Transcript for:
Kasus Skandal BBM PT. Pertamina

Dipersembahkan oleh Pemirsa minggu ini ada kasus yang sangat menggemparkan Republik Plus 62. Dinamakan kasus tata kelola minyak mentah dan kilang dari PT. Pertamina Subholding dan KKKS. Sungguh terlalu kalau memang kasus ini nanti terbukti benar di pengadilan.

Bayangkan saja ada BBM jenis Pertamax yang kita beli dengan harga yang lebih mahal daripada BBM bersubsidi jenis Pertalite. Eh, gak taunya katanya itu adalah Pertalite tapi dijual dengan harga Pertamax. Bukan hanya peripuan, tapi juga skandal besar yang pastinya sangat memalukan jika terbukti benar.

Melibatkan perusahaan sebesar Pertamina dan lolos dari pengawasan berbagai pihak, termasuk kementerian terkait. Bayangkan saja, hasil investigasi dari Kejaksaan Agung mengungkap praktik kotor ini setidaknya berlangsung 5 tahun. Dari tahun... 2018 sampai 2023. Dan nilai korupsinya mencapai hampir 200 triliun per tahun. Itu artinya coba deh kalau kita kali 5 tahun, praktik kotor ini merugikan negara hampir 1 kwadriliun, alias 1000 triliun rupiah.

Seberapa banyak itu 1000 triliun rupiah? Pemirsa kata Kejaksaan Agung, modus yang dilakukan adalah dengan mengopos BBM jenis RON 90 atau yang selama ini kita kenal dengan nama Pertalai, menjadi RONG 92 atau Pertamax. Kecurangan ini dilakukan para pelaku untuk mengakali aturan pemenuhan minyak mentah dalam negeri yang wajib mengutamakan pasokan minyak bumi dari dalam negeri.

Direktur utama Pertamina Patraniaga, Riva Siahaan, sudah dijerat dan ditahan bersama dengan lima petinggi Pertamina lainnya. Kemudian ada juga tiga pengusaha minyak yang ikut diciduk karena dituduh terlibat dalam persengkokolan ini. Presiden Presiden Prabowo Subianto juga sudah buka suara soal dugaan kasus korupsi yang menyeret sejumlah petinggi Pertamina ini. Presiden berjanji akan membersihkan, menegakkan, dan akan membela kepentingan rakyat. Yang menjadi pertanyaan, kenapa sih kalau memang sudah berlangsung 5 tahun, kenapa baru ketahuan sekarang?

Benar tidak itungan triliun rupiah itu? Dan siapa lagi pihak yang harus bertanggung jawab dalam skandal besar ini? Itulah kontroversi sejarah. Selengkapnya, PertamaXGan bersama saya, Zilvia Iskandar.

Tim penyidik menyimpulkan dalam ekos perkara bahwa telah terdapat serangkaian perbuatan tidak pidana korupsi. yang dapat merugikan keuangan negara menetapkan 7 orang sebaik tersangka Kita bersihkan, kita tegakkan, kita akan membelah kebawah. Hai Pak Ibu Persah untuk membahasnya sudah hadir tiga narasumber di studio PetroTV Di sebelah kanan saya adalah Wakil Ketua Komisi 12 DPR RI Sugeng Suparuoto, selamat malam Mas Sugeng Terima kasih sudah hadir di kontroversi Selamat malam Pemirsa PetroTV Kemudian juga ada Pak Ibu Persah Pakar Tindak Bidana Pencucian Uang atau TPP Ustin, Ibu Yenti Garnasi, atau biasa saya panggil Mbak Yenti.

Selamat malam Mbak Yenti. Terima kasih sudah hadir. Kemudian di sebelah kiri saya ada Peliti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI, Niti Emiliana. Mbak Niti selamat malam.

Selamat malam Mbak. Terima kasih sudah hadir. Dan apa berasal kami informasikan juga sebetulnya kami sudah mengundang pihak dari Pertamina.

Patra Niaga, kemudian juga dari Juru Bicara Komunikasi, Kantor Komunikasi Kepresiden PCO, tapi tidak bisa hadir untuk malam hari ini. Saya lanjut dulu, sebelum memulai dialog ini, saya akan memberikan informasi terbaru untuk Anda, bahwa pada hari ini kita melihat ada pimpinan Komisi 12 DPR RI yang sudah melakukan... ...ke sejumlah SPBU dan memastikan tidak ada skema oplosan dalam proses bahan bakar minyak atau BBM sebelum disalurkan ke SPBU. Legislator asal Gerindra, Bambang Haryadi menegaskan bahwa oplosan dan blending adalah...

adalah dua skema yang berbeda. Perikasan itu disampaikan anggota Komisi 12 DPR RI saat melakukan sidak di salah satu SPBU milik Pertamina di Jakarta. Sebagai bagian dari sidak pimpinan Komisi 12 DPR RI, Bambang Haryadi mengatakan, mengambil sampel BBM Pertamina yang akan diuji lebih lanjut oleh Lady Gas.

Ia juga menegaskan bahwa pengujian kualitas BBM ini bukan hal baru, melainkan telah berlangsung selama puluhan tahun sebagai standar umum. Dan tidak hanya di SPBU milik Pertamina, pimpinan komisi 12 DPR, juga mengambil sampel BBM di SPBU Shell. Hasil uji lab kedua sampel BBM ini rencananya akan diumumkan Jumat.

PLN itu kebutuhannya hanya kebutuhan 4.300. Tapi domestic market obligation itu berlaku rata. Dan setiap tambang itu berbeda-beda. Nah disitu diizinkan. Itu skema...

Sasa aja kalau blending itu. Selama tidak menurunkan kualitas ketentuan yang mau dituju di angka berapa itu. Boleh. Jadi gar misalnya gar 5.000 dengan gar batu bara 4.000. Kan?

Supaya menjadi 4.500 gitu. Itu di blending bisa. Di BP juga nggak boleh?

Udah. Peraturan pemerintah pun boleh kan. Jadi skema kata-kata Oplosan kan.

Oplosan itu lebih identik dengan sesuatu yang... asfal kan Oke selama ini Bapak Ibu yang kita tahu adalah pengoplosan tapi kalau menurut penjelasan dari tadi Pak Bambang Haryadi mengatakan bahwa selama ini tuh bukan pengoplosan tapi terjadi adalah blending pencampuran antara BBM dengan zat adiktif ya adiktif untuk menambah dayanya kemudian tapi kualitasnya itu tetap sama jadi kalau ron92 ya ron92 itu blending tapi yang tertangkap dari kejaksanaan agung masuk geng Yang kita tangkap itu bukan seperti itu, tapi memang ini bahan mentahnya itu 90 tapi kemudian dijual dengan harga 92, Rp92.000. Yang benar bagaimana Mas Sugeng? Iya, jadi pertama pasti kita semuanya shock ya dalam pengertian kita prihatin dan terlebih saya juga secara pribadi maupun secara kelembagaan. Saya dulu duluan memimpin komisi 7 tahun 2019 sampai yang periode lagu lah.

Dan Max Mekanisme ini selalu kita cek and recheck. Kami menjalankan fungsi pengawasan karena isu tentang Oplosan itu kan tidak hanya hari ini saja. Maka waktu itu kami panggil LEMIGAS sebagai institusi di bawah Kementerian SDM yang memastikan bahwa BBM itu yang di SPBU adalah sesuai spek atau spesifikasi yang memang disaratkan. Misalnya katakanlah RON90 atau RON90. atau RON 92 ini, RON 90 adalah Pertalait dan itu adalah minyak subsidi, sebetulnya namanya kompensasi istilahnya, karena subsidi itu ada di APBN, kalau kompensasi itu ditanggung dulu oleh Pertamina, selisih harganya itu.

Harganya kan kurang lebih Rp12.300, tapi dijual Rp10.000, jadi setiap liter ada subsidi akhirnya. Nah, itu selalu kita cek, termasuk waktu itu diisukan di, katakanlah di penyeberangan, dan merah misalnya. Misalnya juga ada, kami bahkan waktu itu memimpin, saya memimpin untuk mengunjungi tempat yang sekarang ditersangkakan ini.

Misalnya di Tangki Timbun di Merak. Tapi dia jelaskan bahwa kami hanya menerima produk, berupa produk yang sudah jadi baik RON 90 maupun RON 92. Jadi di Tangki Timbun itu, betul di Tangki Timbun itu jadi aditif. Aditif.

