Transcript for:
Nilai Berorientasi Pelayanan ASN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua Pada video kali ini Saya akan mencoba menjelaskan Secara overview mengenai Apa saja materi yang dituangkan Atau apa saja bahan yang terdapat dalam Modul pelatihan khususnya nilai berorientasi pelayanan yang disampaikan pada pelatihan dasar calon aparatur sipil negara dimana sebagaimana kita ketahui nilai dasar ASN pada saat ini adalah berakhlak Berahlah tersebut merupakan akronim dari tujuh nilai Salah satu nilai tersebut adalah nilai tentang berorientasi pelayanan Kita akan memulai terlebih dahulu dengan mengapa kita harus melakukan internalisasi terhadap nilai dasar Di mana, sebagaimana kita ketahui, dalam lima prioritas kerja Bapak Presiden Jokowi Jokowi dan Bapak Wakil Presiden Maruf Amin terdapat dua hal yang sangat berkaitan dengan birokrasi dan ASN khususnya yaitu tentang penyederhanaan birokrasi yang nomor 4 dimana penyederhanaan birokrasi itu lebih pada bersifat stroke of defense atau bersifat permusuhan kebijakan dimana dengan kebijakan yang sudah kita buat diharapkan penyederhanaan birokrasi dapat bangsa langsung bisa dilaksanakan namun yang tidak kalah pentingnya adalah program prioritas pertama yaitu pembangunan SDM dimana pembangunan SDM tentu tidak bisa dilaksanakan atau atau tentu sangat terhadap kaitannya dengan perubahan perilaku atau behavior change maka pada kesempatan ini kita mengharapkan ada dalam rangka pembangunan SDM khususnya SDM ASN juga perlu ada perubahan perilaku menuju nilai dasar yang sudah ditetapkan tersebut sebelumnya kita tentu mengenal mengenai basic change model dimana hasil itu sangat ditentukan oleh perilaku dan perilaku sangat ditentukan oleh mindset dimana how we see the world, it determines what we do and which in turn creates the result we get artinya, ya itu tadi hasil yang dirasakan sangat ditentukan oleh perilaku perilaku yang dilakukan perilaku yang diperlihatkan oleh pegawai yang berlaku tersebut memang sangat sangat berkaitan dengan paradigma atau mindset yang ada pada diri Aisen tersebut sehingga kalau dulu mungkin masih ada sebagian Aisen yang memiliki mindset bahwa saya sebagai Aisen adalah atau Aisen adalah profesi yang aman nyaman ya sampai pensiun tempat-tempat instansinya tidak akan bubar maka jika mindset ini yang dipertahankan sampai ada istilah mungkin pintar nggak pintar penghasilan sama misalnya ketika mindset ini dipertahankan maka akan menghasilkan kinerja yang ya biasa saja yang bekerja secukupnya baik saja tidak usah terlalu ngoyo yang penting ada sampingan atau koneksi hingga perilaku atau hasil kinerja yang dihasilkan daripada perilaku seperti ini tentu adalah birokrasi yang kurang atau bisa dibilang tidak profesional. Inilah yang sangat kita hindari, maka perlu ada perubahan paradigma, perubahan perilaku menuju birokrasi yang lebih baik. Kalau kita ambil contoh, misalnya dalam konteks ASN, ini akan menjadi ASN yang tidak profesional. akan menghasilkan birokrasi atau pelayanan yang menyulitkan yang pada ujung-ujungnya nanti adalah sektor ekonomi atau investasi menjadi terhambat sehingga ketika sektor ekonomi terhambat maka pendapatan negara, pendapatan pajak tidak optimal yang berakibat juga ketika pendapatan pajak tidak optimal pendapatan negara tidak optimal maka kesejahteraan ASN dalam hal ini anggaran untuk belanja pegawai juga sulit untuk ditingkatkan yang akan berbalik lagi karena kesejahteraan tersebut sulit ditingkatkan maka dapat menjadi penyebab ASN tersebut tidak profesional juga artinya nanti akan kembali lagi ASN tidak profesional dan biologi atau kelainan yang diberikan begitu seterusnya sehingga ini merupakan efek domino yang sebenarnya berputar ya berputar sehingga yang inilah yang kita harapkan ada perubahan mindset yang nanti ke depan ini tidak terjadi lagi dimana kita berharap adalah mindset tersebut berhasil kita ubah dan ini sudah terjadi di beberapa tahun belakangan saya pikir sudah sangat baik ya bahwa keberlangsungan karir ASM sangat ditentukan oleh kinerja atau kapasitasnya artinya hal-hal yang Sangat mendasar dibutuhkan oleh seorang ASN adalah kinerja dan kapasitasnya Dimana ketika mindset tersebut dituangkan atau dijabarkan dalam perilaku Maka para ASN pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan kinerja terbaiknya dan belajar terus menerus untuk meningkatkan kapasitas menjawab tantangan yang terus berubah sehingga apa terhadap perilaku atau kinerja yang dihasilkan ini tentu akan menghasilkan birokrasi yang profesional yang sebagaimana yang kita cita-citakan selama ini kemudian kalau tadi efek domino dari ASN yang tidak profesional maka kebalikannya ketika ASNnya profesional maka birokrasi atau sektor pelayanan memudahkan eksektor ekonomi atau investasi tumbuh dengan cepat pendapatan negara menjadi optimal yang ujung-ujungnya nanti kesejahteraan ASN juga bisa ditingkatkan karena pendapatan negara atau negara menjadi negara dengan pendapatan yang meningkat sehingga kejaderaan ASN yang meningkat tersebut juga akan juga secara timbal balik juga menghasilkan atau memberikan dampak peningkatan profesionalitas ASN dan begitu seterusnya merupakan hal yang kita inginkan atau ini merupakan contoh mengenai tadi dikemana basic change model ini dalam konteks sangat mempengaruhi akan nanti berbalik lagi kepada bagaimana paradigma atau bagaimana ASN tersebut terbentuk kemudian Bapak Ibu, dalam akselerasi transformasi manajemen ASN menuju bilokrasi berkelas dunia di tahun 2024 tentu tadi, kalau kita lihat tidak hanya transformasi di bidang struktural tadi seperti yang Bapak Jenderal dan birokrasi meskipun juga penyederhanaan birokrasi tidak sekedar penyederhanaan struktur tapi juga ada penyederhanaan sistem penyederhanaan mekanisme kerja penyederhanaan dan lain-lain tapi juga tidak kalah penting adalah transformasi di bidang kultural culture yang sekarang banyak akan disinggung tentang dengan korelasinya dengan nilai dasar dimana transformasi kultural ini sangat mempengaruhi bagian Bagaimana budaya yang dibangun dalam suatu organisasi menghasilkan perilaku kerja atau perilaku-perilaku pegawai yang ujung-ujungnya nanti mendukung pencapaian kinerja pegawai, jenis kerja maupun organisasi. Juga tidak kalah penting adalah transformasi di bidang digital, sebagaimana kita ketahui juga masifnya digitalisasi, baik dalam digitalisasi dalam pelayanan, dalam proses bisnis, maupun dalam produk-produk ataupun juga mekanisme kerja yang sudah ada maka itu perlu adaptasi kebijakan dan kompetensi yang baru serta tadi ada teknologi dan sistem yang lebih agile kenapa? karena sebagaimana kita ketahui dunia sekarang semakin fuka penuh dengan ketidakpastian, uncertain, unpredictable dan lain-lain yang juga ditambah lagi lagi dengan triple disruption yang sekarang pada saat video ini dibuat adalah kita sedang menghadapi triple disruption dimana disruption teknologi yaitu revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0 dimana kita sangat rentan atau sangat memungkinkan beberapa jabatan-jabatan tidak tertutup kemungkinan seperti jabatan di lingkungan ASN mengalami job shifting atau mengalami eee Disruption dengan adanya kemajuan teknologi yang memungkinkan beberapa jabatan atau beberapa jenis pekerjaan mungkin akan hilang atau digantikan dengan mesin yang kemudian juga kita merasakan. dan nanti mungkin akan semakin terasa triple disruption mengenai millennials dimana millennials akan membanjiri seluruh angkatan kerja khususnya juga di ASN dan juga juga nanti millennials akan melayani millennials will serve millennials dimana millennials pada zaman sekarang pun sudah sangat dimanjakan dengan berbagai layanan di luar sana yang tentu di provide oleh perusahaan-perusahaan yang perusahaan-perusahaan yang lebih maju dalam artian mungkin ketika kita melihat Konteksnya seperti sekarang ketika orang-orang yang ingin belanja makanan tidak perlu lagi datang ke restoran, cukup pesan di gadget masing-masing. Orang yang ingin berbelanja pakaian, bahkan