Transcript for:
Sejarah Politik Indonesia di Era Liberal

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Dalam video sejarah kali ini kita akan membahas tentang kehidupan politik bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal Indonesia pernah loh menerapkan sistem demokrasi liberal Kok bisa? Masih ingat kan pada video sejarah sebelumnya tentang disintegrasi bangsa? Buat yang belum nonton, kalian bisa nonton dulu ya videoku yang thumbnailnya seperti ini Pada video tentang disintegrasi bangsa, kita sudah membahaskan bahwa dari hasil konferensi Meja Bundar tahun 1949, bentuk negara Indonesia berubah dari kesatuan menjadi serikat, atau kita sebut dengan Republik Indonesia Serikat.

Pada masa itu, Indonesia terbagi menjadi tujuh negara bagian. Namun, masa berlaku... bentuk negara Republik Indonesia Serikat ini tidak bertahan lama bahkan tidak sampai satu tahun karena rakyat Indonesia sadar bahwa bentuk negara Serikat ini adalah taktik Belanda untuk memecah belah bangsa Indonesia Indonesia.

Rakyat menuntut pemerintah pusat agar mengembalikan bentuk negara Indonesia kembali menjadi kesatuan. Atas tuntutan rakyat Indonesia inilah akhirnya pemerintah pusat pada tanggal 17 Agustus 1950 mengubah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan hukum dasar yang berlaku saat itu adalah Undang-Undang Dasar Sementara tahun 19... atau yang kita kenal dengan istilah UUDS 50. Pada masa itu, Indonesia menganut demokrasi liberal dengan sistem pemerintahannya parlementer.

Sekarang kita bahas ya bagaimana kehidupan politik bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal ditandai dengan tumbuh suburnya partai politik karena sistem kepartaian yang berlaku di Indonesia saat itu adalah multipartai Beberapa partai besar yang terkenal diantaranya Masyumi, PNI, NU, dan PKI. Pada masa demokrasi liberal, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer.

Apa itu pemerintahan parlementer? Komen itu sendiri adalah badan legislatif ya, atau yang sekarang kita kenal dengan MPR, DPR, dan DPD. Sistem pemerintahan parlementer, beberapa cirinya diantaranya, kepala pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri, sedangkan presiden hanya sebagai simbol kepala negara dan tidak memiliki wewenang untuk menjalankan roda pemerintahan.

Kabinet atau paramenteri yang dipimpin oleh seorang orang Perdana Menteri bertanggung jawab kepada Parlemen. Lamanya masa jabatan Kabinet atau para Menteri tidak diatur karena Perdana Menteri bisa kapan saja dijatuhkan oleh Parlemen dengan mosi tidak percaya terhadap kinerja dan kebijakannya. Selama masa demokrasi liberal, sering terjadi pergantian Kabinet.

Dalam kurun waktu 9 tahun, yaitu dari tahun 1950 sampai dengan 1959 Indonesia mengalami 7 kali pergantian kabinet Nah kita bahas satu persatu ya Yang pertama Kabinet Nadsir Masa jabatannya dimulai pada tanggal 6 September 1950 dan berakhir pada 20 Maret tahun 1951 Ya kabinet ini hanya bertahan 6 bulan saja Jatuhnya kabinet Nadsir disebabkan Dibanggakan karena kegagalan menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan peraturan pemerintah nomor 39 tahun 1950 yang dianggap terlalu menguntungkan partai Masyumi. Tapi dibalik itu, sebetulnya ada program kerja Kabinet Nasir yang patut kita banggakan, yaitu pada masa ini Indonesia berhasil masuk ke PNI. masuk menjadi anggota perserikatan bangsa-bangsa.

