Transcript for:
Seminar Alkitab: Memahami Kitab Hosea

Intro Salam sejahtera sahabat Alkitab Kita bertemu kembali di seminar Alkitab kita pada hari ini Yang hari 9 Maret ini kita akan belajar atau mendengarkan materi pemaparan dari Prof. Pendeta Robert Setiup PhD. Salam sejahtera atau terima kasih sudah berkenan mengisi seminar kita pada hari ini dan apa yang kita pelajari. Tapi sebelumnya, sahabat-sahabat kita, kami sebelumnya ingin meminta maaf karena keterlambatan ini. Karena dari pagi hingga saat ini daerah Jakarta masih... Hujan, jadi ada sedikit gangguan jaringan tadi, tapi puji Tuhannya kita sudah bisa live saat ini. Dan sahabat Alkitab, pada hari ini kita akan belajar atau mendengarkan pemaparan materi dari Prof. Gita Robert Setio mengenai mengawini seorang pelacur. Mengapa? Kita mengetahui, mungkin sedikit tahu bahwa, oh sudah menerkan reka, nabi ini, tokoh ini. Tapi tunggu dulu apakah betul tembakan sahabat Alkitab kita akan belajar. Tapi sebelumnya kita akan melihat atau menyaksikan informasi dari Lembaga Alkitab Indonesia. Pada dasarnya adalah program pemberantasan buta aksara berbasis Alkitab. Program PBA merupakan kepedulian lembaga Alkitab Indonesia untuk membantu umat kristiani agar memiliki kemampuan dasar baca dan tulis. Karena mereka tidak akan mengerti dan memahami firman Allah jika mereka tidak bisa membaca Alkitabnya. Program ini dijalankan berdasarkan permintaan dari gereja, organisasi, atau pemerintah yang disampaikan kepada LAI, kemudian dilanjutkan dengan survei. terkait kebutuhan membaca bagi warga yang akan melibatkan sinode atau keuskupan daerah terkait, dilanjutkan dengan pengolahan data survei sampai keputusan pelaksanaan program. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan penyusunan rencana dan anggaran program, pencarian dana hingga pada pelaksanaan program yang diadakan selama 11-12 bulan. Pada tahun ini, program pembaca baru Alkitab akan dilaksanakan di Pulau Siberut. Pulau Siberut adalah pulau terbesar dan paling utara di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Program pembaca baru Alkitab di Siberut meliputi tiga kecamatan, yaitu Siberut Selatan, Siberut Tengah, dan Siberut Barataya. Ya, puji Tuhan ya kita bersyukur lembaga Alkitab Indonesia memiliki program ini. Untuk membantu masyarakat yang ada di Mentawai, kebudusnya di Pulau Siberut ini. Dengan adanya program ini, dari yang tidak tahu membaca menjadi tahu membaca. Dengan tahunya dia membaca, maka alkitab yang dia miliki itu sebagai pegangan hidupnya, dia bisa membaca dan akan menjadi pertumbuhan iman di dalam hidupnya. Kondisi geografis Pulau Siberut terdiri dari hutan-hutan terpencil, sehingga lokasi PBA hanya memiliki sedikit jalur darat dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sebagian besar dapat ditempu dengan perjalanan laut dan sungai, sehingga untuk transportasi antar desa dan kecamatan harus membuat jalan memutar melalui laut atau menyusuri sungai dengan perahu kecil atau pompong. Tantangan lainnya adalah cuaca lautan yang tidak mudah diprediksi karena sering berubah. Justru itu membaca kitab suci, jadi langsung punya dampak yang baik, tidak hanya membaca sesuatu yang lahir, duniawi, tapi yang... Bacaan rohani kitab suci, karena kata Santo Hieronymus kan yang tidak kenal kitab suci, kenal Yesus. Jadi memperkenalkan kitab suci itu salah satu langkah untuk menjelaskan nyatisah batu Yesus. Program pembaca baru Alkitab di Sibirut akan diikuti oleh 1.500 warga belajar dengan biaya sebesar Rp1.280.000 per warga belajar. Sehingga total biaya yang dibutuhkan sebesar... 1 miliar 920 juta rupiah. Bukan hanya mengetahui isi Alkitab, tetapi yang lain justru mereka mengetahui ilmu pendidikan di luar teologi. Artinya dengan bisa membaca, dia bisa membaca buku di luar Alkitab. Itu akan membantu mereka memahami, mengetahui apa perkembangan yang ada di dunia ini. Mari menjadi berkat untuk menolong mereka agar mampu membaca dan mengerti tentang firman Tuhan melalui program Pembaca Baru Alkitab. Nama Alkitab, video yang telah kita saksikan bersama tadi merupakan salah satu program dari lembaga Alkitab Indonesia yaitu pembaca baru Alkitab atau banyak orang juga mengenalnya dengan pemberantasan kutu aksara karena pada faktanya masih banyak di pedalaman sana anak-anak Tuhan yang belum bisa membaca atau tidak bisa membaca atau bahkan lupa huruf. Mereka pernah mengenyam pendidikan lalu karena satu dan dua hal lainnya Mereka akhirnya terputus dan dalam rentang waktu yang begitu lama, jadi mereka lupa huruf bahkan tidak bisa membaca lagi. Dan ini juga menjadi kerinduan lembaga Alkitab Indonesia, juga mengajak para sahabat Alkitab untuk membantu anak-anak Tuhan yang ada di pedalaman yang pada saat ini tengah dilakukan di daerah Siberut, ke Pulau Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Dan banyak anak-anak, bahkan bukan hanya anak-anak, sampai orang tua sekalipun, nenek. kakek, bahkan opa-oma juga yang masih belum bisa membaca dan di sana lembaga Alkitab Indonesia melayani untuk mereka bisa membaca. Dan sahabat Alkitab yang terbeban hatinya untuk membantu atau bersama-sama lembaga Alkitab Indonesia membantu anak-anak Tuhan yang ada di sana bisa turut mewartakan dan juga mendoakan program ini karena seperti yang kita saksikan bersama tadi, medan yang dilalui tidaklah mudah, tidak seperti kita yang mungkin ada di perkotaan, di dalaman. Walaupun masih satu pulau mereka harus menggunakan namanya pongpong atau perahu kecil atau sampan untuk ke kecamatan lainnya. Dan juga sahabat Alkitab yang terubah untuk membantu dalam bantuan donasi bisa mengirimkannya ke nomor 342-303-7730 di atas nama Yayasan Umbaga Alkitab Indonesia. Dan apabila sahabat Alkitab sudah melakukan bantuan dalam bentuk donasi bisa mengirimkannya ke nomor WhatsApp yang tertera di running text. Ini guna salah satu bentuk pertanggung jawaban kami dari setiap pengasih yang kami terima. Dan demikian untuk informasi pembaca baru Alkitab atau program PBA ini yang kami sampaikan kepada sahabat Alkitab. Dan kita kembali ke sinar kita pada hari ini bersama Bapak Pendeta Prof. Robert Setio. Sekali lagi terima kasih banyak, Prof. Mungkin sahabat Alkitab pernah atau yang sudah mengikuti sejak awal pernah melihat Bapak Pendeta Robert Setio. Tapi sudah agak lama ya, Prof ya? kurang lebih 3 tahun baru dan saat ini kita bersyukur Pak Robert bersedia menjadi pengisi materi di seminar mungkin sahabat-sahabat kita yang baru melihat Pak Fakum Dita Robert Setio ditahbiskan atau dipenitakan di Semeditri Jakristan Indonesia atau GKI dan juga seorang guru besar di bidang ilmu teologi di Universitas Kristen Tawacana Yogyakarta dan saat ini masih aktif mengampu mata kuliah di bidang teologi di perjanjian lama atau perjanjian pertama. Begitu ya, Prof. Robert. Baik, sempat kita, karena pengumuman waktu lebih lama lagi, kita akan menarikan materi dari Bapak Prof. Berta Robert Setio mengenai mengawini seorang pelacur. Mengapa? Kami persilakan kepada Pak Robert untuk memulainya. Silakan. Terima kasih, Pak Rico. Selamat petang. Mungkin malam ya untuk sebagian kita yang di Indonesia Timur, para sahabat Alkitab yang saya kasihi. Ya tadi sudah disebutkan, saya pernah mengisi acara ini. Ya saya lupa persisnya berapa tahun yang lalu. Sepertinya pada masa COVID. Tapi tidak penting, yang penting sore ini kita bisa bertemu kembali. Dan mungkin jauh lebih penting menangani judul yang kata orang menarik. Memang. dibuat menarik supaya sudah tertarik untuk bergabung dan judul itu sebagaimana yang sudah ketahui nanti atau sudah pernah adalah bagian dari kitab Hosea nah saya langsung saja masuk pada presentasi yang sudah saya persiapkan jadi pertanyaan ini memang menjadi pertanyaan dari banyak orang Oleh karena kitab Hosea itu dikenal sebagai kitab yang menceritakan tentang Nabi yang diminta oleh Tuhan untuk mengawini seorang pelacur. Ya sampai kapanpun menjadi tanda tanya mengapa ada perintah yang seperti itu. Bahkan kalau kita terganggu perasaan kita dengan. perintah semacam ini yang tidak cocok ya dengan moralitas kita. Kita bayangkan jangan-jangan itu tidak beneran, bukan seperti itu yang dimaksud, tapi tetap saja tertulisnya seperti itu. Lalu bisa juga kita bertanya apa nggak ada cara lain ya harus menyampaikan pesan, kok harus melalui cara yang seperti ini. Kalau di Alkitab perjanjian pertama yang seperti ini itu