orang yang ingin konsultasi dengan dokter pun tidak perlu bertetap muka dengan dokter. Itu semua telah di-provide oleh sektor private untuk memanjakan para millennials ini sebagai penerima layanan. layanan agar ketika nanti milenials ini juga berhadapan atau mendapatkan layanan dari instansi pemerintah juga mendapatkan layanan yang sama setidak-tidaknya memiliki kemudahan yang sama kecepatan yang sama dan juga akses aksesibilitas yang lebih baik kemudian disruption yang ketiga yang sekarang masih masih dirasakan sejak 2020 awal ya sampai belum belum tahu kapan adalah disruption tentang disruption pandemi COVID-19 dimana disruption inilah yang meng-amplify membuat ini disruption teknologi dan lain-lain menjadi lebih cepat ya pandemi membuat kita akhirnya hal-hal yang kita perkirakan akan terjadi beberapa tahun kemudian akhirnya terjadi pada saat saat pandemi artinya pandemi ini merupakan disruption yang juga cukup berpengaruh dimana dalam menjawab tantangan ini perlu arsitektur kumen kapital untuk menjawab ketiga transformasi tadi untuk menuju ASN yang profesional yaitu ASN yang sesuai dengan nilai dasar ini kemudian dalam kebijakan dan strategi penyederhanan birokrasi yang tadi sudah disampaikan perlu ada transformasi organisasi dimana salah satu langkahnya adalah delayering atau penghapusan struktur dan juga transformasi mengenai mekanisme kerja yang lebih fleksibel dan kolaboratif kemudian transformasi dalam sistem kerja tentu pentingnya digitalisasi proses bisnis dan digitalisasi dalam pelayanan publik sehingga menghasilkan dihasilkan sehingga perlu juga didukung oleh transformasi di bidang SDM aparatur posisinya SDM kemudian Dalam human capital architecture yang disusun terdapat sebelum kita menerumuskan employee value proposition atau employee branding kita telah melakukan survei dan menemukan 4 ekspektasi instansi pemerintah dalam merekrut talent bergabung menjadi ASN dimana kita lihat 3 poin pertama adalah instansi pemerintah, kementerian lembaga atau pemerintah daerah menginginkan talent-talent yang direkrut atau ASN yang direkrut adalah ASN yang mampu menghasilkan kinerja terbaik yang mendukung pencapaian tujuan organisasi, tentu ini sangat terhadap dengan bagaimana agar para pegawai ini semata-mata untuk mendukung pencapaian organisasinya kemudian juga ASN yang mau dan mampu terus belajar dan mengembangkan kompetensinya karena tadi adalah yang tersebut yang kami sampaikan di awal untuk menjawab tantangan yang selalu berubah untuk menjawab dunia yang semakin berubah dan lain-lain kemudian adalah yang ketiga menunjukkan perilaku yang sesuai dengan budaya organisasi atau budaya kerja di mana perilaku itu sangat ditentukan oleh tadi mindset maka mindset itu sangat ditentukan oleh value yang dibawa atau yang berlaku pada suatu instansi yang keempat adalah instansi mengharapkan ASM yang direkrut adalah ASM ASN yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Inilah yang menjadi salah satu tolak ukur mengapa pelayanan kepada publik atau pada masyarakat sangat penting. Kemudian apa ekspektasi talent atau ekspektasi masyarakat di luar sana ketika bergabung menjadi ASN di instansi pemerintah Yang pertama adalah terbukanya kesempatan pengembangan diri atau kesempatan pengembangan kapasitas, kesempatan belajar Terbukanya kesempatan pengembangan karir, adanya karir pet yang jelas, adanya jenjang karir yang jelas Dan ketiga adalah adanya kesejahteraan meskipun mungkin kesejahteraan kesejahteraan yang belum sebaik perusahaan-perusahaan multinasional atau dan lain-lain tapi setidaknya ada kesejahteraan melalui sistem reward and recognition yang adil dan proporsional terakhir adalah juga ekspektasi talent dalam ketika bergabung menjadi asn adalah adanya rasa bangga untuk berkontribusi dalam melayani bangsa artinya atau ada ada rasa kebanggaan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan, dalam pemerintahan yang ujung-ujungnya dalam bagaimana mampu melayani masyarakat, melayani bangsa. Inilah empat