Di video ini kita akan bahas analisa teknikal untuk pemula. Kita akan coba mengerti apa itu analisa teknikal, kita akan bahas dasar-dasarnya seperti candlestick, trend, dan support resistance. Lalu, kita akan coba beli saham pakai analisa teknikal untuk mencoba dapat profit.
Ini bakal jadi episode pertama dari beberapa video yang saya akan buat tentang analisa teknikal. Jadi jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalan video berikutnya ya. Analisa teknikal adalah usaha memprediksi pergerakan harga dengan menggunakan data aktivitas pasar di masa lalu. Umumnya digunakan untuk jual-beli jangka pendek, bisa dalam hitungan menit, tapi bisa juga dalam hitungan bulan. Dan ini digunakan tidak hanya di saham, tapi bisa di forex, crypto, futures, semuanya bisa.
Yang kita mau pelajari dari aktivitas pasar adalah perilaku para penjual dan pembeli di pasar tersebut. Jadi kalau dibandingkan dengan analisa fundamental, saat analisa fundamental kita mau menganalisa kinerja perusahaan. Di analisa teknikal, kita sebetulnya mau menganalisa behavior para pelaku pasar.
Caranya dengan melihat harga dan volume transaksi di pasar dan mencari pola-pola atau pattern yang muncul. Analisa teknikal bukan hal yang baru, bahkan candlestick yang nanti kita pelajari itu awalnya sudah ada sejak 300 tahun yang lalu di Jepang. Dokumentasi pertama candlestick ada di buku oleh Munehisa Homa, seorang pedagang beras di tahun 17 ribuan.
Dia menggunakan candlestick untuk menganalisa pergerakan harga futures beras. Lalu di dunia barat juga sudah populer sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Misalnya yang terkenal tulisan-tulisan oleh Charles Dow, yang sekarang dikenal dengan Dow Theory. Sampai sekarang nama indeks di Amerika ada Dow Jones Industrial Average.
Itu Dow-nya adalah dari si Charles Dow. Buku-buku populer tentang analisa teknikal juga sudah ada sejak tahun 1930-an. Dan di masa modern sekarang sudah makin mengkerucut pola dan indikator apa yang benar-benar bisa menghasilkan analisa yang akurat. Kita akan mulai dari 3 konsep dasar pada analisa teknikal. Ini adalah penyederhanaan dari Dow Theory.
Pertama, konsep The Market Discounts Everything. Yang maksudnya pergerakan harga sudah mencerminkan semua faktor yang ada. Pasti kita sering mikir begini, ini perusahaan laporan keuangannya bagus, kenapa turun banget ya?
Ini pernya udah ketinggian, kenapa malah naik terus? Atau, kemarin baru ada berita heboh, kok sahamnya nggak gerak? Jadi di analisa teknikal, kita harus sadar kalau kita itu nggak mungkin tahu segalanya tentang suatu saham, tentang suatu perusahaan, dan tentang kondisi ekonomi.
Kita malah harus anggap bahwa harga saham sudah mencerminkan segala kondisi yang ada. Mau efek berita, rumor, makroekonomi, fundamental, potential growth, dan lain-lain. Kita berusaha untuk fokus hanya ke melihat pergerakan harga saham. Kedua, konsep price moves in trends.
Artinya harga bergerak mengikuti trend. Tadi saya bilang kalau analisa teknikal, sebetulnya kita mencoba menganalisa perilaku para pelaku pasar. Dan ternyata perilaku yang sangat jelas adalah selalu adanya tren di pasar. Kalau positif, semuanya ikutan positif. Kalau negatif, semuanya ikutan negatif.
Nanti saat analisa teknikal, kita akan selalu mencoba untuk bisa mengidentifikasi terbentuknya suatu tren. Ketiga, konsep history repeats itself. Yang berarti sejarah itu berulang. Setelah bertahun-tahun, ternyata perilaku manusia tidak pernah berubah.
Yaitu kadang rakus dan kadang panik. Dan ini kelihatan di pola-pola yang terbentuk, yang ternyata berulang terus dari tahun ke tahun. Polanya itu lagi, itu lagi. Pola atau pattern ini yang kita coba gunakan untuk berusaha membaca arah pergerakan harga.
