Transcript for:
Metode Membaca SQ3R dan Plagiarisme

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama, bertemu lagi dengan saya, Aba'am, di podcast hari ini. Kita akan melanjutkan dengan tema kulkas kuliah via podcast. Dengan tema hari ini kita akan belajar tentang metode membaca. SQ3R. Selamat menikmati. Oke, saya share screen dulu. Oke, apa itu SG3R? Nanti kita akan bahas secara rinting. Beberapa kendaraan di dalam sebuah penulisan itu berkaitan dengan kemampuan membaca, kemampuan menulis, itu saling berkaitan. Ada beberapa fenomena dulu ya dari kereta dengan kenapa kita bahas tema ini sekarang. Ini pertanyaan pertama, pernah melakukan plagiarisme? atau penciplakan, mudah-mudahan tidak ya. Tapi kita lihat ada beberapa alasan mengapa seseorang atau mungkin mahasiswa atau juga orang yang menulis karir ini melakukan sebuah plan eris. Beberapa alasan yang pertama adalah Ini saya kutipan dari Insling yang terjadi di tahun 2012. Yang pertama adalah tidak mengetahui tata cara penulisan atau pengutipan. Nah ini menjadi salah satu kendaraan teknis keterampilan yang seharusnya sudah dipelajari dan dibiasakan dalam setiap proses pembaca dan menulis sebuah karya ilmiah. Kita tidak tahu nih bagaimana cara mengerti, cara menulis yang baik itu seperti apa. Yang kedua, prokrastinasi, malah menunda tugas, akhirnya ya cari jalan pintas ya. Kalau sudah mendesak, waktu yang ditetapkan atau dibilang sudah habis, hanya mempengkel pas cari karya orang, ganti nama, diedit-edit sedikit, jadilah laporan lahir, jadilah... tugas maka kuliah, jadilah maka laku dan sebagainya yang kedua, pelagiat adalah cara tercepat menyelesaikan tugas, jadi ya bayangkan sekarang dengan kecanggihan teknologi kemudahan mencari referensi Anda mau mencari tugas apa banyak persediaan di dunia maya Anda tinggal lusukan kata kunci beberapa detik sudah akan muncul karena bagi orang yang Kalau pikirnya shortcut, ya apa sih yang capek-capek baca, tulis, capek-capek. Kalau ada jalan yang mudah, jadi jalan dunianya atau jalan kemudahan, lihat jodoh pelajian, keempat orang lain tidak akan tahu bahwa kita melakukan pelajian. Kalau dulu mungkin iya, karena dalam arti proses pemeriksaannya mungkin masih manual, diperiksa satu-satu. Tapi bagi para guru, para dosen, itu juga punya pengalaman tersendiri. Atau dalam arti ketika tugas yang dikumpulkan sangat bagus. Bagus sekali, keren banget. Tapi tidak menggabarkan kemampuan Anda. Itu kan biasa buat Anda tanya. Ini anak ini di kelas jarang berada. pendapat, terus kalau ditanya argumentasinya kurang kuat, tapi ketika mengumpulkan tugas, oh bagus banget, referensinya banyak, itu akan ditelusuri. Paling sekarang dengan kecanggihan teknologi, banyak sekali aplikasi untuk mengasihkan plan jenisnya, banyak situ, banyak barang yang free sama yang dibayar, tinggal dimasukkan filenya, dideteksi. Berapa persen dikartu lagi S2? Makanya sekarang dipersyaratkan bagi yang mau lurus S1, S2, S3, antara 25 persen itu tidak boleh lebih dari itu ya. Jadi jangan sampai kita punya kebijakan orang lain tidak akan tahu bahwa kita melakukan pelagi. Terus dihilangkan kebijakan seperti itu. Yang kelima, merasa tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugas. Yang hubung dengan poin yang kedua, progresif. Banyak tugas, tidak punya prioritas, ditunda, akhirnya potong-potong pas. Itu masalah juga ya. Yang keenam, pertekan dengan target nilai bagus. Akhirnya mengalahkan dengan rencana. Orang ini juga yang perfeksionis. Harus bagus, biar kelihatan keren, dapat nilai yang bagus, akhirnya juga salah langkah. Yang sampai kata kita punya target tinggi, tapi kemampuan rendah. Yang ketiga, tidak memiliki kemampuan yang baik menyambung dengan nomor satu. Tidak tahu cara perusahaan dan pengutipan, tidak tahu cara membaca yang baik, memparapras, dan sebagainya. Yang keempat, tidak tahu perbedaan pelagihan dan pari. plagiarisme dengan para praksis artinya dia tidak tahu nih, mungkin belum tahu betul, tidak tahu caranya artinya sering saya temukan di tugas-tugas masyarakat itu bahasa itu seperti mesin potong kopi aja gitu ya, buku isi buku pindah ke dalam isi makalah Tanpa ada penyaringan, pengelolaan, dan sebagainya. Hanya belakang saja, semua hal yang ada di buku sudah dipindahkan, atau semua yang ada di artikel, semua lain juga dipindahkan. Jadi, kadang-kadang lagi. Kita harus belajar dari penutupan dan menggunakan hal ini para pasien. Dari kedelapan alasan tersebut, paling tidak ada tiga hal yang secara teknis bisa kita atasi. dengan meningkatkan keterampilan. Yang lainnya mungkin harus mengubah mindset, harus mengubah kebiasaan. Mari kita lihat tiga poin yang saya ambil, yang punya tiga alasan teknis. Satu, tidak tahu cara-cara pengurusan. Yang kedua, tidak memiliki keterampilan yang baik dan tidak tahu perbedaan antara pelajar dan paham. Ini yang paling sering muncul di antara kasus-kasus kesalahan atau tipal atau... pelakuan plagiarisme ini bisa kita atasi dengan mempelajari teknik-teknik menulis, teknik-teknik membaca teknik paraplasi saat tugasnya kita akan pelajari di protokol contoh dari kasus yang sering ditemukan misalkan di dalam sebuah makalah atau karya tulis ditemukan sebuah sumber buku, misalnya saya sedihkan sumber buku ini. Bukunya berjudul Berlaku dan Budaya Organisasi yang berusaha adalah anwar padel malpun negara, ditributkan di Bandung oleh Repika Adikama. Kalau kita punya referensi berbentuk buku seperti ini, ini salah satu cara menulis data usahanya seperti ini. Yang sering saya temukan adalah Ketika kita punya satu rujukan buku, seharusnya ketika kita mengutipkan, dikutipnya seperti ini. Misalkan kita mengutip sebagai sebagian pendapat yang muncul di buku ini. Ada pendapat Schemmerhorn dan Hunt, yang punya pendapatnya beliau. Tapi kita menemukannya di buku Mangkunegara. Artinya kita adalah orang ketiga yang membaca kutipannya Schemmerhorn. Dan Han sebagai orang pertama, Mangkunegara atau Anwar Perang Mangkunegara sebagai orang kedua yang mengutip dan membuat apa, menyalin kutipan seperti bukunya, dan kita membaca sebagai orang ketiga. Kita bekerja seperti ini, sesudahnya. Skem war for Han and Han yang hidup di luar, war for Han, war for Han, seperti ini. Terus Mangkunegara yang menunjukkan bahwa kita menemukan pendapat ini di bukunya Mangkunegara, tidak membaca langsung dari skem war. skamer on and on atau bisa juga ditulis seperti ini kita menuliskan kutipannya pemimpinan adalah bla bla bla tutup dengan sumber sama juga diposisikan skamer on and on yang di depan baru mengangkut negara sebagai sumber yang kita kutipin tapi ada beberapa mahasiswa yang melakukan seperti ini menulisnya dan Jadi kita seolah-olah baca laku dari Skammerhorn & Hunt, bahkan ditulis dengan, lengkap dengan halaman, lengkap dengan halaman, padahal kita tidak baca laku dari Skammerhorn & Hunt, tapi kita menemukannya di Anwar Prabu, Bangku Negara. Ini yang harus diubah atau diperbaiki dengan membiasakan cara-cara penulisan yang baik dan benar. Mari kita uraikan teknik yang akan kita pelajari, atau metode yang akan kita pelajari kait dengan skitik. Skitik itu apa? Ini, kalian membaca dan menjelaskan seperti apa yang Anda... Buat saya, sebuah makalah misalkan, sebuah makalah, sebuah karya tulis, misalkan Anda dapat tugas dari