disebut dengan simbolik ek. Di Yesaya 20 sebetulnya itu juga dikatakan atau di Nabi Yesaya diperintahkan untuk telanjang jalan-jalan selama 3 tahun itu juga menarik gitu ya. Jadi kalau sudah tertarik ya nanti minta pada teman-teman LAI untuk membahas yang seperti itu. Jadi ini bagian-bagian yang mungkin bagi kita semua itu kontroversi. Belum lagi kalau kita membaca. Kitab Hosea bagi siapa yang menyenangi baca Alkitab dan pernah membaca bagian ini, mungkin agak heran ya di beberapa bagian itu terasa sekali suasananya gloomy gitu ya. Bahwa sudah tidak ada harapan lagi umat ini harus dihukum total karena kesalahan mereka. Tapi di bagian yang lain itu ada seruan. Pertobatan atau bahkan nanti kita juga akan lihat bersama beberapa ayat itu seperti mengindikasikan adanya pertobatan dari umat. Nah kalau bertobat kan ya tidak perlu sampai harus dihukum total seperti dikatakan pada bagian-bagian yang lain dari kitab Hosea ini. Nah juga bahkan ada bagian yang lain itu isinya pengharapan. Jadi ini kok tiba-tiba berubah lagi dari Jadi Yang semula hukuman total, tiba-tiba Yehuda akan diselamatkan, Israel akan diselamatkan. Apa ini dasarnya? Itu mungkin juga cukup memungkinkan atau meminggulkan kita. Kalau mau lebih teliti lagi bagi yang belajar teologi, ini sebenarnya tentang Israel atau Yehuda. Kadang-kadang Israel, kadang-kadang Yehuda orang yang belajar teologi tahu bahwa yang Israel itu maksudnya adalah kerajaan Israel Utara. Yang Yehuda itu yang selatan dengan ibu kota Yerusalem. Walaupun kadang-kadang istilah Israel dipakai untuk kedua negara atau kedua bangsa ini. Tapi di kitab Hosea terasa sebenarnya, kalau kita lihat di awal Hosea itu sudah disebutkan nama-nama raja, itu ada yang raja-raja Israel, ada raja-raja Yehuda. Jadi terus pertanyaannya ini sebenarnya yang mana gitu? Tentang Israel yang nanti kita lihat sejarahnya sedikit. atau tentang Yehuda. Nah, belum lagi kalau orang belajar teologi lagi, ya kita yang awam juga sedikit-sedikit harus tahulah ya, kan baca Alkitab itu juga perlu mempertimbangkan latar belakang sejarahnya. Dan ketika kita belajar latar belakang sejarah, kitab Hosea, itu nampaknya kalau dilihat dari apa yang dikatakan, dilukiskan kehidupannya gitu-gitu di Kitab Hosea itu ya, kayaknya ini cocok di abad ke-8 sebelum masehi, yaitu ketika Israel itu masih berjaya kerajaan Israel yang ibu kotanya Samaria itu masih berjaya ya, tapi nanti di bagian-bagian lain, kayaknya itu mengacu kepada zaman yang lebih kemudian, jadi sesudah abad ke-8 sebelum masehi, nah hal-hal ini yang juga bagi kita yang suka membaca Alkitab suka meneliti Alkitab bisa menjadi pertanyaan. Di samping tentu pertanyaan yang pertama yang menghiburkan soal mengawini pelajur tadi. Nah itulah sebabnya kita sekarang mau belajar ya, kita mau menggali. Sekarang kita lihat teksnya dulu. Hosea 1 ayat 2-8. Kita tidak akan membaca seluruh kitab. Kalau saya membaca seluruh kitab, sudah-sudah pasti meninggalkan ruangan YouTube. Jadi terlalu lama. Tapi sebagian-sebagian saja. Nah di pasal 1 ayat 2 sampai 8 inilah ada perintah kawinilah seorang pelacur. Saya baca ya. Saya memakai TB2 ya. Ini penting untuk LAI. Supaya banyak yang menggunakan TB2. Mungkin ada perbedaan. Nanti saya sebutkan salah satu perbedaannya cukup krusial. khusus untuk kitab Hosea ini. Saya baca dulu. Ketika Tuhan mulai berbicara dengan perantaran Hosea, berfirmanlah ia kepada Hosea, Pergilah, kau inilah seorang pelacur, dan milikilah anak-anak pelacur, karena negeri ini melacur habis-habisan dengan membelakangi Tuhan. Lalu ia pergi mengawini Gomer binti Diplaim. Perempuan itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki bagi dia. Kemudian Tuhan berfirman kepada Hosea, Berilah nama Yisrael kepada anak itu, sebab tidak lama lagi aku akan menghukum keluarga Yehu karena pertumpahan darah di Yisrael, dan aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Pada waktu itu aku akan mematahkan busur panah Israel di tembah Yisrael. Perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Dan berfirmanlah Tuhan kepada Hosea, berilah nama Loruhama kepada anak itu, sebab aku tidak akan lagi menyayangi kaum Israel. Dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. Sama sekali tidak akan mengampuni mereka. Tetapi aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi Tuhan ala mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang. Dengan alat perang atau dengan kuda dan tentara berkuda. Sesudah menyapih Loruhama. Perempuan itu mengandung laki dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu ia berfirman, berilah nama Loami kepada anak itu, sebab kamu bukanlah umatku dan aku ini bukan alamu. Nah kata mengawini atau kawinilah seorang pelacur itu di ayat 2 tadi, di TP2 istilahnya tadi. pelacur. Tapi kalau di TB1 Sundal. Jadi teman-teman penerjemah atau yang membuat revisi Alkitab ingin supaya istilahnya itu jangan terlalu vulgar. Atau mungkin istilah Sundal itu hanya untuk generasi saya yang tua-tua ini. Untuk generasi baru, gak tahu itu apa Sundal itu. Kalau di Jogja itu ada Pantai Sundab. Tidak ada hubungannya tapi dengan kata Sundal gitu ya. Nah tapi ada beda pelacur dengan Sundal gitu ya. Bahwa Sundal itu bisa dikenakan pada pelacur tapi belum tentu pelacur itu Sundal. Karena seingat saya pada waktu masih kecil dulu kalau mendengar kata itu, itu negatif banget ya. Jadi... Itu seperti sumpahan begitu ya untuk menjelek-jelekkan seseorang. Nah sekarang disebut sebagai pelacur. Kalau mau pakai kata yang lebih sekarang, lebih kekinian itu pekerja seks komersial, PSK. Tapi kalau TB2 nanti pakai pekerja seks komersial panjang banget. Nanti susah untuk mencetaknya. Dari mana sih kata ini berasal dalam bahasa Ibrani? Ya dari zenunim, zanah, nah terus kita juga punya kata zinah dari bahasa Arab. Kan bahasa Ibrani sama Arab itu satu rumpun ya, dari rumpun semitik sebelah barat gitu. Jadi ada kata-kata dan cukup banyak kata-kata yang sama atau bunyinya sama. Dan memang maknanya juga sama seperti ini. Kata sinah, sanah itu. Ya, berjinah. Nah, apa itu? Berjinah. Nah, kalau kita tengok pada aturan-aturan, jangan berjinah, segala macam itu, maka kita dapati misalnya seperti di Imamat 20.10, ulangan 22, ya 22, nanti saya bacakan, itu adalah seorang perempuan yang berhubungan seksual, sorry, Seorang laki-laki yang berhubungan seksual dengan perempuan yang sudah bersuami. Jadi spesifik banget. Nah, itu nanti kena mengena dengan soal warisan. Nanti saya jelaskan. Jadi misalnya ini tadi, Mamat 20.10, bila seorang laki-laki bercinah dengan istri orang lain, yang, nah ini ketutupan sebentar, yakni bersinah dengan istri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang bersinah itu. Di ulangan 22, disebutkan yang dihukum tidak hanya istri atau yang perempuan itu, tapi juga keduanya. Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati, laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu, dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kau hapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel. Nah waktu itu mengapa ada hukuman yang berat bagi yang berjina? Ya hukumannya berat itu ya jelas. Itu hukuman mati. Entah si perempuan itu sendiri menurut imamat atau laki-laki dan perempuannya dua-dua juga harus dihukum mati diulangan. Itu alasannya adalah Nah ini sebentar kok macet. Jadi ini nah ini di kitab Yesus bin Sirah ini orang protestan tidak pakai ini ya itu di Deutrokanonika itu kita bisa mendapati alasan mengapa perjinahan itu berat hukumannya, saya baca itu Kitab Sirah 23, 22-23. Demikianpun halnya seorang istri yang meninggalkan suaminya dan dari orang lain melahirkan waris akan dihukum. Sebab pertama-tama ia tidak taut kepada hukum yang maha tinggi. Keduanya ia bersalah terhadap suaminya. Ketiganya ia bersinah dengan melacur dan akhirnya melahirkan anak dari laki-laki lain. Jadi... Kalau ada seorang perempuan sudah punya suami berhubungan seksual dengan laki-laki yang lain, itu bisa menggelapkan warisan dari suaminya yang sah. Karena kalau perempuan ini akhirnya melahirkan anak, nah itu kan statusnya anak dari suaminya yang sah. Padahal akibat perkawinan pepergaulan bebas dengan laki-laki lain. Sehingga... Anak yang dilahirkan itu bukan anak suami yang sah, tapi secara hukum mendapatkan warisan atau menjadi hak waris dari suami yang sah. Nah ini berat sekali hukumannya. Jadi semacam penipuan yang tidak