Transcript for:
Keteguhan Iman Bilal bin Robah

Intro Kisah Nabi Muhammad SAW Kisah Bilal bin Robah Mu'azzin pertama di jaman Rasulullah Intro Bilal bin Roba adalah budak milik Umayyah bin Khalaf, seorang pemuka kaum kafir Quraish. Ketika Umayyah mendengar bahwa budaknya masuk Islam, ia marah dan menyiksa Bilal. Abu Bakar yang melihat Bilal disiksa merasa lalu yang membeli dan memerdekakannya. Bilal bin Robah berperan penting dalam sejarah Islam sebagai mu'adzin pertama yang dipilih langsung oleh Rasulullah SAW. Namanya Bilal bin Robah. lahir dari rahim seorang ibu bernama Hamamah, 43 tahun sebelum hijriah, di daerah Asaroh. Sedangkan ayahnya bernama Robah. Hamamah adalah budak wanita berkulit hitam. Maka kerap kali Bilal dijuluki Ibnu Sauda, yang artinya putra wanita hitam. Bilal tumbuh besar di kota Umul Kuro, sebuah daerah di Mekah sebagai budak keluarga Abu Dar, mengikuti ibunya. Namun ketika majikannya meninggal, mereka mewariskan Bilal kepada ibu. kepada Umayyah bin Khalaf dari Bani Jum'ah. Majikan baru Bilal ini merupakan salah satu pembuka kaum kafir Quraish. Suatu kali secara tidak sengaja, Bilal mendengar percakapan Umayyah dengan para tamunya tentang Nabi Muhammad SAW. Mereka sedang merencanakan sesuatu untuknya. Katakan saja bahwa Muhammad itu gila. Muhammad tidak menangis terseduh-seduh atau berbisik-bisik layaknya orang gila. Dia normal seperti manusia biasa. Semua orang juga tahu itu. Kalau begitu katakan bahwa Muhammad itu tukang sihir atau dukun. Lebih terdengar masuk akal. Tapi dia tidak mengucapkan mantra-mantra atau mengeluarkan tali layaknya tukang sihir yang pernah kita temui. Mereka terus berpikir dan berpikir tentang julukan apa yang layak disematkan pada Rasulullah. Namun kemudian mereka menyerah. Apa boleh buat? Kita terpaksa berurunya begini begitu agar orang-orang tidak mengikuti ajarannya dan tetap berpegang teguh pada ajaran nenek moyang kita. Aku yakin orang-orang lemah dan miskin itu mempercayai ucapan kita. Ah, sulit sekali mencari kelemahan Muhammad. Dia terlalu sempurna sebagai seorang manusia. Semestinya Nabi terakhir tidak akan berpikir. Bila penasaran dengan sosok yang sedang mereka bicarakan. Ia pun mencari tahu lebih banyak tentang Nabi Muhammad SAW dan ajaran yang dibawa beliau. Ternyata ada beberapa orang yang dikenalnya telah masuk Islam. Pada suatu malam, Bilal melihat cahaya keimanan dari hati kecilnya. Mengapa hatiku lebih condong kepada Islam? Walaupun aku belum mengenal ajaran baru itu. Apakah ini sebuah petunjuk dari Allah kepada aku? Lebih baik besok ketemu Rasulullah di rumahnya. Seperti yang direncanakan, keesokan harinya Bilal menemui Rasulullah dan menyatakan keislamanya. Selamat datang kepada cahaya Islam dan iman. Wahai saudara-ku Bilal, silakan engkau ikuti perkataanku setelah ini. Ashadu an la ilaha illallah wa ashadu anna muhammadan rasulullah Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah Berita tentang keislaman Bilal tersebar sampai ke telinga Umayyah. Dia tak menyangka bahwa budaknya itu akan mengkhianati dirinya seperti ini. Apa? Berani-beraninya dia? Aku mendengar berita ini dari budakku kemarin. Budakmu itu sungguh tak tahu malu. Lihat saja, akan aku beri pelajaran nanti. Umayyah tidak main-main dengan perkataannya. Benar saja, ia menyiksa Bilal sejak hari itu. Aku masih menikmati penderitaannya. Itulah akibat dari orang yang melanggar perintahku. Sebelum habis kesabaranku, katakan sekali saja hal baik tentang Tuhan berhala. Tidak, aku tidak mau mengatakannya. Baiklah kalau engkau menolak. Tuanku akan menyiksamu lebih kejam dari ini. Sore harinya, Pilal diseret ke Romdo. Sebuah tempat yang permukaan tanahnya rata dan berpasir panas. Jika ada orang yang melemparkanmu, Ketika dia menemparkan daging di sana, pastilah matang sempurna. Para Al-Ghojo itu meletakkan batu besar di atas dada Bilal, menghimpitnya sampai sesat. Namun hal tersebut tidak menggoyahkan keimanan Bilal. Ia terus menyebut asma Allah semampun. Bilal terus disiksa sepanjang hari tanpa diberi makan dan minum. Bilal tampak menikmati penyiksaan yang dilakukan para