Tiga konsep ini harus kita selalu ingat saat melakukan analisa teknikal. Dalam analisa teknikal, harga saham akan kita lihat dalam bentuk chart. Ada dua aksis atau sumbu, yang horizontal adalah waktu, dan yang vertical adalah harga. Sumbu waktu bisa harian, mingguan, dan lain-lain. Nanti saya kebanyakan akan pakai contoh chart harian atau daily.
Berarti satu titik ini mencerminkan satu hari. Harga akan ditampilkan dalam bentuk yang namanya candlestick. Candlestick artinya lilin, karena memang mirip lilin bentuknya.
Tiap candle akan menunjukkan empat angka, yaitu harga open, itu adalah harga pasar saat dibuka jam 9 pagi, lalu close, itu adalah harga terakhir saat pasar ditutup, kemudian high, ini adalah harga tertinggi di hari itu, dan low, ini adalah harga terendah di hari itu. Kalau kita balik lagi ke candle-nya, harga open dan close akan membentuk yang namanya body, atau badannya candle, yaitu kotak berwarna hijau ini. Angkanya sesuai ya, open di 6.775, lalu close di 7.000.
Kemudian tadi ada high dan low, itu bentuknya garis di sini. Low di 6.650, dan high di 7.100. Garis ini namanya shadow, atau juga disebut wick. Kalau close-nya lebih tinggi dari open, warna bodinya akan hijau.
Kalau lebih rendah, warnanya akan merah. Jadi ingat, warna hijau atau merah itu bukan dilihat dari naik atau tidak dibanding harga kemarin, tapi naik atau tidak dibanding harga open di hari yang sama. Chart dan candlestick adalah visualisasi dari harga, yang akan memudahkan kita untuk melihat tren dan pola yang terjadi di pasar.
Tren adalah kecenderungan arah pergerakan harga. Bisa cenderung naik, atau uptrend, turun, atau downtrend, dan sideways, atau menyamping nggak kemana-mana. Kalau uptrend, di chartnya kita identifikasi dengan adanya higher highs dan higher lows.
Misalnya ini adalah uptrend, bagian ini adalah highs atau puncak, Dan ini adalah lows atau kita sebut aja lembah. Higher highs berarti puncak yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya. Dan higher lows berarti lembah yang lebih tinggi dari lembah sebelumnya.
Untuk downtrend berarti kebalikannya. Itu dilihat dari lower lows atau lembah yang lebih rendah. Dan lower highs atau puncak yang lebih rendah.
Lalu di trend sideways, highs dan lowsnya kira-kira akan sama. Tidak membentuk yang lebih tinggi atau lebih rendah secara signifikan. Nah, di trend itu ada trend besarnya, yang bisa disebut trend utama atau major trend, dan trend kecil atau kadang disebut secondary trend atau minor trend.
Misalnya kita lihat di chart ini ya, ada trend besarnya, tapi di dalamnya juga ada trend kecil, dan di dalamnya lagi bisa jadi ada trend lebih kecilnya. Lalu ada support dan resistance, yang juga akan jadi konsep yang sangat penting untuk dimengerti. Support dan resistance itu seperti tembok psikologis yang terbentuk secara natural di pasar.
Misalnya kita lihat di saham ini. Harganya naik, tapi tidak lagi pernah bisa menembus 8.000. Berarti bisa dibilang bahwa ada resistance di sekitar 8.000-an. Bisa jadi para pelaku pasar mayoritas memilih untuk menjual di sekitar harga segitu, karena secara kolektif kita semua sudah menganggap bahwa 8.000 itu udah tinggi. Dan itu terjadi secara alami aja di pasar.
Kebalikannya, support itu akan terbentuk saat mayoritas pelaku pasar menganggap bahwa harga sudah cukup murah untuk dibeli. Kelihatan dari munculnya area yang mirip seperti lantai di sini. Dan harga sulit untuk turun ke bawah karena di harga ini aja mungkin udah diborong oleh para pembeli. Ada banyak titik yang bisa dipakai sebagai support dan resistance.
Bisa dari high dan low sebelumnya, bisa berupa garis trend, bisa moving average, bahkan bisa angka genap seperti 8.000 atau 10.000. Saat support atau resistance ditembus, harga akan terus bergerak untuk mencari support dan resistance berikutnya. Dalam analisa teknikal, adanya support dan resistance ini akan kita gunakan untuk mencari saat yang tepat untuk menjual dan membeli. Misalnya dengan beli di support, jual di resistance, atau beli saat tembus resistance.
Tentunya waktunya nggak cukup untuk dijelaskan sekarang, nanti saya akan buat video khusus untuk bahas. Selain itu, nanti di video berikutnya kita akan bahas satu-satu juga, seperti pemakaian volume transaksi. Itu angka penting yang harus kita lihat selain harga.
Terus Moving Average, yang kita bisa pakai untuk mengidentifikasi tren sebagai support and resistance, serta untuk memilih waktu beli dan jual. Ada Elliott Wave, cara memproyeksikan pergerakan harga berdasarkan pola 5 wave. Terus Fan Principle, itu cara mengkonfirmasi bahwa tren telah berbalik arah. Kemudian pola Candlestick seperti Inverted Hammer, dan pola besar seperti Cup and Handle dan Double Bottom yang dipakai untuk memprediksi kenaikan harga.
Lalu ada Fibonacci. Itu angka-angka yang sering ditemukan di alam yang ternyata sering akurat dipakai untuk memprediksi harga saham, dan indikator lain seperti MACD dan RSI, semuanya saya akan buat di video terpisah. Sekarang kita akan coba lihat contoh pemakaian analisa teknikal untuk jual-beli saham ya. Kita akan coba dengan saham WIKA. Saat mulai menganalisa suatu saham, usahakan untuk mulai dari time frame yang lebih jauh, misalnya pakai time frame weekly.
Di sini, yang kita coba ketahui adalah tren besarnya. Kalau di WIKA, kita bisa lihat bahwa sahamnya jatuh pada saat COVID, tapi sudah mulai ada recovery. Kalau kita anggap ini adalah support dan resistance, kita lihat bahwa sudah mulai terbentuk higher high dan higher low.
Tapi di minggu-minggu terakhir sedang sideways. Kita lalu masuk ke time frame yang lebih dekat, yaitu misalnya daily. Di sini kita coba bayangin kalau kita adalah dokter gitu yang sedang mendiagnosa suatu penyakit.
Kita cari taunya dari gejala-gejala. Misalnya, oh panasnya 38 derajat. Oh ada bintik-bintik merah.
Berarti mungkin demam berdarah. Kalau dianalisa teknikal, gejalanya kita lihat dari pergerakan harga dan indikator teknikalnya. Mencari tanda-tanda potensi kenaikan.
Misalnya, yang paling sering dipakai adalah moving average. Ini harganya menuju ke moving average MA200. Dan kalau tembus, bisa dibilang adalah awal suatu uptrend. Kita anggap itu sebagai misalnya gejala pertama.
Terus kita bisa juga pakai elite wave. Kita bisa anggap bahwa ini adalah wave 1, 2, 3, 4, dan 5. Asalkan tidak turun melewati titik wave 2, bisa jadi valid menuju wave 5. Lalu kalau pakai Fibonacci Retracement, kita bisa katakan wave 3-nya koreksi ke titik 0,618, yang bisa jadi support yang kuat untuk mantul. Lalu pakai Fan Principle juga valid.
Harga sudah melewati 3 trendline, berarti bisa jadi mulai up. Trend. Kemudian kita bisa tambahkan juga trend line terdekat di sini, yang kita bisa anggap sebagai resistance terdekat yang penting untuk ditembus. Dari semua analisa itu, kita sudah bisa berkesimpulan bahwa oke, WIKA ini potensinya bagus. Lalu agar tidak terlalu rame, kita bisa menunjukkan aja garis-garis yang paling penting dan paling dekat, yang lainnya di hide.
Saat analisa, kita juga harus menentukan target harga. Caranya ada macem-macem, umumnya dari pola-pola yang nanti saya akan jelaskan di video-video berikutnya. Kalau yang ini kita coba set target pakai Elliott Wave ya. Jadi di Elliott Wave, itu wave 3 biasanya yang paling panjang, lalu wave 5-nya kira-kira akan sama dengan wave 1. Jadi saya tarik panjangnya wave 1, lalu saya geser untuk mencari target berdasarkan letak wave 4. Oke, targetnya segini, di sekitar 1680-an ya. Untuk keputusan beli atau tidak, saya akan nunggu setidaknya harganya bisa menembus trend line ini.
Karena trend kecilnya masih downtrend dengan lower highs kan. Di sini mulai butuh kesabaran dan tiap orang bisa punya cara berbeda. Ada yang langsung masuk aja berdasarkan analisa awal, ada yang nunggu tembus resistance atau patah tren. Bahkan dalam satu chart, tiap orang bisa punya analisa yang berbeda-beda.
Nah, beberapa hari kemudian ternyata tembus. Saat tembus, berarti saya anggap bahwa ini adalah konfirmasi dari analisa saya bahwa trennya sudah patah dan akan mulai bergerak. Jadi saya coba beli 40 lot di 1,255 sekitar 5 juta.
Oke, beberapa hari kemudian wikat sudah naik lumayan, sekarang di 1,385. Berarti keuntungannya sudah sekitar 11%. Biasanya kita untung 5% aja udah nafsu pengen jual, apalagi kalau udah di atas 10%. Dan mau jual itu sah-sah aja, tapi kita jangan pengen jual. kita pakai feeling kita tetap pakai analisa teknikal gunakan konsep support dan resistance untuk bantu kita lihat apakah trennya akan patah atau tidak kita bisa pasang stop loss atau trailing stop dengan persentase tertentu atau karena ditren sangat kuat saya akan pasang stop loss yang jauh support terakhir aja.
Saya coba tarik Fibonacci dari awal wave dan kita lihat apakah Fibonacci-nya menyentuh support yang lain. Dan ternyata ada nih menyentuh higher highs di sekitar 1060 yang bisa jadi support yang kuat. Jadi kalau tembus ke bawah baru saya jual. Lagi-lagi butuh kesabaran dan ketahanan mental ya.
Kita harus lumayan yakin dengan analisa kita. Seminggu kemudian ternyata Wicca tidak tembus ke bawah tapi melanjutkan kenaikannya. Dan akhirnya hampir sebulan kemudian baru berhasil mencapai target yaitu di 1680-an. Di sini kita bisa jual sebagian, misalnya saya akan jual setengah di 1680, sambil kita bisa naikin trailing stop kita.
Misalnya ini saya naikin ke 1460-an di support berikutnya. Kalau harga masih naik terus, ya kita nikmatin aja. Atau kalau ada saham lain yang potensinya besar, kita bisa jual dan beli saham lain itu.
Akhirnya saya jual aja sisanya di 1720, berarti keuntungannya sekitar 35% dalam kurang dari sebulan menggunakan analisa teknikal sederhana. Kesimpulannya pertama, analisa teknikal itu sebetulnya adalah analisa terhadap behavior para pelaku pasar, dan yang kita lihat adalah harga dan volume transaksi. Kedua, analisa teknikal udah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu, dan di masa modern ini, semakin akurat karena udah ketahuan pola-pola apa aja yang valid.
Ketiga, kita akan menggunakan candlestick dan chart sebagai visualisasi dari harga. Keempat, kita pakai trend, support, resistance, dan pattern untuk mencoba menganalisa dan memprediksi. prediksi arah harga. Ini baru kulitnya aja, dan masih banyak banget topik yang saya akan bahas di seri video analisa teknikal, jadi jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalannya.
Silahkan usulin di bawah mau topik apa yang dibahas duluan. Saya juga ada topik selain saham seperti reksadana dan obligasi, saya udah harapin ke dalam beberapa playlist, silahkan dilihat kalau pengen belajar lebih lanjut ya. Dan saya udah bikin Twitter dan TikTok, jangan lupa follow untuk dapetin lebih banyak video tentang investasi untuk pemula.
Thank you ya.