Catatan Kuliah: Kontroversi Dedi Mulyadi (KDM) dan Investasi Politik 2029

1. Pendahuluan

• Diskusi mengenai Dedi Mulyadi (KDM) dan kontroversi seputar kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
• KDM dianggap berinvestasi politik untuk pemilihan 2029.

2. Aktivitas Media

• KDM selalu dikelilingi oleh tim videografer (4 kameramen standby).
• KDM aktif meng-upload konten media, termasuk video yang diambil sendiri.

3. Kebijakan Kontroversial

• KDM mengeluarkan banyak kebijakan yang diprotes oleh DPRD dan masyarakat.
• Kebijakan anggaran yang tidak melibatkan DPRD.
• Penghapusan dana hibah untuk lebih dari 300 pondok pesantren.

4. Profil Dedi Mulyadi

• Asal: Bukan asli Purwakarta, tetapi dari Subang.
• Memiliki dua rumah di Subang dengan arsitektur khas Sunda.
• Koleksi seni termasuk lukisan dan kereta kencana.

5. Gaya Kepemimpinan

• Dipanggil "raja" oleh birokrat dan politisi, menunjukkan gaya kepemimpinan yang otoriter.
• Memiliki dukungan kuat dari masyarakat yang sering mengunjungi rumahnya untuk melapor.

6. Dinasti Politik

• Membangun dinasti keluarga dalam politik, dengan istri dan anak terlibat dalam jabatan politik.
• Berkarir mulai dari DPRD Purwakarta hingga Gubernur.

7. Karir Sebelum Politik

• Awal karir sebagai pengusaha, pengepul gabah, dan peternakan.
• Aktif di organisasi mahasiswa HMI.

8. Hubungan dengan Gerindra

• KDM keluar dari Golkar dan bergabung dengan Gerindra karena kekecewaan dalam partai.
• Dikenal dekat dengan Prabowo dan Gus Miftah.

9. Kontroversi dengan Ridwan Kamil

• Persaingan dan hubungan rumit dengan mantan Gubernur Ridwan Kamil.
• Dedi Mulyadi mengkritik kebijakan RK, terutama mengenai penghijauan.

10. Penutup

• KDM berpotensi maju lagi di 2029, tetapi menolak spekulasi tentang panggung nasional.
• Dedi Mulyadi dianggap pemimpin populis, dengan keputusan cepat tetapi tidak mempertimbangkan akar masalah.
• Perlu pendekatan yang lebih jangka panjang dalam menyelesaikan masalah.

---

• Catatan ini merangkum informasi kunci dari diskusi mengenai Dedi Mulyadi, kebijakan, serta dampaknya dalam konteks politik saat ini.