKI atau Biro Klasifikasi Indonesia untuk perhitungan diameter pipa mengacu pada BKI volume 3 section 11 bagian N.2 dimana perhitungan untuk main build pipe atau pipa utama dengan branch pipe itu berbeda rumusnya Untuk main bilge pipe menggunakan rumus DH atau diameternya sama dengan kali dengan akar B plus H.
B adalah lebar kapal dan H adalah tinggi kapal. Kemudian dikali dengan L ditambah dengan 25 dalam satuan milimeter. Kemudian untuk branch pipe. atau Branch Build Pipe dilambangkan dengan DSET dengan rumusnya yaitu dikali dengan akar dari B plus H dikali dengan L kecil plus 25 mm dimana L ini adalah panjang dari kompatmen kapal khusus untuk kapal tanker, diameter pipa utama di dalam kamar mesin untuk kapal tanker dan bulk carrier ataupun oil carrier itu memiliki rumus yang berbeda dengan sebelumnya dimana DH sama dengan 3 Dikali dengan akar dari B plus H dikali dengan L1 plus 35 mm. Nah untuk minimum diameter dari pipa utama dan pipa jabang adalah 50 mm.
Sedangkan untuk kapal dengan panjang atau Lnya di bawah 24 meter. Nah diameter minimumnya adalah 40 mm. Ini adalah keterangannya dimana DH itu adalah insert diameter dari pipa utama atau main pipe.
Kemudian DZ adalah Insert Diameter atau diameter dalam dari pipa cabang. L adalah panjang dari kapal atau LPP. B adalah Bridge atau lebar kapal. H adalah ketinggian kapal. Kemudian L kecil adalah Length of the Watertight Compartment atau kita sebut sebagai L Compartment.
Sedangkan L1 adalah Total Space Between Cover Dump of Pump Room Ballhead and Steren Tube Ballhead atau kita sebut juga panjang dari kamar mesin. dimana L1 ini tadi digunakan untuk menghitung diameter pipa utama untuk kapal tanker, belkaryal, ataupun oil carrier