Transcript for:
Pergerakan Nasional Indonesia 1908-1942

Halo Sobat Edson, salam pintar. Jumpa lagi bersama saya, Kak Andi, tutor sejarah Edson.id. Kali ini kita akan membahas materi tentang pergerakan nasional. Yuk, simak bareng-bareng. Sobat Edson, masa pergerakan nasional adalah masa yang berlangsung sejak awal abad ke-20 sampai dengan kedatangan tentara Jepang yang kemudian menduduki Indonesia. Oleh karena itulah, periodisasi dari masa tersebut Pergerakan Nasional ditandai dengan adanya pembentukan Budi Utomo pada tahun 1908 sampai dengan kedatangan pasukan Jepang yang kemudian berhasil mengalahkan Belanda sehingga Belanda kemudian menandatangani sebuah perjanjian atau kapitulasi yang dikenal dengan nama Kapitulasi Kalijati. Dimana Kapitulasi Kalijati ditandatangani pada tahun 1942. Sehingga masa pergerakan nasional berlangsung kira-kira selama 34 tahun. Dari tahun 1908 sampai 1942. 1908 ditandai dengan berdirinya Budi Utomo Dan berakhir pada tahun 1942 dengan dimulainya masa pendudukan Jepang. Sekarang kita lihat, apa kemudian ciri-ciri yang tampak pada masa pergerakan nasional? Ciri-ciri yang kemudian menandai dimulainya masa pergerakan nasional? Kemudian nanti kita juga akan melihat faktor pendorong apa saja yang mengakibatkan lahir pergerakan nasional di Indonesia. Serta kita juga nanti bisa membagi sikap-sikap yang kemudian dimunculkan oleh organisasi-organisasi pada masa pergerakan nasional. Yang pertama kita akan bahas adalah ciri-ciri yang Yang menandai dimulainya masa pergerakan nasional. Dimana kita ketahui sebelum pergerakan nasional dimulai. Muncul perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia menghadapi kolonialisme bangsa barat. Dimana ciri-ciri yang tampak pada perjuangan sebelum abad ke-20. Ditandai dengan adanya gerakan atau perlawanan yang menggunakan kekuatan bersenjata. Kemudian dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik. Serta bersifat. cepat kedaerahan, dan juga kemudian mudah dipecah belah oleh bangsa barat. Nanti terjadi perbedaan yang cukup signifikan, perbedaan yang drastis dari perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum abad ke-20 dengan perjuangan yang dilakukan pada masa pergerakan nasional. Maka sekarang kita lihat ciri-ciri apa yang kemudian tampak dari perjuangan pada masa pergerakan nasional. Yang pertama adalah dipimpin oleh golongan elit terpelajar. Yang kedua menggunakan organisasi modern. Kemudian yang ketiga bersifat . Nasional, serta yang keempat tidak mudah dipecah belah. Nah kita bisa melihat ini adalah ciri-ciri yang kemudian menandai masa pergerakan nasional di Indonesia. Yang pertama adalah dipimpin oleh golongan elit terpelajar. Bagaimana kemudian golongan elit terpelajar ini tampil sebagai pihak yang kemudian kemudian memberikan upayanya untuk menuju kemerdekaan Indonesia. Kita tahu bahwa pada tahun 1901, melalui usulan dari Theodor van de Venter, yang kemudian mengatakan dalam tulisannya berjudul N.R.S. atau hutang kehormatan bahwa sudah sepantasnya kemudian negeri Belanda memberikan balas jasa kepada Hindia Belanda atau Indonesia yang telah membantu kemakmuran negeri Belanda. Dimana dalam perkembangannya kita tahu bahwa usulan Van de Venter yang kemudian dikenal sebagai politik etis atau trias etika memberikan tiga hal kepada penduduk pribumi Hindia Belanda atau Indonesia. Yang pertama adalah edukasi, yang kedua adalah irigasi, dan yang ketiga adalah transmigrasi. Edukasi adalah memberikan pendidikan kepada penduduk bumi putra atau penduduk peribumi Hindia Belanda. Yang kedua, irigasi dengan memberikan pengairan kepada sawah-sawah milik petani peribumi Hindia Belanda. Dan yang ketiga adalah transmigrasi, perpindahan penduduk dari daerah yang padat menuju daerah yang jarang penduduk. penduduknya. Dalam perkembangannya, politik etis atau trias etika ini memang dimanfaatkan lagi-lagi untuk kepentingan pemerintah kolonial sebagai contoh