ekspektasi, tadi empat ekspektasi kementerian lembaga dan pemerintah daerah dalam merekrut talent, kemudian inilah ekspektasi talent ketika menjadi ASN atau bergabung ke kementerian lembaga dan instansi pemerintah. maka pertemunya ekspektasi tersebut telah dinamakan employee value proposition atau employer branding dimana bersamaan dengan itu juga telah di launching yakni employer branding ASN adalah bangga melayani bangsa ini perlu terus di ditanamkan di digaungkan agar bangga melayani bangsa betul-betul menjadi employee value proposition yang tadi antara ekspektasi organisasi dalam merekrut talent dan ekspektasi talent ketika bergabung ke organisasi semua sama-sama bisa dideliver apa yang menjadi ekspektasinya bisa disediakan bisa terdeliver dan tercapai juga bagaimana masing-masing pihak agar terus mengupayakan apa yang menjadi ekspektasi ke pihak lainnya dalam hal ini organisasi agar terus mengupayakan ekspektasi yang talent ketika bergabung juga talent ketika bergabung agar mengupayakan terus menerus ekspektasi organisasi ketika merupakan employee value proposition atau employee branding bangga melayani bangsa sebagaimana yang kami sampaikan tadi dalam arsitektur human capital setelah tadi adanya employee value proposition dengan bertemunya ekspektasi organisasi dan talent atau people juga yang tidak kalah pentingnya selain juga ada strategi peningkatan kapasitas kemudian juga adanya performance yang mendukung tujuan yang di bungkus dengan tadi digitalisasi atau teknologi dan tidak kalah pentingnya adalah leadership namun yang paling hal yang penting lainnya adalah adanya behavior ada perilaku yang sesuai dengan culture yang berlaku, dimana culture yang akan kita bahas sangat perat kaitannya dengan nilai dasar yang berlaku Nilai dasar merupakan salah satu prinsip dalam Undang-Undang ASN, Undang-Undang nomor 5 tahun 2014, di mana ASN sebagai suatu profesi tentu berlandaskan pada prinsip-prinsip. Salah satunya adalah prinsip nilai dasar, kode etik, kode perilaku, komitmen integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, kualifikasi akademik, jaminan pendidikan hukum, serta profesionalitas jabatan kita akan banyak berbicara mengenai nilai dasar kode etik dan kode berlaku dan mungkin komitmen integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik kemudian dalam menerjemahkan nilai dasar yang ada dalam dalam Undang-Undang ASN dan untuk menyeragamkan nilai dasar yang atau nilai organisasi pada instansi pemerintah maka pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden telah menunjukkan Core Values ASN yakni berorientasi pelayanan akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif yang mana ketika disingkat menjadi akronimnya adalah berakhlak. Ini merupakan Core Values ASN yang berlaku baik pada ASN di instansi pusat maupun juga di instansi daerah di jabatan apapun baik itu jabatan pimpinan tinggi jabatan fungsional jabatan administratif sampai pada jabatan pelaksanaan kemudian mengapa berahlak pada kesempatan ini kita mungkin akan membahas khusus mengenai nilai berorientasi pelayanan sebagaimana modul yang menjadi bahan ajar. Kemudian, mengapa beraklak harus menjadi satu korfei nasional? Kenapa? Yang pertama tadi yang sudah kami sampaikan, bahwa untuk mensarikan dan menyederhanakan nilai-nilai dasar ASN serta panduan perilaku yang sudah diatur, agar menjadi satu persepsi yang sama, dan lebih mudah dipahami, lebih mudah diterapkan. Karena dengan berahlak, misalnya, dengan tujuh nilai tersebut, akan lebih mudah untuk diingat, lebih mudah untuk dihafal, lebih mudah untuk dipahami, dan tentu saja, dengan harapan, lebih mudah untuk diimplementasikan. mensaharikan dan menyederhanakan nilai-nilai yang ada di undang-undang ASN tersebutlah yang dinamakan top-down prosesnya, kemudian yang tadi kami sampaikan juga bahwa ada kesamaan atau ada beberapa kemiripan nilai-nilai organisasi yang sudah ada instansi pemerintah sehingga kami mencoba mensarikan atau mengambil kata-kata kunci yang