bisa dimaafkan. Kenapa? Kita juga tahu bahwa di perjanjian pertama itu kan sistemnya masih patrilineal. Jadi apa-apa menurut garis ayah. Sehingga harus jelas ayahnya itu siapa. Kalau terjadi hubungan yang membuat kabur tentang si ayah, itu tidak bisa dimaafkan. Kira-kira seperti itu. Nah, bagaimana dengan Hosea? Ini yang dimaksud adalah pelacur atau pesina. Pelacur itu profesi. Boleh dikatakan itu seperti tamar di kejadian 38. dengan pakaian yang tertentu, yang khas, menjajakan diri di pinggir jalan, dan seterusnya. Waktu itu itu mirip-mirip dengan sekarang. Itu menjadi sebuah profesi yang sah-sah saja. Tapi ya, kalau dia ini seorang pesinah itu yang memang hukumannya berat. Nah, kita para ahli itu membicarakan ini sebenarnya yang dikawini oleh Oceani yang mana. Kita tidak perlu sampai sepusing itu. Sebab yang dimaksud di sini adalah beratnya perintah itu. Hosea tidak akan dengan mudah melaksanakan perintah Tuhan itu. Dan ini menyangkut soal bagaimana dia harus hidup bersama dengan seorang istri Sepenuh-penuhnya, ini kalau mau merasakan perasaan usia, kan ini bukan sepenuh-penuhnya istri saya. Ada perasaan. gak senang, gak serak gitu dengan itu. Nah itu perasaannya. Apalagi ketika sudah punya anak, anak-anak itu jelas sekali dari nama-namanya, terutama yang lo ruhama dan lo ami. Ruhama itu kalau di bahasa Arab, ada kaitan dengan kata rahim. Ya kalau kita bilang rahim, rahmat, rahimi, itu satu akar kata. Jadi, Kalau disini disebut menyayangi Jadi Yang maha sayang Yang maha kasih Yang rahimi Nah ini Di anaknya disebut lo Lo itu tidak Tidak atau bukan Tidak dikasihi Lo ami Ami itu umat I itu akhiran i Aku jadi umatku Lo Lo kami bukan umatku wah ini sebuah penolakan yang total sifatnya Tuhan udah gak mau tahu lagi jadi anak-anak Hosea ini mencerminkan penolakan juga namanya mencerminkan penolakan kalau yang tadi pertama itu Yisrael ada sedikit cerita sebetulnya bisa dibaca juga di kitab Raja-Raja tentang Jadi Yehu itu adalah panglima tentara Raja Israel. Satu kali melakukan kudeta, dia membunuh anak Raja yang sah. Nah di akhir dari cerita itu disebutkan akhirnya keluarga Yehu sendiri dibunuh. Jadi masa yang penuh kekacauan, saling bunuh-membunuh, intrik-intrik politik. Nah itu yang dirucuk atau ditunjuk oleh nama Yisrael, nama pertama dari Hosea. Di ayat 4 tadi itu disebutkan, Aku akan menghukum keluarga Yehu karena pertumpahan darah di Yisrael. Yisrael itu tempat dimana pembunuhan-pembunuhan yang kalau di kitab Raja-Raja diseritakan, Yehu membunuh keturunan Raja, gantian nanti keluarga Yehu sendiri dibunuh. dibunuh, dan seterusnya itu di tempat yang namanya Yisrael. Yang kemudian dijadikan nama anak pertama dari Hosea. Jadi orang-orang yang tahu cerita tentang Yehu, terus nama anaknya Hosea dikasih nama Yisrael, wah teringat akan pertumpahan darah yang terjadi waktu itu. Selam ini semuanya. Nama anak-anaknya Hosea ini nggak enak semuanya. mulai dari nama anak pertama, kedua, ketiga. Suasananya itu sangat pesimis. Itu yang kita dapati. Nanti ini macet-macet lagi. Nanti ya, saya masuk di sini saja. Oh, sudah bisa. Nah, jadi apa yang sebenarnya dilakukan Israel mengapa sampai seperti itu yang diperintahkan Tuhan kepada Hosea? Ya, ada yang dirujuk, ada yang mau dituju dengan perintah yang tidak enak tadi itu. Ya, kita melihat kalau hubungan suami-istri itu persoalannya adalah soal Kesetiaan atau ketidaksetiaan. Jadi mengawini seorang pelacur atau penjinah tadi bagi seorang suami itu adalah soal ketidaksetiaan. Tentu yang dibayangkan di sini adalah bahwa si pelacur itu masih tetap atau si penjinah itu tetap saja melakukan hubungan dengan orang-orang yang lain, dengan laki-laki yang lain. Ini bukan seorang pejin atau pelacur yang bertobat, bukan itu maksudnya. Kalau begitu sih tidak masalah ya. Tapi yang diminta untuk dirasakan adalah kalau punya istri yang terus-menerus berhubungan dengan laki-laki yang lain. Wah itu yang repot. Nah maka kita lihat bahwa ini menunjukkan tentang umat Israel sendiri, umat Tuhan itu. yang melakukan tindakan tidak setia. Misalnya di ayat 12 dari pasal 2. Itu dikaitkan dengan penyembahan, dengan ibadat. Jadi di situ aku akan menghukumnya karena hari-hari pemujaannya kepada para baal. Tatkala ia membakar kurban bagi mereka dan berhias dengan anting-antingnya serta kalungnya, ia mengikuti para kekasihnya dan melupakan aku. Demikianlah firman Tuhan. Baal itu apa, Toh? Ini pengetahuan lagi ya, Baal itu dewa. Dewa kanaan. Dewa yang top. Dewa yang sangat dihormati. Karena masih ada juga dewa El. Kalau kita belajar Alkitab, nanti nama El itu dipakai. El Elohim. Semua dengan El ya. El Elyon, segala macam El Elyon itu sebenarnya juga nama Dewa Kanaan. Tapi kalau El itu masih dianggap oke dipakai, yang Baal itu enggak boleh. Jadi di Alkitab Baal itu sangat jelek. Dianggap sebagai Dewa yang tidak boleh sama sekali didekati apalagi disembah. Dewa Baal itu dikenal sebagai dewa kesuburan. Jadi sangat dinantikan perannya oleh orang-orang kanaan yang hidup dalam pertanian agraris. Mereka sangat bergantung pada hujan, dan Baal ini dianggap juga dewa hujan, dewa petir, segala yang berkaitan dengan alam yang membuat orang-orang yang hidup dalam pertanian itu sangat menantikan karya dia. Nah, maka ketika penyembahan kepada bal itu dilakukan, tidak bisa dilepaskan dari materi. Tadi kalau disebut di ayat 12 dari pasal 2, pakai perhiasan-perhiasan dan seterusnya. Jadi, ya itu di satu sisi tanda bahwa mereka berpengalaman. berterima kasih kepada Baal yang sudah memberikan kesejahteraan materi, orang bertani, kalau pertanianya subur, sukses, dapat banyak uang, beli perhiasan ini dan itu, entah dipersembahkan kepada Baal, atau dipakai pada waktu beribadah kepada Baal. Mungkin macam kita itu kalau datang ke gereja pakai perhiasan, macam-macam yang mewah-mewah, apalagi pendetanya pakai. pakaian yang mewah-mewah, yang mahal-mahal di satu sisi mau menunjukkan terima kasih pada Tuhan yang dianggap pemberi itu semua, di sisi lain juga Tuhan itu layak diberi persembahan yang seperti ini kira-kira itu analoginya seperti itu ya, kepada Baal maka ini tidak bisa dilepaskan dari persoalan ekonomi ibadah, agama tapi juga punya nilai atau aspek ekonomi. Nah, kalau tadi kita melihat latar belakang sejarahnya Hosea itu di abad ke-8 di Israel. Waktu itu masih ada Israel, Samaria masih belum jatuh di tangan Asyur. Itu sempat jaya, kaya. Ada bukti-bukti arkeologisnya bahwa di daerah itu pernah memang ada kota yang Sejahtera Perhiasan segala macam Juga ditemukan Nah jadi Itu keadaannya Terus tentu saja Tadi antara Hubungan tidak setia kepada Yahweh Menyembah baal Dengan kekayaan Itu sangat erat Jadi Di satu sisi menyembah baal Di sisi lain Sejahtera mereka ini Nah itu loh ya Jadi belum tentu sejahtera itu Mencerminkan orang setia pada Tuhan Bisa saja orang menyelewati pada sesembaan lain Dan sejahtera gitu kira-kira Sehingga nabi seperti Hosea ini ngeritik Dikritik habis Wah inilah kamu itu Dan ini salah ini dosa Dan hukumannya, nah nabinya bernubuat dan itu nanti terjadi betul, yaitu kehancuran Israel oleh Asyur. Di tahun 722-721 Samaria itu diduduki, dihancurkan oleh Asyur. Ya sebenarnya ada masalah politik kenapa sih Israel dihancurkan sama Asyur. Karena kan mereka bersekongkol untuk melawan Asyur dengan Mesir. Tapi Asyurnya berhasil mengalahkan mereka dan akhirnya melumat habis. Sejak itu tidak ada lagi kerajaan Israel. Nah kehancuran Israel ini... Di masa kemudian direfleksikan juga sebagai akibat dari perbuatan mereka yang menyembah baal dan hidup di dalam kemakmuran yang luar biasa. Jadi kemakmuran itu justru jadi jalan untuk jatuh, tergelincir oleh karena kemakmuran kira-kira seperti itu. Nah di pasal 4 ayat 1 dan 6 ayat 6 Itu dikasih istilah, dan istilah ini penting untuk seluruh kitab Hosea, tidak ada pengenalan akan Allah. Jadi mereka ini tetap saja beribadat, bukan berarti tidak beribadat, juga kepada Yahweh sebetulnya, kepada Tuhan. Tapi ibadat mereka ini campuran, di satu sisi kepada Yahweh, di sisi juga kepada Baal, yang mana-mana saja. Pokoknya kaya, pokoknya dapat duit. Kadang-kadang itu kita juga kalau demi kekayaan, suruh apa saja mau, suruh nyembah ini, suruh nyembah itu, nggak ada masalah gitu ya. Pokoknya dapat uang gitu, kira-kira seperti itu. Nah, tapi lagi loh, mereka bukan berarti meninggalkan Yahweh dalam arti secara apa itu, letter luck gitu ya, secara