Hidup dan Warisan Tan Malaka

Feb 17, 2025

Catatan Kuliah: Hidup dan Perjuangan Tan Malaka

Pendahuluan

  • Dalam situasi politik yang tidak pasti, Tan Malaka menjadi salah satu tokoh revolusioner yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
  • Tan Malaka membawa frase "Republik Indonesia" jauh sebelum Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan.

Latar Belakang Tan Malaka

  • Nama Asli: Ibrahim, gelar Datuk Sultan Malaka.
  • Tanggal Lahir: 2 Juni 1897, Pandang Gadang, Suliki, Sumatera Barat.
  • Keluarga: Ayah H.M. Rasad Chaniago, ibu Rangkayo Sina Simabur, berasal dari keluarga semi-bangsawan.
  • Pendidikan Awal: Dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat, hafal Al-Quran dan menguasai bahasa Arab pada usia muda.
  • Pendidikan Formal: Mendaftar di Quick School, belajar bahasa Belanda, lulus pada tahun 1913.

Perjuangan di Eropa

  • Pendidikan di Belanda: Tan Malaka belajar filsafat ekonomi dan ilmu sosial, terpengaruh oleh kondisi sosial dan ekonomi di Eropa.
  • Ideologi: Mempelajari sosialisme dan komunisme, berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan.
  • Kembali ke Indonesia: Setelah lulus, kembali pada tahun 1919 untuk mengajar dan menjadi penggerak perubahan.

Aktivisme dan Perjuangan Politik

  • Perjuangan di Perkebunan: Mengajar di Tanjung Morawa, melihat ketidakadilan pada buruh perkebunan.
  • Bergabung dengan ISDV: Terlibat dalam organisasi yang memperjuangkan hak kaum tertindas.
  • Partai Komunis: ISDV bertransformasi menjadi Partai Komunis Indonesia, Tan Malaka terlibat aktif.

Kembali ke Tanah Air

  • Kongres Serekat Islam: Tan Malaka aktif dalam kongres dan mendirikan sekolah rakyat.
  • Kepemimpinan: Mengambil alih pemimpin Partai Komunis Indonesia, mengadopsi gaya radikal.

Pengasingan dan Kematian

  • Pengasingan di Eropa: Menjadi burunan internasional, bergerak di bawah berbagai nama samaran.
  • Kembali ke Indonesia: Kembali pada tahun 1942 saat Jepang menyerang.
  • Perjuangan Setelah Proklamasi: Terlibat dalam gerakan bawah tanah setelah proklamasi kemerdekaan.
  • Kematian: Ditembak oleh tentara Republik Indonesia pada 19 Februari 1949, keberadaan jenazah tidak diketahui.

Warisan Tan Malaka

  • Pengakuan: Diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno.
  • Reputasi: Meskipun diabaikan pada era Orde Baru, pemikirannya terus dibahas.
  • Pandangan Islam: Dikenal sebagai tokoh yang berpihak pada Islam menurut Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka).

Kesimpulan

  • Tan Malaka adalah tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, dengan pemikiran dan perjuangan yang terus diingat dan diadopsi oleh generasi selanjutnya.