sama meaning yang nilai-nilai yang memiliki meaning yang sama, memiliki makna yang sama tujuan yang sama sehingga terbentuklah tadi rumusan tujuh nilai tersebut maka ketika itu dilakukan adalah contoh bottom up prosesnya Kemudian juga satu pervelius ASN akan memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional. Artinya, pervelius berakhlak adalah akar dari budaya kerja yang solid untuk membentuk karakter ASN yang profesional dimanapun ASN ditugaskan di jabatan apapun. Begitu pula juga terjik dalam rangka kebijakan talent mobility dimana kemungkinan berhasil diperoleh kembali ke kemampuan. kemungkinan ASN akan berpindah dari satu instansi ke instansi yang lain, maka untuk memudahkan proses adaptasinya, penting untuk memiliki satu core values yang sama, yakni berakhlat ini. Tidak tertutup kemungkinan, saya di instansi A dipindahkan ke instansi B, kemudian seorang PNS dari instansi B dipindahkan ke instansi C, itu semua sangat terbuka kemungkinan seperti itu, namun, karena adanya satu core values maka proses adaptasi lebih mudah lagi untuk dilakukan kemudian yang kelima adalah menjadi unsur perkat dan pemersatu bangsa ASN sebagai unsur perkat pemersatu bangsa tentu dengan adanya satu core values semakin menguatkan peran itu juga budaya kerja yang solid budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi dalam jangka yang lebih panjang kemudian ketujuh nilai terakhir tersebut tujuh nilai dari penjabaran berakhlak ini masing-masing memiliki tiga panduan perilaku atau kode etik dimana kita akan banyak berbicara mengenai kode etik atau panduan perilaku dari berorientasi pelayanan Sama di nilai-nilai yang lain juga memiliki 3 kode etik di mana kita akan berbicara mengenai berorientasi pelayanan. Di mana pada modul berorientasi pelayanan, indikator hasil belajar utama yang terdapat pada modul tersebut adalah para calon ASN atau para peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan nilai berorientasi pelayanan baik secara konseptual atau teoritis, juga secara konteksual. tekstual nanti pada saat memberikan contoh-contoh kemudian yang kedua adalah Bagaimana mampu menjelaskan panduan perilaku atau kode etiknya yang tiga tadi kemudian Bagaimana memberikan contoh perilaku yang spesifik yang relevan dengan kode etik yang ada dan terakhir adalah mampu menganalisis atau menilai contoh penerapan berorientasi pelayanan secara tepat sesuai dengan sesuai dengan konsep yang diajarkan dalam bahan-bahan Kemudian materi pokok yang diatur dalam modul ini adalah yang pertama, apa konsep dasar dari sebuah pelayanan publik itu sendiri. Dari awal tadi kita sudah mendengar banyak kata-kata pelayanan publik, pelayanan kepada masyarakat, apa sebenarnya pelayanan publik itu, kemudian berorientasi pelayanan sebagai suatu nilai, apa yang mendasari atau apa yang sebenarnya maksud dari nilai dari berorientasi publik. kelayanan kemudian ketika kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan maka kita juga perlu mengetahui tiga hal tiga kode etik yang merupakan penjabaran dari berorientasi pelayanan tersebut jadi yang pertama memahami dan menemui kebutuhan masyarakat ramah yang kedua ramah cekatan solutif dan dapat diandalkan yang ketiga melakukan perbaikan tiada yang nanti mungkin akan banyak dikupas di bahan modul berorientasi Sebelum melangkah ke Hai eh tadi materi-materi pokok perlu untuk kita paham bahwa fungsi dan tugas ASN berdasarkan undang-undang ASN dalam tadi fungsi ASN sebagaimana yang ada dalam undang-undang ASN adalah ASN sebagai pelaksana kebijakan publik ASN sebagai pelayan publik dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa ini perlu di agar dipahami dan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatannya nanti juga Tugas ASN secara umum adalah ASN agar melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang kedua, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Dan yang ketiga, sebagai memperarat persatuan dan kesatuan negara-kesatuan Republik Indonesia. Kemudian, kita