Transcript for:
Eksistensi dan Nihilisme dalam Monster

Ketika di malam hari, ketika ingin tidur, kita tahu bahwa beberapa dari kita sering berpikir, namun tidak terlalu banyak yang ingin mengungkapkannya bahwa kita kalau bisa tidak usah lahir. Terlalu banyak beban, terlalu banyak tanggung jawab, terlalu banyak yang harus dilakukan untuk hidup. Kita tidak bisa hanya duduk diam dan hidup. Karena kita terus menerus merasa hidup kita tidak berarti. Pekerjaan kita tidak berarti. Apa yang kita lakukan sehari-hari tidak berarti. Kita tidak paham apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kita paham bahwa kita menginginkan kalau bisa tidak usah eksis ketika mengalami ketidaknyamanan. Penderitaan, kesepian, keputusasaan yang luar biasa Kita sering merasa apalagi baik gak usah lahir aja Kita terus menerus melihat alam semesta Melihat bulan dan bintang di waktu malam Dan bertanya, apa gunanya kita hidup disini? Apa makna dari kehidupan itu sebenarnya? Kenapa aku harus hidup? Namun, meskipun merasakan semua ini Kita tidak pernah merasa ingin mati Kita tidak pernah ingin merasa untuk meninggalkan semua ini. Kita mungkin pernah menginginkannya dan memikirkannya, tapi jauh di dalam kita tidak mau melakukannya. Kita tidak pernah mau melakukan penghapusan itu sendiri. Karena bagaimanapun, semuanya sudah terlambat. Kita sudah lahir. Perasaan ini ditulis dengan indah oleh Emil Cioran dalam tulisan-tulisannya. Dan juga digambarkan dengan luar biasa oleh Urasawa dalam karakternya Johan Liebert. Dalam manga dan anime Monster, Dengan ceritanya yang bisa dikatakan mirip dengan tulisan-tulisan Dostoyevsky, dengan pertarungan karakternya menghadapi kehidupan, identitas, dan arti itu sendiri. Warning, video ini mungkin tidak cocok untuk sebagian orang, karena membahas mengenai perasaan yang cukup hampa dan gelap, dengan pandangan dari Emil Cioran, dan juga pembahasan mengenai Johan dari Monster, yang mengeksplor mengenai tema-tema nihilisme, pesimisme, kegelapan, dan juga kehampaan. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan topik-topik ini, disarankan untuk berhenti menonton atau mengambil waktu sejenak untuk mempertimbangkan apakah video ini sesuai bagi Anda. Spoiler alert, video ini mengandung spoiler untuk keseluruhan cerita, manga, dan anime monster karya Naoki Urasawa. Once upon a time, in a land far away, there lived a nameless monster. The Nameless Monster atau Monster Tanpa Nama adalah buku bergambar karya Bonaparta yang dikonsumsi oleh Johan terus-menerus selama dia berada di bangunan The Three Frogs selama Anna dibawa ke Retro's Mansion. The Nameless Monster itu sendiri merepresentasikan... individu, konsep, atau perasaan dalam mencari identitas dan arti. Namun, yang direpresentasikan adalah ketiadaan hal tersebut. Sebuah nihilisme, menjadi tidak bernama atau tidak memiliki nama bisa dilihat sebagai tidak memiliki identitas dan atau arti. Dan perjalanannya adalah untuk mencari itu di dunia yang sangat luas dan terlihat tidak terbatas. Melambangkan kebebasan manusia yang sangat luas dalam eksistensi mereka. Dan bisa dikatakan tidak terbatas. Satu pergi ke utara, yang lain pergi ke barat. Di dalam cerita Monster, ini direpresentasikan dengan Johan dan Anna yang menjadi dua orang yang berasal dari background yang sama dan memiliki identitas dan arti yang sangat berbeda satu sama lain. Secara interpretatif, ini bisa dilihat bagaimana manusia terkadang berhadapan ke arah yang berlawanan dalam mencari identitas dan makna ini. Yang pergi ke utara, datang ke sebuah kota. Ada seorang penjahat yang hidup di dalam kemurungan. Jika kamu memberi nama, saya akan masuk ke dalammu dan membuatmu kuat, kata monster. Benar, kata penjahat. Jika kamu membuatku kuat, saya akan memberi nama. Monster menuju ke penjahat. Oto, si pandai besi, dilihat sebagai individu yang keras dan memiliki keinginan untuk validasi eksternal. Ketika nihilisme datang padanya dan dia menerimanya, itu justru memberikan semacam kekuatan padanya. Karena krisis eksistensial, krisis yang kita rasakan kecil, ketika kita bergumul dengan arti atau makna dari kehidupan, memang benar dapat memberikan kekuatan bagi arti yang diberikan diatasnya. Chomp chomp, gobble gobble, gulp. The hungry monster ate up Otto from the inside out. Once again, he was a monster without a name. Namun, tetap saja nihilisme yang muncul itu tumbuh semakin besar di dalamnya. Seakan-akan arti atau identitas yang diberikan tidaklah cukup untuk menutupi atau menyembunyikan. Dia kembali menjadi monster tanpa nama. Kemudian dia menjadi Thomas the Hunter. Tapi kemudian, munch-munch, chomp-chomp, gobble-gobble, gulp. Dan percobaan apapun yang dilakukan, identitas ataupun makna apapun yang diterima dan dijadikan realitas miliknya, pada akhirnya akan membuatnya kembali menjadi monster tanpa nama. Menjadi kosong, tidak bermakna, dan tidak bernama. Ada tema sentral yang dapat kita lihat dalam cerita. cerita ini, yaitu bagaimana monster yang tidak memiliki nama atau makna mencoba untuk mencari makna dan nama itu sendiri terus menerus dan tidak pernah menemukannya. Dia selalu tidak puas dengan nama yang sudah didapatkan dan terus menerus kembali terhadap monster tanpa nama ke status kuonya sebelumnya. Ini adalah yang disebut oleh Alba Kamu sebagai absurdisme, keadaan dimana konflik terjadi antara kebutuhan manusia untuk menemukan makna dan dunia yang tidak memberikan makna apapun. Dia menulis Absurd lahir dari konfrontasi antara kebutuhan manusia dan keheningan dunia yang tidak masuk akal Ini digambarkan dengan jelas dengan bagaimana Alba Kamu menggambarkan protagonisnya dalam The Myth of Sisyphus Dimana Sisyphus mendorong batu ke atas bukit dan harus mendorongnya kembali ke bawah Dan mendorongnya lagi ke atas dan kemudian ke bawah Begitu terus, lagi dan lagi, untuk selama-lamanya Sebagaimana kita yang terjebak dalam rutinitas pekerjaan harian yang berulang-ulang Tugas kita administratif yang tidak pernah selesai, pekerjaan tidak pernah memberikan kepuasan, atau ketika kita berhenti merokok, berhasil mengatasi gudaan, tentangan baru datang dan mulai lagi dari awal, atau yang lebih sentral dari semua ini. Ketika kita ingin mencari kebahagiaan, kita merasa sudah hampir mencapainya. Kita sadar bahwa kita inginkan lebih banyak lagi dan kita mulai dari awal, lagi dan lagi. Dan begitulah dengan pencarian makna dalam alam semesta ini. Hidup sangat absurd dan sepertinya kita tidak akan pernah ...pernah bisa menemukan makna atau identitas itu. The Nameless