edukasi atau pendidikan yang seharusnya diberikan secara luas kepada penduduk peribumi Indonesia atau Hindia Belanda ternyata dimanfaatkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan suatu tenaga kerja yang terdidik tetapi dapat dibayar dengan upah yang murah. Sehingga edukasi kemudian melenceng dari tujuan awalnya memberikan pendidikan dengan seutuhnya, tapi malah dimanfaatkan untuk menciptakan tenaga-tenaga terdidik yang dapat dibayar dengan upah yang murah. Yang kedua, irigasi. Seharusnya, salah-salah milik para petani pribumi yang kemudian diairi. Dalam perkembangannya, justru, lahan-lahan perkebunan milik pengusaha asing swastala yang kemudian mendapatkan manfaat dari pengairan atau irigasi tersebut. Kemudian, transmigrasi atau perpindahan penduduk ini malah dimanfaatkan oleh pemerintah kolonial untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga. tenaga kerja, atau kuli-kuli perkebunan di perkebunan-perkebunan milik pemerintah kolonial maupun milik pengusaha asing swasta. Tapi setidaknya dari politik etis muncul kemudian golong elit terpelajar yang mendapatkan pendidikan ala barat. Kita tahu bahwa setidaknya ada beberapa sekolah yang kemudian dibentuk, diciptakan oleh pemerintah kolonial untuk penduduk pribumi. Di antaranya untuk tingkat sekolah dasar kita dapat menyebutkan Ada ELS, ada HIS, maupun ada Volkskul. ELS atau European Leisure School, ini biasanya siswanya terdiri atas golongan Eropa, sebagian besarnya adalah golongan Eropa, dan sebagian kecil saja penduduk pribumi. Kemudian HIS, Holland Inland School, di mana setengah dari siswa HIS adalah orang-orang pribumi, di mana mereka biasanya menduduki status yang tinggi di dalam. dalam masyarakat pribumi. Dan kemudian folk school, sekolah rakyat. Nah, itu adalah beberapa sekolah yang kemudian didirikan oleh pemerintah kolonial dalam upayanya memenuhi politik etis. Nah, jadi di bidang edukasi dengan adanya pendidikan yang dibuka oleh pemerintah kolonial muncullah kemudian golongan elit terpelajar. Dimana golongan elit terpelajar ini di kemudian hari nantinya akan membawa semangat nasionalisme dalam upaya mereka untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan yang di dilakukan oleh Belanda Nah, jadi di sini kita bisa lihat bahwa ciri-ciri pergerakan nasional yang pertama dipimpin oleh elit terpelajar. Tidak lagi mesti dipimpin oleh tokoh karismatik. Sebagaimana perlawanan yang muncul sebelum abad ke-20. Ciri berikutnya adalah menggunakan organisasi modern. Ini juga berbeda dengan perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum abad ke-20. Dimana kita tahu sebelum abad ke-20 perjuangan yang digunakan bangsa Indonesia. untuk mengalahkan kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa barat adalah dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Tapi sebagaimana yang kita ketahui pula bahwa kebanyakan perjuangan bersenjata yang digunakan oleh bangsa Indonesia berakhir dengan kekalahan. Nah, pada masa pergerakan nasional yang dilakukan kemudian oleh bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya adalah dengan memanfaatkan, menggunakan organisasi-organisasi modern. Kita tahu diantaranya... Nah, organisasi modern diantaranya adalah Budi Utomo, kemudian ada Sahrekat Islam, ada Indis Cepartai, ada Partai Nasional Indonesia, dan lain sebagainya. Ini adalah organisasi-organisasi modern yang digunakan oleh bangsa Indonesia untuk mendapatkan... kemerdekaannya dari kolonialisme, dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat. Ciri yang ketiga adalah bersifat nasional. Artinya apa? Artinya ada upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan. perdekaan secara nasional, secara menyeluruh. Mulai dari wilayah Sumatera sampai wilayah Papua. Hal ini tentu saja berbeda dengan perjuangan yang terjadi sebelum abad ke-20. Dimana kita tahu bahwa ciri perjuangan sebelum abad ke-20 bersifat kedaerahan. Artinya