masuk ke definisi pelayanan publik dari berbagai sumber. Di mana kita lihat jika stopper lock-lock, mengatakan adalah service. Service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar, dan dirasakan atau diatasi. di alami artinya servis kebakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga bersifat lebih eh pomo Bagaimana memberikan pelayanan atau jasa dalam suatu pelayanan tapi itu meskipun tidak tidak tidak terlihat tapi tidak tidak berwujud tapi itu dirasakan dan dialami oleh penerima layanan sedangkan David make kefir perangkapan bahwa for public service maybe define as services which are important for the protection and promotion of the system will be artinya sangat penting untuk bagaimana memproteksi dan memberikan kemudahan dan promosi bagi warga negara khususnya mungkin bagi masyarakat yang ingin menggapai suatu pendekatan terkait dengan bagaimana pelayanan-pelayanan dasar itu disiapkan oleh negara atau pemerintah dalam hal ini mungkin misalnya pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan lain-lain itu yang pertama atau definisi pelayanan pelayanan publik dari berbagai sumber dari berbagai pakat juga ada pengertian definisi pelayanan publik dari lembaga administrasi negara tahun 1998 dikatakan bahwa pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan yang umum dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah baik di BUMN maupun di BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat kemudian Pak Agus Duyan Lalu, menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria, yaitu jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat, serta penyediaannya terkait dengan pupaya mengwujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi, dan lain-lain sebagainya. Ini sangat penting untuk dipahami. dan diambil kata-kata kuncinya agar definisi pelayanan publik yang disepakati atau dipahami juga mampu mendorong pemahaman tentang nilai berorientasi pelayanan kemudian dalam undang-undang tahap nomor 25 tahun 2009 kemudian tentang pelayanan publik dimana dikatakan adalah Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk untuk melakukan kegiatan pelayanan publik Dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk melakukan kegiatan pelayanan publik Sedangkan masyarakat atau dalam hal ini publik adalah seluruh pihak baik warga negara maupun penduduknya Warga negara Indonesia maupun warga negara asing Sebagai penduduk yang bertindak baik sebagai orang perseorangan, kelompok maupun badan hukum Yang bertudukan sebagai penerimaan lekuat pelayanan publik Yang pelayanan publiknya baik secara langsung maupun secara tidak langsung Inilah yang diatur dalam undang-undang tentang pelayanan publik Dimana sebagaimana kita ketahui unsur penting yang harus ada dalam penyelenggaran pelayanan publik adalah Penyelenggarannya, masyarakatnya sebagai penerimaan terima layanan juga yang ketiga adalah bagaimana customer satisfaction atau kepuasan pelanggan atau masyarakat itu tercapai pada saat pelayanan diberikan Kemudian, hal fundamental dalam penyelenggaran pelayanan publik adalah Pertama, yang harus dipahami, pelayanan publik merupakan hak warga negara Sebagai mana tadi sudah dianggarkan dalam konstitusi Yang kedua, pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara Maka pajak-pajak tersebut memberikan sumbangsi terhadap operasionalisasi kegiatan pemerintahan Khususnya dalam hal ini, kegiatan pelayanan publik di kantor-kantor pemerintahan yang ketiga pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa keempat, pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar, tapi juga memberikan proteksi atau perlindungan bagi warga negaranya kemudian eee Ada alasan mengapa kita harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pertama, kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa yang akan datang. Kepuasan pelanggan merupakan promosi yang terbaik bagi masyarakat. peningkatan chitraise dan juga salah satunya kepuasan pelanggan merupakan aset yang paling penting agar ketika kepercayaan terhadap masyarakat terhadap instansi pemerintah meningkat Itu tentu sangat baik bagi pelaksanaan kebijakan, khususnya kebijakan pedik di sektor pemerintahan atau sektor publik Juga, kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi Pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan kembali dalam hal ini customer retention Dan juga pelanggan yang puas atau masyarakat yang puas akan mampu lebih mudah memberikan referensi kepada yang lain bahwa memang pelayanan yang sudah ada semakin baik, semakin baik, bahkan mencapai istilah pelayanan prima kemudian prinsip-prinsip dalam pelayanan publik yang sudah juga dijelaskan dalam modul saya pikir nanti bisa dibaca lagi bisa dielaborasi lagi dalam dalam bahan yang ini pertama, partisipatif transparan, responsif, tidak diskriminatif mudah dan murah Kemudian hal yang lain adalah efektif dan efisien, aksesibel atau dapat dijangkau, akuntabel dan berkeadilan Ini merupakan prinsip-prinsip dalam pelayanan publik Kemudian strategi dalam peningkatan pelayanan prima Sebagai mana dimaksud dalam Undang-Undang 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik Antara lain adalah menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan Melaksanakan survei kekuasaan masyarakat Mampu mengelola pengaduan, menyediakan sarana dan persarana, karena ini sangat penting ya, sarana dan persarana pelayanan, pengembangan inovasi, nanti kami akan jelaskan di belakang, kemudian bagaimana mereplikasi best practice yang sudah ada, dan tentu adalah perbaikan yang berkelanjutan atau sustain, apa namanya, berkesinambungan, perlu perbaikan secara berkesinambungan. Kemudian contoh perilaku yang di asosiasikan dengan bagaimana pelayanan prima itu diberikan khususnya mungkin bagi para ASN yang Melakukan tugas pelayanan Yang pertama adalah Menyapa dan memberi salam Ramah dan senyum Tepat dan tepat waktu Mendengarkan dengan sabar dan aktif Berpenampilan yang rapi Mengucapkan terima kasih Terima kasih mengingat nama pelanggan atau mengingat nama masyarakat setidak-tidaknya mampu memberikan kesan yang baik kepada masyarakat, perlakukan dengan baik sebagaimana kita ingin diperlakukan dengan orang lain dan hal-hal yang lain. Ini masih banyak sebenarnya. Kemudian, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik menuju pelayanan publik yang prima. dimana masyarakat bisa didibatkan dalam penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan, maklumat pelayanan pelaksanaan survei kepuasan masyarakat dimana masyarakat sebagai subjek yang ingin dimintai pendapatnya juga terhadap penyampaian atau bagaimana pengaduan masyarakat merupakan hal yang masukkan yang konstruktif atau keluhan-keluhan yang dihasilkan dari pengaduan tersebut dapat dikeluhkan kelola dengan baik sehingga menjadi yang tadi sebagai masukan yang bersifat konstruktif untuk peningkatan plan lagi ke depannya kemudian juga customer satisfaction is defined as a measure that determines how happy customers are with a company's product, services, and capabilities artinya bagaimana kepuasan pelanggan ini sangat ditentukan sangat menentukan bagaimana masyarakat atau pelanggan merasa senang dengan apa yang sudah didapatkan, baik itu layanan bersifat perunding perlu bersifat biasa juga bagaimana kepuasan pelanggan mengenai informasi yang diberikan akan tentu akan sangat menentukan atau sangat berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas peningkatan kualitas pelayanan publik yang ada sehingga an organization main focus must be satisfied customer artinya tujuan utamanya harus Harusnya adalah bagaimana mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan atau kepada penerima layanan. Kemudian, dalam pelaksanaan pelayanan publik tentu kita tidak bisa hanya melaksanakan bisnis as usual. Tidak bisa hanya sekedar memberikan pelayanan yang biasa-biasa saja. Namun juga perlu ada inovasi, perlu ada terobosan-terobosan. Maka inovasi dalam hal ini mampu kita... kategorikan menjadi salah satu penjabaran