Al-Ghojo majikannya. Ia tahu bahwa pembelaan ini dilakukan untuk mendapatkan keridon Allah SWT. Ia terus berkata bahwa Tuhan itu satu. Saat malam tiba, para Al-Ghojo merasa kasihan dan lelah menghadapi Bilal yang keras kepala. Sedangkan Umayyah memperhatikan mereka dari kejauhan. Besok katakan yang baik-baik tentang Tuhan berhala. Setelah itu kami akan melepaskanmu. Memangnya engkau tidak lelah seperti ini. Kami telah letih menyiksamu seolah-olah kami yang sedang tersiksa. Bilal tetap kukuh pada pendiriannya tidak mau meninggalkan Islam. Umayyah yang melihat penolakan Bilal berjalan mendekatinya. Dasar budak celaka, aku ingin peristiwa ini disaksikan oleh para budak yang melawan perintah majikannya. Kejadian yang sama berulang di hari berikutnya. Terkadang Um Maya sangat kesal terhadap Bilal, sampai menyuruh anak-anak untuk menyeret Bilal. Bilal keliling perbukitan dan jalanan Mekah. Sepanjang perjalanan, bibir Bilal terus mengemakan asma Allah. Orang-orang yang melihat Bilal merasa kasihan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu munculan, Itulah sekelompok penipu mendekati Umayyah. Hei Umayyah, bukankah Bilal itu anak buah kita? Pasti dia tidak ingin karena keislamannya itu nama Kabilah kita, jadi ejekan dan cemohan kaum Quraisy. Bukankah begitu, wahai Bilal? Bilal menatap tajam orang yang berbicara dan semakin mengeraskan suaranya. Ahud! Seperti hari-hari sebelumnya, Bilal dibawa ke Romdo untuk dipanggang. Orang-orang berdatangan untuk melihat seorang budak berkulit hitam yang disiksa tuannya. Mereka tidak tahu bahwa budak itu menikmati penyiksaan majikanya. Allah SWT telah membuat tubuhnya kuat dan tebal agar Bilal tidak merasakan sakit. Ahud! Ahud! Ahud! Suara apa itu? Sepertinya ada orang yang kesakitan. Abu Bakar Kar yang mendengar rintihan Bilal bergegas mendekati kerumunan. Sudah berapa lama ini terjadi? Sejak budak itu menyatakan keislamannya, dia disiksa seperti ini. Tapi anehnya, dia kuat bertahan sampai sekarang. Budak memang seharusnya menuruti perintah majikan. Lagi pula, untuk apa dia masuk Islam jika akhirnya disiksa seperti ini? Abu Bakar sangat menyesal baru mengetahui penyiksaan Bilal hari ini. Harusnya aku lewat daerah ini sejak... kemarin. Sungguh saudara aku Bilal yang malang. Abu Bakar mendekati Umayah dan mencoba menawar Bilal. Wahai Umayah, engkau sungguh kejam terhadap budakmu sendiri. Tidak takutkah engkau kepada hari pembalasan? Perbuatanmu ini sungguh tidak manusiawi. Meskipun dia budakmu, dia juga manusia sama seperti kita. Enak saja engkau bicara. Dia tidak sama seperti kita. Dia sama seperti engkau. Jadi sekarang engkau yang harus bertanggung jawab atasnya. Ini terjadi karena perbuatan saudara seimanmu. Baiklah, akan kubeli budakmu. Sekarang tolong hentikan segesaankan. kejam itu padanya. Umayah yang mendengar penawaran Abu Bakar merasa sangat lega. Akhirnya, satu beban ku terlepas juga. Lelah juga aku menyiksa Bilal. Sebaiknya aku jual saja budak seyalan itu dengan harga yang mahal kepada Abu Bakar. Katakan, berapa angka menjualnya? Berikan padaku sembilan ukiah emas. Ini, ambillah. Kemudian Bilal dituntun oleh Abu Bakar meninggalkan tempat penyiksaan itu. Umayyah yang melihat keduanya malah mencemooh. Wahai Abu Bakar, demi Tuhan Lata dan Uzzah, jika engkau hanya sanggup memberkanku satu ukiah saja, aku juga akan melepaskannya. Abu Bakar yang mendengar cemohan Umayyah langsung berbalik badan dan membalasnya. Hal itu ia lakukan untuk menjunjung tinggi kehormatan saudaranya seiman. Demi Allah, jika engkau menjualnya seratus ukiah pun, aku tetap akan membelinya. Tidak hanya Bilal, penyiksaan juga terjadi pada budak-budak dan sahabat muslim yang tidak memiliki perlindungan yang kuat. Wahai Rasul, aku baru saja membebaskan seorang budak yang disiksa majikanya karena masuk Islam, namanya Bilal. Iya, aku ingat dia. Sekarang bagaimana keadaannya? Sekarang dia aman bersamaku. Terima kasih, wahai sahabatku. Engkau sungguh berhati mulia. Ternyata tidak hanya Bilal, para budak lain dan... Orang-orang miskin menjadi santapan kaum kafir untuk melawan kita. Pada tahun ke-13 