Transcript for:
Legenda Tragis Batu Gantung

Hai legenda batu gantung kisah dari Provinsi Sumatera Utara Panorama Batu Gantung merupakan salah satu ciri khas wisata Danau Toba. Keberadaan Batu Gantung selalu menarik perhatian para turis yang datang ke Danau Toba. Danau Toba berada di Pulau Samusir, Sumatera Utara. Jika wisatawan menyusuri Danau Toba, maka akan menemukan Batu Gantung yang terletak di parapat. Keberadaan Batu Gantung ternyata memiliki asal-muasal yang diakini oleh masyarakat yang dikenal dengan legenda Batu Gantung. Konon, pada zaman dahulu, di sebuah desa di tersebut, ada kedua orang tuanya. Ia selalu bersikap sopan dan senang membantu pekerjaan orang tuanya. Suatu hari, Suruni harus berpisah dengan pemuda pujaannya yang bernama Sidoli. Akan tetapi, Sidoli harus pergi merantau untuk mengumpulkan uang sebagai biaya pernikahan. Dan otoba dan batu-batu yang ada di sini menjadi saksi Sidoli. Berjanjilah kau akan kembali lagi. Seruni, Daku berjanji akan segera menemuimu lagi di tempat ini Kita akan segera menikah Pekerjaan ayah Seruni selain berladang Juga menjadi nelayan penangkap ikan mujair Akan tetapi Hasil dari nelayan digunakan untuk berfoya-foya Hingga ayah Seruni terlilit hutang sangat banyak Ia tak sanggup membayarnya lagi Hutangmu sudah terlalu banyak Sudah saatnya kau membayar hutangnya Sekarang juga Jika tidak, kau harus menjodohkan Seruni Dengan anak awak Eh, tunggu dulu Awak bicarakan dulu pada ibunya Seruni Tidak bisa, kau sudah berjanji Kau tahu kan apa yang terjadi Jika kau melanggar janji Ayah Seruni bingung Namun tidak punya pilihan lain Ia harus menjodohkan Seruni Dengan anak temannya Hingga suatu hari Seruni mendengar ayahnya Sedang berbicara pada ibunya Keriha perjalanan Jodohan dirinya Seruni menangis mendengarnya Ia teringat janjinya pada si Doli Bagaimana jika Seruni tidak setuju Dijodohkan Seruni harus mau dijodohkan Jika tidak kita dalam bahaya besar Esok harinya Seruni pergi ke ladang seperti biasa Kali ini Ia pergi sendirian ke ladang Karena kedua orang tuanya ada keperluan Di desa tetangga Hanya si Toki Anjingnya yang selalu setia Menemukan Di ladang, Seruni hanya terdiam. Ia tidak rajin seperti biasanya. Wajahnya muram. Sesekali, si Toki menggonggong untuk menarik perhatian Seruni. Namun, Seruni hanya melihat sebentar dan melamun kembali. Seruni sudah tidak tahan menahan kesedihannya. Ia butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Toki, aku sedang bersedih. Aku bingung. Ayahku menjodohkanku dengan pemuda lain. Sedangkan aku sudah punya kekasih hati. Jika aku tidak menuruti ayahku, bakal ayah dan ibuku dalam bahaya. Jika aku menuruti ayahku, aku tidak sampai hati membuat si Dolly kecewa. Aku harus bagaimana, Toki? Tangis Rooney pun pecah. Si Toki semakin menangis. Makin bingung melihat majikannya menangis, ia mengendus-endus di pangkuan seruni. Dengan berderai air mata, Seruni bergegas berjalan menuju Danau Toba. Sitoki pun segera mengikuti kemanapun majikannya pergi. Sitoki bingung karena majikannya berjalan sangat cepat menuju tebing Danau Toba. Ia berulang kali menggonggong pada Seruni. Ketika sampai di tebing-tepi Danau Toba, tiba-tiba Seruni yang sedang menangis terperosok ke dalam lubang batu yang sangat besar hingga masuk ke dalam tubuhnya. ke dalamnya? Lubang yang sangat gelap membuat Seruni ketakutan dan berteriak meminta tolong pada Ada si Toki anjing kesayangannya. Tolong Toki! Tolong Toki! Namun, Toki hanyalah seekor binatang. Ia tidak dapat berbuat apa-apa selain menggonggong di sekitar lubang batu besar tersebut. Seruni mulai putus asa karena tidak kunjung datang pertolongan untuk dirinya Ia pun berteriak Parapat, parapat bantu Setelah Seruni berkata seperti itu Tanpa diketahui dinding-dinding lubang batu mulai merapat. Semakin lama semakin merapat dan menghimpi tubuh Seruni. Melihat kondisi majikannya yang semakin tak tertolong, si Toki akhirnya berlari pulang. Di rumah, orang tua Seruni baru saja pulang dari desa tetangga. Si Toki berusaha memberitahu bahwa Seruni dalam keadaan bahaya dengan menggonggong tanpa henti, mencakar tanah, dan mondar-mandir di sekitar majikannya. Sadar dengan isyarat si Toki, orang tua Seruni segera beranjak dan mengikuti si Toki, hingga sampai ke tepi lubang tempat anak gadis mereka terperosok. Mereka mendengar suara jeritan anaknya dari dalam lubang. Akan tetapi, keduanya tidak bisa menolong. Ayah Seruni pun berlari meminta pertolongan warga. Tak lama kemudian, tetangga mereka berdatangan di lubang tempat anaknya. Tempat Seruni terperosok. Pak, lubangnya terlalu dalam dan tidak tembus cahaya. Aku hanya mendengar sayup-sayup suara anak kita yang berkata, Parapat, parapat batu. Bagaimana ini, Pak? Tanpa menjawab pertanyaan istrinya, ayah Seruni melongok ke dalam lubang. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam lubang menyusul putrinya. Bu, pegang obor ini. Aku akan turun untuk menjemput anak kita. Jangan gegabah, Pak. Pak, lubang ini sangat berbahaya. Benar, Pak. Lubang ini sangat dalam dan gelap. Ayah Seruni pun mengurungkan niatnya. Namun tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan guncangan besar yang membuat lubang perlahan-lahan merapat dan tertutup dengan sendirinya. Seruni yang berada di dalam lubang akhirnya terpimpit dan tidak dapat diselamatkan. Setelah guncangan berakhir, di atas lubang yang sudah tertutup, Ketika batu tertutup itu muncullah sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis. Batu itu menggantung di dinding tebing-tepi Danau Toba. Masyarakat mempercayai batu itu adalah batu penjelmaan dari Seruni. Masyarakat memberi nama Batu Gantung. Ucapan seruni yang terakhir didengar warga berupa, Parapat, Parapat, dijadikan nama daerah tempat beradanya batu gantung, yakni nama Parapat. Kini, Parapat telah menjema menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara.