Transcript for:
Kepemimpinan Masa Depan di Indonesia

Terima kasih kita akan mulai. Saya duduk disini. Abang. Oke.

Kita kenalkan tadi lagi. Tadi. Abang Ketum sudah mengenalkan. Keempat tamu kita.

Yang sangat istimewa. Pada siang hari ini. Mas Budi. Budiman dari tadi udah ditungguin banget sama teman-teman. Untungnya pas banget datang di saat yang sangat tepat.

Oke saya kenalkan kembali para narasumber kita. Mas Budiman. Tuan Sujad Miko, terima kasih beliau lahir di Cilacap 10 Maret 1970, dikenal sebagai aktivis, politikus dan juga bintang film loh.

Filmnya banyak, jadi pastinya beliau dikenal lebih banyak sebagai anggota DPR, lalu pencetus undang-undang desa. Lalu pencetus juga gerakan inovator 4.0 revolusi industri, lalu yang paling baru, yang pasti teman-teman sudah tahu ya, dipecat. Jadi dari tadi kata dipecat ini disebutkan terus, dari tadi paling viral nih kata dipecat ini.

Jadi baru saja. Dipecat, jadi ini kenapa semua keempat orang ini diundang dipecat, sama-sama dipecat nih. Abang ambil mic bang, kita biar langsung panas. Jadi tadi udah tau ya, kata dipecat kita jadi viral disini.

Oke lalu saya kenalkan lagi mas Roky Gerung. Abang Roky kita panggil semua disini karena semuanya adalah abang dan kakak. Jadi saya panggil semuanya abang ya. Abang Roky Gerung lahir Manado 20 Januari 1959. Beliau dikenal sebagai filsuf, tapi lebih banyak sebagai provokator ya.

Jadi filsuf dan dosen akademis, jadi kalau saya ingat kakak-kakak, adik-adik, abang-abang. pasti tau lah ya kalau inget Dian Sastro pasti inget Rocky Gerung lah ya jadi selalu disebut-sebut sama Dian Sastro ini dosen favorit dan dosen penguji saat tesis lalu beliau juga pendiri setara institut bersama almarhum Gus Dur dan Azrul Mardi Arzah. Lalu beliau juga. Pernah ngajar di filsafat UI.

Lalu abang Roki juga. Bersama Bang Sahrir. Dan pernah mendirikan partai Indonesia Baru. Dan partai Sri.

Tapi ya memang. Sayang gagal. Tidak lulus di Kumham. Lalu beliau sebetulnya. Saya senang mendengar.

Katanya beliau ini filsafat feminisme. Berarti ini pro perempuan banget nih kayaknya. Ya bang ya nanti cerita ya bang kenapa disebut filsafat feminisme.

Oke narasumber kita berikutnya Bang Zulfan Linden. Abang kalau abang pernah ingat saya ini jadi wartawan hampir 23 tahun. Jadi para keempat tokoh ini sebetulnya sudah sangat akrab dengan saya. Saya sering telepon, wawancara.

Jadi dari dulu sejak saya jadi reporter di lapangan. sudah sering ketemu sama mereka berempat. Jadi Bang Zulfan Lidan ini kelahiran Aceh 1 Oktober 1956 sempat di PDIP 1999-2013 lalu pindah Nasdem lalu beliau adalah almamater Jayabaya abang saya juga almamater notariat Jayabaya satu almamater kita lalu abang aktivis HMI jadi sama-sama kakak-kakak Abang-abang adik-adik beliau semua para aktivis ini. Jadi lalu kemudian tadi saya sampaikan apakah kita sebut tapi menolak disebut dipecat ya bang mundur ya mundur dari Nasdem. Tadi di Bang Roky bilang Mister Antitesa.

Mister Antitesa jadi beliau menyampaikan Antitesa Anis adalah Antitesa Jokowi. Lalu yang membuat beliau akhirnya mundur dari Nasdem. Ya bang ya nanti konfirmasi soal ini ya bang ya.

Lalu yang terakhir Fahri Hamzah. Sama ya kita sebut juga sama-sama tadi. Ditunggu nih ditunggu apakah mau bikin partai baru atau tadi seperti abang pembina kita sampaikan.

Tiba-tiba nanti ternyata dipecat lalu berkoalisi. Ya bang ya tolong dikonfirmasi lagi ini kita cerita-cerita soal ini. Bang Fahri lahir 10 November 1971. Kelahiran utah NTB.

Sama-sama pernah juga di DPR. Lalu di jaman SBI dan Jokowi juga beliau tadinya PKS lalu kemudian sekarang di Patai Gelora Indonesia lulusan Fakultas Ekonomi UI lalu juga sama pendiri kami. Kami dulu kalau teman-teman adik-adik semua ingat kami ini salah satu juga pencetus aktivis mahasiswa Islam yang juga ikut berperan menurunkan rezim order baru. Oke, terima kasih buat abang berempat sudah hadir bersama-sama kita disini. Nah, sekarang sudah kenalan, saya berikan kesempatan satu persatu untuk opening speech ya.

menyapa semua teman-teman abang-abang adik-adik dan kakak-kakak disini silahkan dari mas dari bang Budi Mandul Oh dari sana dulu Oke giliran Oke silakan Bang Bang Fahri mic-nya disitu silakan diperkenalkan lima menit ini soal apa ini ya boleh ngomong apa aja mau langsung jadi provokator juga boleh silahkan ngomong apa Terima kasih Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Kalau aktivis itu melihat ada perkumpulan mahasiswa sebanyak ini, memang agak ngeri-ngeri sedap ini. Tetapi saya yakin bahwa ini kita lagi mau berpikir sejenak tentang momen-momen penting dalam sejarah kita, karena sistemnya ini belum banyak. ruang publik menghadirkan diskusi yang luas di antara para pemimpin dan para calon-calon yang saya dulu usulkan harusnya partai berdebat dulu, lalu caleg berdebat dulu, lalu capres berdebat kemudian.

Tapi rupanya tidak terjadi dan kita sudah akan pemilu 19 pendaftaran, 25 novi. November calon ditetapkan, 28 November kampanye, 10 Februari hentikan, tanggal 14 pencoblosan. Jadi saya anggap bahwa momen ini mungkin semacam insiden dalam pertemuan kita, tetapi yang insiden yang pentingnya adalah karena kawan-kawan yang ngumpul hari ini ini sebenarnya tadi pecatan yang dibilangnya ya gitu, tapi juga mewakili renungan terhadap momen ini.

Saya misalnya, Aktivis seperti teman-teman, saya kira kami berempat ini adalah orang lapangan sebenarnya. Bung Roky yang agak akademik, tapi pada dasarnya beliau itu orang lapangan karena sama-sama kita. ada di lapangan pada momen-momen sejarah penting, transisi dari Orde Baru sampai sekarang. Demikian juga Bang Zulfan, ini mentornya teman-teman HMI, ini beliau ini.

Ibu Budiman ini dulu mendirikan satu partai yang suatu hari Ibu Budiman Anda mungkin belum pernah dengar dari orang lain. Saya diundang oleh Almarhum Adi Sasono berkumpul dengan beberapa menterinya Pak Habibie dalam transisi. Datanglah Pak Maulani, Kepala Bakin pada waktu itu, menampaikan informasi bahwa akan ada dua peristiwa penting yang terjadi dalam transisi Habibie. Pertama adalah, Kita menang di Timur-Timur, kata beliau dalam dengar pendapat. Yang kedua, PRD akan jadi partai terbesar katanya begitu.

Jadi partai yang didirikan oleh Bung Budiman dulu itu dicurigai oleh negara akan menjadi partai pemenang pemilu tahun 99 gitu. Dan benar ternyata beliau masuk ke partai pemenang pemilu tapi sekarang keluar lagi gitu. Nah inilah orang-orang yang di depan Anda. Sayang sebenarnya kalau waktu kita kecil, karena orang-orang ini adalah orang-orang penting yang bisa banyak berefleksi tentang situasi ini dan tentang bagaimana kita membawa transisi kita ke depan.

Tapi saya enggak tahu formatnya seperti apa karena masing-masing kayaknya juga akan harus pergi jam 4 begitu ya. Tapi menurut saya terima momentumnya aja pasti kita bisa melakukan sesuatu bersama-sama setelah ini. Itu aja mungkin moderator.

Ya terima kasih Bang Fahri. Berarti kita urut sekarang Bang Zulfan. Silahkan Bang Zulfan. Saya saat diundang itu ada WA datang saya lagi jalan kaki di Irak.

Iya tadi cerita Bang Fahri. Iya lagi di Irak. Jadi saya bilang oke saya bisa karena saya lihat nih biasa kalau anak muda yang ngundang kita langsung siap.

Senang makanya bersama anak muda. Ya pasti ada sesuatu yang baru. Tapi waktu itu saya gak tahu judulnya apa, siapa yang narasumbernya, ya kan pesertanya dimana. Kalau masa order baru.

Baru kita kalau enggak jelas gitu, khawatir nih. Tau-tau di tempat intel kita pertemuan kan. Nah kalau di sini kan sekarang kita bebas. Hanya terakhir saya dapat WA bahwa kita ingin bicara tentang kepemimpinan. Saya kira ada beberapa orang tanya kepada saya, kenapa sih masih serius bicara soal capres-capres ini?

Mereka bilang, gak ada yang ser kita nih, gak ada yang cocok nih. Lalu saya bilang memang kalau dari segi leadership gak ada yang pantas. Yang pantas ini kan pejabat, bukan pemimpin. Presiden ya pejabat presiden.

Beda kan kalau Soekarno presiden ya leader, dia pemimpin. Atau kita bicara Ho Chi Minh, dia leader, dia pemimpin. Bahkan Jin Fing juga begitulah, bahkan kalau ada beberapa presiden Amerika bukan hanya sebagai pejabat, tapi mereka juga leader.

Ada sesuatu perubahan gagasan yang luar biasa yang mereka lahirkan. Karena itu normatif, jalan sesuai dengan aturan yang ada, tidak ada terobosan-terobosan yang luar biasa yang dilakukan. Jadi apakah Pak Jokowi pemimpin? Ya bukan, dia presiden. Karena nasib saja dia menang di beli rakyat.

Kemudian bagaimana Anies, lalu Ganjar, Prabowo ya sama juga. Ini pejabat juga latar belakangnya, bukan pemimpin. Jadi kalau kita mengharapkan ada perubahan-perubahan dahsyat dari orang-orang ini, walaupun pakai istilah apalagi pakai tagline perubahan, apa yang mau dirubah?

Dia sendiri gak ngerti tentang apa yang mau dirubah. Nah jadi gitu, tetapi saya objektif aja, objektif nih ya. Kalau daripada tidak. Dari ketiga ini saya bilang yang masih lumayan ada kepemimpinan sedikit ya Prabowo.

Itu terus saja. Iya kan? Kenapa?

Dari segi pengalamannya. Ya puntang panting dia ini kan. Kalau kita tanya Anies puntang pantingnya dimana? Ya gak ada.

Iya kan? Gak ada. Di AMI, misalnya dia aktivis HMI, gak ada dia dipanggil laksus, masuk penjara, keluar masuk, gak ada, ikut aja.

Ya ganjar juga gak ada, anggota DPR, ya kan? Nomor satu di Jawa Barat misalnya, eh di Jawa Tengah. Kalau istilah kita dulu pada masa order baru, kalau nomor satu itu jangankan orang, sendalanya jadi.

Jadi agak kurang gitu. Ini kita bicara fair aja, bukan soal saya dukung Prabowo atau siapa, gak ada urusan ini. Tetapi kalau kita bicara Prabowo, di militer pasti potang-panting. Pangkatnya mayor gak naik-naik ditekan terus sama Benny Murdani. Kan kita lihat.

Baru Prabowo itu bisa tembus menjadi kolonel baju bintang 1 ketika Faisal Tanjung menjadi panglima TNI. Lanjut ke Kopassus dan Pangkosrat. Habis itu dihambat lagi, malah katanya dipecat dari TNI. Nasib sial aja Prabowo itu terlambat ketika 98 itu.

Kalau dia yang lebih dulu ketemu sama Soeharto di Cendana, dia yang menceritakan tentang apa sesungguhnya yang terjadi pada 98 itu, Wiranto yang dipecat. Ya tetapi karena Wiranto pulang dari Malang habis melantik apa divisi dan kofisi Kostrad ini kan aneh juga ini. Masa Panglima TNI melantik dan divisi Kostrad di Malang.

Langsung habis itu keliling Jakarta sebentar, langsung ke Cendana. Di Cendana waktu Prabowo masuk, mau masuk gak bisa karena ada Wiranto di dalam. Begitu Wiranto keluar, Prabowo udah gak diizinkan lagi ketemu Soeharto. Artinya ada laporan-laporan yang memang mendiskreditkan. Prabowo disitu Sialnya itu aja Lambat dia datangnya Nah jadi Kalau kita bicara soal kepemimpinan itu tadi Menurut saya Terlalu jauh lah kita bandingkan Ini yang ada sekarang dengan Bung Karno, dengan Sahrir Dengan Tan Malaka Terlalu jauh Ya Mereka ini udahlah bikin terotoar yang bagus aja Udah cocok itu Gak usah terlalu jauh mengharapkan perubahan-perubahan besar ya.

Iya. Baik Bang Zulfan, terima kasih. Sekarang Bang Roki.

Silahkan. Oke. Apa beda antara mahasiswa dan pastor?

Coba. Ya sama, dua-duanya bergerak. Buster sekedar gerak-gerakin tubuhnya atau gerak-gerakin tangannya untuk nyimpan amplop.

Temasiswa menggerakkan pikirannya untuk kepentingan masa depan, itu bedanya. Jadi ini forum yang benar. Karena menyebut gerakan mahasiswa pelajar kebangsaan.

Jadi gerakan mahasiswa itu adalah pikiran yang ditanam di dalam tubuh gerakan. Itu dasarnya. Jadi kalau Anda punya pikiran dan tidak diwujudkan dengan gerakan. Itu artinya Anda bertapa. Anda bertapa aja.

Kalau Anda punya gerakan tidak dituntun oleh pikiran, itu namanya andanya buzzer. Jadi dari sekarang, pisahkan itu. Supaya kita bisa menghasilkan apa yang diinginkan tadi oleh Zulfan Lindan.

Yaitu pemimpin-pemimpin yang otak... keempatnya cemberlang gerakannya masuk sampai tingkat rakyat itu yang dilakukan oleh Tahan Melaka Bung Karno Sultan Syahrir segala macam itu yang hilang hari-hari dan ingin kita pulihkan jadi seminar yang bagus supaya kita beri tanda pada bangsa ini ada satu momentum ketika orang akhirnya bisa memisahkan mana leader mana dealer itu pun Itu yang kita inginkan hari ini. Jadi kita ucapkan selamat datang pada pikiran.

Dan pikiran memang berbahaya. Wangi pikiran itu tetap disebut wangi kalau tumbuh di dalam gerakan. Dan gerakan itu... Itu bisa menghasilkan demonstrasi, people power segala macam. Jadi pikiran berbahaya karena dia potensial untuk menghasilkan gerakan.

Wangi tetapi berduri. Sama seperti lagu Poison itu. Every rose has its thorn.

Ini ada yang doyan slow rock itu. Setiap mawar berduri. Tetapi hanya disebut mawar kalau dia berduri. Jadi kita ingin supaya pembicaraan nanti ini masih semacam kata pengantar.

Saya ingin agar supaya ada percakapan yang tajam. Untuk menilai siapa leader, siapa dealer. Siapa yang sebetulnya sekedar berkoalisi untuk mendapatkan kokti. efek-efek elektoral siapa yang memang menginginkan ada pikiran diinvestasikan pada teman-teman muda kita ingin lihat menguji pemimpin kedepan dengan dua kasus Apakah pemimpin-pemimpin Pemimpin kita punya kemampuan untuk mendeteksi kemungkinan pecahnya proxy war di Pasifik. Agar pemimpin kita mampu untuk mengevolusi diri dan mampu bercakap-cakap dengan grammar dunia hari ini yang disebut environmental ethics.

Artinya dua kualitas ini di 2004 akan diujikan pada para pemimpin kita. Mampu gak dia bicara tentang global security? Mampu gak dia tahu bahwa masyarakat intelektual dunia...

Dan kemudiannya sedang gandrung dengan grammar yang disebut environmental ethics. Jadi dua itu yang saya ingin tanamkan supaya kita tumbuh di dalam peradaban baru. Peradaban yang memungkinkan kita mencari pemimpin dalam kapasitas itu. Itu dasarnya.

Jadi sekali lagi, selamat datang gerakan mahasiswa. Ini kita sebut apa tadi? GMPK. Gerakan mencari pemimpin keren. Sebetulnya saya salah, bukan gerakan mencari pemimpin keren, gerakan mendukung pemimpin keren.

Karena pemimpinnya udah ada, pemimpinnya udah ada. Oke, Assalamualaikum Wr. Wb. Terima kasih Bang Roki.

Silahkan, Bang Budiman Sujad Miko. Terima kasih. Shalom.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Teman-teman sekalian terima kasih. Tadi saya disebut, saya pikir saya terlambat, tapi rupanya tidak terlambat.

Pas waktunya. Tepat waktu. Tepat waktu.

Pemimpin juga adalah soal tepat waktu. Pinter ngeles, pemimpin pinter ngeles. Artinya begini, pemimpin yang datang terlalu cepat, dia akan kehilangan konteks waktu yang memang belum matang.

Pun pemimpin yang datang terlambat. Pak Prabowo, Sudah berkali-kali mencalonkan diri jadi presiden. Bahkan pernah jadi calon wakil presiden di tahun 2009. Pada saat itu beliau hadir terlalu cepat. Karena di dalam posisi waktu sejarah Indonesia 98 suka tidak suka.

Di dalam lakon itu Pak Prabowo perannya antagonis. Dan 2009 masih dianggap terlalu dekat jaraknya dalam lakon antagonis tahun 98. Kemudian muncul lagi di tahun 2014. Rupanya masih juga Pak Prabowo belum tepat waktu. Tapi di tahun 2014 bukan karena... Dia berhutang pada 98 saat peranya antagonis.

Tapi pada tahun 2014, sebuah bangsa yang baru pulih dari elitism atau politik yang bergaya elitis. Bangsa itu lagi butuh pemimpin populis. Kita tahu bahwa suka tidak suka memang gaya pendekatan Pak SBY memang sangat berbau elitis. Sehingga munculnya slogan Jokowi.

Sebenarnya karena pada waktu itu rakyat lagi butuh pemimpin yang turun ke bawah. Pemimpin yang menyapa ke bawah, ada kebutuhan itu. Kata Blu Sukan, kata Jokowi adalah kita memang adalah sentimen sosial dari sebuah bangsa yang selama 10 tahun pendekatannya elitis. Kan Pak SBY itu kan gambaran yang dibayangkan orang Indonesia ke depan.

Bukan gambaran tentang diri mereka sekarang. Nah Pak Jokowi muncul dari gambaran diri rakyat. Sehingga tahun 2019 memang ada kebutuhan pemimpin yang menyapa.

Istilah belusukan, istilah Jokowi adalah kita. Kenapa sekarang 2024 tepat untuk beliau? Karena memang tugas pemimpin setelah ada pemimpin yang turun ke bawah, kita tidak butuh lagi pemimpin yang terus-menerus berada di bawah. Kita butuh pemimpin yang kemudian mengangkat kelasnya rakyat sama-sama ke atas. Karena itu saya katakan pilihan saya pada Pak Prabowo, karena kita butuh kepemimpinan yang strategik, bukan lagi yang populis.

Pemimpinan strategik tidak meninggalkan pembelanya pada rakyat. Pemimpinan strategik tidak lagi bukan mengkhianati rakyat. Dia tidak lagi menemui rakyat di pinggir jalan. Dia membawa rakyat bareng-bareng ke pentas dunia. Itu pemimpin strategik.

Pemimpin strategik ada dua unsur. Unsur ruang dan unsur waktu. Geostrategik, pemimpin yang punya pandangan-pandangan strategik karena melihat ruang, dan sekaligus pemimpin strategik karena melihat waktu.

Pada ruang apa Indonesia ini di dalam global supply chain? Pada waktu apa Indonesia ini di kurun waktu ini ada dalam global supply chain industri? Oke, ruang dan waktu. Kesimpulan saya dalam ruang strategis dan waktu strategis dalam global supply chain ini teman-teman, ada faktor-faktor yang harus kita lihat.

Faktor-faktor ini, variable-variable ini bisa kita jadi patokan dari mana sebuah negara itu ada dalam geostrategi dan waktu strategis dalam rantai pasok global ini. Jika satu negara Sumber daya manusianya bagus, sumber daya alamnya bagus, politiknya liberal, punya nuklir, senjata nuklir maksud saya, dia bisa jadi super power. Dan di dunia cuma satu, namanya Amerika Serikat. Jika ada negara sumber daya manusianya bagus, sumber daya alamnya bagus, politiknya tidak liberal, dan punya dipayungi senjata nuklir, dia juga bisa jadi super power dan menjadi penantang super power yang pertama. Itulah Rusia, itulah China, dan mungkin Iran, mungkin Yusuf.