harfiah, nggak, tetap. beribadah di pasal 6 ayat 6 itu mereka juga memberikan korban-korban kepada Yahweh. Tapi terus saya baca ya di 6 ayat 6 sebab aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelian aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban bakaran. Jadi mereka Setia memberi persembahan yang mungkin juga besar-besar, mahal-mahal bagi Tuhan. Tapi motifnya rupanya. Jadi di situ yang nampak di depan persembahan, di belakangnya ada motif-motif yang kemudian oleh Hosea disebut, nah ini tanda mereka tidak mengenal Allah. Berarti kan ibadah itu bukan penentu. Bahwa orang bisa beribadah tapi belum tentu mengenal Allah. Nah inilah yang dipersoalkan. Saya kira disitu dulu terus kita break sebentar. Nanti saya teruskan dengan yang lain. Silahkan Pak Riko untuk break sebentar ya. Terima kasih Pak Robert. Dan sama tal kita, kita akan menunjukkan materi ini yang dijeda setelah kita... Menjaksikan informasi lainnya lagi dari Lembaga Alkitab Indonesia Kita mau baca buku cerita Alkitab kecilku Aku mau baca judulnya Tuhan Alkitab Baca Salah Satu Lagu Yang Serius Wah, sepertinya serius sahabat Alkitab. Buku apa sih yang mereka baca? Ini dia bukunya, Buku Cerita Alkitab Kecilku Perbitan terbaru dari Lembaga Alkitab Indonesia untuk anak-anak usia 3 sampai 5 tahun Buku cerita Alkitab Kecilku berukuran kecil, praktis dan mudah dibawa. Buku ini dengan singkat menceritakan kisah-kisah terindah yang ada di dalam Alkitab dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak. Setiap cerita, dilengkapi dengan ilustrasi berwarna yang menarik sehingga buku cerita Alkitab Kecilku dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan isi Alkitab secara sederhana dan menyenangkan kepada anak. Kita sudah baca loh bukunya. Seru banget! Nah, tentunya ayo miliki sekarang. Mari lengkapi koleksi bacaan anak Anda dengan buku cerita Alkitab Kecilku. Belajar mengenal firman Tuhan secara sederhana dan menyenangkan. Untuk informasi dan pemasanan, Bible House LAI, Jalan Salem Baraya No. 12, Jakarta Pusat. Atau hubungi kontak di bawah ini. Sahabat Alkitab, video yang terlihat di screen bersama tadi merupakan salah satu produk dari Lembaga Alkitab Indonesia yaitu cerita Alkitab Kecilku, di mana ini sangat cocok sekali untuk anak-anak atau anak-anak kita mungkin juga ada guru sekolah minggu yang ingin menghadiahi atau untuk mengonakan kita untuk mengenal atau mengetahui cerita-cerita tentang Alkitab atau yang di dalam Alkitab dan sahabat Alkitab bagi sahabat Alkitab yang tertarik untuk Mendapatkannya atau membelinya bisa datang langsung ke Bible House atau Toko Duku LAI di Jalan Salimba Raya nomor 12 Jakarta Pusat atau juga bisa mendapatkannya di Shopee atau di Bukalapak atau juga informasi lebih lanjut lagi bisa menghubungi kontak person yang ada di akhir video tadi. Kami bukan hanya di Jakarta jadi sahabat-sahabat kita yang di luar Jabodetabek yang berkecil hati. Kami juga ada di Medan, di Makassar. di Manado dan juga di Tanah Papua dan atau tepatnya diletaknya di Kota Jayapura. Dan sahabat Alkitab yang ingin mendapatkannya silahkan menghubunginya bagaimana cara memesannya, cara pengirimannya, dan lain sebagainya. Dan saat ini kita kembali ke seminar kita pada hari ini bersama Bapak Robert Setio. Bagi sahabat Alkitab yang memiliki atau sudah ada pertanyaan jangan sungkan untuk... mengetiknya di kolom live chat karena nanti saat sesi tanya jawab ataupun sesi diskusi langsung akan dijawab oleh Bapak Robert Setio pertanyaan-pertanyaan yang sahabat Alkitab tuliskan di kolom live chat dan bagi sahabat Alkitab yang mendapatkan materi presentasi yang di-share tadi oleh Bapak Pendeta Robert Setio mohon bersabar kami akan membagikannya ketika akhir seminar agar kita bisa bersama-sama mengikuti seminar dengan baik dan itu saja untuk dari kami dan kami menyerahkan ke kembali kepada Bapak Robert Setia untuk melanjutkan materi yang terdiri. Silahkan, Pak. Baik, terima kasih, Riko. Saya teruskan ya. Sebentar ini selalu. Ya, jadi kembali bahwa peribadatan itu tetap semarak sebetulnya ya. Peribadatan kepada Tuhan ya, pada Yahweh. Misalnya di usia 5-6 dengan korban kambing domba dan lembu sapinya mereka akan pergi untuk mencari Tuhan tetapi tidak akan menjumpai dia. Ia telah menarik diri dari mereka. Jadi ini seperti ironi. Mereka tetap beribadah tapi sebetulnya yang dilakukan antara dua bahwa percuma juga semua itu dilakukan karena Tuhan sudah menghukum mereka. Tuhan sudah meninggalkan umatnya. Tapi juga bisa kita pahami bahwa yang dilakukan pengorbanan yang banyak yang meriah itu itu dijalankan secara kosong batin atau hatinya itu kosong. Nah ini sejalan dengan kritik dari Nabi Amos. Jadi biasanya para ahli itu melihat Hosea dan Amos ini senada. Tapi kalau Amos itu banyak sekali melakukan kritik sosial. Nah, Hosea ini lebih tertuju kepada peribadatan. Saya mengatakan dua hal itu nggak bisa dipisah. Ya, kekacauan sosial, kalau pakai kondisi kita di Indonesia ini, korupsi, segala macam begitu, nggak bisa dilepaskan dari agama. Jadi kita lihat korupsinya jalan, agamanya juga gencar, kan aneh gitu. Nah ini yang mirip terjadi di zaman Amos dan Hosea. Rupanya peribadatan itu tidak disertai dengan pengenalan akan Allah. Sehingga menjadi kosong. Makanya Hosea maupun Amos mengkritik kondisi itu. Kalau Hosea lebih mengkritik pada peribadatan, pada agamanya. Amos pada kondisi sosialnya. Tapi sekali lagi keduanya tidak bisa dilepaskan. Orang seringkali menganggap sudah bisa beres kalau melakukan perbuatan tidak bermoral seperti korupsi, tapi memberikan persembahan yang besar kepada lembaga agamanya, terus dianggap sudah beres. Ya, ternyata tidak juga begitu. Itu kayak pencucian uang, pemutihan lewat agama. Nah, itu tidak bisa seperti itu. Itu yang dikritik ya. oleh Hosea maupun Amos. Maka kita juga di kitab Hosea ini mendapati bagian lain yang sekalipun tidak sebesar penghukuman, ada pertobatan juga. Di asal 5 ayat 15 sampai 6 ayat 3. Nah itu saya sudah kutipkan di situ. Mari kita akan berbalik kepada Tuhan sebab dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Jadi di sini, ya Tuhan menghukum tapi juga menyembuhkan, memulihkan. Jadi tidak cuma hanya menghukum saja. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari. Pada hari yang ketiga, ia akan membangkitkan kita. Ya ini nanti di dalam tradisi Kristen akan dikenakan kepada Yesus ya. Nah di perjanjian Pertama, sudah dikenal pengertian ini. Jadi simbolik tiga hari itu adalah simbol dari kebangkitan. Dua itu antara. Jadi kalau ada kematian, terus dua masih tidak jelas di antara kematian dan kehidupan. Tiga itu bangkit. Nah maka kalau di dalam tradisi Kristen lama, biasanya orang meninggal itu dikuburkan pada hari yang ketiga. Ya karena... Ada kaitan dengan kepercayaan kebangkitan. Nanti di dalam tradisi Kristen, kebangkitan Yesus itu kan ya tiga hari sesudah kematiannya. Ya ini topik yang bisa dibicarakan di kesempatan lain kalau tertarik. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan. Seperti hujan pada akhir musim. yang mengairi bumi. Yang jadi pertanyaan, ini siapa yang bertobat seperti ini ya? Tadi itu, jadi ada penghukuman yang sangat luar biasa, kayaknya sudah tidak ada kesempatan lain, dosanya itu sudah gede-gedean lah ya, kondisinya sudah kacau balo, ya satu-satunya yang Tuhan putuskan penghukuman. Makanya tadi sampai ada disuruh mengawini pelacur. Anak-anaknya dinamakan Loro Hama Loro Ami, Yisrael, segala macam itu menunjukkan betul hukuman saja. Hanya itu. Tapi kok di sini ada kayak pertobatan. Ini siapa? Apa bisa orang yang sama yang bersalah habis-habisan itu bertobat? Atau yang dimasukkan di sini adalah generasi yang kemudian? Seperti lagi, kitab Hosea ini mirip-mirip juga di banyak kitab di perjanjian pertama, itu bisa terdiri dari lapisan-lapisan berbagai zaman. Nah, suara pertobatan ini bisa memperlihatkan dari zaman yang kemudian. Jadi orang-orang yang berdosa itu sudah tidak ada lagi, sekarang muncul generasi baru. Nah kalau ada generasi baru, masa tidak ada harapan baru? Dan kalau ada harapan baru, ya layaknya itu dikenakan kepada generasi baru. Macam kita di Indonesia ini. Bula balik kita itu meratapi kenapa ya korupsi nggak habis-habis. Kayaknya sudah berhenti, sekarang balik lagi. Nepotismenya lagi gede-gedean, kok itu lagi? Ini gimana? Terus orang bilang, ya butuh generasi yang baru. Bahkan waktu lama