hirsen, harus membuat makalah kelompok, harus membuat artikel ilmiah, ada syarat minimalnya, misalkan ada 10 jurnal, ada 5 buku, terus apakah semuanya harus kita baca, 10 buku, 10 jurnal, bahkan mungkin ada yang lebih dari itu. Kalau kita baca semuanya mungkin perlu waktu, walaupun sekarang ada aplikasi-aplikasi yang bisa mengubah artikel dalam bentuk PDF atau bentuk lain dikonversi ke dalam audio. Jadi kita dengar saja, kita mendengarkan ringkasan-ringkasan atau kondisi dari geografi tersebut. Tapi permasalahannya kan tidak semua isi jurnal dan isi buku tersebut berkaitan dengan masalah yang akan kita bahas. Kalau begitu berarti kita harus punya keterampilan yang bisa mengelola sumber sumber sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan. Nah ini sering jadi keluhan, pal banyak thingsumernya, but terlalu banyak harus dibacanya, padahal yang tidak harus dibaca semua. Saya selama ini selain novel atau buku-buku, buku-buku handbook, sejarah saya baca sampai tamat. Saya baca di bagian yang saya perlukan saja. Ada sebuah metode yang menarik yang saya pelajari dari dulu. Itu ada SQ3R dari Francis Fair Vincent yang dikirakan pada tahun 1941. Ini bisa teman-teman pelajari saya cantumkan, salah satu sumber yang membahas tentang strategi belajar S3F, silahkan linknya nanti bisa di cek ya. Oke, ada survey, nanti teman-teman melakukan survey terhadap sumber mausul buku, yaitu jurnal, ada survey isinya, seperti ulasan-ulasan, kalau di buku itu ada. isi di dalam jurnal Anda soal video, ada apa sih di dalamnya, apakah sesuai dengan kebutuhan yang kita akan bahas, yang kedua ada vision, Anda mau sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan bahasan yang akan Anda buat, saya akan nanti kita berikan contohnya di masing-masing tahap yang ketiga, setelah Anda membuat pertanyaan yang Anda baca Apa yang Anda baca, paling-paling pertanyaan tentang hakikat, tentang variable yang akan Anda bahas, itu ada di halaman berapa, di bank berapa, paling-paling hasil survei. Dibaca, temukan poin yang memang Anda butuhkan. Yang keempat, itu recite. Kalau sudah dibaca, dibentuk ulang. Bisa dibaca kembali. dalam bentuk yang lain. Kalau saya biasanya membuat para prakasi. Jadi dari bacaan sumber yang utama, kita buat para prakasi dengan versi kita. Yang kelima, kita review, kita bandingkan antara kutipan versi para prakasi kita dengan kutipan aslinya. Apakah tidak terlalu jauh? Artinya esensinya kita dapatkan dengan format bahasa yang kita sesungguhnya. Nah, dari kelima, kita kurangi satu-satu. Kita cek yang survei dulu nih. Survei. Survei. Kita cek dulu data isi. Bisa kalau di Bukit Bukit, data isi kita cek. Ada data sekembang, satu-satu masing-masing, kita butuh. Pasal apa nih di PONI di BOP 1 ada yang kita bisa ketahui, kita sesuai di BOP 3, kita tanda itu di halaman BOP. Kalau di jurnal, misalkan terlihat ada abstraknya, misalkan omong bisa abstrak, ini ada poin tentang metodenya, tentang latar belakang, tentang hasilnya, tentang metodenya. Kita identifikasi dulu, kalau sudah jelas dari hasil survei itu, misalkan saya kasih contoh di jurnal, ini ada jurnalnya Salmi Fali tahun 1998. tentang bullying as a group process, bahwa bullying itu dalam perlindungan ini berkaitan dengan proses kelompok atau interaksi sosial. Dan hasil suruh saya menemukan satu settingnya di sekolah dasar, dan settingnya adalah kelompok. Kita bisa elaborasi dengan langkah yang kedua, yaitu questioning. Kita mengusul sejumlah pertanyaan. yang berkaitan dengan bullying di sekolah dasar, sesuai dengan sumber yang kita bahas, apa yang saya contohkan. Setelah itu, kita buat pertanyaan. Kita buat pertanyaan. Kita buat pertanyaan. Nanti hasil survei tadi, oke ada asetiknya tadi di sekolah dasar berkaitan dengan interaksi sosial. Berarti kita butuh apa nih? Mau bahas aja tentang apa saja yang kita bisa akseti artikel ini. Misalkan kita ingin tahu hasil scheduling itu apa, penyebabnya apa saja, apakah ada pelayanan yang bisa dilakukan, dan lain-lain. Tiga pertanyaan ini yang misalkan kita ingin menggali. dari sumber ini, sumber yang kita bahas ini. Kita tulis, dan setelah kita punya pertanyaan ini, tiga pertanyaan ini, Pak Kamil dan Pak Petri, sempat maaf semua, langsung bisa mencari di bagian menang di dalam artikel tersebut yang isinya membahas tentang hakikat bullying ini. Yang isinya berkaitan dengan faktor-faktor penyebab. Nah, itu kan mereka hasil survei dari TRI Serempa Nana itu. Hasil serupa bagian ini ada di sini dan di sini. Jadi ketika kita membaca isi artikel, kita fokus ke bagian yang sudah kita petakan di pertanyaan ini. Kalau sudah punya pertanyaan, ya tinggal kita baca. Membaca pada bagian di sini adalah membaca dari rumusan yang sudah kita buat pertanyaan ini. Tadi terbahak kita pulih. Oh ternyata akhir bullying kita menemukan satu putipan dari Koi et al. Bahwa ini bukan mendefinisikan bullying secara ikat langsung, tapi ini menjadi pengantar. Kita temukan di jurnal tersebut bahwa dikaitkan bullying itu dengan situasi sosial. Bullying apart, cara to describe plenty of studies on children group behavior in general. And it's correlated with their sociometric status. Secara umum, dari literatur berkaitan dengan perundungan, ini akan dikaitkan dengan bagaimana perilaku anak dalam sebuah kelompok dan status sosiometriknya. Nanti kita akan belajar tentang sosiometrik di SDSM. Misalkan di sini dijelaskan bahwa anak-anak dengan status positif Artinya, di sosiometri yang positif penerimaannya, di terima secara sosial, itu dikaitkan dengan anak yang patut dengan aturan, yang punya sifat berteman, friendly lahirnya, dan punya kemampuan yang praktik, yang pro-sosial. Sebaliknya, anak-anak yang rejective, yang ditolak, punya status sosial yang negatif, jadi, sendiri akan menunjukkan berlaku agresi dan... Disini disebutnya perilaku merusak. Kita tulis sesuai dengan aslinya dulu ya. Kita kutip dengan kutipan aslinya. Jadi setelah saya menjawab satu pertanyaan, lanjut ke pertanyaan-pertanyaan. Kita tuliskan, kita dapatkan sesuai dengan yang kita susun pertanyaan. Sudah dapat sumbernya, baru nanti kita mulai para prase. Jangan lupa tuliskan sumbernya yang tadi. Koiket, kami balik dan sebagainya sesuai dengan cara-cara penulisan data usaha. Untuk apa? Tadi agar kita tidak lupa ini sumber yang kita kutip-kutip, ini yang kita baca-baca, ini sumbernya yang mana? Sekarang mudah kalau di jurnal yang kita akan download itu sudah tersedia di situ. Silakan disalin sesuai dengan yang sudah disediakan di website penyedia, di website jurnalnya biasanya gitu. Oke, nah kalau sudah diri, tugas berikutnya adalah recite. Recite ini pengulangan, kalau bahasanya pengulang kembali apa yang sudah dibaca. Nah, di tahap inilah teknik paraphrase digunakan. Jadi, teman-teman semuanya bisa melakukan paraphrase terhadap sumber kutipan yang kita ambil. Jangan lupa cantumkan kode B dalam arti para prase sebagai pembeda, inilah ini kutipan yang sudah anak para prase, ini kutipan yang asli. Saya biasanya menunjukkan dulu data kustakanya di atas, terus poin-poin kutipan asli, baru dibagian berikutnya para prase, sesuai dengan urutan pertanyaan yang tadi sudah dibuat di tahap questioning. Tadi kita mengutip paragraf tentang bullying, atau korelasi bullying yang terlaku. dalam