Jika ada negara sumber daya manusia yang bagus, sumber daya alamnya pas-pasan, politiknya liberal, dia bisa menjadi negara besar dan maju tapi tidak akan pernah jadi super power. Itulah Uni Eropa, itulah Jepang, itulah... Korea Selatan.

Jika ada satu negara sumber daya alamnya bagus, sumber daya manusia pas-pasan, politiknya liberal, tapi punya nuklir, konflik-konflik Jadi konflik sosial di dalam negara itu selalu bisa dicegah untuk tidak dicampur tangan oleh kekuatan global. Karena dia punya payung nuklir. Setajam apapun konflik sosial di negara itu tidak akan pernah terjadi separatisme.

Karena dia punya payung nuklir. Setiap kekuatan global yang akan dicampur tangan sampai memancar bangsa itu akan berpikir ulang. India kesenjangan sosial luar biasa, tapi separatisme tidak akan pernah menjadi potensi.

Pertanyaan India Pak. Pakistan kan sebelum mereka punya nuklir dulunya. Tapi kalau ada negara, sumber daya alamnya bagus, sumber daya manusia pas-pasan, politiknya liberal, tidak punya payung senjata nuklir.

Konflik sosialnya bukan cuma vertikal, tapi bisa horizontal, dan bahkan bisa mengancam perpecahan negara itu. Jika seorang pemimpin punya kepekaan melihat... dan membaca variable-variable itu dalam global supply chain, rantai pasok global secara ruang geostrategi atau waktu strategis, maka dia disebut sebagai pemimpin strategis.

Pemimpin strategis. Hari ini kita harus menyadari bahwa kita bersama Afrika, bersama Amerika Latin adalah kategori kelima ini. Liberal, SDM-nya biasa-biasa saja, SDA-nya kaya, tidak punya sejata nuklir. Ini kaya anaknya orang kaya, agak bego, uangnya banyak, main sendirian, gak bawa weceng.

Dikerjain orang. Ini nasib Indonesia, ini nasib Amerika Latif, ini nasib Afrika. Pemimpin yang menyadari ini akan tahu apa yang harus dilakukan.

Kalau diselesaikan sekedar dengan menyelesaikan soal-soal di lapangan, itu kebutuhan 2014, tapi tidak 2024 ke depan. Tidak untuk 2024 ke depan. Dari tiga tokoh yang ada silahkan anda berpikir mana yang populis, mana strategis, mana yang intelektualis.

Ada satu yang intelektualis. Itu hanya dibutuhkan ketika negara ini kelembaga yang sudah terbangun. Kelas menengahnya sudah terbangun. sudah kuat, inovasi yang sudah luar biasa, universitas-universitas yang sudah masuk kelas dunia, kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa lenjeh secara intelektual. Yang bisa menari.

Anda taruh orang biasa pun gak apa-apa, sistemnya terbangun. Gak apa-apa. Tapi itu nanti mungkin 20 tahun lagi.

Tapi kalau populisme, tidak. Jembatan antara pemimpin populis dengan pemimpin intelektual adalah kepemimpinan, serial kepemimpinan strategis dalam pemahaman atas rantai pasok global, geostrategis, dan waktu strategis di mana dan kapan Indonesia berada sekarang. Saya kira itu. Terima kasih.

Tes, tes. Baik, terima kasih Bang Budiman tadi sudah menjelaskan soal pemimpin strategis dan populis yang sebenarnya yang sudah saya tanyakan tapi sudah dijawab di awal. Oke, nah terkait narasumber lain menyikapi...

situasi geopolitik sekarang saya mohon elaborasi dari kebutuhan kepemimpinan ini dari ketiga narasum lain Bang Fahri dulu mungkin silahkan Bang Fahri menyampaikan soal elaborasi kebutuhan kepemimpinan di tengah situasi geopolitik geopolitik saat ini Abang? Silakan Bang. Ya memang ada dua hal yang mesti kita, kalau kita bicara langsung soal problem kita di dalam negeri dengan problem kita di luar. Kalau kita bicara problem kita di dalam negeri, transisi yang disebutkan oleh Bung Budiman dan saya kira kita semua merasakan sekarang kenapa saya menganggap bahwa Ada transisi kecil yang harus kita lalui dengan baik, yaitu transisi dari Pak Jokowi yang tadi disebut oleh Bung Budiman, pemimpin populis dengan segala macam ekses positif dan negatifnya.

Karena ada positifnya yang disebut oleh Bung Budiman tadi, tapi ada negatifnya. negatifnya juga, karena negara kita itu memang sering menjadikan pemimpin-pemimpin populis itu sebagai mangsa daripada feudalisme. Ini problem di bangsa kita, sehingga kemudian ada banyak tentakel kekuasaan yang tidak terkendali. Itu yang terjadi sekarang ini. Inginan kita untuk melihat satu pemimpin yang solid itu agak sulit kita miliki karena tadi populisme sering membuat menyusupnya kaum feodal dan menyebabkan tentakel kekuasaan.

itu tidak kelihatan serempak gitu. Seperti yang terjadi pada Bung Roki. Sebuah forum diadili oleh orang yang tidak punya legal standing. Dan kekuasaan masih mengizinkan operasi-operasi semacam ini.

Ya itu diantara sebab dari populisme itu tadi. Nah sekarang ini, ini sudah kita sadari, tapi tinggal bagaimana mengatur transisinya. Makanya waktu itu, terus terang waktu kita membaca dan menge...

kejadian lima atau dua periode terakhir apa namanya, sengketa pemilu kita. Saya sendiri sangat membayangkan bahwa elit berpikir ini akan bisa punya komitmen hari ini dan ke depan. Hari ini adalah, ayolah kita pikir, pakai akal yang agak rasional dikit lah, supaya pemimpinnya jangan yang coba-coba, dan kalau bisa yang tahu siapa-siapa gitu.

Problem dari Pak Jokowi juga adalah, waktu dia berkuasa, dia tidak terlalu banyak siapa-siapa yang ada di Jakarta ini. Jakarta ini kan kebun binatang. Elitnya itu banyak yang kita tidak kenal.

Dan itu problemnya Pak Prabowo karena dia terlalu kenal siapa orang. The man who knows too many things. Jadi dia terlalu banyak orang sehingga nanti...

ketika dia berkuasa, itu ada banyak orang yang khawatir juga begitu. Makanya sekarang kita sebagai orang rasional berpikir, kali ini kita kasih kepada orang yang ngerti persoalan, dan ngerti orang juga. Supaya kehendak untuk main-main dan lain sebagainya ya, nyopet-nyopet ya, menggunakan kekuasaan dan sebagainya, itu kita hentikan. Karena ada problem kedua yang tadi disebut oleh Bung Budiman, kehendak untuk bersatu dan menyongsong menghadapi tantangan masa depan yang makin berat. Perang nuklir ini di depan mata, persaingan negara adidaya itu di depan mata, perebutan sumber daya, rempang itu apa?

Rempang itu adalah perebutan sumber daya global, itu bukan mainan lokal. Itu persaingan dagang antara Amerika dan Cina, di mana ada proyek Cina mau dimatikan, itu di mana-mana di dunia. Terjadi di Vietnam, terjadi di Asia Tenggara, di Malaysia berkali-kali terjadi.

Nah kita ini negara terlalu besar untuk menjadi kolateral damage daripada pertarungan global, kita harus punya orang yang tahu persoalan. Pada hari dia memimpin, dia sudah tahu pergerakan global kemana, permainan ini akan ke arah mana. Sehingga dia akan menyelamatkan kita, menyelamatkan perahu besar ini. Jangan jadi kolateral damage dari pertarungan orang lain yang diimpor ke tempat kita, kita rusak orang lain pesta pora. Jadi saya kira itulah kepentingannya, kenapa kita ini berada dalam satu kesepakatan.

Tapi ini memang saya terus terang berharap orang-orang seperti Ibu Budiman akan ada dalam pemikiran transisional yang baik. Sebab apapun... Akibat dari ketegangan kemarin masih ada Saya sering bilang sama teman-teman Bagaimana ngomongnya kepada elit-elit Terutama mungkin elit pergerakan mahasiswa Ayolah Jangan lagi kita mengetertain Cara bertarung ke kanak-kanakan yang kemarin gitu loh Coba agak sehat dikit mikirnya kita ini gitu. Termasuk juga kita ngomong kepada polisi, kepada intelijen dan sebagainya.

Ayolah ini soal kepentingan nasional. Jangan lagi istilahnya itu, apa ya, kesempatan dan kesempitan ini dipakai gitu loh. Untuk kepentingan kecil yang partisan gitu. Saya kira itu tawarannya sehingga sekali lagi kita enggak bicara prinsip-prinsip kepemimpinan. Saya terus terima kasih.

Terus terang kalau disuruh menilai antara Prabowo dengan dua kawan kita yang lain ini tidak bisa dibandingkan. Kalau saya ya mohon maaf aja, karena saya terlalu tahu juga kawan-kawan itu. Ya saya kadang-kadang mau bilang belum cukup umur gak enak gitu loh.

Jadi kan, ya misalnya Pak Prabowo boleh diserang sebagai berumur dan sebagainya, tapi di antara lima negara atau lima negara demokrasi terbesar. dan negara tetangga kita Amerika Serikat itu Joe Biden 80 lebih ya. India negara demokrasi terbesar itu berapa itu?

77 kalau gak salah si Modi itu. Lalu Lula juga 80. Pak Prabowo nanti bahkan lebih muda dari Anwar Ibrahim, dia 71, Anwar Ibrahim 74. Tapi yang kawan-kawan kita yang di dalam negeri ini, menurut saya ya mohon maaf aja memang belum ini, belum apa namanya ya latihan dulu lah begitu lah kira-kira. Sehingga menurut saya jangan terlalu ngotot juga dan yang saya khawatir itu adalah ngotot menggunakan atau mengeksploitasi emosi massa untuk berpecah belah, itu aja yang saya khawatirkan. Ini waktunya menurut saya agak rekonsiliatif cara berpikirnya dan saya berpikir juga ada untungnya juga tiga calon ini karena ini akan menciptakan tokoh tengah yang rekonsiliatif.

Saya kira itu. Terima kasih Bang Fahri. Bang Zulfan, silakan Bang Zulfan kesempatan untuk Anda. Abang coba, abang pegang di tengah. Harus dari cewek juga rupanya.

Itu, bisa? Ini juga enggak? Bisa? Oh itu semua tuh mic-nya Mbak Puan itu, mati semua.

Iya. Tes, tes, tes. Ya, oke. Saya ini ya, kalau mendengar apa yang disampaikan oleh Budiman, apa yang disampaikan oleh Pak Ari Hamzah, saya rasanya tenang kok enak tidur gitu. Tapi rasanya untuk merealisasikan ini agak sulit nih.

Masih jauh sekali. Jadi, itu kan harapan. Harapan kita masih terlalu jauh bahwa kita... Akan memiliki figur-figur yang memang bisa menyelesaikan persoalan yang begitu berat.

Indonesia ini kan sebenarnya kalau kita bicara dari geopolitik, kita ini kan sudah dikepuk. Ada Australia, ada Singapura. Kemudian dalam skala yang lebih besar ada China, Rusia, dan Amerika. Nah kita kan sebenarnya posisi kita kan di dalam negara-negara adik kuasa ini, yang punya satelit yang namanya Singapura dan Australia.

Nah, Singapura, Australia ini kan sudah pasti satelitnya Amerika yang selalu untuk mengontrol apa saja perkembangan di Indonesia. Di timur ada Australia, kemudian di sini kita, Selat Malaka ada... Singapura plus yang lain-lain lah Kalau Korea, Jepang itu kan terlalu jauh Nah jadi Bagaimana kita keluar Dari posisi ini Supaya kita ini menjadi satu kekuatan Ya kita gak bisa sendiri juga Tapi paling tidak diperhitungkan sebagai satu kekuatan yang seimbang dengan mereka.

Jadi segala sesuatu yang skalanya besar tidak bisa kita lepaskan. dari kepentingan negara-negara ini. Itu pasti. Misalnya satu contoh lah, orang bilang pilpres.

Ya pilpres ini pasti Amerika berkepentingan. Cina berkepentingan, Rusia berkepentingan. Apalagi kalau bicara soal Laut Cina Selatan, persoalan kita di Selat Malaka, pasti mereka punya kepentingan.

Nah ini kemarin kita senang juga nih, waktu Jokowi mau hadir di Brindisi. di Amerika Selatan. Wah ini kita pikir pasti ada satu lompatan yang luar biasa yang selama ini kita dikungkung oleh IMF dan World Bank dan kekuatan-kekuatan Barat. Di sini Amerika, Inggris, dan lain-lain, tapi Jokowi hadir di sana itu menurut saya luar biasa. Tetapi realisasinya seperti apa?

Kalau hanya sekedar hadir tanda tangan absen, enggak ada gunanya. Tetapi hadir di sana kita harapkan mempunyai satu sikap, kita berpihak kemana dalam melawan hegemoni ini? Rocky tahulah barangkali dalam pemilu partai yang selalu keluar pemenang kan IMF sama World Bank.

Bank, gak ikut pemilu, tapi selalu Menteri Keuangan, pasti. Kalau gak IMF, vote Bank. Itu dari dulu, gak ikut pemilu.

Nah kita disini capek-capek. Partai-partai ini setengah mati berdarah-darah yang menang mereka juga. Nah oleh karena itu kalau berani geser sedikit ke break, saya kira ini luar biasa. Dan artinya bahwa kita akan menunjukkan sikap. Nah terakhir kan Jokowi bilang, kita pemimpin harus memberikan optimisme.

Pemimpin harus memberikan semangat untuk ke depan. Nah coba itu dibuktikanlah setahun ini. Bagaimana posisi kita. Nah makanya saya...

Saya setuju sekali tadi kalau bicara soal siapa di antara tiga calon presiden ini yang lebih memahami persoalan-persoalan bangsa, ya memang Riltu Prabowo. Loh iya dia sudah bergelut begitu banyak dengan persoalan bangsa ini, ini orang tahan banting. Ya kan, sampai pada akhirnya kemarin banyak jeneral-jeneral itu semua agum yang dulu 2014 mengecam dia, Henros segala macam gabung dukung Prabowo.

Artinya kan, apa yang dilihat oleh mereka itu apa? Bukan persoalan sesama militer, ini anak tahan banting nih. Ya kan, kita sikat kiri, sikat kanan, kita bilang begini-begini dia tetap maju, tegal.

Ini yang penting. Jangan kalau mau jadi pemimpin gak jadi wapres saja mengeluh, ini kita gak tau Anies ini kalau gak jadi capres nanti gimana? Saya mau tanya kalian yakin gak Anies ini bisa maju capres?

Gak yakin, saya paling gak yakin dari dulu, gak yakin. Last minute ini bisa berubah, apalagi kalau bicara pengen. BKB, gampang sekali berubahnya.

Bisa berubah. Jadi siapa yang menyangka kita lagi tidur enak-enak besok-besok, besoknya baru kita dengar, loh Anies deklarasi dengan Cak Imin. Besok kita tidur lagi.

Anies pisah dengan Cak Imin. Itu bisa terjadi. Itu bisa terjadi.

Ini karena yang ingin menyelamatkan diri siapa? Bukan Anies, bukan Caimin, bukan siapa-siapa. Yang ingin menyelamatkan diri itu Surya Palu. Dia sudah kejepit sama Pak Jokowi, sekarang saya mau keluar bagaimana caranya? Bagaimana saya keluar dari sini?

Pertama, sudah ketendang dulu nih, masuk PKB. Jadi juga ini kan, dia kan selalu ingin menunjukkan muka kepada Pak Jokowi, saya ini loyal, saya ini tidak mau berbeda dengan Pak Jokowi. Saya selalu sama, karena terlalu banyak kasus. Iya kan, itu problemnya.

Kalau enggak ada kasus tabrak terus enggak apa-apa. Tapi kalau problem kita ini banyak kan, pastikan masa mau berhadapan dengan Presiden kita tahulah. Yang bisa lolos dari kasus-kasus itu kan Rocky.

Rakyat itu... Rakyat mendukung karena kasus dia bukan kasus korupsi, tapi kalau kasus korupsi kan berat. Nah jadi itulah kita lihat bahwa kita harus real, ini rakyat ini harus tahu, jangan emosional memilih pemilihan.

Nah kita ini, saya, kami berempat kalian semua ini generasi muda, yang lain-lain itu harus dikasih pemahaman, jangan emosional, lihat latar belakang orang. Saya misalnya orang bilang Katanya itu suka lempar asbak Prabowo Suka pukul-pukul meja Saya waktu ketemu dia Tiga jam ngobrol kayak ketemu sama Kiai Sejuk ngomongnya santai Jadi Isu-isu seperti itu Yang dikembangkan di luar itu gak benar Kita Menyampaikan apa sesungguhnya Yang kita alami Bukan yang ada dalam Ibu imajinasi kita untuk memojokkan atau menjelekkan orang ya udahlah Anies ganjar biarlah jadi menterinya Prabowo nggak apa-apa ya kolaborasi ya Bang ya Oke ini makin hal makin waktu jalan makin panas ini makin keluar nih memang keempat narasumber kita ini provokator dan kompor tuh bener banget ya panas ini makin panas ini tadi ini kita lagi live ya Bang keempat narasumber ya bener-bener Makanya saya sebut ini panas bang, kita tuh trending nomor dua di Twitter nih sekarang. Seru, karena ini narasumber kita ini memang paling ditunggu ya, suara mahasiswa sekali ini. Bang Roky silahkan, tadi Bang Zulfar lagi ngomong, Bang Roky gini-gini nih, terus, terus, terus. Ayo bang sekarang Bang Roky silahkan.

Oke ini isu yang... Yang burning issue, burning ideas soal keamanan global. Karena itu pemimpin nanti dia mesti bisa menjawab secara telak apa sebetulnya landasan filosofi bangsa ini dalam soal global politics.

Mereka yang belajar. Hubungan internasional atau politik internasional, paham bahwa ada dua masyarakat. Masyarakat pertama adalah masyarakat kaum realis, sifis pacem para belum.

Siapa yang ingin damai bersiaplah untuk perang. Dasar pertama untuk mempertahankan diri. Tapi ada doktrin kedua.

Sivis pacem para justitium. Siapa yang ingin damai bersiaplah untuk adil. Sebelum Anda dapat kedamaian berlaku adil, saya coba ulas dua soal itu. Karena ini akan jadi ujian pada presiden-presiden nanti pada tiga calon itu.

Paradigma mana yang ada di kepala Prabowo, di kepala Anis, di kepala Ganjar soal global politics. Kalau ditanya siapa presiden yang paham tentang isu militer, isu security di Asia Pasifik misalnya, ya Anis. Sebelum Anies meninggalkan AHY.

Gak mungkin Cak Imin paham tentang global security. Dia paham tentang Jawa Timur, tapi dia gak paham Asia Pasifik. Kesalahan Anies disitu.

Meninggalkan orang yang paham tentang global security. Nah sekarang, Akhayek bergabung dengan Prabowo, maka lengkaplah pengetahuan kalian, saya sebut kalian, tentang keadaan ketegangan di Indo-Pasifik. Jadi pasti Kubu Prabowo lebih paham Do speak global security dibandingkan Anies Apalagi Ganjar Ganjar paham wadah saja enggak Kita mau fair katakan itu.

Sebelum diuji dengan soal-soal lain, kalau isunya adalah security, global security, Prabowo paling paham. Apalagi ditambah dengan pengetahuan teoritis dari AHY. Apalagi ditambah dengan relasi internasional dari Presiden SBY. Lengkap kan? Jadi jangan katakan saya melomakan, bukan.

Secara objektif memang itu akan terjadi. Orang akan menilai bagaimana menyelesaikan rempang kalau terjadi dispute di Asia Pasifik dan rempang jadi alasan, jadi kasus beli, alasan untuk berperang. Siapa yang paham? Jadi saya mau fair menerangkan soal itu.

Yang kedua adalah soal persaingan di Indo-Pasifik. Orang masih menunggu, jadi gak perang di Indo-Pasifik? Atau jadi gak perang di Eropa?

Pasti jadi. Karena kita tahu bos... Siklus peradaban itu mesti ada penyelesaian, mengeluarkan kemarahan, mengeluarkan kekuatan. Kan mesti diuji kekuatan itu.

Walaupun kita ingin supaya tidak terjadi, tapi gak mungkin. Harus ada realignment, pengaturan ulang. Kekuatan-kekuatan di Indo-Pasifik dan di Eropa itu.

Sudah terlalu lama, sudah 70 tahun tidak ada semacam upaya untuk renegosiasi. Stabilitas di Eropa itu kayaknya stabilitas yang sembuh. Demikian juga yang terjadi di Indo-Pasifik. Bagaimanapun China tumbuh sebagai super power, tapi dia masih sebut aja junior super power.

Karena masih ada masalah dengan tenaga kerja yang berlebihan. Kelas menengah yang mulai marah pada Jinping. Walaupun China memperlihatkan ambisi, iya tetapi ambisi... visi Cina itu akan dibatalkan oleh daya dukung ekonominya.

Jadi kita mau lihat isu ini, Anda sebagai mahasiswa mulai mengajukan pertanyaan pada calon-calon presiden di debat-debat yang akan dibuat di kampus-kampus. Dan hanya di kampus kita bisa menguji paradigma seorang pemimpin. Gak bisa kita uji paradigma seorang pemimpin di pagung dangdut atau lewat TikTok.

Jadi saya ingin supaya forum ini jadi forum akademis murni. Lepas dari, ya ada sinyal-sinyal politik saya abaikan aja tuh. Tetapi saya ingin ada satu koalisi pikiran untuk menuntun bangsa ini keluar dari kedunguan.

Itu yang terjadi setiap hari kan. Jadi pastikan bahwa isu global yang pertama soal security yang kita bahas tadi dan potensial untuk memberantakan Indonesia. Walaupun Pak Jokowi tetap bilang NKR harga mati, pertanyaannya mati pada jam keberapa kalau terjadi konflik di Indo-Pasifik gitu. Di dalam simulasi intelijen, kalau terjadi ketegangan di Indo-Pasifik yang berpotensi untuk menjadi perang terbuka dan Amerika minta Indonesia kasih kejelasan, proksimu kemana itu?

Kalau Indonesia gak jawab Amerika akan bilang oke anda gak jawab Artinya anda pro Cina Lalu terjadi kelas kecil Yang sekarang mulai berasap Di Taiwan Karena mesin-mesin perang Cina itu udah diarahkan ke Taiwan. Kalau itu dalam dua minggu ini berlangsung dan ada rempang di situ. Siapa yang akan ambil alih rempang?

Itu pertanyaannya. Lebih jauh lagi tadi pertanyaan saya. Bertahan berapa lama NKRI harga mati? Dalam simulasi intelijen 14 jam NKRI betul-betul mati.

Karena kalau dijepit armada ke-7 dari Amerika turun dari Okinawa ke arah Singapura, yang dari Filipina naik ke Okinawa, kita dijepit di Cina Selatan. Padahal itu adalah jalur import makanan kita. Gandum kita import dari situ, daging kita import dari situ.

Kalau itu putus, antibiotik kita masih import lewat Laut Cina Selatan. Kalau Amerika bilang, kami mau jepit Anda ya, di mulut tempat Anda. bertransaksi lalu Indonesia bilang kami masih punya udara oke Amerika bilang no fly zone di atas Indo-Pasifik buntu semua export-import kita gandum gak akan masuk ke Indonesia berapa banyak mahasiswa yang gak bisa lagi makan indomie yang gandum indomie harus dipakai gandum Amerika tuh berapa banyak rahim ibu-ibu yang akan mengalami infeksi karena antibiotik tidak boleh masuk ke Indonesia tuh Dalam 14 jam kita lumpuh, itu yang mesti kita bayangkan. Jadi sekedar untuk menerangkan bahwa isu ini isu strategis, akan ada ketegangan di Indo-Pasifik dan hanya pemimpin yang paham tentang bagaimana mengatasi itu yang mampu untuk menyelamatkan bangsa ini. Saya kira itu pesan kita supaya tema ini juga bisa dibicarakan.

Kalau ada panel baru mungkin di Medan yang dekat-dekat dengan Indo-Pasifik, dibicarakan itu. Potensi kita untuk mengalami keretakan sebagai bangsa ditentukan oleh visi presiden. Paham gak dia tentang global security?

Kita tanya pada presiden-presiden, do you speak environmental ethics? Do you speak global security? Tanya pada ganjar, bengong dia.

Baik, terima kasih Bang Rocky. Ya, diskusi berikutnya adalah ketika kita membahas ketiga capres saat ini yang sedang mengemuka. Dari ketiga tersebut sudah bicara gagasan.

Ada dua hal yang selalu mereka, dari ketiganya adalah dibawa. Satu keberlanjutan versus perubahan. Nah bagaimana para narsum kita menanggapi para ketiga capres ini? Apakah keberlanjutan dan perubahan yang paling dibutuhkan untuk memimpin kita ke depan?

Silahkan. Walaupun saya bukan masuk ITB, saya suka motonya masuk ITB. In harmonia progresio. Keberlanjutan di dalam harmoni.

Saya letakkan itu dalam kata-kata begini. Menelanjutkan atau meneruskan tidak sama dengan meniru. Ya meneruskan itu tidak sama dengan meniru itu harus dicatat oleh kita siapapun yang merasa ingin melanjutkan Pak Jokowi terutama Pak Prabowo maupun Pak Ganjar ya dari tiga yang muncul ini rupanya ada yang memang memilih untuk meniru instead of meneruskan Karena itu, apa sih yang mau dilanjutkan? Kalau saya sederhana saja, saya seorang aktivis dulu, Pak Prabowo adalah kekuatan.

Bagian dari kekuatan yang dulu berada pada kita. Saya bilang, 23 tahun lalu kami menjalankan tugas sejarah. Pak Prabowo, Pak Hedro Priyono, Pak Agung Gemelar, Pak Wiranto menjalankan tugas negara. Karena pada 23 tahun yang lalu, tugas sejarah bertentangan dengan tugas negara.

Karena negara Orde Baru Padamaya itu memilih untuk melawan sejarah. Dan kita berubah pada sejarah. Nah sekarang, yang harus kita setia adalah pada sejarah.

Di dalam sejarah itu ada kerajaan, di dalam sejarah itu ada desa, di dalam sejarah itu ada... Ada republik, ada otoritarisme, ada demokrasi, ada kemajuan dan segala macam. Sejarah itu menjadi alasnya.

Nah artinya saat kita bicara keberlanjutan, kita bicara letakkan dalam konteks sejarah. Karena bisa saja sejarah mengenai... mengatakan negara bangsa itu irrelevant.

Saya bisa ambil contohnya atau saya bisa ambil kasusnya. Di tahun 2045, di tahun 2045, saya khawatir dari 180 lebih negara, mungkin hanya ada 5 atau 8 negara saja yang relevan. Karena apa? Karena simply dia tidak mengikuti arus sejarah itu. Apa sih sebenarnya?

Saya cermati setiap 25 tahun sekali setelah Perang Dunia Kedua, dunia ini ganti kurikulum. 25 tahun pertama, siapa yang menguasai sumber daya alam, itu akan jadi penguasa dunia. Sehingga seluruh konflik politik Perang Saudara, revolusi, kudeta, kontra-revolusi, itu selalu bicara soal perbutuhan sumber daya alam.

pada waktu istilah kutukan sumber daya alam. Tahun 1965, kudeta di Guatemala, kudeta di Iran, terusan Suez, kudeta di Amerika Latina sebut tentang sumber daya alam. Sampai tahun 1970, pemenangnya Amerika.

Siapa yang menangnya? Indonesia dan Eropa. 25 tahun ke 2, 70-95, siapa yang menguasai manufaktur, dia menguasai dunia. Jepang, Jerman muncul dengan Hitachi, Toyota, Mercedes Benz, kulkas-kulkasnya masuk ke seluruh dunia. Peristiwa Malari 74, demo mahasiswa anti membanjirnya produk-produk manufaktur Jepang, itu adalah refleksi politik dari dunia yang sedang mencari rezeki dari manufaktur.

95 sampai tahun 2020, Siapa yang menguasai uang, rekayasa keuangan, menjadi kaya tanpa berkeringat dan berproduksi, itulah yang akan menjadi penguasa dunia. Munculah disitu Qatar, munculah disitu Dubai, munculah disitu pusat-pusat keuangan, munculah orang seperti Soros, segala macam, 1995 sampai 2020. Reformasi 98 yang didahului krisis moneter 97 itu adalah karena dunia sedang berebutan kaya dengan cara mereka rasa uang. Tahun 2020 sampai tahun 2045 siapa yang menguasai data? Itulah yang akan menjadi penguasa dunia.

Pandemi membuat setiap orang kegiatannya terdata. Makan, belajar, seminar di Zoom, semuanya terdata. Tahun 2020 sampai tahun 2045 adalah soal konsolidasi data apapun. Data berlakumu, data genetikmu, data... Persepsi-mu, segala macam sehingga 75 likes-mu di media sosial apapun, entah TikTok, Twitter, Instagram, Youtube, 75 likes-mu tentang apapun itu mencerminkan ideologimu.

Itu 2020 sampai 2045. Kita sudah ketinggalan pada 25 tahun pertama jadi korban. 25 tahun kedua manufakturan kita jadi korban. 25 tahun ketiga jadi korban. Maukah kita 25 tahun keempat sampai 2045 kita jadi objek lagi? Saya berharap Pak Prabowo insya Allah terpilih.

Secara strategis meletakkan konsolidasi data dan mengoptimalisasi data bagi kemenangan Indonesia. Data geopolitik, data psikopolitik, data biopolitik, data neuropolitik, data plastik. manutfah, data persepsi berlaku semuanya untuk keuntungan Indonesia sampai tahun 2045 di tahun 2045 ketika semua data terkumpul sedunia Hanya ada mesin-mesin tertentu yang dikuasai negara tertentu.

Kecerdasan buatan jeneral akan memantau dan memindai kita semua. Itulah kebijakan akan bersumber dari sana, kebijakan politik, sosial, ekonomi, budaya. pendidikan agama segala macam dimana kementerian-kementerian negara-negara bangsa akan lumpuh karena data tentang kesehatan barangkali ada di kantor big company perusahaan bio AI Data pangan, data cara orang Indonesia berpikir akan dipegang oleh perusahaan big company data edu AI.

Bahkan mungkin tidak bertipisah-pisah, jadi satu artificial general intelligence, jadi satu. kecerdasan mesin ini akan melampaui kecerdasan dapat melihat manusia dijadikan satu dan itu enggak lama saya bayangkan itu jika tidak ada di Indonesia maka Indonesia akan menjadi bagian dari negara yang tidak relevan lagi Lambang negaranya masih ada, lagu kebangsanya masih ada, paspor masih ada, merah putih masih ada, tapi dia seperti rumah kosong, tanpa ide, tanpa ide apapun tentang apapun. Padahal 25 tahun ke depan, 2045 ke depan, setelah sumber daya alam, manufaktur keuangan dan data, 2045 ke depan, siapa yang menguasai imajinasi itu yang akan menjadi penguasa dunia. Baik, Abang.

Disitulah, kita butuh pemimpin-pemimpin yang imajinatif dan strategis. Menyiapkan bangsa Indonesia menjadi manusia imajinatif. Saya tambahkan, Indonesia, Nusantara, sebenarnya di dalam rantai global peradaban dari dulu, kita dikasih kesempatan.

untuk menjadi bangsa imajinatif. Karena apa? Kita enggak usah repot ngurusin makan. Subur kita ini. Dan kita bayangkan dengan 700 suku lebih kita masih ada banyak imajinasi.

Tapi karena imajinasi kita dalam bentuk dongeng tidak ditopang oleh teknologi orang sedunia, remaja sedunia lebih mengenal dongeng-dongeng hikayat Korea. Apakah orang Australia? Apakah orang India? Apakah orang Eropa kenal hikayat?

ditopang oleh teknologi informasi dikait maling kundang laga ligo, tidak, padahal itu sumber daya manusia ada, sumber daya manusia kita pas-pasan, sumber daya ilmu kita kaya dan satu lagi, sumber daya dongeng kita kaya, itu adalah cara kita membangun persepsi cara kita membangun soft power di luar hard power yang disebut oleh Bung Roky tadi, tadi dia disebut hard power tentang senjata, segala macam, ada soft power, dalam deponasi geopolitik, geostrategi, geoeconomik soft power tidak kalah pentingnya soft power tidak kalah pentingnya bagaimana Hollywood menaklukkan, membentuk persepsi kita tentang komunisme tahun sampai tahun 90an kemudian saya itu bagaimana Hollywood membentuk persepsi kita tentang Islam bagaimana Hollywood membentuk persepsi kita sekarang tentang Cina Itu kan karena sumber daya dongeng Amerika ditopang oleh teknologi. Kita punya kemampuan produktif membangun dongeng sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi karena tidak ditopang oleh teknologi data, kekuatan imajinasi kita melayang-layang jatuhnya pada halusinasi. Sehingga kita pun sering dalam membeli pemimpin kita halusinatif. Imajinatif tapi jangan halusinatif.

Saya kira itu aja. Baik abang, terima kasih. Terima kasih untuk keempat narasumber kita.

Saya sudah dikode, ini teman-teman mahasiswa sudah punya banyak pertanyaan abang. Untuk ketiga-empat narasumber kita. Yang paling pertama, karena tadi sudah pakai, sudah paling dulu. Tungguan angkat tangan silahkan. Sebutkan nama dan jawab pertanyaannya.

Silahkan ajukan pertanyaan. Kepada siapa disampaikan pertanyaannya? Silahkan.

Halo, oke. Pertanyaan. saya kepada semuanya.

Sebelumnya, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Tiara Masrifa Lubis, saya perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka sekaligus anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Begini, membahas mengenai kepemimpinan masa depan, kaitannya dengan masa depan bangsa Indonesia ini sangat rumit dan ruwet. Karena pada saat sekarang ini siapapun pemimpinnya, bahkan siapapun orangnya, pasti sangat tidak memungkinkan untuk melaksanakan kepemimpinannya atau programnya. terlebih-lebih berlandaskan undang-undang dasar negara yang sudah ada sebagai rujukan berbangsa dan bernegara.

Seperti yang kita tahu fakta realitasnya, fakta objektifitasnya yang ada di lapangan dan yang kisah masyarakat. Sama-sama kita lihat saat ini kekuatan penguasa asing dan penguasa domestik itu menjadi faktor utama suksesi kepemimpinan siapapun pemimpinnya. Oleh karena itu bahkan suksesi kepemimpinan ini kita bisa lihat contohnya dalam bentuk undang-undang. Mereka bisa membuat atau membentuk undang-undang dan diciptakan dan juga dikawal.

seperti apa yang mereka inginkan. Kita bisa lihat salah satu contohnya adalah seperti rempang dan juga air bangis saat ini yang kebetulan ada di daerah saya yang dimana dari hal tersebut mereka menguasai kurang lebih atau lebih bahkan 30 ribu hektare dengan alasan atau dalih P proyek strategis nasional. Pemilu kita sudah berkali-kali dan sudah bertahun-tahun gitu. sejak 2019 adalah puncaknya mengenai pemilu bahwasanya pemilu saja pada saat sekarang ini itu sudah diatur pesertanya siapa, pemenangnya pun siapa, baik itu dari presiden dan mungkin pun kemungkinan besarnya adalah anggota DPR.

Baik, baik, baik. Sebentar, sebentar moderator karena kami jarang bertemu dengan bung-bung ini, harapkan juga untuk semuanya disampaikan gitu ya moderator. Banyak yang mau disampaikan ya.

Ya, baik. Mumpung ya mumpung. Mumpung ada gitu ya moderator. Nah untuk hal tersebut itu saat selanjutnya gitu ya bagaimana penguasa-penguasa kita ini adalah dikuasai oleh penguasa kita bisa katakan gitu ya.

Semuanya dikuasai dan ditentukan oleh penguasa asing, oligarki dan juga berkolaborasi dengan kepemimpinan bangsa ini. Ini kalau sudah si... Sebegini sistemnya, sudah begini keadaannya, apa yang diharapkan dari kepemimpinan? Kan kepemimpinan jenis apapun dia tidak akan bisa untuk secara maksimal melaksanakan programnya.

Jadi permasalahan utama disini saat ini, permasalahan utamanya saat ini adalah, terakhir dari saya moderator, terakhir dari saya, bahwasannya, Semua tahu Pak Jokowi itu bukanlah dalang utamanya atau yang paling utama dipermasalahkan apapun permasalahan yang ada di Indonesia ini maksud saya. Terima kasih. Tetapi, tunggu sebentar. bahwa kita tahu ada dalam master mainnya, yang mana master mainnya itu adalah yang mengelola, menguasai pendanaan modal atau misalnya penguasa Cina, pengusaha Cina yang kita bisa bilang sembilan naga.

Mengapa tidak ini yang didebat, tidak ini yang dilakukan debat secara massa, yang dipertontonkan kepada masyarakat Indonesia ini, itu yang kami butuhkan. Kita sudah 1-2 kali terus membahas mengenai permasalahan-permasalahan ini. Tapi tidak ada tindakan lanjutannya.

Terima kasih sudah paham. Terima kasih pertanyaannya. Itu dari saya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih.

Tuh, abang-abang narasumber lihat mahasiswa kita ya, ini tuh penerus abang berempat nih sepertinya tuh. Vokal, vokal mahasiswa-mahasiswa kita yang risau, galau sama situasi bangsa. Silahkan mungkin Bang Roky dulu jawab singkat saja, nanti bergantian dengan yang lain.

Ya saya mendengar suara dan pikiranmu itu. Kamu jurusan apa? Pendidikan Bahasa Inggris Aktivis Bahasa Inggris, aktivis Semester berapa? Rencana DO semester berapa? Abang Rocky mau bilang Fakultas Asasan Inggris gak cocok ya buat dia ya?

Kenapa? Karena anda terlihat sudah menguasai semua isu. Dan anda bisa ucapkan itu dalam debat, bahkan dengan bahasa Inggris, ngapain sekolah lagi?

Anda bisa tantang Anies Prabowo Ganjar untuk debat soal itu Dan mereka akan hargai Anda Jadi yang Anda terangkan tadi memperlihatkan bahwa bangsa ini memang berantakan Segala macam kalau kita Anatomi kita dibuka itu Itu borok disini Virus disini, bakteri disitu Di dalam ilmu biologi Ada prinsip Kalau sel itu sudah rusak Dia diberi kekuasaan Oleh langit langit untuk membunuh diri itu namanya apoptosi selnya bunuh diri supaya dia tidak mengganggu sel yang lain tuh kalau dia gagal bunuh diri dia mengalami penyebaran itu namanya dalam cancer itu metastasi itu jadi kita mau lihat di mana sel itu gagal bunuh diri musik Pak Jokowi bunuh diri hai hai Karena efek dari kerusakan itu kemana-mana sekarang, Anda terangkan tadi itu. Kita mau recovery itu dan berupaya untuk oke tahan sebentar, masih mungkin ada serum kecil yang masih bisa kita harapkan. Supaya enggak terjadi chaos, enggak terjadi people power.

Secara ilmiah kekecauan, tadi kita baca bagaimana seorang ibu itu ditangerang, bayangkan dia mencuri telur hanya untuk makan anaknya. Dan untung polisi tahu bahwa oke, betul-betul dia mencuri karena suaminya sekedar penari ojol itu gagal untuk bawa pulang uang. Di mana-mana, kemarin saya muter-muter di Jawa Barat tuh, bertemu dengan seorang perempuan, anak umur... Mungkin 5-6 tahun itu yang usia sekolah 7. Ngejar saya hanya untuk minta.

Bahkan dia bilang, saya cuma butuh 1000-2000 rupiah pak. Sebagai jajan. Di mana-mana ada krisis sosial. Itu dasarnya tuh. Jadi kita menanti satu isu yang kita tahu ini akan lumpuh sebetulnya.

Tapi bahan-bahan yang kita pakai tadi kita mau ucapkan dengan satu kalimat. Bahwa pemimpin di depan kita yang sekarang sedang kita uji harus paham dua hal. Satu, perintah konstitusi untuk mesejahterakan bangsa. Dan dua, perintah konstitusi untuk ikut dalam perdamaian dunia.

Itu yang saya maksud tadi. Jadi dua hal itu memang dibebankan pada kita. Dan tadi pertanyaan Ibu Moderator, kan dua-duanya aliansinya udah gak sejujur lagi kan. Anis yang tadinya perubahan.

Sekarang bermain dengan kimia keberlanjutan. Kita gak bisa tangkap dari Anies yang mana yang anda anggap sebagai perubahan nanti. Caimin itu bukan faktor perubahan bahkan Caimin bilang dia akan teruskan semua proyek Jokowi. termasuk stunting kalau begitu.

Itu datanya begitu kan. Jadi kita tidak bisa lagi melihat anis di dalam satu cawan kimia yang sama. Anis molekul, caimin molekul.

Molekul caimin masuk ke ruang sebelah kiri anis dan gak bisa balik lagi. Namanya osmosis. Molekul kecil masuk ke semi permeable dinding dan menjadi molekul besar. Anis tergopo-gopo untuk mengucapkan perubahan.

Dan cem ini bilang gak perlu. perlu perubahan. Sebaliknya, di tempat Gerindra, Gerindra terus mengatakan bahwa, oke lanjutkan Pak Jokowi.

Tetapi Gerindra paham bahwa ada hal yang tidak mungkin diucapkan setelah Prabowo jadi presiden. Karena itu dia kasih peluang untuk perubahan. SBI adalah osmosis baru masuk di situ.

Jadi kita lihat bahwa keadaan ini menunjukkan memang ada pengaturan baru dalam koalisi itu. Dan kita yang akan tuntun sebetulnya. Kita yang mesti pastikan, Anda mau berubah dalam soal apa?

IKN mesti dibatalkan menurut saya. Saya akan tanggip. lagi pada Pak Prabowo dengan dengan cara apa melalui SBY karena SBY yang ingin IKN dibatalkan kan jelas dong Apakah SBY berhenti untuk mempersoalkan IKN Apakah SBY berhenti untuk mempersoalkan Omnibus Law kita akan tuntut pada SBY bukan pada Prabowo karena itu adalah program SBY fair kita akan tuntut Bagaimana Prabowo menyelesaikan soal-soal yang melengkap global security tidak pada pada SBY jadi kita tahu kimia itu sedang berubah tetapi nggak boleh berubah kepastian kita kita anak-anak muda generasi baru yang paham bahwa grammar kedepan adalah soal tadi keterkaitan kita dengan anak muda di Eropa keterkaitan kita anak muda di Amerika yang menginginkan dunia diatur ulang dengan kesetaraan dengan solidaritas tuh enggak ada lagi anak muda di Eropa yang masuk luar malu untuk beli branded items itu mereka tukar-menukar baju lewat Instagram dengan anak yang ada di Riau anak yang ada di Amerika Latin itu itu yang terjadi sekarang tuh jadi kita pastikan bahwa GMPK ini mewakili satu ide baru tentang masa depan Indonesia.

Itu yang kita jaminkan melalui seminar hari ini. Baik, karena kita terbatas waktu dan ini masih banyak pertanyaan, saya cukupkan satu narasumber dulu karena teman-teman lain masih mau bertanya dan masih ada narasumber lain. Siapa?

Sebutkan nama yang just alma mater ungu, silahkan. Sebutkan nama pertanyaan singkat saja karena teman-teman lain punya banyak pertanyaan lain. Silahkan.

Bismillah, Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Wr. Wb Sebelumnya perkenalkan nama saya Himami Saya Himami Berasal dari Universitas Galuh Kabupaten Ciamis Dari Ciamis, jauh ya dari Ciamis tadi.

Selamat datang dari Ciamis. Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia terima kasih banyak sudah menyampaikan bagian dari kami, menyampaikan bentuk aspirasi yang memang seharusnya harus disampaikan oleh rekan mahasiswa semuanya. Hal ini kita tentunya meneropong ke pemimpinan masa depan ketika memang semalam saya masih di kereta saya juga melihat daripada acara yang lainnya.

Ini terkait dengan tiga baca pres. Terkait dengan hal itu banyak sekali janji-janji yang diutarakan dan diinginkan mungkin oleh mereka. Karena tapi terkait dengan janji-janji mereka kita tentunya tidak semuanya dapat memahami apa yang menjadi janji mereka. Yakni terkait dengan poin literasi itu sendiri. Melihat dari poin literasi ini sering sekali Bung Kroki itu menyambungkan.

menyampaikan tentang save akal sehat dan juga kedunguan gitu. Melihat dari hal tersebut menjadi salah satu pemikiran-pemikiran yang harus kita perhatikan terkait dengan hal itu. Rekan-rekan mahasiswa disini tidak hanya memberikan aksi, tapi memberikan solusi. Sudah seharusnya kita membuat tim seperti itu. Nah melihat daripada hal ini, langsung kepada pertanyaan, meneropong kemimpinan masa depan, tidak adanya bentuk yang diangkat terkait dengan poin literasi ini.

Sedangkan dalam data komen kopemk.go.id, disitu sudah disampaikan bahwasannya kita berada di... berada di 62 dari 70 negara. Bagaimana menurut Bu dan juga kandang-kandang sekalian terkait hal itu boleh untuk disampaikan karena kita perlu untuk memiliki kepemimpinan dan pemimpin yang memang benar-benar memperhatikan rakyatnya terkait dengan poin literasi dan juga pemikirannya. Baik terima kasih saya Himami.

Wassalamu'alaikum. Terima kasih. Saya tanya dulu berhubung kita terbatas waktu Narasumber juga sudah harus kembang pulang.

Kamu tunjuk ingin mendapatkan penjelasan dari Narasumber paling ingin dapat dari siapa? Poin-poin aja silahkan Iya Iya Bang Budiman Dan juga kalau bisa ditambahkan sama Bung Roki Silahkan Terima kasih Literasi Literasi Saya kalau bicara soal literasi, saya ini bisa selamat karena literasi. Karena begini, saya bukan orang yang politisi atau bukan orang yang suka punya dan punya ketampilan ngumpulin duit, saya enggak punya.

Saya enggak punya. Tapi saya selama ini bisa survive begitu ya dengan pakaiannya agak rapih seperti ini. Karena saya percaya bahwa ini karena literasi. Saya survive karena literasi. Saya pernah ditangkap 6 kali.

Selalu di ujung interogasi, saya selalu berhasil meyakinkan interogator saya untuk mendukung perjuangan saya. Karena soal literasi. Karena bagi saya, pada akhirnya apa yang membedakan seorang pemimpin dengan orang yang akan dipimpin adalah Kesadaran dan kepekaan, bagi saya literasi itu bukan cuma sekedar tahu dan mengerti.

Enggak. Anda taruh seorang calon pemimpin, seorang presiden berdebat. Anda drill itu seminggu, mungkin dia bisa ngomong.

Tapi itu tidak akan pernah masuk internalisasi dirinya. Karena dia sebenarnya masih illiterate. Dia tidak punya literasi.

Dia hanya membaca, tapi tidak melihat itu sebagai sebuah kebutuhan. Nah, terus terang saja. Saya gak mengatakan bahwa Pak Ganjar atau Pak Anies tidak punya pemahaman tentang isu geopolitik.

Saya pikir seminggu mereka belajar mereka bisa. Cukup cerdas untuk itu. Mereka adalah orang yang dokter. Cerdas untuk membaca tentang masalah-masalah geopolitik.

Dibaca literaturnya. Tapi soal literasi, kundan visi itu dibutuhkan keberpihakan dan kepekaan. Satu itu. Itu dari elit. Itu dari elit.

Kedua. Zaman saya masih muda, persoalan kita adalah kekurangan informasi. Zaman kalian, itu adalah kebanyakan informasi. Jadi literasi juga tidak sekedar soal banyak-banyak informasi, itu sudah enggak jadi masalah.

Tapi mengolah cara berpikir dan mengolah informasi itu. Kenapa saya katakan begini teman-teman? Ini yang mungkin banyak disalah artikan bahwa seolah revolusi industri itu adalah soal menghasilkan orang-orang alih komputer, alih AI, alih bioteknologi. Enggak. Kita butuh orang-orang yang mau berpikir filosofi.

pola pikir Apa artinya ekstensi kita di tengah mesin Apa artinya ketika seluruh pekerjaan fisik kita pekerjaan rutin kita pekerja berbahaya kita dan mesin dan hari ini dengan ada GPT bahkan Kerja-kerja intelektual kita diambil alih oleh mesin. Bikin makalah, Anda senangkan saja CGPT. Karena itu, literasi bagi saya salah satunya, kemampuan melakukan refleksi perjalanan hidup.

Itu literasi. Bukan sederhananya banyak-banyak yang baca. Youtube sudah banyak, Google sudah banyak. Tapi kemampuan melakukan refleksi perjalanan hidup.

Karena pada akhirnya, di era generatif AI, ketika AI sudah mengambil alih kerja-kerja intelektual kita, Satu-satunya jenis buku dan satu-satunya jenis tulisan yang bisa dibuat oleh manusia adalah memoir hidupnya. Kalau Anda mau bikin makalah tentang ekonomi, bikin makalah tentang politik, bikin tulisan tentang agama, bicara tentang software engineering, serah kepada JGPT, EA generatif, mereka bisa melakukannya. Tapi hanya manusia yang pernah patah hati, manusia yang pernah gagal, manusia yang pernah cemburu, sedih dan bahagia. Itulah yang bisa membuat tulisan lahir diri pengalamannya sebagai Homo Sapiens.

Itulah literasi. Karena kerja intelektual sudah diselakal AI. Jadilah manusia yang reflektif pun kita uji di 2024, bisakah kita memilih pemimpin sebagai manusia yang reflektif dan kontemplatif. Terima kasih. Baik.

Terima kasih Bang Budiman. Silahkan di LED kita, kita mau pamer nih. Jadi seminar kita hari ini trending topic Twitter loh. Oh. Trending topik nomor 1, rame.

Satu aja sudah rame, ini 4 orang ya, jadi bayangin betapa rame-nya ya. Jadi, teman-teman mau, silahkan. Tuh, trending topik 1, trending topik 2. Dua-duanya student voice GMPK. Salam kebangsaan!

Oke, Bang Roki silahkan pernyataan singkat aja menjawab pertanyaan Himami tadi. Oke, kita mempertanyakan sesuatu yang sebetulnya kita miliki dari awal. Negeri ini dimerdekakan dengan energi literasi. Percakapan politik diantara elite awal kita membuat kita percaya bahwa argumentasi adalah DNA dari kemerdekaan. Dan itu yang kemudian dinubuatkan sebagai karya terbaik dari para pendiri bangsa, itu konstitusi.

Konstitusi isinya cuma dua, perintah pada presiden. Satu, cerdaskan kehidupan bangsa. Dua, pelihara fakir miskin.

Literasi ini mustinya dipahami oleh Pak Jokowi. Cerdaskan kehidupan bangsa, IQ nasional kita tinggal 78. Sedikit diatas simpansen. Iya, kita mau kritik soal itu.

Pelihara fakir miskin, stunting kita itu 24 persen, 25 persen prevalensinya. Artinya, satu dari empat anak yang lahir kekurangan gisi. Bagaimana dia mau berliterasi dengan kondisi kekurangan gisi? Dia akan jadi bonus demografi, bagaimana kita mimpi bonus demografi kalau otaknya menyusut 20% karena kekurangan gisi. Itu dasarnya.

Jadi literasi adalah imperatif untuk menghasilkan kemerdekaan di dalam konsep kita bernegara. Tapi gagal dipastikan oleh pemimpin kita. Pemimpin kita memperpanjang jalan tol, memperpendek jalan pikiran artinya iliteral.

Buta huruf terhadap pikiran itu. Kita ingin itu dipulihkan. Karena itu kita ingin pemimpin yang berpikir. Itu dasarnya itu.

Kita tahu siapa yang akan kita pilih. Tapi kita pastikan buat dia mengerti. Buat jalan pikiran dia itu. Diasuh oleh konstitusi. Bukan diasuh oleh investasi.

Poin kita ada di situ. Saya ingin lihat sebetulnya lebih jauh lagi bahwa kita manusia didesain untuk mengucapkan literasi. Kita adalah disebut language using animal. Makhluk yang memakai bahasa sebagai tempat untuk mengucapkan protes, tempat untuk mengucapkan puisi, tempat untuk berbohong, tempat untuk jujur.

Itu semuanya yang kita punya hari ini. Tetapi sekarang kita dikejar oleh kemampuan literasi dari teknologi. Itu bahayanya yang membuat kita ragu itu. Dan kelihatannya evolusi manusia akan terkejar oleh evolusi teknologi.

Evolusi biologi kita berlangsung 4 juta tahun. Evolusi teknologi baru dalam 70 tahun ini kita sudah terkejar Teknologi berubah setiap 8 jam Jadi poin-poin ini mesti kita pastikan Pemimpin mesti paham bahwa ada evolusi biologi sebagai makhluk yang berbahasa Tapi ada evolusi teknologi yang akan mengintervensi kemampuan kita berbahasa Melalui algoritma, melalui chat GPT segala macam Jadi kita mau supaya kemanusiaan kita mendahului potensi-potensi kita untuk dikendalikan secara robotik. Itu naluri kita untuk bertahan sebagai makhluk yang berpikir, makhluk yang mengucapkan literasi. Ini harus juga...

dibatinkan oleh mereka yang akan memimpin. Jangan sampai seluruh ekonomi kita diasur secara literal oleh kemampuan material, oleh dalil material. Sekarang memang kita terima, oke. Ada yang disebut market society. Ada yang disebut, apa namanya itu?

Market economy. Boleh market economy itu beroperasi sebagai metode untuk menseleksi dan mengefisiensikan transaksi. Tapi enggak boleh market economy berubah menjadi market society.

Kita sekarang ada dalam keadaan itu. Semua kita dianggap sebagai konsumen. Tidak lagi dianggap sebagai manusia yang berpikir. Manusia literer.

Jadi bagaimana mengucapkan kembali manusia literer? Kembalikan kemampuan berdiskusi itu. Yang kita sebut deliberatif demokrasi.

Itu dasarnya tuh. Dan itu hanya mungkin terjadi kalau ekonomi sekedar dibatasi di dalam operasi pasar. Jangan ekonomi di expose ke dalam masyarakat sebagai kultur berpolitik. Jadi saya setuju market ekonomi.

Tapi jangan market. ekonomi itu diubah menjadi market society market society akan membatalkan literasi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh waktu sudah makin habis untuk teman-teman mahasiswa yang lain sepertinya saya harus minta maaf sudah tidak ada kesempatan lagi Oh iya sudah mau selesai kita Kita closing statement, kita closing statement. Waktu sudah terbatas.

Silakan closing statement dari Bang Fahri dulu. Silakan Bang Fahri. Baik, pertama saya terima kasih kita jadi trending topic hari ini.

Mudah-mudahan ini karena kegandrungan mendiskusikan siapa calon pemimpin kita memang sedang betul-betul on di tengah masyarakat kita dan khususnya mahasiswa kita. Yang kedua, daripada kita mengikuti pertengkaran-pertengkaran yang dangkal. Menurut saya mungkin teman-teman mahasiswa dan kita semua agak sering diajak berefleksi tentang sebenarnya pemimpin seperti apa yang kita akan dukung ke depan karena alternatif bisa jadi justru ada dalam debat capres pada pemilu ini gitu. Tapi karena kita gagal melakukan judicial review, maka Budiman, Roky, Bang Zulfan, dan saya itu tidak nyapres.

Terus terang kami ini berempat sebenarnya tadinya mau nyapres teman-teman sekalian itu. Harus diakui itu gitu. Tapi oke lah calonnya enggak akan banyak, dan kayaknya juga akan ada yang enggak bisa dapat tiket juga sampai terakhir begitu ya.

Atau... misalnya pengen gabung begitu ya udah kita ambil aja yang ada dan tadi saya sudah katakan bahwa kita sekarang sedang membutuhkan model kepemimpinan wibawa kepemimpinan dan pengalaman kepemimpinan yang itu semuanya menumpuk pada orang seperti Pak Prabowo mudah-mudahan itu bisa lancar ke depan itu saja pikiran saya terima kasih Bang Fahri Bang Zulfan Linden silahkan closing statement Anda yang paling pamung Saya kira secara imiginatif bisa dipahami ya. Memeras batu, keluar darah telapak tangan.

Artinya kalau kita memang ingin kerja serius, memang banyak yang kita korbankan. Nah pemimpin itu salah satu syaratnya dia korbankan segalanya untuk kepentingan rakyat. Pengorbanan itu baru lahir kalau dia cinta kepada rakyat, bukan sambilan, bukan sekedarnya. Kecintaan kepada rakyat tidak bisa diukur hanya sering datang kepada tengah-tengah rakyat yang menderita, bukan itu.

Kecintaan yang sesungguhnya kepada rakyat adalah memperbaiki nasib rakyat itu tadi penghasilannya 5 ribu menjadi 5 ribu. Rp50.000 supaya mereka tenang sekolah, tenang kesehatan, tenang pendidikan, pangan, dan lain-lain. Bukan sering datang dan berkunjung.

Apalagi untuk sekedar masuk TikTok misalnya. Nah jadi itu yang harus dipahami. Kita membutuhkan pemimpin yang seperti itu. Selain dia menguasai persoalan-persoalan strategi global, geopolitik, dan macam-macam, kebutuhan dasar rakyat itu dia harus tahu. Bagaimana dia merubah tanah kering menjadi tanah yang produk.

produktif saya ini baru pulang dari Irak dan terus saya ke Iran misalnya 10 tahun yang lalu setelah suri jalan tol dari Teheran ke Isfahan itu kiri-kanan tanah kering karena tanah itu mengandung garam tetapi ketika saya kesana kemarin tiba-tiba tanah itu berubah menjadi hutan gandum hai hai Mengapa? Karena mereka 45 tahun dikena sanksi Amerika kesulitan pangan, ternak, makan, dan macam-macam. Tapi sekarang mereka survive.

Mereka ekspor ke Lebanon, ke Syria, ke mana-mana negara. Dari hasil pertanian mereka. Ini karena keseriusan. Lihat kekurangan rakyat itu apa. Jangan di kota, coba masuk ke desa-desa.

Coba datang. Masih banyak orang-orang yang tidak makan, yang tidak punya baju, sembarangan. Itu harus, itu pertama pemimpin itu harus seperti itu. Jadi di samping mengosai bermacam-macam ideologi, pemahaman dan persoalan-persoalan negara, dia harus menyelesaikan itu.

Itulah kemuliaannya sebenarnya. Kemuliaan seorang pemimpin bukan banyak pidato, banyak bikin buku, atau banyak berkunjung, tetapi memperbaiki nasib rakyat. Kita ingat ya, mengroki pasti sebagai filosof. Dulu Prodon itu mengeritik Max, kemiskinan, filsafat kemiskinan.

Terus kata Max, kemiskinan filsafat. Jadi filsafat perlu, tapi jangan hanya bermain di filsafat, tapi tidak menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat. Kita mengharapkan pemimpin yang ke depan bukan pemimpin yang agitator, bukan hanya sekedar pemimpin yang bicara, bukan pemimpin yang berkunjung, tapi pemimpin yang bisa memperbaiki nasib rakyat.

Terima kasih Bang Zulfan. Bang Rocky silahkan. Oke ketika trending topic hari ini saya dapat WA dari seseorang. Dia bilang begini, Erok lu ternyata adalah tim sukses Prabowo.

Karena duduk sama Budiman, Zulfan dan Fakri. Saya mau terangkan pada dia melalui forum ini, saya bukan tim sukses Prabowo, tetapi saya ingin tim ini sukses. Saya dengar keterangan dari Sulvan, dia membaca Leon Agusta, Leon agak teman saya, senior angkat 66. Saya ingat buku salah satu puisnya di Lukla, judulnya kira-kira di perbatasan. Puisi yang ditulis oleh Leon Agusta Saya kutipkan dari memori saya Bunyinya kira-kira begini Mereka telah meninggalkan hutan yang terbakar Mereka telah menyeberangi sungai yang deras Kini mereka tertidur di tepian bukit Dan tak tahu kemana arah Saya ingin Pak Prabowo membangunkan mereka Terima kasih Terima kasih Bang Roky.

Terakhir, Bang Budiman Sujatmiko silahkan closing statement Anda. Mulai tahun 2024 sampai 2045 Indonesia butuh serial suksesi kepemimpinan strategis. Ada dua sumber lahirnya pemimpin strategis sampai 2045. Yang berlatar belakang intelijen strategis atau berlatar belakang aktivis.

Rusia terpuruk di bawah Yeltsin, seorang intelijen yang membawanya bangkit. Brazil terpuruk di bawah presiden-presiden sebelumnya, seorang aktivis buruh yang membuatnya bangkit, yaitu Lula. Selalu sebuah bangsa yang sedang mengalami krisis.

eksistensi di tengah gejolak, dia butuh kepemimpinan pasokan pemimpin dari kalangan gerakan atau gerakan intelijen. Karena dua jenis manusia ini biasa berpikir konseptual strategis sekaligus survive di lapangan. Karena pertarungan intelijen maupun aktivis sama-sama hidup atau mati.

Mereka berbiasa berpikir global sekaligus menerjemahkannya di level lapangan. Sampai 2045 kita butuh kepemilikan strategik yang seperti itu. Pilihlah pemimpinan strategik karena gak ada aktivis yang ada, yang ada adalah pasukan elit.

Yang tentunya salah satu adalah Sandi Yuda, intelijen. Ya itu yang tersedia. Karena orang-orang intelijen atau pasionalit atau aktivis lah yang memahami konsep global sampai lapangan.

Lakukan itu di tahun 2024. Sebab jika tidak saya ingin mengutip penyair juga. Kalini Mark Twain dari Inggris. Dia bilang gini, 20 tahun dari sekarang kita akan lebih menyesal atas apa yang tidak kita lakukan daripada yang kita lakukan.

Jika di 2024 kita... kita tidak memiliki strategis 20 tahun lagi kita akan menyesal padahal Anda bisa melakukannya ya Terima kasih Bang Briman sejati kau ya Terima kasih pikiran gagasan dan penyampaian yang disampaikan oleh keempat narasumber kita sungguh betul-betul memberikan pencerahan dan semakin membuat teman-teman mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih luas sebelum kita tutup dan kembalikan ke MC saya ingin dari keempat narasumber ini menyampaikan hanya satu kata karena kita akan menuju 2024 hanya satu kata kira-kira dari Bang Fahri Bang Zulfan Bang Roky dan Bang Budiman satu kata untuk Indonesia 2024 itu apa silahkan Bang Fahri dulu satu kata Bang Bersatu Bersatu Silahkan Bang Zulfan Fokus dan serius Dua kata ya fokus dan serius Oke sama boleh dilegalkan dua Terima kasih Bang Zulfan Bang Roky Jangan sampai satu kata ini nanti dilaporin loh Bang, coba Bang Rocky. Jangan sampai ada yang laporin lagi loh, nanti dipidana lagi. Berpikir.

Saya pikir tadi Bang Rocky mau bilang lawan gitu ya, bukan ya. Oke, silahkan. Bang Budiman Sujatmiko. Akselerasi. Akselerasi.

Baik, terima kasih untuk keempat narasumber kami sudah hadir dalam seminar nasional meneropong kepimpinan masa depan gerakan mahasiswa pelajar kebangsaan.