bagi sebuah bangsa itu untuk benar-benar bersih. Tuh lihat Eropa ratusan tahun, Amerika juga begitu, dan seterusnya. Itu kata sosiolog ya, bilang seperti itu. Nah, tapi tadi ini kalau kita menengok pada kitab usia, jangan-jangan harapan itu dibayangkan timbul muncul ada pada generasi kemudian. Kalau begitu, tentu semangat untuk membarui itu dilimpahkan kepada generasi yang baru. Seperti setiap orang tua berharap anak-anaknya itu jangan menuruti kejelekan orang tuanya. Agar anak-anak atau generasi kemudian itu lebih baik daripada orang tuanya. Kan begitu kira-kira. Nah, maka kita refleksi sedikit. Kalau ada kebobrokan sebuah bangsa itu sudah parah, maka perbaikannya seperti apa? Apakah memang bisa diharapkan dari yang... Bobrok itu atau nanti? Nah, melihat hampir seluruh kisah Buhusia itu pesimis, maka kiranya saya sih juga berpendapat begitu. Ini adanya pertobatan yang nanti disertai harapan di bagian akhir nanti saya bahas itu. Ya, suasana yang baru. Itu adalah tentang generasi yang kemudian. Nah, kalau secara historis, itu adalah mereka yang pulang dari pembuangan. Nanti kan ada setelah, ya ini tadi Israel hancur 722-721, Yehuda juga hancur 586, gitu kan. Nanti pada 530-an itu di zaman Persia akan ada orang-orang yang pulang ke Yerusalem, membangun kembali negerinya, walaupun... selalu masih dibayang-bayangin oleh penjajahan ini, itu konflik di dalam dan seterusnya, tapi harapan itu muncul, harapan kenabian, yang nanti kalau kita teruskan dengan kekristenan, itu dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus, sebagai tanda adanya zaman yang baru. Nah harapan itu, Kita bisa lihat lebih kuat di Hosea 14 ayat 5-9. Dimana dikatakan, aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan. Aku akan mengasih mereka dengan sukarela. Sebab murkaku telah surut daripada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel. Kalau tadi itu dihukum saja. Sekarang aku Tuhan akan menjadi seperti embun. maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Nah ini tanya pada LAI, pohon hawar itu apaan gitu kan ya. Saya tadi ya belum ngecek, gak kira apa. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon saitun dan berbau harum seperti yang di Lebanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naunganku dan tumbuh seperti gandum. Mereka akan berkembang seperti pohon anggur yang termasyur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut pautku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau. Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau. Daripadaku engkau mendapat buah. Ini jelas sekali menunjukkan zaman baru, generasi baru, situasi baru. Maka harapan itu logis kalau dikenakan kepada zaman baru, kepada generasi baru, kepada orang-orang baru. Semangat itu adalah sebuah bukan sekedar wishful thinking kalau kita lihat misalnya mengapa ada pendidikan pendidikan di keluarga, pendidikan sekolah itu kan mengacu kepada di depan nanti ke depan nanti ada muncul generasi-generasi yang sekarang dididik sebagai generasi yang baru dan jauh lebih bagus bahkan Bagus sama sekali, ideal sama sekali. Itulah harapan. Peradaban setiap masyarakat mesti mempunyai gerakan, mempunyai dorongan, mempunyai cita-cita yang seperti itu. Nah ini yang kiranya kita tangkap dari Hosea. Sehingga logis, di satu sisi ada penghukuman yang luar biasa beratnya, Di sisi lain ada pertobatan dan pengharapan. Jadi kalau mengacu kepada yang sudah terjadi, ya itu memang kacau, layak dihukum, ya Ning Ning ngacu kepada Israel di abad ke-8, tapi kan hidup ini masih berjalan, nggak berhenti. Masih ada Israel-Israel yang baru. Nah maka dari mereka lah muncul yang... diharap-harapkan ini. Secara teologis, kita lalu bisa melihat di sini bahwa pembaruan itu semata-mata datang dari Tuhan, namun sasarannya adalah generasi yang baru. Maksudnya gini, kalau masyarakat, kalau kita ini masih bisa lanjut dengan adanya generasi yang baru, itulah harapan. Dan itu terjadi karena Tuhan. Di satu sisi, kayaknya sejarah itu manusia yang bikin, di sisi lain kita bisa melihat. bahwa sejarah tidak bisa berjalan tanpa Tuhan. Termasuk juga kita di Indonesia ini. Nah, kalau di teologi bahasa yang dipakai penciptaan. Jadi penciptaan itu terjadi berkelanjutan. Tuhan masih terus menciptakan. Sebagaimana di Alkitab, Tuhan tidak berhenti mencipta. Tidak di kejadian satu saja. Karena masih ada Adam dan Hoa, nanti ada dosa, hukuman, ada lagi pembaruan seperti Bahterano, nanti lahir lagi generasi baru, ada lagi Mesir, tapi muncul lagi kanaan. Mereka keluar dari Mesir, masuk tanah terjanji, dibuang, lalu muncul lagi harapan Yerusalem yang baru, sampai dengan kedatangan Yesus dan seterusnya. Dari sisi sejarah, orang Israel... Juga demikian, dari masa ke masa selalu ada harapan. Jadi di situ kita melihat antara peran Tuhan dengan kenyataan sejarah berjalan seiring sejalan. Nah kemudian kita bisa juga melihat bahwa dalam kehidupan manusia itu ada saatnya dimana kita mencapai titik terendah. Sebuah keruntuhan. Tetapi keruntuhan itu kemudian akan menimbulkan kesadaran baru, dan kesadaran baru itu diikuti dengan komitmen baru untuk memperbarui kehidupan. Setiap bangsa ngalami itu. Kita juga dulu dijajah sengsara merdeka, jadi baru. Terus banyak korupsi, reformasi. Reformasi jalan mulai lagi sekarang yang aneh-aneh muncul lagi nepotisme, mungkin butuh lagi sebuah kesadaran baru yang membuat kita makin hari makin baik. Kita mesti optimis karena itu. Nah lagi bahwa itu terjadi bukan karena usaha manusia semata, tetapi karena Tuhan, sebab kekuasaan Tuhan itu membentang luas. Kita setaunya hanya yang ada di hadapan kita. Tapi Tuhan bekerja sejak dahulu sebelum kita ada. Sampai nanti sesudah kita tidak ada. Nah itu berarti capaian atau jangkauan kekuasaan Tuhan melampaui yang bisa kita lakukan. Melampaui batasan-batasan kita. Tuhan adalah Tuhan atas sejarah kehidupan manusia. Terus gimana manusia sendiri di bagian paling akhir dari kitab Amos 14 ayat 10 menarik sekali satu ayat ini menyebutkan kata bijaksana. Siapa yang bijaksana biarlah ia memahami semuanya ini. Siapa yang paham biarlah ia mengetahuinya sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus dan orang benar menempuhnya tetapi pemberontak tergelincir. Nah ini kalau orang suka belajar Alkitab sedikit ada informasi biasanya kalau kita bicara hikmat, kebijaksanaan itu kita bicara kitab amsal kitab pengkotbah gitu yang ditempatkan sendiri, terpisah dari kitab kenabian sedangkan kitab kenabian kayak Hosea Amos itu banyak berisi kritik sosial atau suara kenabian, biasanya dikenakan kepada kondisi sosial yang carut-marut yang amburadul, terutama karena kekuasaan yang korup orang-orangnya hidup hanya untuk materi saja peribadahan dilakukan dengan semua orang mencari keuntungan harta, bahkan lewat ibadah, ibadah dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan kejayaan matri, kemudian para nabi memberikan kritik terhadap yang seperti ini tapi kita melihat bahwa sebenarnya kritik sosial dan kebijaksanaan itu tidak bisa dilepaskan Berarti kalau kebijaksanaan atau hikmat itu mengajar orang untuk belajar sejarah, belajar bagaimana Tuhan mengatur kehidupan ini, peradaban itu selalu mengalami perkembangan, walaupun nanti ada kekacauan, selalu ada bouncing, kembali lagi, bangkit lagi, kayak tadi hari kedua, hari ketiga bangkit. Demikian terus yang terjadi. Tidak ada akhir dari perjalanan kehidupan. Akhir itu selalu awal yang baru. Kayak kitab wahyu itu, diselalapun melambangkan tentang akhir hidup, kan dimaksudkan untuk memberikan kekuatan-penguatan booster terhadap kehidupan ini untuk memulai kembali. Nah, kita belajar dari situ bagaimana perantuhan. Nah disitulah yang disebut dengan mengenal Allah. Berarti mengenal Allah itu belajar sejarah. Sejarah peradaban. Penting umat kok cuma hanya pikir sekarang. Mikir dirinya. Mikir yang terjadi sekarang. Mikirnya itu harus sampai dulu terjadi kayak apa. Kedepan akan terjadi seperti apa. Kalau yang sudah terjadi sampai sekarang kayak begini. Jadi mengenal Tuhan itu sama dengan belajar apa saja yang sudah terjadi. Termasuk juga ilmu-ilmu lain, ya fisika, kimia, itu kan juga belajar tentang kehidupan yang tali menali. Kehidupan yang selalu terhubung dari dulu sampai sekarang. Hidup kita itu terhubung dari miliaran tahun yang lalu. Kan gitu. Nah ada kesempatan nih kalau mau menunjukkan bukti-bukti kosmologi tentang