persatuan saat itu belum terbentuk. Maka dengan adanya sifat nasional ini yang kemudian Sumatera... Makin ditandai dengan adanya Kongres Pemuda II pada tahun 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda, kita tahu bahwa para pemuda kemudian menyatakan sikapnya untuk membentuk tanah air yang satu, bangsa yang satu, serta menggunakan bahasa persatuan, yaitu Indonesia. Dan yang keempat adalah tidak mudah dipecah belah. Ini tentu saja berbeda dengan perjuangan yang muncul sebelum abad ke-20, dimana perjuangan sebelum abad ke-20 mudah dipecah belah. dipecah belah oleh Belanda atau di mana Belanda kerap menggunakan politik divide et impera. Maka di sini kita dapat melihat inilah ciri-ciri yang kemudian tampak pada masa pergerakan nasional. Sekarang kita lihat apa saja kemudian faktor yang mendorong timbulnya pergerakan nasional. Nanti kita dapat membagi faktor pendorong yang mengakibatkan lahirnya pergerakan nasional di Indonesia menjadi faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam serta faktor Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar. Kita lihat yang pertama terlebih dahulu. Faktor internal apa yang mengakibatkan lahirnya pergerakan nasional? Yang pertama adalah penderitaan akibat penjajahan. Kita tahu bahwa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat terhadap Indonesia membawa kesengsaraan terhadap rakyat Indonesia. Sejak masa Portugis sampai dengan masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat terhadap Indonesia dilakukan oleh bangsa barat kerap mengakibatkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Satu yang dapat kita sebutkan adalah saat pemerintah kolonial Hindia Belanda menerapkan kebijakan sistem tanam paksa atau kultur stelsel yang mengakibatkan terjadinya bencana kelaparan dan kemiskinan yang dialami oleh para petani peribumi Indonesia. Sebagai contoh, wilayah Demak dan Gerobogan adalah dua daerah di Jawa Tengah yang mengalami kelaparan parah sebagai akibat penerapan sistem kultur stelsel atau sistem tanam paksa. Di sini tampak bahwa penderitaan akibat penjajahan mendorong lahirnya upaya untuk melepaskan dari bangsa Indonesia dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat. Yang kedua, adalah adanya kenangan akan kejayaan masa lalu. Adanya kenangan akan kejayaan masa lalu. Kita tahu bahwa pada masa Hindu-Buddha, ada Sriwijaya, ada Majapahit, dua kerajaan yang amat besar pada zamannya. Pada masa Islam, kita tahu ada Kesultanan Aceh, ada Kesultanan Mataram Islam, ada Kesultanan Makassar yang juga menjadi penguasa di masing-masing wilayahnya. Maka kenangan akan kejayaan masa lalu ini kemudian mengakibatkan timbulnya memori, timbulnya kesadaran bahwa bangsa Indonesia sahabatnya seharusnya dapat merdeka, seharusnya dapat melepaskan diri dari penguasaan yang dilakukan oleh bangsa asing. Jika di masa lalu saja, ada Sriwijaya, ada Majapahit yang menggambarkan kebesaran Kepulauan Nusantara, maka kenapa tidak kemudian bangsa Indonesia bisa kembali menjadi bangsa yang besar, lepas dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Yang ketiga adalah munculnya. Elit Terpelajar dimana kita telah membahas bahwa kemunculan elit terpelajar sebagai akibat adanya edukasi yang diberikan oleh pemerintah kolonial dengan penerapan politik etis ternyata membawa dampak positif dengan dimana golongan elit terpelajar ini kemudian menjadi pionir menjadi orang-orang yang mendorong lahirnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia kita tahu nanti muncul tokoh-tokoh seperti Dr. Sutomo kemudian muncul pula Cipollini Cipto Mangunkusumo, kemudian Setiabudi Danudirjo, kemudian ada Soekarno, Muhammad Hatta, Sultan Syahrir, dan lain sebagainya. Dimana mereka adalah golongan elit terpelajar yang nantinya di kemudian hari membawa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Itu adalah faktor internal yang mendorong lahirnya pergerakan nasional. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah masuknya paham-paham baru. Dimana paham-paham baru yang kemudian masuk ke Indonesia pada masa pergerakan nasional diantaranya adalah paham demokrasi, paham nasionalisme, paham sosialisme, dan paham pan-islamisme. Kemudian yang berikutnya faktor eksternal yang mengakibatkan lahirnya pergerakan nasional adalah Bangkitnya nasionalisme di kawasan Asia Afrika Bangkitnya nasionalisme di kawasan Asia Afrika. Kita tahu bahwa negara-negara di kawasan Asia Afrika umumnya adalah negara-negara yang terjajah. Lantas akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ternyata muncul nasionalisme di kawasan Asia Afrika. Kita dapat menyebutkan, muncul kemudian nasionalisme rakyat Mesir yang saat itu berupaya untuk melawan penjajahan yang dilakukan oleh Inggris. Muncul pula kemudian nasionalisme rakyat Jepang lewat gerakan restoran. Eksplorasi Meiji. Muncul pula kemudian gerakan nasionalisme rakyat Tiongkok atau Cina. Dan lain sebagainya. Termasuk juga di kawasan Asia Tenggara kita dapat menyebutkan munculnya nasionalisme di Filipina yang dipimpin salah satunya oleh Jose Rizal. Maka kebangkitan nasionalisme di kawasan Asia Afrika mendorong pula munculnya semangat pergerakan nasional untuk membawa kemerdekaan Indonesia. Dan yang ketiga, ini merupakan faktor khusus. Yaitu kemenangan. yang diraih oleh Jepang atas Rusia dalam perang yang terjadi tahun 1904-1905 dimana dalam perang tersebut Jepang yang merupakan bagian bangsa Asia berhasil mengalahkan Rusia yang merupakan bagian dari bangsa Eropa. Kemadangan Jepang ini membawa dampak signifikan, yaitu bangkitnya keyakinan bangsa Asia bahwa bangsa Asia dapat mengalahkan bangsa Eropa. Karena sebelumnya, muncul semacam mitos di mana bangsa Asia meyakini bangsa Eropa adalah bangsa yang tidak terkalahkan. Dengan kekalahan Rusia atas Jepang, maka semangat bangsa Asia untuk melepaskan diri dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat atau bangsa Eropa kemudian bangkit, kemudian muncul. Inilah faktor-faktor yang mendorong lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. Berikutnya, kita akan membahas tentang Sikap dari organisasi pada masa pergerakan nasional Dimana sikap organisasi pergerakan nasional dapat kita bagi menjadi dua sikap utama. Yang pertama bersikap kooperatif atau mau diajak bekerja sama. Dan sikap non-kooperatif. Sikap kooperatif ini biasanya muncul pada organisasi-organisasi yang bersifat sosial keagamaan. Sedangkan sikap non-kooperatif biasanya muncul pada organisasi yang bersifat politik. Contoh organisasi yang bersikap kooperatif diantaranya adalah Budi Utomo, kemudian Sarekat. Islam. Sedangkan organisasi yang memiliki atau memilih sikap non-kooperatif diantaranya yang dapat kita sebutkan adalah Indis Jepartai atau IP, kemudian Perhimpunan Indonesia atau PI, dan Partai Nasional Indonesia atau PNI. Nah ini adalah sikap yang secara umum tampak pada organisasi pergerakan nasional. Baik sikap kooperatif yang ditunjukkan oleh organisasi. organisasi sosial keagamaan, serta sikap non-kooperatif yang ditunjukkan oleh organisasi-organisasi politik. Nantinya, organisasi yang bersikap non-kooperatif akan digelari sebagai organisasi radikal. Oleh siapa? Oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Bagaimana dapat dipahami? Demikian Sobat Edson pembahasan materi mengenai pergerakan nasional di Indonesia. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi Sobat Edson sekalian. Terima kasih, jumpa kembali bersama saya di pembahasan-pembahasan video selanjutnya. Tentu saja dengan saya, Kak Andi, tutor sejarah Edson.id. Salam Pintar! Sekian Sobat Edson untuk video pembelajaran hari ini. Sampai ketemu lagi di video belajar berikutnya. Jangan lupa aktifkan notifikasi untuk video terbaru kami ya. Sobat Edson juga bisa mengunjungi edson.id dan temukan ribuan video pembelajaran. Sampai jumpa Sobat Edson. Salam Pintar! Terima kasih.