Tetapi itu justru nilai... keunggulan lain, begitulah dikatakan seperti pertama ditambahi dan untuk supaya menghindari korosif ya, dan juga membersihkan mesin lebih dan juga mempercep bukan menaikkan oktan karena oktan itu sudah di-run itu nah inilah yang waktu itu, ini kan peristiwa tahun 2018 sampai tahun 2023 jadi maksudnya gimana Mas Sugeng? kalau memang pengawasan selama Ini selalu dilakukan secara berkala untuk mengecek apakah betul loannya sesuai dengan klaimnya atau tidak Tapi dari Kejaksaan Agung temuan nya begitu Itulah, jadi dibalik itu kalau badan kita terus mendukung apa yang dilakukan Kejaksaan Agung untuk terus usut Mungkin saja ternyata di Bali itu ada praktek-praktek yang menyimpang. Nah tetapi lagi-lagi mestinya ada penjelasan resmi nanti yang kita minta dari Lemigas utamanya.

Di periode itu bagaimana melakukan ada data. Kita datakan pastinya, tinggal ungkap saja apakah dilakukan, cek sebagaimana dilakukan hari-hari ini. Buat pemeriksaan, diketahui ya, lemigas itu adalah balai besar pengujian minyak dan gas bumi yang selama ini ditugaskan untuk secara berkala, mengecek apakah BBM yang kita beli itu sesuai dengan ronnya, sesuai dengan klaimnya. Nah seharusnya, kita secara logika mengetahuinya kalau sudah dicek secara berkala, harusnya beres dong.

Tidak mungkin ini terjadi yang namanya 90 kok dijual 90. Kami mendapatkan pernyataan dari KORKOMnya Pertamina Patraniaga tentang BBM. Kita lihat sebentar. Sebenarnya BBM ini tidak berwarna, sehingga diperlukan pewarnaan atau dais ya. Sehingga masyarakat mudah mengenali.

Seperti Pertamax ini diberi warna biru, kemudian Pertamax Turbo diberi warna merah. Selain itu juga diberikan zat aditif untuk meningkatkan performance dari BBM itu sendiri. Ini yang dimaksud dengan Z-Additif, jadi memang ada tambahan yang dimaksud dengan blending adalah ada tambahan Z-Additif untuk meningkatkan performance.

Tapi masing-masing BBM sesuai dengan rollnya itu bisa dibedakan secara warna. Setidaknya baru itu yang kita dengarkan pernyataan dari Dari Pertamina Patraniaga yang sebetulnya bisa disimpulkan bahwa mereka ingin mengatakan tidak ada sebetulnya yang namanya pengoplosan dari BBM 90 menjadi 92. Tapi kita sudah mendengar ada nilai kerugian korupsi yang begitu luar biasa. Boleh ditampilkan teman-teman grafik total dugaan korupsinya.

Kalau kita dilihat di sini, dari Kejaksaan Agung mengatakan dalam satu tahun nilai kerugian negara itu bisa mencapai triliun rupiah. Berarti kalau kita kalikan lima tahun, karena katanya rentang terjadinya itu dari tahun 2018 sampai 2023, kita kali lima, berarti hampir satu kwadriliun. Hampir seribu triliun.

Menyebutnya saja susah ya Dan kalau kita hitung perharinya itu berapa sih? Kalau kita hitung ternyata perharinya itu M Bayangkan ada institusi kalau ini benar ya Mengkorupsi sampai sebegitunya Perjamnya bisa M kalau nilainya sebegitu besar Bu Yanti pertama respons Anda ketika mendengarkan kejaksaan Agung, EXPOS soal kasus ini Masuk akal tidak ada Kasus korupsi yang selama ini Banyak mata yang mengawasi Institusi ini, tapi kemudian terjadi Masuk akal tidak angka ini Kita kaget ya semuanya Tapi kita kan gak boleh Kaget-kaget terus kan Kita selalu setelah sekian lama baru ketahuan Itu yang kita harus lihat Kenapa baru sekarang Setelah 5 tahun, dan kemudian Kalau melihat isu Berkaitan dengan Pertamina dan sebagainya Ini bukan sesuatu yang sangat baru Lama dari dulu juga selalu ada Sehingga kita sedih sekali Kita negara dengan SDA termasuk juga Sumber daya alam dari minyak Ini kan luar biasa, emas luar biasa Tetapi kenapa masyarakat Banyak yang masih miskin Ini yang kejadian-kejadian seperti ini Yang jelas bagi saya Karena saya juga sering ikut gelar perkara di sana Itu tidak mungkin kejaksaan agung Asal-asalan, itu pasti sudah ada perhitungannya Dan kemudian Yang penting kan yang paling gampang itu kan pasti ada invoice yang harusnya dibayar untuk Rp92.000 tapi dapatnya Rp90.000 itu pasti sudah ada manipulatif itu pasti ada korupsi karena itu dibayar kebetulan pertalai itu dibayar oleh subsidi pemerintah uang negara kemudian ada kurgian kemudian ada pengapalan ya saving pengapalan itu juga menjadi sesuatu yang pasti manipulatif juga dan kemudian kalau saya lihat tidak sesederhana seperti ini dari awal sudah ada satu Satu modus lah ya, modus bagaimana supaya kita impor minyak mentah kan, minyak mentah bukan yang dari dalam. Diatur sedemikian rupa sehingga ada angka-angka itu. Dan kemudian saya juga berpikir tidak mungkin hanya sembilan orang ini ya, selevel direktur saya jadi root dan direktur. Karena bagaimana mungkin sembilan orang ini dan angkanya atau hampir 200 triliun.

Sekarang jadi Liganya menjadi nomor satu ya, karena hampir seribu. ribu triliun kan kalau dihitung lima tahun ya kelima tahun kan ya kita kan kalau korupsi pokoknya seluruh korupsi ya timah itu juga beberapa lama gitu kan asabri juga sekian lama baru ketahuan gitu kan berarti nomor satu sekarang artinya apa artinya ini memang sudah ada orang ada orang yang diuntung ada melawan hukum kemudian ada orang yang diuntungkan dan mengakibatkan kerugian negara orang dirinya atau orang lain atau bahkan korporasi Nah kita lihat semua ini kan di bawah satu korporasi bahkan BUMN pun korporasi. Negara pun juga korporasi namanya. Kan ini kita harus lihat. Karena masyarakat nanti disampaikan, ini rakyat juga terdampak.

Ketidakpercayaan, kegelisahan ini. Bicara oplos itu kan memang bicara konotasinya negatif. Percampuran tetapi blending untuk hal-hal yang negatif. Artinya untuk mengurangi sesuatu yang seharusnya menjadi ini.

Saya tidak berbicara tentang teknis berkaitan dengan senyawa oliofraksin. Mereka mengatakan karena bukan bidang kita. kita tapi kita lihat dari bagaimana menggunakan uang negara bagaimana mensubsidi dan bagaimana masyarakat itu sekarang dalam posisi kayaknya kita tertipu deh gitu ya kita ada bilang jangan dong pakai perthalite karena kita harus Pertamax karena itu untuk ini kan ada ini juga kan ternyata ya kalau bener kan jadi permainan kita ini yang membuat masyarakat itu betul-betul ya saya masyarakat ya ya betul-betul marah lainnya belum selesai satu-satunya lagi nah ini dan dan ini saya minta kejaksaan agung ketika sembilan orang ini dan nanti mungkin ada BO-nya, beneficial ownership-nya siapa di antara sembilan itu, di luarnya siapa, karena kebetulan menggunakan pihak lain. Nah pihak lain, kalaupun tadi disampaikan secara teknis bahwa itu biasa, ini masyarakat nggak tahu loh sebelumnya, bahwa harus ada saat adiktif supaya begini-begini, kan nggak tahu. Kenapa baru sekarang seolah-olah betul-betul defense ya, kalau untuk orang pidana itu, pembelaan yang amat sangat itu menunjukkan bahwa mereka melakukan.

Itu secara psikologis. Menurut Bu Gienti dengan anggota Angka se-fantastis itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh 9 orang. Minimum ada pembiaran.

Tadi ditanyakan kan ada pembiaran. Dan dalam hukum pidana itu ada orang yang membiarkan. Namanya omission delict ya. Jadi orang membiarkan pun bisa dipidana karena dia tahu tapi dia diam saja. Belum lagi kalau dia biarkan dan dia dapat sesuatu dia kena juga.

Sejak kasus ini mencuat memang betul mulai terasa bahwa muncul ketidakpercayaan. Mereka yang awalnya hanya menduga-duga kok beda ya ketika pakai ini. Sekarang semakin sering. seperti dibenarkan asumsi-asumsi mereka selama ini. Adakah aduan-aduan atau laporan resmi konsumen kepada YLKI selama ini bahwa mereka merasa memang bahan bakar yang mereka bayar dengan harga pertama tapi ternyata kualitas yang mereka dapatkan tidak seperti yang mereka bayarkan?

Nanti kita akan ulas lebih jauh, Pak Bersa. Usai jadwal berikut ini. Dipersembahkan oleh Jelajahi cara baru mendapatkan informasi Download Metro TV Extend sekarang