Yang kedua, Kabinet Sukiman, yang mengawali masa jabatannya pada tanggal 27 April 1951 dan berakhir pada tanggal 3 April 1952. Pada masa Kabinet Sukiman, banyak sekali terjadi masalah politik. Masalah yang akhirnya membawa Kabinet ini dijatuhkan adalah penanda tanganan kerjasama yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri. Ahmad Subarjo dengan Duta Besar Amerika dalam Mutual Security Act atau Undang-Undang Kerjasama Keamanan. Perjanjian tersebut berisi tentang pemberian bantuan ekonomi dan militer dari Amerika Serikat untuk Indonesia. Kerjasama tersebut dinilai sangat bertentangan dengan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia.

Kabinet Sukiman dituduh membela Blok Barat. yang pada saat itu sedang terjadi perang dingin dengan Blok Timur. Akhirnya, Parlemen pun menggugat dan menjatuhkan Kabinet Sukiman. Yang ketiga, Kabinet Wilopo, yang memulai masa jabatannya pada tanggal 3 April 1952 sampai dengan 30 Juli 1953. Kabinet ini berhasil bertahan selama 15 bulan. Lebih lama ya dari kabinet-kabinet sebelumnya, karena kabinet ini merupakan koalisi dari partai PNI dan Masyumi.

Selain itu, dalam kabinet ini juga dibentuk sebuah kabinet zakken, yaitu suatu kabinet yang menteri-menterinya berasal dari kalangan ahli, bukan dari partai politik. Sayangnya, pada masap kabinet Wilopo terjadi krisis ekonomi karena adanya kegiatan ekspor-impor. yang tidak terkendali, serta munculnya berbagai gerakan separatisme yang mengganggu stabilitas pemerintahan.

Pada akhirnya, kabinet ini berakhir karena adanya peristiwa di Tanjung Morawa, Sumatera Selatan, di mana pemerintah menyerahkan kembali tanah Deli Planters Fereniging dan mengerahkan polisi untuk mengusir petani yang menggarap tanah tersebut. Lima petani tewas pada peristiwa tersebut. Hal ini terjadi karena Tentu memicu kemarahan.

Ketua Serikat Tani Indonesia bernama Sidik Kertapati mengajukan mosi tidak percaya terhadap Kabinet Wilopo. Mosi tersebut diterima oleh Parlemen dan masa jabatan Kabinet Wilopo pun berakhir. Yang keempat, Kabinet Ali Sostroamijoyo ke-1. Masa jabatannya dimulai dari 1 Agustus 1953 dan berakhir pada tanggal 24 Juli 1955. Kabinet ini telah banyak berperan dalam eksistensi Indonesia di kancah internasional.

Salah satu prestasi kabinet ini yang kita banggakan adalah terselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Kabinet ini juga berhasil membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar yang berkaitan dengan utang Indonesia terhadap Belanda. Selain itu, kabinet ini berhasil membentuk panitia pemilihan umum. Kabinet Alisa Struwami Joyok I jatuh karena adanya masalah dengan angkatan darat.

Pemerintah mengangkat Bambang Utojo sebagai kepala staf TNI-AD atau KASAD. Pengangkatan ini tidak disetujui oleh petinggi-petinggi TNI-AD. Pada tanggal 27 Juni 1955 terjadi aksi boykot. dari kalangan perwira angkatan darat Aksi inilah yang menyebabkan kabinet ini jatuh Yang kelima, Kabinet Burhanuddin Harhab yang memulai masa jabatannya pada tanggal 12 Agustus 1955 dan berakhir pada tanggal 3 Maret 1956. Kabinet ini akhirnya berhasil menyelesaikan konflik yang terjadi dalam lingkungan TNI Angkatan Darat. Kabinet Burhanuddin juga berhasil menyelenggarakan pemilu pertama di Indonesia.

pada tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan anggota Dewan Konstituante. Konstituante adalah sebuah dewan yang dibentuk untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, pengganti UUDS 50 yang masih bersifat sementara. Berakhirnya masa jabatan Kabinet Burhanuddin pada tanggal 3 Maret 1956 Bukan karena dijatuhkan ataupun mengundurkan diri, melainkan karena tugasnya dianggap sudah selesai.