Monster mencoba membuat Otto sebagai simbol dari kekuatan......untuk dijadikan identitas atau arti, tapi itu tidak cukup. Dia mencoba Hans sebagai simbol dari kebermanfaatan terhadap masyarakat......tetapi tidak cukup mengisi kekosongan di hati seseorang. Dan bahkan ketika dia mencoba membuat Thomas sebagai simbol dari kemampuan......dan keahlian pun memiliki nasib yang sama. Sepertinya nilai apapun yang dibuat dalam hidup......mau itu kekuatan ketentu. kebermanfaatan dalam masyarakat, kemampuan atau keahlian sekalipun, nihilisme akan tetap terus muncul. Jadi monster itu langsung mengejar anaknya. Dan anaknya menjadi penuh dengan kekuatan. bisa mencapai kemenangan atas nihilisme. Dia berhasil mengintegrasikan nihilisme ke dalam identitasnya, dan tidak terhancurkan olehnya. Awalnya, arti yang diberikan di atas ketiadaan arti ini, memberikannya kehidupan yang bagus dan nyaman. Namun, kenyamanan ini sementara, karena rasa lapar itu muncul. muncul kembali nihilisme tetaplah muncul meskipun arti-arti diberikan diatas eksistensi namun yang berbeda sekarang adalah Pangeran Yuhan tidak Terkonsumsi oleh nihilisme tersebut, dia justru menjadi nihilisme itu sendiri dan menghancurkan semua orang di sekitarnya. Dia menjadi semacam kekuatan, aktor untuk nihilisme. Ini bisa dikatakan mirip dengan Ubermensch-nya Nietzsche, tapi dengan bentuk yang... yang lebih gelap. Ubermensch yang telah melewati tahap nihilisme dan menjadi manusia super, dia membentuk artinya sendiri dan berpegang pada nilai itu dan tidak terjatuh pada nihilisme. Tidak termakan oleh monster tanpa nama, dia justru menggunakan nihilisme sebagai bahan bakarnya untuk mencapai kehebatan. Manusia adalah sesuatu yang harus dilampaui. Manusia adalah tali terikat antara binatang dan manusia unggul. Sebuah tali di atas jurang yang menganga. Pangeran atau Johan yang merupakan anak-anak adalah bentuk paling murni dari eksistensi, di mana dia belum diberikan norma-norma atau arti-arti untuk menentukan kehidupannya. Ini sama seperti bentuk metamorfosis ketiga dari manusia menuju. Ubermensch. Mulai dari Unta yang menerima semua nilai-nilai, Singa yang menghancurkan nilai-nilai, dan terakhir ketika dia berubah menjadi anak kecil yang mulai menciptakan nilainya. Nica menulis apa yang sulit? Tanya roh yang ingin memikul banyak dan berlutut seperti Unta yang ingin diberikan beban berat. Untuk menciptakan kebebasan bagi dirinya sendiri dan mengatakan tidak yang sakral bahkan kepada kewajiban. Untuk itu saudaraku dibutuhkan Singa. Anak adalah kepolosan roh. dan pelupaan, sebuah awal yang baru, permainan, roda yang bergulir dengan sendirinya gerakan pertama, sebuah ia yang sakral namun yang menjadi masalah adalah nihilisme tetaplah muncul dan yang ada, dia malah menegaskan eksistensinya, membuat semacam aktualisasi diri, mengembangkan dengan penuh potensi dirinya dengan melahap semua orang yang ada di istana termasuk ayahnya sendiri sang raja anak lelaki mengembangkan raja Dan semua anak-anaknya. Sama seperti Ubermensch yang elitis yang sering terlihat memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari kawanan atau kumpulan karena tidak ingin memiliki nilai-nilai yang sama dengan mereka dan ingin menegaskan nilai dari diri sendiri, dia menjadi terisolasi. Dan dia justru memandang isolasinya ini sebagai kekuatan. Dan inilah yang mungkin terjadi ketika seseorang menciptakan maknanya sendiri, bukan makna yang bisa divalidasi secara... secara eksternal oleh sosial dan budaya yang ada. Mereka menjadi terisolasi secara eksistensial dalam kehendak mereka sendiri. Dan fakta bahwa dia memakan semua orang menunjukkan bahwa untuk menegaskan nilainya, dia bisa saja membuat dirinya sendiri terisolasi dengan menjauhkan mereka yang tidak setuju dengan nilainya. Kerajaan anak laki-laki itu kini kosong, cerminan dari kekosongan di dalam dirinya. And then one day, the boy came upon the monster who had gone west. Anak laki-laki itu akhirnya bertemu dengan separuh dirinya yang lain, si monster yang pergi ke barat. Pertemuan ini merupakan konfrontasi dengan sisi lain dari sifatnya. Ketika kita berdiam diri dalam isolasi, kita sering sekali bertemu dengan diri kita yang lain Diri kita yang sudah lama kita tinggalkan Si monster yang pergi ke barat tetap merasa puas dengan sifatnya yang tidak bernama Menunjukkan cara hidup alternatif yang tidak bergantung pada identitas atau kekuatan eksternal. Siapa yang butuh nama? Saya sangat senang tanpa nama. Setelah itu, itu yang kita adalah. Monster tanpa nama. Monster yang pergi ke barat, kalau diinterpretasikan, bisa dibandang sebagai bentuk dari perlawanan terhadap absurdisme yang dimiliki oleh albeh kamu. Monster itu sadar bahwa dia tidak akan pernah memiliki nama, seperti bagaimana manusia tidak akan pernah memiliki makna. dalam kehidupannya. Namun, dia tidak mencoba untuk menciptakan makna apapun diatasnya. Karena dia tahu, makna apapun yang ditetapkan diatas ketidak bermaknaan pada akhirnya akan terhapus kembali. Seperti yang ditulis oleh kamu, kamu tidak akan pernah bahagia jika terus mencari apa itu kebahagiaan. Kamu tidak akan pernah hidup jika terus mencari makna hidup. Monster yang kebaret ini tidak terlalu menginginkan arti dalam hidupnya. Dia tidak menginginkan nama. Dia justru menerima bahwa dia tidak akan mendapatkan nama dan dia tidak membutuhkannya. Dia merasa damai dengan ketidakbernamaannya, sama seperti Sisyphus yang terus mendorong batu dan merasa damai dengan ketidakbermaknaannya. Karena perjuangan itu sendiri menuju puncak sudah cukup untuk memenuhi hati manusia. Kita harus membayangkan Sisyphus bahagia. Absurditas ketidakbernamaan atau ketidakbermaknaan justru adalah undangan untuk pemberontak. Peruntakan Menurut Al-Bahkamu, alih-alih menyerah pada absurditas dunia atau keinginan untuk tidak pernah ada, Al-Bahkamu mendorong kita untuk melawan absurditas itu. Ia menggunakan istilah pemberontakan metafisik, di mana manusia tidak menerima nihilisme dengan pasif, tetapi justru menolak untuk menyerah pada ketidakberartian hidup dan terus hidup, meskipun dunia tidak menyediakan makna yang siap saji. Pemberontakan ini bukan berarti kita menolak fakta bahwa hidup itu penuh dengan penderitaan, melainkan kita menemukan kekuatan dalam menghadapi kenyataan itu sendiri. Kamu menggambarkan bahwa dengan menerima absurditas dan tetap hidup, kita menunjukkan bahwa manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk bertahan meskipun tidak ada jawaban yang pasti. Dengan cara ini, keinginan