kelompoknya kita coba para prase para prase kalau konteksnya dalam bahasa Inggris, ketika kita menerjemahkan, kita bisa mengambil poin-poin inti dari sumber yang kita putih tapi kalau sumber yang berbahasa Inggris itu lebih harus lebih mengutak-utak lagi karena kita harus memeras poin utama dari pernyataan tersebut Misalkan ini dari kutipan bahasa Inggris, bagian atas itu yang kutipan aslinya, yang bagian bawah ini contoh yang sudah saya paraplasi. Saya perasa seperti ini, Iqyoy Eko dalam suami Fahmi tahun 1998 menjelaskan bahwa kasus perlindungan tidak lepas dari konstruasi sosial seseorang. Karena perilaku anak dalam kelompok berkaitan dengan satu semereka dalam sosial metik. Anak yang menikmati kemenangan sosial, ini sebetulnya... lebih seperti penerjemahan tapi membungkusnya dengan praktik parapsaksi. Kita bisa sari-sari lagi lebih singkat, ambil poinnya misalkan bahwa status sosiometri anak di dalam sebuah kelompok berkorelasi dengan perilaku mereka di dalam berinteraksi. Satu saat yang positif, blablabla, dan sebagainya. Jadi banyak model yang bisa Anda hasilkan dari satu sub-model. Jadi Anda bisa membuat beberapa model kalimat mana yang lebih efektif. Nanti Anda bisa menimbang-nimbang di rasanya. Nah, ini kalau sudah riset dan selesai, artinya Anda sudah punya satu hasil pada rasa, dan ini bisa Anda langsung gunakan di makalah atau bahasannya. Setelah itu, saya nanti akan dibuat di latar belakang, atau nanti di pembahasan. yang Anda bisa tempatkan seperti itu. Nah, yang terakhir adalah review. Nah, Anda mereview untuk mengecek apakah kutipan yang Anda tulis tersebut tepat atau tidak nih dengan sumber aslinya. Jangan sampai kita membuat sebuah kutipan di para prase, tapi ternyata isinya jauh banget dengan sumber aslinya. Nah, sehingga kita perlu sandikan yang aslinya, misalkan ini di sebelah kiri yang aslinya, ya. dan sebelah kanan yang hasil para prasadi. Anda bisa buat lebih panjang atau buat lebih ringkas. Biasanya kalau para prasadi bisa jadi lebih ringkas, tapi kalau bentuknya masih tahap awal seperti ini, penerimaan bisa mungkin jadi agak lebih panjang. Dengan latihan-latihan yang konsisten bisa menghasilkan para prasadi yang lebih baik. Nah, dari kelima tahapan ini... Teman-teman bisa menghasilkan sebuah kasri yang baik, teknik mengutip yang baik, jadi tidak akan terlibat dengan kebiasaan memindahkan isi buku atau isi jurnal, yang penting kata kunci sama, blok aja dipindahin. Siapa yang ikuti, dari sumber yang mana, kita tidak tahu riwayatnya. Jadi belajar apakah... yang kita kutip itu adalah pendapat langsung pendapat orang yang dikutip oleh orang, bagaimana itu harus diperhatikan agar kita tidak jadi berpindahkan oke, nah sebagai terakhir dari pertemuan ini untuk teman-teman yang mau berlatih coba cari sebuah artikel kalau untuk masyarakat di BIM dan konsuling ya, silahkan lihat Coba cari satu artikel ilmiah, Anda mau cari yang di jurama mana silahkan, tapi usahakan temanya terkait dengan mereka yang dikonsolidasi. Soalnya cara menggunakan anuman pakar untuk tugas-tugas di mata kuliah tersebut sedang Anda hampuskan. Terus lakukan latihan membaca dan menulis dengan teknik eskidik. Seperti yang tadi dijelaskan, tahapan-tahapannya. Kalau sudah selesai, Anda ketik atau tulis dalam formatur Microsoft Word. Dan beri bacaan kolektif melalui pg. kelas masing-masing ke email saya. Mudah-mudahan ada manfaatnya. selalu berlatih dan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis menggunakan metode SQTKL setiap orang sejahtera, maka berlumah-lumah dalam kebaikan dan tetap warah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh