Catatan Kuliah: Metodologi Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan Bahasa Arab
Pendahuluan
- Fokus pada metodologi pembelajaran mendengarkan untuk pelajar bahasa Arab di Indonesia.
- Menggali karakteristik pembelajar bahasa Arab di Indonesia.
Istilah-Istilah Kunci dalam Mendengarkan
- Al-Istimak: Proses memahami ujaran (baik lisan maupun tulisan).
- Sumber: Kamus Longman.
- Evolusi makna dari "memahami ujaran" menjadi lebih luas.
- Asamu: Sinonim untuk mendengarkan (sama dengan udun).
- As-Simak: Proses mendengarkan tanpa niat.
- Al-Istima: Mendengarkan dengan niat atau tujuan.
- Al-Insat: Mendengarkan dengan fokus dari seluruh anggota tubuh.
Tingkatan Pembelajaran Mendengarkan
Ada empat tingkatan pembelajaran mendengarkan dalam konteks pelajar Indonesia:
- Marhalat al-Ta'aruf: Tingkat pengenalan suara dan huruf.
- Siswa diperkenalkan dengan suara huruf dan vokal.
- Metode: Pengulangan suara oleh guru.
- Marhalat al-Mubtadik (Pemula): Memahami perintah secara fisik dan sederhana.
- Contoh: Melakukan perintah fisik berdasarkan instruksi guru.
- Marhalat al-Mutawassid (Menengah): Pertanyaan lisan atau tulisan.
- Media: Lagu, percakapan, film pendek.
- Tujuan: Siswa bisa menggambarkan dalam pikiran dan menjawab pertanyaan.
- Marhalat al-Mutakaddim (Lanjutan): Siswa harus aktif dan kritis.
- Media: Berita, pidato, dan sambutan.
- Siswa dituntut untuk mengkritisi informasi yang didengar.
Metode yang Cocok untuk Setiap Tingkatan
- Marhalat al-Ta'aruf: Metode suara (phonetic method).
- Marhalat al-Mubtadik: Metode langsung (direct method).
- Marhalat al-Mutawassid: Metode evaluasi beragam, termasuk media.
- Marhalat al-Mutakaddim: Kritisi dan analisis teks yang didengar.
Kesimpulan
- Terdapat perbedaan dalam pembelajaran mendengarkan bagi pelajar bahasa Arab di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
- Penting untuk memilih metode pengajaran yang sesuai dengan tiap tingkatan pembelajar.
Penutup
- Salam penutup dari pengajar.