untuk tidak pernah dilahirkan dihadapi bukan sebagai kekalahan, tetapi sebagai titik awal untuk menyadari keberanian manusia. dalam menghadapi ketiadaan makna. Namun, Johan yang sudah mendapatkan namanya, yang sudah menekankan eksistensinya sampai-sampai membuatnya membunuh semua orang yang ada di dalam kastil justru melahap monster yang kebarat. Dia menghancurkan dirinya sendiri yang menerima ketidak bermaknaan tersebut demi menguatkan makna yang sudah dia tetapkan. di atas kehidupannya. Pada akhirnya, anak laki-laki itu telah mencapai apa yang ingin dia lakukan. Ia memiliki makna, ia memiliki nama, identitas, arti dari kehidupan. Tetapi tidak ada seorang pun yang tersisa untuk mengenalinya. Inilah ironi yang paling utama. Pengajaran identitas dan makna malah mengarah pada isolasi dan kekosongan total tanpa orang lain. yang menegaskan keberadaannya. Pada akhirnya, sang monster mendapatkan makna di dalam Johan karena Johan merepresentasikan akhir dari perjalanan tersebut. Dan dia adalah perwujudan dari seseorang yang sudah melihat kedalaman dari eksistensi dan memilih untuk hidup di atasnya. Tetap memilih untuk membuat makna meskipun adanya ketidak bermaknaan. Dia tidak mendapatkannya dari validasi eksternal ataupun dari hubungan, tapi dari dirinya sendiri. Dan di sini, Johan memandang dunia yang penuh keheningan, penuh kesepian, penuh kehampaan. Dan menurutnya, ini adalah arti sebenarnya dalam kehidupan. Sebuah realitas sejati, pemandangan hari kiamat. Scenario of Doomsday atau pemandangan hari kiamat adalah salah satu yang sering kita lihat dari Johan dalam cerita ini. Dia sangat menolak eksistensi dari manusia, identitas, ataupun arti itu sendiri. Sampai-sampai dia memiliki kerinduan, semacam visi untuk melihat dunia, di mana semuanya, termasuk kesadaran manusia dan individualitas mereka, hilang, nihil, hapus keketiadaan. Dari dulu, konsepsi mengenai kepunahan atau kiamat sudah digaung-gaungkan dalam tradisi-tradisi kepercayaan. Karena peristiwa itu sangat intuitif Kita semua tahu betul bahwa setiap bangsa besar akan jatuh Dan setiap kehidupan akan mati Yomul Kiyamah dalam Islam, Hari Akhir dalam Kristen Yom Adonai dalam Yahudi Pralaya dalam Hindu, ataupun Maitreya dalam Buddha Dan bahkan sebelum semua itu, banyak mitologi yang juga sudah menggambarkannya Seperti Ragnarok dalam Norse, ataupun Esfandiar dalam Zoroastrianisme Berbedanya adalah, dalam kepercayaan-kepercayaan ini Mereka mencoba memberikan akhir yang jelas untuk memberikan arti dalam kehidupan kehidupan. Sementara manusia modern seperti kita melihat itu justru bukan seperti itu. Cara kita melihatnya justru terkadang membuat kita merasa bahwa dunia tidak memiliki nilai. Kalau semuanya berakhir menjadi debu, kenapa kita harus tetap hidup? Kepunahan sudah merupakan fenomena alam yang terjadi berulang kali sepanjang sejarah bumi. Sejak kehidupan pertama kali muncul, setidaknya telah terjadi 5 peristiwa kepunahan massal. Peristiwa ini tidak termasuk kepunahan kecil yang disebabkan oleh peperangan modern. Setiap kepunahan masal tersebut terjadi, ada perubahan drastis pada keanekaragaman hayat di bumi, menghapus sebagian besar spesies yang ada dan membuka jalan bagi evolusi bentuk kehidupan baru. Mulai dari kepunahan Ordovissium Silur 444 juta tahun yang lalu yang menghabiskan 85% spesies laut. Kepunahan Devon akhir 360 juta tahun yang lalu yang menghabiskan 70-75% spesies. Kepunahan Permian Rias 252 juta tahun yang lalu yang menghabiskan 96% spesies darat dan 70% spesies laut. Kepunahan Rias Jura 200 tahun yang lalu memusnahkan 80% spesies. Dan Kepunahan Kapur Paliogen 66 juta tahun yang lalu yang memusnahkan 80% spesies. memusnahkan 75% spesies. Dan barangkali kita, Homo Sapiens, yang berevolusi sekitar 300 ribu tahun yang lalu, dan telah mendominasi bumi sedemikian rupa dan tidak seperti spesies apapun yang datang sebelumnya, bisa saja. mengalami nasib yang sama. Skenario terbaiknya adalah, spesies kita mungkin mampu bertahan sekitar 1 miliar tahun lagi. Setelah itu, matahari secara bertahap akan menjadi panas seiring waktu. Dalam waktu sekitar 1 miliar tahun, peningkatan luminesi Minositas matahari akan mengakibatkan suhu di bumi meningkat drastis, menguapkan lautan, dan menjadikan planet yang katanya indah ini seperti Venus, panas, gersang, dan tidak layak huni. Ketika matahari memasuki tahap akhir hidupnya dan berkembang menjadi bintang raksasa merah, dalam waktu sekitar 5 hingga 7,6 miliar tahun, matahari akan memperluas atmosfernya hingga mungkin mencapai orbit bumi saat ini. Sesuai dugaan, di tahap ini kehidupan di bumi akan lenyap. Biasanya, gembarin kepunahan pada waktu ini akan menjadi sebuah kondisi yang sangat berbeda. paling sering digambarkan dalam sinema pasca apokaliptik, yang digambarkan dengan lanskap kelabu yang tandus disertai butiran abu yang perlahan jatuh dari langit. Setelah ratusan tahun berlalu, mulai bermunculan pohon hijau besar melilit puing reruntuhan. Di Cakrawala, beberapa orang yang terlihat berkumpul berjalan tertatih-tatih menuju masa depan yang suram. Biasanya, sinema ini menceritakan tentang bencana. Mungkin tumbukan asteroid atau perang nuklir yang menyebabkan kehancuran umat manusia. Torres dan Colbert mengidentifikasikan beberapa potensi penyebab kepunahan manusia. Mulai dari perubahan iklim, pengasaman laut, deforestasi, kepunahan ragam hayati, spesies invasif, polusi, overpopulasi, pandemi, kapastropi teknologi, sampai perang nuklir bisa saja menjadi alasan kepunahan manusia. Dan ini bisa terjadi kapan saja. Namun beberapa orang seperti Emil Thuren, seorang filsuf Romania, justru menanti kejadian ini. Dia mengatakan, mengapa kita tidak mendamaikan diri kita sendiri dengan kemenangan akhir dari ketiadaan? Dengan pemikiran bahwa eksistensi maju menuju ketiadaan dan kehidupan menuju kematian. Bukankah ketiadaan adalah realitas absolut yang terakhir? Choran memperlakukan nihilisme dengan sempurna mengacu pada pandangan Nija. Kenihilan sebagai titik akhir dari logika makna. Dia mendorong dekonstruksi atas gagasan bahwa ada kesatuan yang menjamin hakikat keberadaan dunia. Hingga akhirnya... mengarah pada penerimaan ketidakberadaan melalui kepunahan. Dengan kata lain, Chioran menyarankan bahwa manusia sebaiknya membeli punah daripada terus-menerus berusaha mencari makna yang sebenarnya tidak ada. Kehidupan, eksistensi, identitas, arti, atau apapun itu selalu mengalami penderitaan tanpa akhir dengan terus-menerus mencari arti dari semua ini. Menurutnya, kiamat adalah jalan keluar dari penderitaan kolektif yang dialami manusia. Johan Lieber Melihat akhir dunia, pemandangan hari kiamat sebagai tujuan akhir dari monster, tujuan akhir dari nihilisme. Karena dia bukan hanya sekedar nihilis, tapi entitas yang membawa penolakan akhir terhadap kehidupan, identitas, dan arti itu sendiri. Dia ingin melihat dunia juga seperti ini. Dia ingin menjadikan ini semacam tujuan akhir darinya. Sama seperti yang dilakukan oleh Johan dalam buku The Nameless Monster. Dia ingin menjadi manusia terakhir yang melihat ini terjadi. Menyapkan semua orang. Semua keinginan akan kehidupan, identitas, arti, apapun itu semuanya menjadi debu. Mencapai kebebasan sempurna dimana manusia tidak akan lagi merasakan penderitaan apapun karena tidak akan lagi ada eksistensi yang harus menerimanya. Ini awal mulanya dia lihat terwujud dalam dunia fisik adalah ketika dia dan saudarinya, Ana, melarikan diri ke Cekoslovakia. Dia melihat pemandangan yang sangat sunyi. Nihilisme paling murni, satu-satunya kebenaran di dunia. Dia melihat pemandangan hari kiamat Ada satu hal yang sangat menonjol dalam pemandangan hari kiamat yang dijelaskan oleh Johan Yaitu kesendirian Dia seperti menjelaskan bahwa arti ataupun identitas manusia Hanyalah berarti jika ada hubungan yang mereka ikat Namun jika itu tidak ada, dia akan merasakan kenihilan sejati Dan ini tercapai ketika mereka mencapai pemandangan hari kiamat yang dijelaskan oleh Johan Yaitu hubungan akan nilai atau identitas kita sendiri Dan ini dia berikan kepada Johan General Wolf yang sudah menyelamatkannya dan saudarinya dengan membunuh semua ikatan yang dimiliki Wolf dan meninggalkannya benar-benar sendiri. Terisolasi dengan kesendiriannya yang mengerikan, dia akhirnya bisa merasakan pemandangan hari kiamat yang dilihat oleh Johan. Cioran juga merasakan perasaan yang sama di waktu remajanya. Dia besar dalam lingkungan pedesaan yang terpencil dan tenang di desa Rasinari, Rumania, yang ia kenang dengan nostalgia sebagai surga. Namun, masa kecil yang seolah-olah semangatnya, Terima Terganggu oleh insomnia kronis yang mulai ia alami sejak usia 17 tahun. Krisis eksistensialnya dimulai akibat kurang tidur, dimana ia menghabiskan malam-malamnya berjalan tanpa tujuan di drum Satesk. Terputus dan... Dari keluarganya maupun dunia luar. Insomnia yang berkepanjangan membuatnya semakin sadar. Akan kalapnya eksistensi seiring berjalannya waktu. Yang pada akhirnya membawanya ke dalam keadaan putus asa yang sangat mengerikan. Perasaan kesedihan. Dan Cioran semakin parah setelah ia meninggalkan Rumania dan hidup dalam perasingan di Perancis. Di Paris ia menjalani kehidupan yang penuh renungan dan kesendirian. Sering memikirkan tentang kemunduran peradaban dan kepastian akan datangnya kematian. Yang membuatnya melihat eksistensi manusia sebagai tragedi tanpa makna. Namun menurut Cioran kesendirian adalah cara terbaik untuk merenungkan penderitaan manusia. Sebuah penyakit yang bahkan ilmuwan jarang ingin memikirkan. Kioran menjelaskan bahwa ada keunikan dalam penderitaan yang dialami dalam kesendirian. Penderitaan itu menjadi lebih tersembunyi dari dunia luar dan pada akhirnya lebih mudah dipahami. Dalam kesendirian, penderitaan menjadi sunyi. Orang yang menyendiri tidak terlibat dalam kepalsuan ataupun kemunafikan dan tidak perlu menyembunyikan apapun dari orang lain. Mereka sepenuhnya tenggelam dalam kedalaman eksistensial mereka sendiri yang memungkinkan mereka untuk menemukan kedamaian. dan pemahaman yang lebih dalam tentang penderitaan tersebut. Dia menulis, Menurut Cioran, kesendirian dapat dialami dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan merasakan kesendirian ekspresi. eksistensial dalam dunia, dimana seseorang dapat merasa terasing bahkan ketika berada di tengah-tengah keindahan alam yang luar biasa. Dia merasa terasing dari dunia, tidak peduli apakah dunia itu memukau ataupun suram. Dia tenggelam dalam kemalangan eksistensial. Dan cara yang kedua adalah kesendirian pada dunia itu sendiri yang muncul bukan dari penderitaan subjektif manusia, tapi kesadaran akan keterasingan dunia dari kemalangan yang bersifat objektif. Seolah-olah semua tersebut. keindahan dunia menghilang sekaligus, meninggalkan jejak monokrom. Ketika kita berusaha mencari makna dalam realitas, Realitas yang sebenarnya tidak memilikinya, kita terjebak dalam kontradiksi. Dan disitulah muncul rasa aneh yang kita pertahankan dalam hidup. Kalau kita zoom out dengan jauh ke alam semesta, kita dapat melihat bahwa sebagian besar alam semesta hanyalah kematian. Dan kehidupan di bumi hanyalah kilasan kecil yang tidak berarti. Alam semesta yang terdiri dari materi gelap, energi gelap yang hampir 95%nya tidak bisa kita lihat. Hanya 5% dari semua itu, bintang planet. Galaksi, gas, debu, dan kehidupan yang bisa kita lihat secara langsung. Dan dari 5% itu pun tidak ada yang memungkinkan kehidupan. Mau itu suhu ekstrim, radiasi tinggi, dan kekurangan air dan atmosfer. Sebagian besar planet dan bulan di tata surya kita seperti ini, suhunya ekstrim. Atmosfer beracun atau kondisi lingkungannya mengerikan. Dari miliaran galaksi, masing-masing dengan miliaran bintang dan triliunan planet, sejauh ini hanya bumi yang kita ketahui memiliki kehidupan. Dan dalam usia alam semesta yang sekitar 13,8 miliar tahun, bumi ada hanya sekitar 3,5 miliar tahun. Dan manusia baru ada sekitar 200 ribu tahun. Sangat singkat dalam skala waktu kosmis. Dan menurut model kosmologi saat ini, alam semesta akan terus mengembang hingga para titik tertentu, di mana semua energi akan tersebar dan suhu akan turun mendekati nol absolut. Ini yang mereka sebut sebagai heat death atau kematian panas alam semesta, di mana tidak ada proses fisika yang mendukung kehidupan. Dan pada akhirnya, segala sesuatu akan berakhir dalam kehampaan. Dia menulis, karena kematian adalah iman yang dalam kehidupan, hampir semua kehidupan adalah penderitaan. Cioran berpendangan bahwa dunia sebagaimana adanya seharusnya justru tidak ada. Artinya dunia yang diidealkan oleh para filsuf bahkan oleh... kita tidak mungkin untuk diwujudkan. Segala bentuk gegasan ideal menurut Joran hanyalah ilusi yang dikonstruksi di dalam pikiran manusia, bukan sesuatu yang hadir secara nyata di dunia. Oleh karena itu, ia menolak jenis mitos apapun yang biasanya menghilangkan menghibur manusia dalam menghadapi kekosongan eksistensial. Bagi Cioran, yang nyata bukanlah sesuatu yang ideal, melainkan penderitaan semata. Ia melihat penderitaan sebagai aspek