alam itu, itu kan bicara tentang ratusan. juta tahun, mungkin miliaran tahun yang lalu, tapi bisa terhubung sampai dengan sekarang. Apalagi juga sejarah kehidupan manusia yang masih jauh lebih pendek umurnya daripada alam semesta. Mengenal ala, Ikhwat itu selalu mengajari gitu, kenallah dunia ini, kenallah alam semesta ini, kenallah kehidupan manusia ini, maka engkau mengenal ala. Kalau Hosea memberikan kritik sosial, itu dalam rangka mengingatkan orang supaya mengenal Allah yang betul. Karena kontrasnya, lawannya adalah orang mencari keuntungan sekarang semata. Karena pikirannya terbatas hanya sekarang saja. Orang cari kekayaan habis-habisan kan mikir sekarang. Takut kalau nanti nggak punya gimana kan mikir sekarang. Padahal hidupnya itu terbatas. Nggak bisa mengontrol yang nanti akan terjadi. Siapa yang bisa mengontrol? nanti terjadi gitu. Kan semua terbatas. Nah itu hikmat. Maka kritik terhadap orang yang mikirin sekarang, sekarang, sekarang terus gitu dan menumpuk harta, itu dalam rangka supaya orang sadar yang jauh lebih luas daripada yang dia pahami. Belajar dari yang tidak diketahui. Punya semangat untuk tahu hal-hal yang belum diketahui. Jangan hanya memikirkan yang sudah diketahui saja kira-kira demikian. Nah ini yang saya kira pesan utama dari kitab Hosea sehingga kalau kita tadi hubungkan dengan disuruh mengawini pelacur segala macam yang menunjukkan tentang sebuah zaman yang kacau balo, carut-marut yang tidak ada harapan tapi tidak titik, masih koma masih akan ada kelanjutannya. Setiap zaman selalu ada dan diikuti oleh zaman yang lain. Begitu, mungkin nanti kita lanjutkan dengan tanya-jawab. Pak Riko Monggo. Terima kasih, Prof. Robert. Ya, Sahabat Alkitab, pembahasan yang sangat menarik untuk kita diskusikan bersama-sama. Jika Sahabat Alkitab sekali lagi kami announce bahwa memiliki pertanyaan. yang terkait dengan tema senat kita pada hari ini sepertinya di kolom live chat. Dan sahabat-sahabat kita, saat kita masuk dalam sesi diskusi, kita akan melihat informasi lainnya lagi dari lembaga Indonesia. Kesusahan yang didapat di sini, jika lalu terjadi badai, maka hasil daripada nelayan itu sangat terbatas, bahkan boleh dikatakan tidak dapat apa-apa. Betapa indahnya di atas bukit-bukit, langkah-langkah orang yang membawa berita, yang mengabarkan damai sejahtera dan memberitakan kabar baik. Saya ingin mengucapkan selamat malam kepada Tuan Bapak Nubamane, yang telah menjaga usia kita. Saya ingin mengucapkan selamat malam kepada Tuan Bapak Nubamane, yang telah menjaga usia kita. Sepanjang tahun 2023, Lembaga Alkitab Indonesia bersama para mitranya bekerjasama untuk menjembatani kebutuhan Alkitab dan bagian-bagiannya bagi umat Tuhan di berbagai pelosok Nusantara melalui program Satu Dalam Kasih. Kerinduan mereka untuk memperoleh Alkitab, sikap antusias itu terlihat sekan. Mereka dengan antusias menunggu kami, bahkan ketika satu hari kami harus menjangkau 4 sampai dengan 5 titik, mereka tetap setia menunggu. Bahkan dari pagi kami bisa bertemu di sore hari atau malam hari. Pada tahun 2024, Program Satu Dalam Kasih kembali hadir untuk mewujudkan kebutuhan Alkitab dan bagian-bagiannya sebanyak 155.000 eksemplar dengan biaya Rp16.275.000.000 bagi umat Tuhan di daerah berikut ini. Kepulauan Mentawai, Seruyan, Lauje, Kalumpang, Mamosalato, Lamaholot, Amarasi Barat, Amarasi Timur, Amabi Oefeto Timur, Waijewa, Aimando Padaido, Asmat, dan Kamoro. Kami sangat bersuka cita dan menyambut baik menerima Alkitab ini Melalui lai dan kami tahu ada orang-orang yang sudah disiapkan oleh Tuhan Bapak Ibu Donatur di seluruh Indonesia dimana saja Kami sampaikan dengan Segala syukur, kami berterima kasih dan berdoa kiranya Bapak Ibu yang sudah menjadi kepanjangan tangan Tuhan saluran berkat untuk pengadangan Alkitab ini senantiasa diberkati Tuhan untuk di daerah-daerah lain boleh mendapatkan kabar baik melalui pengadangan Alkitab. Tuhan Yesus memberkati, Yahobo. Hai selamat kita video yang telah disaksikan bersama tadi program lainnya dari lembaga Indonesia dalam kasih dimana program ini kita memberikan alkitab dengan cuma-cuma atau secara gratis Kepada anak-anak Tuhan yang membutuhkan di pedalaman. Jadi bila tadi program PBA tadi adalah untuk mengajarkan anak-anak Tuhan untuk membaca. Dan ini adalah program Satu Dalam Kasih adalah untuk memberikan Alkitab secara gratis kepada anak-anak Tuhan. Jadi sahabat Alkitab, kita memiliki kerinduan juga bahwa anak-anak Tuhan di pedalaman sana seberuntung kita bisa membaca firman Tuhan. Agar iman mereka bukan hanya dikuatkan tapi juga dapat bertumbuh. untuk menjadi anak-anak Tuhan yang memiliki iman yang kuat. Dan Sambatan Kitab yang tergerak untuk mewartakannya atau memberi tahu kepada kerabat, keluarga, bisa membantu kami juga mewartakan ini dan juga terus mendoakan karena juga yang mirip seperti tadi. PBA tadi bahwa SDK tempat dalaman yang memiliki medan yang tidak mudah. Dan sahabat Alkitab agar staff ataupun orang yang bekerjasama yang terlibat dalam penyebaran Alkitab ini bisa diberikan kesehatan dan juga perlindungan Tuhan. Tapi juga sahabat Alkitab yang terbeban untuk membantu kami dalam bentuk bantuan donasi bisa mengirimkannya ke nomor-nomor rekening yang ada tertera di akhir video tadi. Jadi sahabat Alkitab yang terlewat bisa meriwainya sedikit saja. beberapa detik ke belakang, lalu mencatatnya, dan sahabat Alkitab juga bisa mengirimkan bukti transfer atau transaksinya ke nomor WhatsApp yang tertera di running text, yang saat ini sahabat Alkitab saksikan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kami dari step donasi yang masuk pada kami, kami akan pertanggungjawabannya ke pihak keuangan kami. Demikian sahabat Alkitab, dan sudah ada beberapa pertanyaan, kita kembali ke seminar kita pada hari ini bersama Prof. Robert Setio. Sof, ada beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang pertama saya bacakan untuk kita semua ada dari Bapak Wirjawan Santoso. Pak Robert, apakah Bapak setuju dengan pendapat bahwa pernikahan... ini atau pernikahan antara Hosea dengan Gome itu simbolik atau bagaimana? Maksudnya secara simbolik dan juga itu menggambarkan keutuhan atau keseluruhan keadaan Israel ketika itu. Silahkan. Itu saya jawab dulu ya. Jadi begini Pak kalau simbolik itu dikontraskan dengan kenyataan ini Agak kurang relevan ya sebetulnya. Karena yang diharapkan orang yang membaca kisah Hosea ini itu merasakan. Merasakan yang dirasakan oleh Hosea yang diminta untuk mengawini seorang pelacur. Nah masalahnya kalau simbolik itu dianggap bukan kenyataan. Terus kita terhibur, wah ini nggak sungguh-sungguh gitu. Nggak kena gitu. Itu seperti kalau kita lihat film pas serem-seremnya. Dan yang kita, jagoan kita itu mati Terus bilang ini kan hanya film Kan tidak kena gitu Nah yang dikehendaki Juga untuk Hosea Dan Hosea itu diperintahkan oleh Tuhan adalah sungguh-sungguh Jadi sungguh-sungguh dia harus berhadapan dengan Perintah untuk mengawini seorang pelacur Beratnya itu adalah beratnya perasaan Tuhan Jadi memang rasa disini itu kuat sekali soal perasaan Rasa yang dirasakan oleh Tuhan ketika dia digianati gitu ya oleh umatnya. Nah itu kalau Bapak bermaksud untuk mengatakan simbolik itu dalam arti yang ditunjukkan adalah perasaan Tuhan benar kalau itu gitu ya. Tapi untuk bisa merasakan perasaan Tuhan kita mesti mendekati pengalaman Hosea senyata mungkin seperti kalau itu terjadi benar gitu. Nah itu yang kita ini kan. Lalu kalau persoalan historis seperti apa, nanti Bapak masuk sekolah tiluki, nanti saya ceritain lebih jauh. Ini siapa sih tokoh Hosea, kapan dia hidup, dan seterusnya. Gitu ya Pak Wirjawan ya. Biar penasaran aja sampai di situ dulu deh. Jadi masih sambungan dari Pak Wirjawan tadi, berarti dari cerita atau kisah Hosea dan Gomer ini, ingin menggambarkan bahwa Sebenarnya Tuhan tetap mengasihi Israel, meskipun Israel tidak setia kepada Tuhan atau nyeleweng. Ya, itu berkecamu. Jadi indahnya kitab Hosea, dan saya masih mengatakan banyak kitab di perjanjian pertama itu jujur. Jadi karena dekatnya Tuhan dengan umat, maka perasaannya itu jujur. Manakala kecewa, ya apa adanya dia kecewa. Maka ada kata Tuhan menyesal sudah menjadikan manusia misalnya di kejadian. Kayak begitu bisa muncul. Lalu ketika bicara dengan Musa, waktu orang Israel membuat patung lembu emas itu kemarah. Tuhan mau segera menghajar mereka, disetop oleh Musa dan seterusnya. Itu jujur perasaan. Jadi bahkan ada orang yang mencoba untuk mendalami meresapi sisi-sisi kejiwaan atau psikologi Alkitab untuk bisa merasakan seperti ini. Jadi inilah keistimewaan dari perjanjian pertama atau lama kita ya tentang Tuhan di Kitab Hosea pun juga demikian. Dimana kalau dia sangat berputus asa yang tadi saya bilang pesimis, ini sudah tidak ada ampun deh, itu ya. Dia merasakan betul seperti itu. Tapi di sisi lain memang betul. Ada juga yang tadi. Tidak banyak tapi ada. Pertobatan, pengharapan itu muncul juga. Tadi ditanyakan yang di pasal 6, itu bisa terjadi silih berganti, berdekatan. Di ayat 1-3 pertobatan tiba-tiba di 4 itu gloomy lagi. Bahwa orang-orang ini sudah seperti embun yang sebentar lagi hilang. Jadi silih berganti. Nah bagaimana kita membaca yang sepertinya ada dua. Kalau di dalam kajian Alkitab itu kita bisa. mengelompokkan bagian yang sifatnya pesimis dengan bagian yang sifatnya optimis. Lalu kita periksa sejarahnya. Nah, bisa kita dapati mereka berada dari dua zaman yang berbeda. Jadi ketika berharap, itu memang realistis. Sudah ada tanda-tanda pengharapan. Jadi meskipun teksnya itu berdekatan, tapi bisa datang dari zaman yang berbeda. Tapi kalau kita mau baca misalnya sebagai satu kesatuan, bentuk dari pasal 6 ini kan puitis ya. Puitis itu yang kita lihat bahwa orang, seperti orang ya, seperti orang. Ini tentu Tuhan ya, beda dari manusia. Tapi seperti juga orang, itu bisa bentap rindu, benci tapi rindu terhadap seseorang. Perasaan-perasaan seperti itu muncul terhadap yang dekat. Terhadap seseorang yang dekat. Jadi bisa silih berganti. Nah, itu menunjukkan kedekatan Tuhan dengan umatnya. Sesekali dia melihat bahwa ada harapan umatnya itu bertobat. Di sisi yang lain, dia curiga. Betulkah seperti itu? Betulkah pertobatannya? Apakah itu murni? Di sisi lain, dia terbuka. Kayaknya memang bertobat, bagus. Tapi di sisi yang lain lagi, dia apa yang? Betul-betul seperti itu. Nah, jadi ada kedekatan yang ditunjukkan lewat perasaan yang silih berganti. Nah, itu kalau kita bacanya secara kesatuan. Begitu, Mas Riko. Nah, ini kayak pelajaran di kampus ya, sekolah teologi ya, jadi diperiksa semuanya. Iya, Prof. Baik, lalu berikutnya tadi sudah Prof. Singbum, sebagian. tadi di awal bahwa kalau yang tadi pasal 6 ayat 1 hingga 3 adalah seruan pertobatan Indonesia Israel yang kemudian, terus mengapa di ayat 4 itu mungkin Prof bisa jelaskan lebih spesifik. Lalu mengapa pada ayat keempat ini Allah mengatakan bahwa kasih setia Efraim itu seperti ember imuak. Apakah judul perikob ini juga bisa disebut sebagai pertobatan Israel yang sekejap saja. Maksudnya kalimat pertobatan yang pura-pura seperti yang ada dalam PB1. Bagaimana tanggapannya Prof? Ya, tadi seperti yang saya katakan, apakah memang ini berasal dari dua zaman yang berbeda, atau kalau kita membacanya sebagai satu kesatuan, sebagai sebuah puisi, itu mewakili perasaan yang silih berganti. Jadi, sebetulnya kita mendapati kalau ini sebagai satu kesatuan, sebuah proses, ya namanya juga orang berubah itu kan. perlu ditunjukkan oleh waktu ya, waktu yang akan lebih menentukan apakah memang pertobatannya itu sungguh-sungguh atau tidak, tapi di sisi yang lain, ya kalau kita nanti bicara tentang penerimaan Tuhan terhadap orang Israel itu tanpa syarat, tadi bagian-bagian yang saya tunjukkan ya di pasal berapa tadi itu 14 segala macam begitu itu yang bisa pengharapan buat apa kita Nggak usah bicara lagi soal berhala dan seterusnya Jadi tiba-tiba seperti stop gitu Setelah Tuhan itu meratapi umatnya yang tidak setia Tiba-tiba dia sendiri mengatakan Sudahlah aku melupakan itu semua Sekarang kita mulai sesuatu yang baru Nah itulah Tuhan gitu ya Jadi secara teologis kita bisa melihat bahwa Yang dilakukan oleh Tuhan itu jauh melampaui dari yang bisa kita lakukan secara manusia. Dia bisa berubah oleh karena kasihnya. Nah itu kira-kira bahasa yang bisa kita pakai secara teologis. Demikian. Terima kasih, Prof. Lalu pertanyaan berikutnya ada dari Iman Larosa mohon maaf kalau saya salah melaporkan nama. Sore Prof, ada kekonsekuensi dan dampak bagi komunitas jika seorang pezinah berada dalam sirkul pelayanan di kerja? Karena mungkin kita bila bercermin dengan kisah Osias saja, seorang nabi berkawin atau kawin dengan seorang pelacur, apa konsekuensi atau dampak jika seorang pesina ada dalam perlainan di dalam gereja? Apakah bisa? Atau bagaimana? Ya itu bukan. Sebenarnya yang kita perlu berhati-hati memang tidak bisa langsung menghubungkan. Karena banyak pertanyaan yang serupa itu misalnya, kalau para... Bapak Bangsa atau Abraham Kawin dengan banyak perempuan Kita juga bisa begitu dan seterusnya Tidak bisa langsung seperti itu Tapi saya menangkap pertanyaan ini Sebetulnya adalah Apakah pintu maaf itu Itu bisa dibuka sebesar-besarnya Untuk orang yang Terbukti melakukan jinnah Lagi ya Pengertian jinnah sekarang dengan dulu berbeda Ya Dulu tadi itu bahwa Orang yang sudah bersuami Berhubungan dengan suami Dengan laki-laki lain itu berjina Sekarang kan tidak begitu ya Sudah jauh lebih Ketat ya pengertian berjina Tapi kalau berhadapan Dengan orang yang seperti itu Seperti apa? Ya betul Seperti yang Pak Larosa katakan Yang Dipikirkan adalah Bagaimana bisa tetap bersama dengan orang yang seperti itu, sebagaimana Hosea. Jadi di gereja kalau ada orang yang kedapatan berjinah, ya tugas gereja untuk menjadi sesama bagi dia, bukan dalam rangka membenarkan perbuatannya tentu saja, tapi memberikan tempat bagi dia untuk aman, mengutarakan, atau mengungkapkan semua perasaan yang ada pada dia. Dan tentu saja penyesalan-penyesalan dia, itu terjadi kalau kita enggak ngejudge, kalau kita enggak menutup diri terhadap orang yang seperti itu. Sayangnya di gereja seringkali terbalik, menjadi tempat penghakiman tersebut. Orang lain yang bahkan tanpa dasar itu bisa terjadi demikian. Nah ini yang perlu kita sadarilah ya, dalam kehidupan bersama. Mungkin karena paradigma gereja ada tempat yang suci, Pak. Jadi. Ya. Bisa juga, tapi ya namanya orang tuh, kalau kumpul yang ngerasain orang itu sudah biasa di mana, di kampung ya kayak begitu gitu ya. Ih, sih itu loh, itu simpenannya orang gitu kan, dan seterusnya gitu. Rame aja di gereja juga mungkin bisa seperti itu. Ya, oke. Tapi, ya, terima kasih. Menarik bahwa ketika tadi di awal, di awal seminar kita hari ini itu, itu pasti bakal menang. mengatakan bahwa pelacur atau profesi pelacur ini kan seperti ada banyak alasan untuk yang latar belakang ini di ekonomi dan lain sebagainya. Tapi dalam kasus Gomer ini, profesinya dia atau profesi Gomer sebelum bertemu dengan Wasef, apakah memang benar pelacur atau memang, maksud saya begini, sengaja dikondisikan Tuhan karena sependek pemahaman saya dalam membaca firman Tuhan. perintah Tuhan langsung kepada para nabi atau beberapa tokoh itu memang yang di luar akal begitu yang tidak, anti mainstream lah begitu ya Prof ya, ada beberapa tokoh salah satunya adalah Hosea yang diperintahkan untuk kawin dengan Gomer yang maka bina dari seorang pelacur Gomer ini sudah berprofesi pelacur, apakah ada catatan literasinya atau dan bagaimana perasaan Hosea terutama karena tidak dijelaskan secara eksplisit dalam kitab Hosea sendiri ketika mendapat perintah langsung mungkin kalau Nabi Musa itu bisa bernegosi, tidak pandai berbicara Tuhan dan lain sebagainya tapi apakah Hosea ada proses negosiasi itu kok ketika mendapat perintah dari Tuhan? kita tidak mendapati itu jadi dia langsung saja melakukan yang dikatakan oleh Tuhan tapi Menariknya kalau perjanjian pertama itu kan tidak segala sesuatu diungkap. Nah justru itu menjadi semacam pancingan, rangsangan bagi kita pembaca untuk mendalami apa yang dirasakan. Kayak Abraham diminta untuk mengorbankan anaknya, kan diem. Kita nggak tahu ngapain. Nah diem ini waktu menjadi saran atau menjadi... pembahasan yang sangat luar biasa oleh banyak para ahli tafsir maupun sampai ahli filsafat ya seperti Kirgord itu wah ini apa yang dirasakan oleh bapak yang disuruh mengorbankan anaknya kayak gitu kan serem itu kayak gitu nah ini mengawani pelacur masih gak ada apa-apanya kalau boleh dibandingkan dengan disuruh membunuh anaknya sendiri gitu Nah, terus... Itu kan seperti dosa besar ya, Prof. Oh iya? Seperti, ya, apakah ada konsekuensi sosialnya begitu? Menikah dengan seorang, atau kahwin dengan seorang pelacur yang dihadapi setelahnya nabi Hosea. Jadi yang, kalau mau mendalami rasa itu gini, tadi bahwa perempuan yang... sudah kawin itu ya setia harusnya pada suaminya. Nah itu masih patrilineal kayak gitu ya. Patriarkal, feminis mungkin nggak suka. Tapi ya begitu itu situasinya. Nah bagaimana kalau ternyata si istrinya itu nggak setia gitu. Nah ketika istrinya itu main dengan laki-laki lagi dan seterusnya. Itu yang dimaksudkan gitu. Nah jadi tentu saja alasan hmm Gomer untuk melakukan itu bisa saja karena ekonomi dan seterusnya entah apa ya, tapi yang mau disoroti adalah perasaan dari si Hosea sebagai seorang suami yang mendapati istrinya seperti itu, gitu, dan itulah perasaan Tuhan terhadap umatnya gitu ya, jadi ketidaksetiaan umat itu seperti perasaan eh, kesetiaan umat itu seperti juga istrinya Gomer, gitu dan perasaan Hosea adalah seperti perasaan Tuhan Nah itu yang ditunjukkan Ya memang ini kemudian disebut dengan simbolik ek Tadi disebutkan nabi-nabi lain yang saya sebut Misalnya saya disuruh telanjang 3 tahun Sampai itu Yiremiyah disuruh makan kotoran dan seterusnya begitu Jadi nabi-nabi banyak yang seperti itu Nabi kan tujuannya adalah untuk memberikan kritik kepada umat Kepada mereka yang tidak setia atau melakukan pelanggaran itu dengan tindakan yang memang agak vulgar seperti itu. Ya, terima kasih, Prof. Ada dua pertanyaan terakhir. Tapi sebelumnya, sahabat Alkitab, kita akan melihat atau menyaksikan informasi lainnya lagi dari dompet Alkitab di Indonesia. Terima kasih telah menonton! Sahabat Alkitab yang ada di balik papan, khususnya video yang telah kita saksikan bersama tadi adalah suplikan atau undangan sebenarnya untuk sahabat Alkitab yang berada di balik papan. Khususnya karena dari tanggal 14 hingga 18 Maret nanti akan ada EpoFest atau yang biasa Lembaga Alkitab Indonesia gunakan adalah pekan Alkitab. Jadi di situ ada seminar-seminar, ada pameran barang-barang museum yang ada di LAI. Kurang lebih mungkin 60 hingga 70 persen akan dibawa ke Balikpapan untuk dipamerkan jadi sahabat Alkitab yang berada di kota Balikpapan bisa melihatnya. Lalu ada seminar, pameran, dan juga nanti ada workshop atau pelatihan mengenai literasi digital. Dan tentunya masih banyak lomba-lomba yang menarik. juga selama pekan Alkitab berlangsung di Balikpapan ini dan sahabat Alkitab yang ingin di luar Balikpapan ingin datang bisa saja tapi LAI tidak menanggung biaya atau pemudah sahabat Alkitab bisa obat sendiri. Ingin kami informasikan bahwa akan ada acara atau pekan Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia akan diselenggarakan di kota Balikpapan dari tanggal 14 hingga 18 Maret 2024 Pameran, seminar-seminar, dan juga lomba-lomba yang menarik. Silahkan di GPIB Bukit Benuas akan diselenggarakan. Dan di Mall, Ventasiti. Dan juga akan ada Ibadah Ucapan Syukur di tanggal 18-nya di Dome Balikpapan. Jadi sahabat Alkitab, kalau lupa bisa kepoin aja di media sosialnya Lomba Alkitab Indonesia. Baik di Instagram, Facebook, atau medsos.li yang sahabat Alkitab punya. Dan kita kembali ke seminar kita pada hari ini lagi untuk dua pertanyaan terakhir seminar kita. Yang pertama Prof, risiko sanksi zina yang kita ketahui dalam pisah di Alkitab itu adalah rajam hingga mati. Apakah hukuman atau risiko ini juga berlaku untuk... Hosea dan juga Gomer? Kita tidak mendapati hal itu ya di kitab Hosea ya. Apalagi kalau kita lihat bahwa pernikahan itu untuk menunjuk pada ketidaksetiaan umat ya. Jadi Hosea disuruh Tuhan ibaratnya kan begitu. Jadi tidak melakukannya sendiri. Dan maksud Tuhan adalah menunjukkan kepada umat tentang ketidaksetiaan mereka. Jadi tidak ada hukuman untuk Hosea maupun Gomer. Terima kasih Prof. Semoga menjawab untuk akun Ibu Yaniware. Maaf, saya salah dalam melafalkan namanya. Lalu yang terakhir, Prof. Dari Yoki Bet Kawangu, saya mau bertanya, Prof. Apakah ada catatan literasi Hosea dan Gomer ini bercerai atau hingga akhir mereka tidak bercerai? Lalu apakah Ngomer juga ada catatan tentang Ngomer bertobat atau dipulihkan atau tetap hidup dalam persendalannya hingga akhir hidupnya. Tidak ada. Kita tidak mendapati catatan apa-apa mengenai kisah hidup mereka. Dan itu wajar ya karena yang kemudian dikembangkan adalah soal perasaan Tuhan yang dikecewakan oleh umat dan itu diunggahkan dengan berbagai macam penggambaran. di kitab Hosea. Jadi yang tentang perkawinan dengan pelacur itu kan di bagian awal. Nanti selanjutnya lebih banyak perasaan Tuhan yang dikecewakan oleh umatnya. Jadi nggak ada itu catatan mengenai perceraian dari Gomer dan Hosea. Berarti menyambung anak-anak yang di pasal awal itu apakah anak-anak Hosea atau masih itu sebenarnya dari Gomer? Nah itu menarik karena memang Sebagian alih mengatakan itu jangan-jangan bukan anaknya Hosea itu, anaknya yang lain. Nah apapun yang dirasakan tadi adalah tentang istri yang tidak setia kan gitu. Jadi ketidaksetiaan itu nampaknya juga berlanjut bahkan setelah kawin gitu. Jadi bisa terjadi memang itu bukan anak-anaknya Hosea sendiri. Tapi harus bersama dengan Hosea begitu. Nah itu kontrasnya ya antara tidak. bisa nerima itu anaknya, tapi harus hidup bersama dengan mereka. Nah, begitu tuh yang mau ditunjukkan sebagai perasaan Tuhan terhadap umatnya. Baik, terima kasih Prof. Robert Setio. Dan semoga menjawab untuk dari tadi Ibu Yani Ware dan juga Bapak Yogi Betawangu. Dan sementara kita, kita sudah tiba di penghujung seminar kita pada hari ini. Minta dengan kasih mungkin Prof. Robert Setio bisa memberikan closing statement terkait seminar kita hari ini. Silahkan, Prof. Kalau kita... Dalami mengapa orang tidak setia, umat tidak setia sampai Tuhan sedemikian rupa sedih, kecewa terhadap umat walaupun tetap tidak meninggalkan umat itu. Tidak bisa lepas dari pengetahuan yang terbatas. Jadi berbagai kegelisahan, kekhawatiran itu. Menunjukkan bahwa yang diketahui itu terbatas. Itu yang membuat mereka itu tidak sabar untuk menjalani apa yang sudah terjadi dan ingin cepat-cepat selesai. Lalu kekhawatiran juga membuat orang tadi mencari keuntungan material semata. Dan itu semua yang membuat orang akhirnya tidak setia kepada Tuhan. Maka setia kepada Tuhan. Kebalikannya yaitu menyerahkan atau membuka diri terhadap kebersamaan atau kehadiran Tuhan di dalam hidup ini yang jauh lebih luas daripada yang kita bisa pahami. Dengan kata lain, berarti kita perlu untuk membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan cara Tuhan hadir. pembimbingan atau pengarahan Tuhan yang bisa jadi berbeda dari yang kita ketahui dan menyerahkan semua kekhawatiran dan kegelisahan itu pada dia yang punya kuasa dan kekuasanya atau membentang jauh daripada yang bisa kita pahami. Jadi itu yang disebut dengan kebijaksanaan yang diharapkan dari pembaca Hosea atau umat di masa Hosea diingatkan lewat tadi itu. baik disuruh mengawini sampai kekecewaan Tuhan. Pada akhirnya diharapkan umat itu untuk berimat dan berimat itu berarti adalah tidak cepat-cepat mengambil kesimpulan dulu atas apa yang terjadi namun sebaliknya belajar dan terbuka pada tuntunan pengarahan Tuhan yang jauh lebih luas daripada yang bisa kita pahami. Begitu kira-kira yang menjadi pelajaran utama mungkin ya. Tentu ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari ... kitab Hosea ini. Terima kasih. Terima kasih banyak, Dr. Bersetia. Dan terima kasih banyak juga kepada sahabat Alkitab yang setia untuk menyaksikan tayangan YouTube dari Lembaga Kitab Indonesia. Dan sahabat Alkitab, kita akan bertemu lagi minggu depan di jam dan hari yang sama. Dan minggu depan kita akan belajar atau mendengarkan materi dari Bapak Pendeta Dr. Christian Gosweller. Temanya atau judul seminar kita pada minggu depan adalah satu Alkitab beragam terjemahan. Jadi sahabat Alkitab, kita akan bertemu lagi minggu depan. Dan juga sekali lagi saya ingin announce, remind sahabat Alkitab bahwa tanggal 14 hingga 18 Maret 2024 akan ada pekan Alkitab di Kota Balikpapan. Jadi sahabat Alkitab yang berdomisil di Balikpapan dan juga sekitarnya bisa ikut hadir, baik seminar, melihat pameran-pameran, dan juga mungkin ada naradidik. dari sahabat Alkitab ataupun anak-anak kekonakan bisa digaftarkan untuk mengikuti lomba-lomba yang selama di Kota Balikpapan, di GPIB Bukit Benuas, Balikpapan sahabat Alkitab. Dan sahabat Alkitab kita telah diakhir. Sekali lagi terima kasih banyak selamat terakhir pekan dan Tuhan Yesus memberkati kita semua. Shalom.