⚔️

Pemberontakan DITII di Jawa Barat

Sep 2, 2024

Sejarah Pemberontakan DITII di Jawa Barat

Latar Belakang

  • Konflik ideologi dan politik di Indonesia sering memicu perpecahan dan pemberontakan.
  • Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DITII), dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartoswirjo, memberontak di Jawa Barat (1949-1962).
  • Ketidakpuasan terhadap Perjanjian Renville (7 Januari 1948), yang memberikan kontrol Jawa Barat kepada Belanda, memicu Kartoswirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Aksi DITII

  • DITII meneror dan menyerang pihak yang menentang NII.
  • Desa Cibugel, Sumedang, menjadi sasaran kekejaman DITII, menolak mendukung DITII dan tetap setia kepada Republik Indonesia.

Konsep Darul Harbi

  • Cibugel diklasifikasikan sebagai Darul Harbi atau wilayah musuh.
  • Harta dan nyawa warga di Darul Harbi dianggap halal untuk diambil oleh DITII.

Serangan ke Desa Cibugel

  • Serangan berulang oleh DITII (1949-1962), termasuk 50 kali serangan dan pembakaran.
  • Desa Cibugel membentuk Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan dibantu pasukan Siliwangi.
  • Puncaknya, penyerangan besar pada 23 November 1959, mengakibatkan banjir darah di Cibugel.

Dampak Penyerangan

  • Penyerbuan mengakibatkan sekitar 100 korban jiwa, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
  • Didirikan Tugu Syuhada di Cibugel untuk mengenang kejadian.

Akhir Pemberontakan

  • Pada 1962, DITII berhasil ditumpas; Kartoswirjo ditangkap dan dihukum mati.
  • Warga Cibugel mengungsi, kembali setelah wilayah dinyatakan aman.

Kesimpulan dan Pelajaran

  • Perselisihan ideologi dapat memicu perang saudara, merugikan rakyat.
  • Pemberontakan DITII menunjukkan bahwa perang atas nama agama dapat membawa kerugian bagi umat manusia.

Penghormatan

  • Masjid Asyuhada didirikan untuk menghormati korban Cibugel sebagai pahlawan tanpa suara.