paling mendasar dari realitas kehidupan manusia. Secara statistik, kita dapat mendukung tesis Cioran ini melalui berbagai fenomena global. Misalnya kemiskinan, kelaparan, perang, dan penyakit menunjukkan penderitaan dalam skala besar yang dialami manusia di berbagai belahan dunia. Berita-berita tentang kengerian yang terus berlanjut menjadi bukti. membukti bahwa penderitaan adalah takdir manusia sepanjang hidupnya sehingga coran perpandangan bahwa pandangan hidup atau apapun tidaklah memiliki makna atau yang biasa kita sebut sebagai nihilisme adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia karena manusia menurutnya adalah animal simbolikum et culturalis makhluk yang tidak hanya hidup berdasarkan insting atau naluri alami tetapi juga melalui simbol-simbol dan budaya yang diciptakan untuk mencari makna Manusia tidak seperti hewan yang hanya fokus pada bertahan hidup. Kita menciptakan mitologi, seni, bahkan filosofi dan berbagai sistem nilai untuk memberi arti pada kehidupan kita. Namun, menurut Joran, semua usaha ini pada akhirnya sia-sia. Karena pada akhirnya hanya ada kematian yang menunggu. Apapun yang manusia capai, entah itu budaya, pencapaian moral, atau prestasi besar. Semuanya tidak bisa menghindari kenyataan bahwa hidup penuh penderitaan. Seperti perang. depresi, kelaparan, dan kematian. Bagi coran, usaha manusia untuk mencari makna melalui simbol dan budaya ini hanyalah cara untuk mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa kehidupan pada dasarnya tidak memiliki tujuan akhir yang jelas atau makna yang kekal. Dan entah mengapa, ini benar adanya. Kita butuh cerita, butuh semacam fiksi untuk membangun kehidupan kita diatasnya. Dan ternyata, Johan Liebert juga menggunakan ini untuk melahap orang-orang yang masih bergantung, di mana dia bisa menghapuskan arti mereka dan membuat mereka terjatuh. Johann Liebert, seperti monster yang ada di dalam The Nameless Monster, menggunakan simbol dan budaya yang dimiliki orang lain untuk membuat mereka hancur dari dalam. Dia memakan semua nilai dan identitas yang mereka miliki sampai-sampai tidak tersisa apapun, yang membuat mereka bisa melakukan tindakan-tindakan nihilistik seperti seperti membunuh orang lain atau bahkan menghilangkan diri sendiri. Inilah kenapa dia suka bermain dengan anak-anak, yang merupakan bentar bersih atau suci dari manusia. Mereka nihil dan tidak punya nilai apapun yang berasal dari simbol dan budaya ciptaan manusia. Dan mereka, seperti yang dikatakan oleh Nietzsche, adalah metamorfosis ketiga dari manusia, yang membuat mereka memiliki kapabilitas untuk menciptakan makna baru. Di waktu kecil dengan nama Franz diketahui, Johan bertemu setiap hari dengan veteran tua untuk belajar dan juga mendengarkan cerita dengan seksama. Dan yang paling dia suka adalah cerita tentang perang. Yes, ultimate fear. That reaction of people on the verge of death fascinated him. He toyed with fear. Dia melihat bagaimana manusia bisa menghapuskan segala macam nilai-nilai mereka di saat mereka dihadapkan terhadap kematian. Situasi di ujung kematian adalah ketika arti-arti dari kehidupan paling sering dipertanyakan. Dan kemungkinan kematian menghapuskan semua superficialitas, semua kebohongan. semua topeng dan meninggalkan kebenaran dasar dari manusia dan sifat mereka sebenarnya. Ketika dia dikender Haim 511 sebelumnya, dia juga melakukan hal yang sama. Dia membunuh semua anak-anak dan para staff yang ada di sana dengan melemparkan oli ke api kebencian yang sudah terbentuk di antara mereka. Dia mungkin saja menghapuskan nilai yang membuat mereka masih memiliki kendali moral dan sosial yang ada di dalam pantiasuan itu. Dan dengan menghapusnya, membuat mereka kembali ke sisi mengerikan mereka. Manusia Dan pembantaian ini membuat hanya beberapa orang yang selamat keluar dari situ. Dan Johan membakar panti Yesuhan itu sampai habis. Dan dari sini dapat terlihat bahwa dalam skala kecil dia bisa saja menghapuskan ini dengan cepat. Tidak ada kemungkinan lain yang mengatakan bahwa dia tidak bisa melakukannya dalam skala yang lebih besar, yaitu seluruh dunia. Dan ini dibuktikan lagi dengan penghancuran makna yang dilakukan di Ruhenheim di episode-episode akhir dari cerita ini. Dia memiliki kemampuan untuk menghilangkan makna artifisial yang dipercayai manusia. Dimana makna-makna tersebut adalah yang menjaga manusia untuk tetap hidup dan hidup bersama dengan manusia lainnya. Shoran menulis, Bukankah ketiadaan adalah keselamatan? Tetapi bagaimana? Bagaimana mungkin ada keselamatan di dalam ketiadaan? Jika keselamatan hampir tidak mungkin terjadi melalui keberadaan, bagaimana mungkin keselamatan bisa terjadi melalui ketiadaan sama sekali? Ketidakberadaan bagi kita sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif, bahkan menggunakan. mungkin menakutkan. Meskipun begitu, kita tetap mencoba mencari makna walaupun di tempat yang seakan-akan tidak memberikan makna, seperti tanah tandus Antartika. Bicara soal ketidakberadaan terdengar sia-sia, seperti mimpi di mana kesadaran atau kecerdasan yang bisa kita banggakan justru membawa kita pada penderitaan. Ironisnya, Ariman, dewa kegelapan dalam Zoroastrianisme, malah membantu kita melihat bahwa ada yang salah dalam diri manusia. Sebuah keliasan kehancuran yang kita sadari Tapi tak seorang pun mampu memperbaikinya. Tak ada pemimpin yang cukup kuat untuk menghadapi kenyataan ketidakberadaan ini. Tak ada yang bisa luput dari penderitaan. Dia menulis, kapan dia akan datang? Orang yang bisa membebaskan kita dari semua manusia. Kepunahan kejadian terakhir yang mengerikan namun didambakan oleh Cioran. Membayangkannya berdiri di ketiadaan menyaksikan kematian. Para guru berdoa kepada bintang-bintang yang telah mati. Seperti hanya mimpi tentang kematian. kemanusiaan yang telah hilang. Kita mendengar ledakan yang lebih dasyat daripada cerita tentang bom nuklir terkuat. Bagi Cioran, suara yang indah mungkin adalah melodi dari hari akhir. Di barat dan timur dunia, semua orang berlarian mencari penyelamat. Namun, bagi Cioran, tidak ada yang indah dalam kisah kehidupan. Yang ada hanyalah penderitaan. Kematian seluruh kehidupan, termasuk umat manusia, adalah akhir dari segala malapetaka. Anak-anak yang kelaparan, pengadil yang kejam, raja-raja yang sombong, Peperangan yang sia-sia serta setiap tangisan rahasia kita tentang penderitaan dan kesendirian. Semuanya akan lenyap ke dalam ketidakberadaan yang abadi. Nica menulis, usaha telah berakhir, kesadaran telah berakhir, lagu-lagu