Terima kasih. Pada animasi ini, titrasi yang akan kita bahas adalah titrasi asam basah. Asam yang digunakan adalah HCL yang merupakan asam kuat.
Dan basah yang digunakan adalah HCL. NaOH yang merupakan basa kuat. Larutan HCl sebagai titrat, yaitu zat yang akan ditentukan konsentrasinya sehingga ditempatkan di dalam Erlenmeyer. Selanjutnya, indikator phenolphthalein dimasukkan beberapa tetes ke dalam Erlenmeyer.
Larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret dan disebut sebagai ikran karena konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Secara submikroskopis, dapat kita lihat bahwa di dalam larutan HCl terdapat ion-ion H3O+, dan Cl-. Terima kasih.
yang bergerak bebas di dalam larutan molekul-molekul air tidak diperlihatkan untuk memperjelas tampilan. Pada saat penambahan larutan NaOH, ion H3O+, dinetralkan oleh OH-yang berasal dari larutan NaOH. Berkurangnya jumlah ion H3O+, di dalam larutan, menyebabkan pH larutan meningkat. Jika larutan NaOH ditambahkan secara terus-menerus, maka semakin lama jumlah ion H3O plus dalam larutan semakin sedikit, hingga suatu saat mencapai kondisi ketika jumlah ion H3O plus sama dengan ion OH-. Pada keadaan ini, pH larutan menjadi 7, karena Karena jumlah ion H3O+, sama dengan jumlah ion OH-.
Kondisi ini disebut sebagai titik ekvivalen. Ketika sedikit saja larutan NaOH ditambahkan ke dalam larutan, maka ion OH-akan lebih banyak jumlahnya dibandingkan ion H3O+, yang berasal dari reakti autonisasi air. Ion OH-ini akan berinteraksi dengan ion H3O+.
terapi dengan fenol stalin sehingga menyebabkan warna larutan menjadi merah muda kondisi ini disebut sebagai titik akhir titrasi ketika terjadi perubahan warna maka titrasi dihentikan volume naoh yang terpakai hingga mencapai titik akhir ini yang digunakan untuk menentukan konsentrasi HCL perubahan warna pada titik akhir terjadi karena karena ketika ditambahkan ion OH-min, maka keseimbangan reaktif pada struktur phenolphthalein bergeser ke arah kanan, sehingga jumlah struktur yang memberikan warna merah muda lebih banyak.