ke-Nabian, Bilal hijrah ke Madinah bersama kaum muslimin. Sekarang ia tinggal di kediaman Abu Bakar dan Amr bin Fihar. Pernah suatu ketika, Bilal merasakan kerinduan terhadap kampung halamanya di Mekah. Terkadang ia melantunkan syair sebagai ungkapan kerinduan. Tuhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti aku bermalam di fak dikelilingi pohon izikir dan jalil. Akankah suatu hari nanti aku minum air mijana. Akankah aku melihat lagi pegunungan Syamah dan Taufil. Selain merindukan lembah dan pegunungannya, Bilal juga merindukan kenikmatan iman saat disiksa oleh majikannya. Peristiwa itulah yang membuatnya semakin mencintai Islam Sekarang di Madinah, Bilal dapat hidup tenang bersama Rasulullah Kemanapun beliau pergi, Bilal selalu mengikuti Bahkan saat pembangunan Masjid Nabawi selesai, Rasulullah menunjuk Bilal sebagai mu'azin Nabi Muhammad menjelaskan tentang keutamaan sholat berjamaah Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Riwayat Bukhari nomor 645 dan Muslim nomor 650. Wahai umatku, solat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding dengan solat sendirian. Wahai Rasul, bagaimana cara kita dapat solat berjamaah jika rumah kita saling berjauhan? Dalam hal ini, kita membutuhkan sebuah penanda masuknya waktu solat agar bisa datang ke masjid bersama-sama. Jadi, tidak ada yang tertinggal solatnya. Iya engkau benar, mari kita bicarakan hal ini besok Kesokan harinya, Nabi Muhammad dan beberapa sahabat bermusyawarah mencari solusi Seorang bernama Abdullah Ibnu Zaid menceritakan tentang mimpinya semalam Wahai saudara-saudaraku, semalam aku mendapatkan pertanda lewat mimpiku. Seorang manusia berpakaian serba hijau membawa lonceng di tangannya. Melewatiku sambil membunyikan lonceng, lalu aku menghentikannya dan bertanya, Hai hamba Allah. Apakah lonceng itu akan dijual? Akan kamu gunakan untuk apa? Untuk memanggil kaum muslimin menuju sholat. Maukah engkau kutunjukkan yang lebih baik dari itu? Ya, baiklah. Tidaklah. kamu ucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar ashadualla ilahaillallah ashadualla ilahaillallah ashaduanna Muhammad Rasulullah ashaduanna Muhammad Rasulullah Hai ya Allah sholat Hai ya Allah sholat Hai ya Allah sholat Hai ya Allah sholat Allahu Akbar Allahu Akbar la ilahaillallah Wahai Abdullah Ibn Zaid, mimpimu adalah sebuah petunjuk bagi kita. Sekarang aku akan membeli seseorang yang tepat untuk memandangkan azan. Siapakah orang itu, ha'rosul? Dia bekas Buddha Umay yang telah dimerdekakan Abu Bakar. Dia Bilal bin Robah. Dia terkenal teguh berpendirian ketika mengucap ahad, ahad di tengah siksaan yang dideritanya. Ya, suaranya juga merdu dan lantang. Bahkan tempoh hari aku pernah mendengarnya bersiair. Setelah menunjuk Bilal sebagai mu'azim, Nabi Muhammad mengutus seseorang memanggil Bilal ke hadapannya. Tolong, panggilkan Bilal kemari. Baik, wahai Rasul. Wahai Bilal, sekarang engkau memiliki tugas baru. Apa itu wahai Rasul? Mulai saat ini, setiap kali masuk waktu sholat, engkau harus naik ke manana masjid mengumumkan azan. Azan adalah pemberitahuan kepada umat Islam untuk melaksanakan sholat lima waktu. Merupakan sebuah kehormatan bagiku, wahai Rasulullah. Terima kasih banyak atas kepercayaanmu kepadaku. Hari ini Nabi Muhammad SAW mengangkat derajat Bilal bin Robah, seorang mantan budak menjadi mu'azin yang suaranya menggema ke seluruh pelosok negeri, mengisi semangat kaum muslimin untuk sholat terjamaah. Kemudian Bilal dijuluki mu'azin ar-Rasul dan menjadi mu'azin pertama dalam sejarah Islam. Aisyah Allah Demikianlah sepenggal kisah tentang Bilal bin Robah Muazzin pertama di jaman Rasulullah Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini? Pertama, hendaknya kita mencontoh sosok bilal yang tidak goyah meskipun disiksa demi mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT. Dan kedua, sebaiknya kita mengutamakan sholat berjamaah 5 waktu dalam sehari. Jangan sungkan untuk mengajak keluarga atau teman sholat berjamaah. Karena selain amar ma'ruf, kita juga mendapat pahala yang berlipah dari sholat berjamaah. Wa'alaikumussalam. Bisa wab