kami telah berhenti. Di sana bersinar matahari yang sekarang. Kita adalah para penderita terbaik yang selalu terbebani oleh mimpi-mimpi lama. Ironisnya, selamanya tak mampu menciptakan utopia. Masa depan di mana pohon kehidupan tak lagi memiliki musim. musim semi, hanya kayu balsa. Dari situ akan dibuat peti mati untuk tulang-bulang kita, mimpi-mimpi kita, dan kesedihan kita. Sejarah kita mewarisi bau bangka yang indah yang tersebar selama ribuan tahun. Keagungan tentang perang memposona kita, kita menghabiskan tak terhitung jumlah kehidupan. Di kuburan ketidakberadaan terletak prinsip dan rumus-rumus yang indah tentang alam semesta, terkubur di sana. Begitu pula dengan sesuatu yang kita sebut benar, yang baik, dan para dewa semuanya membusu di sana di ujung waktu dia menulis dengan mengizinkan manusia alam telah melakukan lebih dari sekedar kesalahan dalam perhitungan Sebuah kejahatan terhadap dirinya sendiri. Namun dalam karya Naoki Urasawa, dia membuatnya nyata. Dia membuat Star Maker ini nyata dalam karyanya. Dan bentuknya adalah Johan. Dengan tujuannya akan kiamat, Johan dan 16 monster mengumpulkan kekuatan dengan membuat aliansi dengan Kristoff. Dimana dia nanti akan menguasai politik dan Johan menguasai moneter dunia. Dan bersama-sama mereka akan perlahan menguasai seluruh kuasa yang ada di dunia. Tanpa tahu bahwa tujuan utama Johan adalah... adalah melihat pengacuran dunia, pemandangan hari kiamat. Dan untuk mencapai itu, dia melakukan semacam rooftop games, di mana kita melihat bahwa ketika dia berjalan di atas atap rumah, dia sedang mencoba untuk bermain dengan kematian sebagai pusatnya. Dan ini dia gunakan dalam skala yang jauh lebih besar. Dia ingin melihat seberapa banyak kekecauan yang dapat dihadapi manusia sebelum mereka menyerah pada kehancuran total. Dia mulai dengan menguasai pasar gelap Eropa, dan kemudian mulai ke yang terakhir. terang dengan mengisolasi Schubert dan mendapatkan posisinya sebagai salah satu ekonom paling berpengaruh dan mendapatkan buku tersebut. Dan dia juga berniat untuk bergabung dengan Neo-Nazi di bawah pimpinan DBB dan Peter Sapek untuk menjadikannya pemimpin Jerman terbaru. Menjadikannya sebagai Hitler kedua untuk memimpin umat manusia menuju kehebatan dengan tujuan utamanya yang tersembunyi. yaitu menghapuskan eksistensi seluruh umat manusia dan mencapai pemandangan hari kiamat. Namun yang membuat rencana ini akhirnya tidak terlaksana adalah ketika dia secara tidak sengaja menemukan kembali buku The Nameless Monster di perpustakaan di mana Seward ingin mendonasikan bukunya. Ketika dia membaca itu, dia mengalami semacam kesadaran eksistensial yang membuatnya sampai teriak dan terjatuh pingsan karena mengarikannya semua ini. Beritahu aku, apa yang kau pikirkan adalah kegelapan terakhir? Aku benar-benar berpikir aku sudah mencapai kegelapan tergelap. Apa yang kau bicarakan sekarang? Tapi kemudian, di depan aku. I beheld a darkness even greater still. Johan memutuskan untuk meninggalkan semua rencananya. Ketika dia sudah sadar mengenai The Nameless Monster, dia sadar bahwa ternyata selama ini kenehilan yang dirasakan dan lakukan adalah semacam eksistensialisme. Sebelumnya, Dia percaya bahwa ketika dia menegaskan kehendak dan eksistensinya, berarti dia sedang menjadi perwujudan dari nihilisme itu sendiri. Dia memang benar-benar percaya bahwa yang dilakukan itu adalah semacam ketidak bermaknaan. Dia percaya bahwa dia adalah monster tanpa nama. Tapi dia akhirnya sadar, dia memiliki arti. Dia memiliki nama. Dia bukanlah monster tanpa nama. Dia adalah Johan. Saya dilahirkan di sebuah kota yang langsung dari cerita perintah. Banyak orang yang mati di sana. Dan ketika saya berjalan, saya menanggung diri saya sendiri. Menurut saya, terlihat seperti kita adalah dua orang yang terakhir di dunia. Tidak ada yang memiliki nama yang benar. Ketika dia sadar bahwa keseluruhan kepercayaannya berasal dari buku bergambar dan bukan benar-benar nihilisme, dia mencoba untuk mencoba. Dia mulai mengingat kembali ingatannya yang sudah dihapus di Kinderheim 511. Dia sadar bahwa selama ini dia adalah subjek eksperimen eugenics yang dilakukan Bonaparta. Klaus Pop atau Franz Bonaparta bagian dari polisi rahasia di Ceko melakukan eksperimen eugenics untuk mencari penyakit. Menciptakan pemimpin sempurna bagi umat manusia. Mereka mengumpulkan orang-orang yang sempurna secara fisik. Dan kecerdasan untuk menciptakan ini. Dan mereka percaya bahwa untuk bisa menciptakannya. Dia haruslah tidak memiliki identitas. Dan tidak adanya identitas akan membuatnya tidak memiliki individualitas. Dan tidak adanya itu bisa membuatnya menjadi mesin sempurna. Untuk jadi pemimpin manusia. Namun yang menjadi masalah adalah. Johan dari kecil selalu menggunakan pakaian yang sama dengan saudarinya. Ana. Dan ini menciptakan. akan ilusi bahwa mereka subjek eksperimen itu cuma satu, dan anak dari ibunya cuma satu. Dan yang lebih parah adalah, ketika Bonaparta ingin melanjutkan eksperimen mereka, dengan akhirnya memanggil salah satu dari mereka, mereka meminta ibu Johan untuk memilih yang mana untuk melanjutkan eksperimen. Dan ibunya ragu. Pertama, dia ingin memberikan Johan. Namun kemudian dia akhirnya memberikan anak. Ini memberikan pemikiran mengerikan di dalam pikiran Johan. Ibunya memiliki preferensi. Mereka yang sama, dia. Dia dan Anna yang selama ini tidak ada bedanya sama sekali. Bagian dari satu ternyata adalah dua identitas yang berbeda dan mereka tidaklah setara. Ibunya memiliki cinta yang berbeda kepada mereka berdua. Dan fakta bahwa dia tidak tahu apakah ibunya tahu yang mana Johan dan yang mana Anna membuat ini semakin parah. Karena kebingungan mengerikan yang mengarah pada konklusi yang mengerikan. Bahwa dia selama ini mungkin tidak pernah diinginkan untuk eksis. Dia selama ini tidak pernah dibutuhkan untuk hidup. Ketika Johan dan Anna nantinya diadopsi oleh keluarga Lieberts, Bonaparta datang lagi untuk melihat mereka berdua. Yang tidak diketahui Johan adalah Bonaparta sudah berubah dikarenakan selama eksperimen. Dia ternyata jatuh cinta terhadap mereka. Dia sudah tidak ingin melanjutkan eksperimen yang mereka lakukan sebelumnya. Dan ketidaktahuan Johan ini membuatnya membunuh orang tua angkatnya, keluarga Lieberts. Sama seperti keluarga-keluarga sebelumnya yang mengadopsi mereka. Namun yang berbeda sekarang adalah Anna menyadarinya. Anna melihatnya. Melihat hasil kejadian mengerikan ini dari tindakan saudaranya. Dan ini membuat Johan menunjuk kepalanya sendiri. Menyuruh