dari melakukan perbaikan secara henti inovasi dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan atau ide kreatif orisinil dan atau adaptasi atau modifikasi dari hal yang sudah ada tadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kata lain, inovasi tidak harus berupa penemuan baru namun juga bisa saja saja melakukan pendekatan-pendekatan baru yang bersifat konteksual dengan perluasan atau dengan penyesuaian terkait dengan best practice inovasi yang sudah ada dalam sektor publik yang membedakan dengan sektor private adalah ada transferabilitas ke inovasi dimana semakin banyak penyelenggara peranan publik yang terinspirasi dan menerapkan satu inovasi maka Semakin tinggi nilai inovasi tersebut karena memberikan dampak yang semakin luas kepada masyarakat Dan manfaat yang semakin dirasakan juga oleh masyarakat dalam hal ini penerima layanan Dan inovasi pelayanan publik yang matang dan berkualitas Tentu didorong agar lebih banyak penyelenggara publik yang lain yang terinspirasi Dan meneluarkan virus baik sehingga inovasi ini akan direplikasi di beberapa jenis pelayanan yang sama di beberapa tempat atau daerah. Inovasi dalam pelayanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif sehingga memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset yang baru sebagai apatur penyelenggara pemerintahan. yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya bukan sekedar menggugurkan tugas-tugas rutin ini tadi yang perlu di highlight atau digarisbawahi kemudian memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah terpenuhi tapi terus melakukan perbaikan-perbaikan terus meningkatkan agar mutu layanan itu bahkan be unexpected yang lebih harapan dari customer sehingga layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini atau doing something better and better. Inilah hal-hal yang berkaitan dengan nilai berorientasi pelayanan dan kode etik yang sebagai penyebaran dari nilai tersebut. Pada intinya, nilai dasar ASN berahlak yang salah satunya yang sudah kita bahas tentang berorientasi pelayanan pada kesempatan kali ini Sebenarnya tujuannya adalah Bagaimana berahlat ini Menjadi pedoman perilaku Bagi para ASN Yang ujung-ujungnya Perilaku tersebut Perilaku yang oleh Perilaku para pegawai dalam suatu unit atau organisasi Menciptakan suatu budaya Suatu budaya kerja Yang nanti Ujungnya adalah mendukung Kinerja organisasi Kinerja unit kerja, kinerja individu Yang menjadikan Yang tentu saja berahlak ini bersifat mendorong para ASN agar menyelaraskan perilakunya sesuai dengan nilai-nilai kode etik yang diatur dalam berahlak ini. Dalam konteks ini, Misalnya, berorientasi pelayanan tentu agar terus dijadikan pedoman bagi para ASN dalam melaksanakan tugas fungsinya Sehingga budaya pelayanan yang hidup dalam organisasi tersebut tentu sejalan dengan tujuan atau keuntungan untuk capaian kinerja unit kerja atau organisasi hingga keberhasilan implementasinya itu ditentukan sangat ditentukan oleh bagaimana nilai dasar tersebut terinternalisasi dipahami diperasakan dengan baik kemudian dipelajari Yang nanti ketika sudah terinternalisasi dengan baik, maka akan teraktualisasi atau akan terlihat dalam bagaimana ASN tersebut bertindak atau berperilaku yang tentu saja diharapkan sejalan dengan nilai dasar ASN berakhlak tersebut dalam hal ini misalnya nilai berorientasi pelayanan yang sudah terinternalisasi diharapkan teraktualisasi dalam bentuk budaya pelayanan yang ada sehingga para ASN di mana pun ditugaskan, memberikan pelayanan dalam bentuk apapun, baik pada masyarakat secara langsung atau stakeholders, atau pelayanan internal, merupakan perilaku yang tercermin dari nilai. nilai berorientasi pelayanan mungkin demikian hal yang dapat kami sampaikan terkait dengan nilai berorientasi pelayanan semoga apa yang menjadi bahan dalam pembelajaran nilai berbasis pelayanan dapat dipahami dengan baik dan dapat diterapkan oleh seluruh peserta pelatihan demikian kami Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih.