Transcript for:
Peristiwa Heroik Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan salah satu peristiwa penting, tidak hanya untuk kota Bandung tetapi juga bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia. Kota Bandung dianggap sebagai salah satu kota di Indonesia yang letaknya sangat... strategis hingga diincar pasukan sekutu. Saat itu sekutu memberikan ultimatum agar mengosongkan kota Bandung. Bandung oleh pasukan sekutu yang dibantu nikah akan dijadikan markas militer mereka. Ultimatum itu direspon oleh TRI, respon yang sangat diluar dugaan. Adalah Rukana, komandan polisi militer di Bandung. Ia memberi ide, mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api. Para penduduk pun meninggalkan. kota Bandung setelah membakar kediamannya sendiri. Belanda datang, mereka disambut ke Pulau Asap, tempat yang mereka incar kini jadi lautan api. Di video kali ini channel tentang kita akan mengisahkan secara singkat sejarah Bandung Lautan Api. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Sekitar 200 ribu penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri, kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Pengorbanan warga Bandung ini untuk mencegah sekutu menggunakan kota Bandung sebagai markas militer mereka. Pasukan Inggris yang dipimpin Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Mereka menuntut agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di tangan penduduk diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari Kemp Tawanan pun mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan. Akibatnya penerokan bersenjata antara Inggris dan TKR, tentara keamanan rakyat tidak dapat dihindari. Pada malam hari, tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger, yang mereka gunakan sebagai markas Inggris. Tiga hari kemudian, McDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan. Ultimatum sekutu agar TRI meninggalkan Bandung, mendorong TRI untuk melakukan operasi bumi hangus. Para pejabat, Perjuang tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak sekutu dan nikah. Keputusan untuk membumi hanguskan Bandung diambil melalui Musyawaroh Majelis Persatuan Perjuangan Priangan pada tanggal 23 Maret 1946. Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Jenderal TRI mengumumkan hasil musara tersebut dan memerintahkan evakuasi kota Bandung. Hari itu juga, rombongan penduduk Bandung dengan jumlah yang sangat besar mengular panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pun pembakaran kota berlangsung. Di mana-mana asap hitam mengepul, membumbung tinggi dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di desa Dayuh Kolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik tentara sekutu. Dalam pertempuran ini, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI, Barisan Rakyat Indonesia, terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut yang gugur di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota. Tetapi demi keselamatan, maka pada pukul 21 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu kurang lebih pukul 12 malam, Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Namun api masih membumbung membakar kota sehingga Bandung pun menjadi lautan api. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api adalah salah satu peristiwa heroik terbesar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini tak lepas dari peran sosial. Sok penting dibaliknya, berikut ini beberapa di antaranya. Kolonel Abdul Haris Nasution Aha Nasution saat itu adalah komandan Divisi 3 TRI. Perannya adalah menyampaikan hasil musyawarah dari Majelis Persatuan Priangan pada tanggal 23 Maret 1946. Aha Nasution juga memerintahkan dan membawa masyarakat berkata, untuk mengungsi ke arah selatan bersama para tentara. Muhammad Toha Ia adalah seorang komandan pejuang dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa heroik tersebut, Muhammad Toha memiliki misi untuk menghancurkan amunisi dan senjata di gudang milik sekutu. Pada saat itu sekutu memiliki gudang amunisi yang berisi 18 ribu ton bahan peledak dan ribuan senjata lainnya. Muhammad Toha yang melakukan aksi pembakaran berhasil melaksanakan misinya. Walau begitu Muhammad Toha harus mengorbankan nyawanya dan ikut kukur bersama ledakan yang membumi hanguskan kota Bandung. Sultan Syahrir Sultan Syahrir adalah sosok yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia. Bersama dengan Ahana Sution, Sultan Syahrir berperan dalam pelaksanaan operasi bumi hangus di kota Bandung. Keputusan itu diambil sebagai sikap atas ultimatum yang diberikan Inggris pada masyarakat dan para pejuang untuk menyerahkan wilayah kota Bandung kepada penjajah. Ia adalah sosok komandan polisi militer di Bandung. Ia adalah pencetus ide pembakaran kota Bandung. Aceh Bastaman Aceh Bastaman adalah seorang wartawan muda dari Harian Suara Merdeka. Ia adalah jurnalis yang menuliskan kronologis peristiwa Bandung Lautan Api dalam liputannya. Aceh Bastaman menyaksikan langsung proses pembakaran kota Bandung dari bukit Gunung Letik di sekitar Pamengpek, Garut. Liputan tersebut kemudian kemudian dimuat pada harian suara merdeka pada edisi 26 Maret 1946 dan membuat istilah Bandung Lautan Api menjadi dikenal. Meski Ismail Marsuki memang tidak terlibat langsung, namun namanya tetap dikenang hingga kini. Saat itu justru Ismail Marsuki bersama sang istri menjadi bagian dari pengungsi yang pergi dari Bandung pada saat peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang dialaminya tersebut mengilangkan Ilhami Ismail Marzuki untuk membuat lagu berjudul Halo Halo Bandung. Sebuah lagu nasional yang bercerita tentang suasana pada saat peristiwa Bandung Lautan Api.