Anna untuk mengakhiri semuanya. Dia sadar bahwa selama ini yang diinginkan untuk hidup adalah Anna bukan dirinya. Dan akan lebih baik juga kalau dia yang tidak diinginkan mati. Dan Anna mungkin akan hidup lebih baik. Karena dia memiliki rasa yang mendalam terhadap Anna. Dia sadar bahwa nihilisme sejati atau pemandangan hari kiamat adalah ketika dia tidak pernah eksis sama sekali. karena untuk mencapai ketidak bermaknaan sejati, penghapusan eksistensi adalah yang paling mungkin. Karena ketika kita masih menginginkan sesuatu, seperti yang dilakukan oleh Johan dalam The Nameless Monster, atau seperti keinginan akan kepunahan oleh Chioran, kita masihlah memiliki semacam makna yang kita anu, yang membuat kita bukanlah benar-benar nihil, tapi justru eksistensialis, dan membuat kita justru mengafirmasi kehidupan itu sendiri. Walaupun esensinya mereka tidak mengafirmasi kehidupan secara keseluruhan, namun kehidupannya yang menjadi uberman, Star Maker atau Dynamless Monster, Johan masihlah memiliki makna yaitu perwujudan dari proses dalam penghancuran pencarian makna itu sendiri. Dan ini membuat ...menjadi paradoksikal. Namun, yang lebih gelap dari semua ini adalah satu-satunya cara untuk seseorang tidak memiliki esensi adalah ketika semua yang mendasari esensi tersebut lenyap. Dikarenakan esensi baru muncul ketika eksistensi muncul. Quote-unquote apa itu baru muncul ketika dia quote-unquote ada. Dan untuk menghapuskan esensi secara keseluruhan, Johan menganggap bahwa eksistensinya haruslah menghilang. Seakan-akan dia tidak pernah lahir di atas dunia. Perasaan mendalam yang dirasakan ini adalah semacam perjuangan filosofis yang lebih besar yang pernah diungkapkan oleh Alba Kamu yang menyatakan bahwa pertanyaan utama dan paling mendasar mengenai filsafat adalah apakah hidup itu layak untuk dijalani atau tidak. Pergumulannya ini sama dengan yang terjadi dengan Cioran yang Yang terus merenungkan kenapa manusia termasuk dirinya harus menjalani siksaan yang lambat sumber hidup. Dan jawabannya selalu sama. Because I was born. Karena aku lahir. Dan dia merasa bahwa kelahiran itu semacam penyakit personal. Gejala ketidaknyamanan dalam keberadaan. Choran melihat bahwa apapun yang dilakukan manusia dari dulu tidak akan pernah menyelesaikan penderitaan. Yang mengacu pada keyakinan penemuan akan makna. Karena dia menulis hidup tidak hanya tidak memiliki makna. Hidup juga tidak akan pernah memiliki makna. memilikinya. Cioran menyetujui gegasan bahwa makna hanya bisa dipahami dalam konteks dunia yang terbatas. Di dunia yang terbatas, ada tujuan, batasan, dan titik referensi yang jelas. Semua hal yang memungkinkan kita untuk memahami dan mencapai sesuatu yang konkret dalam skala yang kecil. Sebaliknya, bagi Cioran, fenomena di dunia ini tidak terbatas dan pada dasarnya irasional. Dia menulis makna hanya dapat dibayangkan dalam dunia yang terbatas, dimana seseorang dapat mencapai sesuatu. Dimana ada batasan yang menghentikan berat. kemunduran kita, titik-titik referensi yang jelas, dimana sejarah bergerak menuju tujuan yang dibayangkan oleh teori kemajuan ketidak terbatasan mengarah pada ketiadaan karena ia sepenuhnya bersifat sementara, segala sesuatu terlalu sedikit jika dibandingkan dengan ketidak terbatasan namun untuk keberadaan bisa memahami dirinya sendiri tanpa makna menurutnya membuat itu jadi tidak bisa dihadapi, memberikan penderitaan yang mengerikan dan satu-satunya jalan untuk memahami ini Ini adalah dengan penghapusan eksistensi itu sendiri. Seperti yang direncanakan oleh Johan. Menurut Joran, manusia adalah entitas yang terjebak dalam penderitaan, kecemasan, dan keputusasaan eksistensial. Dalam berbagai karyanya, dia terus-menerus berulang kali menekankan bahwa penderitaan adalah inti dari pengalaman manusia. Keberadaan sama dengan penderitaan. Persamaan ini tampak jelas bagi saya. Dalam The Trouble With Being Born, ia menegaskan bahwa eksistensi setara dengan siksaan. Manusia tidak dapat melarikan diri dari penderitaan hanya dengan logika atau penalaran. Sebaliknya, ia menggambarkan hidup sebagai mimpi buruk yang tidak bisa memberikan kelegaan. Bagi Choran, manusia terjebak di antara keinginan untuk mencari makna dan kenyataan bahwa penderitaan adalah bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan. Satu-satunya cara untuk menghentikan penderitaan menurutnya adalah dengan menghapuskan eksistensi itu sendiri. Baginya yang ingin dilakukan oleh Johan ini. Ini adalah kekayaan dan kemewahan yang dimiliki manusia karena memiliki kekuatan untuk memilih kapan dan bagaimana itu berakhir. Kita telah mempertahankan pencarian makna di atas tandusnya tanah realitas hanya karena kita terlalu pintar. Dan itu juga adalah masalah utamanya. Magnum opus dari setiap penderitaan. Kecerdasan adalah pemberian paling langka dalam semesta. Cacing tidak pernah berupaya memikirkan gelagat eksistensinya di dunia bawah tanah. Tetapi saat minggu sore ketika terbang. Terbang di atas langit dengan pesawat termewah sekalipun, manusia tidak lepas dari perasaan kagum atas eksistensinya. Sekalipun kita menyelam ke dasar lautan, proses introspeksi ada di sana. Tidak hilang, menghantui di segala tempat. Barangkali, hingga kita mati. Manusia terlalu cerdas, setiap saat jutaan informasi di dunia diproses dengan sangat cepat oleh otak manusia. Bayangkan saja, transmisi antar neuron hanya memerlukan sekitar 20 milidetik untuk menghubungi. dan menciptakan informasi tentang fenomena. Tidak heran mengapa manusia selalu overthinking. Tidak heran mengapa tercipta peperangan. Tidak heran mengapa kita memiliki hasrat untuk menang. Ada hantu di dalam tubuh biologis kita. A ghost in the machine, kata Gilbert Ryle. Diam-diam mengarahkan kita pada penderitaan yang panjang. Kesadaran lebih dari sekedar duri. Ia adalah berlatih dalam daging. Kesadaran kita sendirilah yang menciptakan kecemasan tentang keberadaan. Kita merasa seperti dikutu. Karena setelah kesadaran menyelesaikan tugasnya, ia perlahan melemah dan akhirnya menghilang. Sebagaimana Olaf Stapelden dalam karyanya Star Maker, menceritakan bahwa yang menulis tentang alam raya adalah seorang eksperimenter yang kadang bosan dan salah. Star Maker menulis tentang hukum alam yang berbeda-beda di setiap alam semesta yang ia imajikan. Dan kesadaran barangkali adalah lukisan yang cacat yang Star Maker biarkan begitu saja, melayang di alam semesta yang tidak terbatas. Terkadang sang pembuat bintang. berkenan menetapkan bahwa setiap makhluk dalam suatu kosmos merupakan ekspresi yang tak terelakkan dan pasti dari dampak lingkungan terhadap leluhur dan dirinya sendiri. Dalam ciptaan lainnya, setiap makhluk memiliki kekuatan untuk membuat pilihan secara bebas dan sedikit bagian dari kreativitas sang pembuat bintang sendiri. Pada akhirnya, Johan ingin mengakhiri semua ini dan mencapai kegelapan yang lebih gelap. Dia ingin menghapuskan eksistensinya secara sempurna. Seolah-olah dia tidak pernah lahir. Dia melakukannya dengan membunuh semua orang yang pernah mengenalnya. Dan dengan itu, dia tidak akan pernah eksis diingatan siapapun. Kemudian, dia berusaha untuk membuat Dr. Tenma yang telah membawanya kembali ke kehidupan untuk menghapuskannya kembali ke ketiadaan. Selain karena Dr. Tenma memiliki kepercayaan mengenai kestaraan nyawa yang ingin Johan hancurkan darinya, ia juga percaya bahwa kalau Dr. Tenma sendiri yang membunuhnya, Itu akan seakan-akan membuatnya seperti tidak pernah diselamatkan olehnya. Dan dia sudah mati ditembak oleh Anna di rumah keluarga Lieberts. Kegelapan yang dirasakan oleh Johan entah mengapa mirip dengan keinginan untuk tidak pernah dilahirkan. Keinginan mustahil untuk mencegah atau mungkin membalikan penderitaan. Namun semuanya sudah terlambat dan konfrontasi yang mereka lakukan adalah sama ketika Johan meminta saudarinya untuk menembaknya. Tidak ada yang berubah. Dokter. Dia sadar bahwa selama ini dia tidak diinginkan, tidak ada yang memberikan validasi atas eksistensinya. Dan dengan dirinya mencoba mengulang semua itu, dia akan kembali ke posisi tidak pernah eksis. Dan di sini, Tenma diperlihatkan pemandangan hari kiamat, di mana dia sudah tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Dan bisa saja, dia membunuh Yohan di situ pada saat itu juga. Namun yang menjadi masalah adalah, dia... tidak jadi mati dan dokter Tenma justru menyelamatkannya lagi. Dia membawa Johan kembali ke kehidupan lagi. Kembali ke eksistensi yang tidak pernah diinginkan. Baik oleh orang lain dan mungkin oleh dirinya sendiri. Dan ini menjadi semacam antitesis dari semua yang dilakukan dan dipercaya oleh Johan selama ini. Tenma yang menyelamatkan Johan walaupun tidak memecahkan absurditas dari keberadaan Johan, tapi dia tidak peduli terhadap semua absurditas itu. Walaupun dia sudah mencapai kenehilan dan melihat pemandangan hari kiamat, Dia tidak terjatuh terhadap nihilisme Dia mungkin tahu bahwa dunia tidak akan memberikan secara jelas keadilan dan kebaikan itu apa Dunia mungkin tidak pernah memberikan nilai terhadap eksistensi manusia Tapi bagaimanapun dia tetap memilih untuk bertindak secara moral dan bermakna Menegaskan bahwa dia bisa tetap hidup dengan nilainya sendiri Dia menyelamatkan Johan bukan karena dia mungkin percaya bahwa Johan bisa saja berubah Tapi karena dia melihat bahwa secara fundamental Johan memiliki eksistensi Dan bagaimanapun itu membuatnya menjadi manusia, entitas yang meskipun penuh dengan kekejaman dan kehancuran, penuh dengan penderitaan yang mengerikan, tetaplah layak untuk hidup. Dan Masa Allah mengatakan bahwa kehidupan tetaplah memiliki nilai terlepas dari apakah dunia mengatakannya ada atau tidak, dan tetap melihatnya sebagai sesuatu yang indah. Dia mungkin saja melihat bahwa tindakannya dalam menyelamatkan kehidupan, termasuk Johan, bukanlah tindakan yang didukung oleh fakta metafisik bahwa setiap kehidupan secara objektif memiliki nilai inherent, tapi hanya dari keyakinan irasionalnya bahwa semua nyawa tetaplah layak untuk diselamatkan. Dia tahu bahwa mungkin banyak penderitaan yang akan dihasilkan dari kehidupan, tapi tetap memilih untuk menghidupinya. Dia tidak tunduk pada absurditas dunia, menolak kekosongan dan tetap bertindak dengan nilainya sendiri. Kita sering menganggap bahwa cukup percaya tidak mungkin untuk membuat sebuah nilai ada di muka bumi. Tapi yang tidak kita sadari, banyak yang kita percayai dan tidak jelas secara objektif kebenarannya, menuntun hidup kita dan itu sudah cukup. Contoh paling ekstrim yang bisa kita lihat di dunia nyata adalah kehidupan Viktor Frankl yang berubah drastis ketika dideportasi ke kamp konsentrasi Nazi. Ia kehilangan istri, orang tua, dan saudaranya, dan terus-menerus menerima kekejaman... di camp yang sudah disediakan oleh partai itu. Namun di tengah penderitaannya, ia menemukan bahwa orang yang memiliki makna hidup lebih mungkin bertahan daripada mereka yang tidak. Yang membuatnya mengambil konklusi bahwa pencarian makna hidup adalah keguguran. kekuatan yang mendasari keberlangsungan hidup manusia. Ini juga menjadi semacam pemberontakan terhadap ide-ide Johan bahwa kancuran total nilai-nilai seseorang akan membawa mereka pada kematian. Karena Tenma, meskipun banyak sekali perjalanannya menunjukkan untuknya harusnya meninggalkan nilainya, dia tetap tidak melakukannya. Walaupun nilainya hancur pada akhirnya, mungkin secara rasional, tapi dia tetap percaya dan memilih untuk menyelamatkan Johan. Sangat tidak rasional, namun itulah manusia. Dan itu justru menghancurkan semua pandangan Johan selama ini tentang nihilismenya. Karena manusia hanya perlu untuk percaya. Adalah perkataan Bonaparta yang dikatakan kepada Anna dan bukan Johan. Dan inilah satu-satunya yang membuat mereka berbeda. Johan tidak pernah mendengarkan itu. Dan itu membuatnya terjatuh pada nihilisme yang mengerikan. Padahal Anna yang mengalami pengalaman yang sama justru... ...muruh jadi manusia yang baik. Karena memang yang dibutuhkan oleh manusia adalah pemikiran bahwa apapun yang terjadi di dunia......apapun fakta meta-etik yang ada di dunia......manusia tetaplah bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. Dan manusia yang cantik ini... bisa memilih untuk tidak menjadi monster. Dan di akhir, ketika Johan menghilang dari tempat tidur, kita dibuat untuk berpikir dan menginterpretasi sendiri. Kalau kita beranggapan bahwa Johan kabur dan akan melakukan hal yang sama lagi seperti sebelumnya, kita mungkin lebih setuju dengan pandangan Johan dan kita setuju bahwa Johan mungkin tidak berubah dari tindakan Tenma. Tapi kalau kita beranggapan bahwa Johan kabur bukan untuk mengulanginya lagi, tapi untuk memperbaiki kehidupannya dan menjadi manusia, kita setuju dengan pandangan Tenma dan kita... kita percaya bahwa Tenma berhasil memberikan antitesis yang kuat terhadap semua keyakinan yang dimiliki oleh Johan. Bagaimana menurutmu? Apakah Johan kembali ke penghapusan eksistensinya? Atau justru dia berubah menjadi manusia biasa dan mungkin menebus semua dosa-dosanya? Terima kasih.