Yang keenam, Kabinet Ali Sastrawamijoyo II. Untuk kedua kalinya, Ali Sastrawamijoyo dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri. Masa jabatan kabinet ini dimulai pada tanggal 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957. Pada periode kedua ini, Kabinet Ali Sastrowami Joyo berkoalisi dengan partai-partai besar seperti PNI, Masyumi, dan NU.

Sedangkan partai PKI tidak dilibatkan karena ditolak oleh tokoh-tokoh Islam. Pada masa ini, Ali Sastrowami Joyo sebagai Perdana Menteri dianggap tidak tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan separatis di berbagai daerah. Sikap Ali inilah yang membuat NU. dan Masyumi menarik dukungan dan menteri-menterinya keluar dari kabinet Ali sehingga menyebabkan keretakan dalam kabinet dan memaksa Ali untuk mengembalikan mandatnya kepada Presiden. Kabinet Ali Sastrawamijoyo pun berakhir lagi Sebelum memilih Perdana Menteri Pengganti Ali Sastrawamijoyo Presiden Soekarno berpidato yang isinya menyuarakan bahwa ternyata demokrasi liberal ini sangat tidak cocok diterapkan di Indonesia.

Soekarno ingin menerapkan demokrasi terpimpin. Perdebatan di kalangan elit politik pun terjadi. Soekarno akhirnya membentuk Kabinet Ekstraparlamenter, yaitu sebuah kabinet yang dibentuk karena pandangan masing-masing partai tidak dapat dipertemukan.

Kabinet tersebut diberi nama Kabinet Karya, dengan mengangkat seorang tokoh non-partai bernama Insinyur Haji Juanda sebagai Perdana Menterinya Sehingga kabinet ini disebut juga sebagai Kabinet Juanda Yang terakhir, Kabinet Juanda Masa jabatannya dimulai pada tanggal 9 April 1957 sampai 10 Juli 1959 Kabinet ini dibentuk dengan jajaran menteri yang berasal dari kalangan ahli bukan dari partai politik. Pada masa Kabinet Juanda, banyak program kerja yang terrealisasikan. Salah satunya, berhasil menyatakan kepada dunia mengenai penetapan batas laut teritorial Indonesia dari 3 mil menjadi 12 mil.

Peristiwa ini kita kenal dengan Deklarasi Juanda 13 Desember 1957. Sedangkan, Masalah yang dihadapi oleh Kabinet Juanda adalah adanya peristiwa percobaan pembunuhan Presiden Soekarno di Cikini tahun 1957 dan Sidang Dewan Konstituante yang tidak kunjung selesai. Sebelum masa Kabinet Juanda dimulai, Soekarno telah mengadakan Sidang Dewan Konstituante pada tahun 1956 dengan tujuan menghasilkan Undang-Undang Dasar yang baru. Namun, sampai dengan tahun 1959, Dewan Konstituante masih belum menghasilkan Undang-Undang Dasar yang baru.

Selain itu, persoalan perebutan wilayah Irian Barat dengan Belanda pun tidak kunjung selesai. Padahal, masalah ini selalu menjadi program kerja utama di setiap kabinet. Tapi, tidak satupun kabinet berhasil menarik kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Atas dasar itulah, Soekarno akhirnya membuat keputusan untuk mengeluarkan Dekret Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 Dekrit adalah perintah yang dikeluarkan seorang kepala negara atau pemerintah saat negara dalam keadaan darurat.

Isi dekret presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno adalah Dewan Konstituante dibubarkan Undang-Undang Dasar 45 diberlakukan kembali sehingga UUDS 50 tidak berlaku lagi serta membentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara. Dengan dikeluarkannya dekret presiden, maka berakhirlah demokrasi liberal di Indonesia dan berakhir pula masa jabatan Kabinet Juanda dan pemerintahan parlementer. Terima kasih ya sudah mau menyimak.

Jangan lupa untuk subscribe dan bunyikan lonceng notifikasinya ya. Supaya kalian bisa update terus video-video pembelajaran sejarah selanjutnya. Semoga bermanfaat!